Bosley sontak memukul belakang kepala anaknya itu.“Kenapa?!” Eugene tidak terima dengan perlakuan ayahnya.“Kau pikir ini main-main?!” tanya Bosley. Nada bicaranya sama seperti anaknya.“Paman,” panggil Nyridia. Ia ingin mengganti topik karena tidak suka dengan keributan antara ayah dan anak. “Apa Paman bisa membebaskan Klaus?”“Sampai ia memberikan alasannya, aku takkan membebaskannya,” jawab Bosley.“Aku yang menyuruhnya,” ucap Seth.Semuanya menatap Seth. Tentu mereka tidak paham dengan maksud pria itu. Ia bahkan tidak pernah membicarakan soal ini sebelumnya.“Aku sudah pernah bilang kalau banyak yang harus aku sembunyikan. Aku bahkan tidak melaporkan tentang Amy Wing kepada Tuan Herreros. Aku memberi tahu ini ke Paman untuk meminta bantuan,” jelas Seth. “Sebenarnya, aku yang menyuruh Klaus ke sana untuk mencari jurnal mengenai Amy Wing. Seperti yang sudah kita ketahui, Tuan Ritchie sudah menyelidiki Blade sejak dulu.”Bosley menganggukkan kepalanya berkali-kali. “Jadi, itu alasan
Klaus keluar dari Soleclar hanya dalam beberapa hari. Perasaannya lega. Tetapi, dia juga merasa tidak nyaman. Ia merasa tidak adil jika hanya dirinya yang dibebaskan. Padahal, Tyra yang juga tidak bersalah itu masih ditahan.Tepat saat Klaus keluar dari ruang ganti, ia berpapasan dengan Seth yang baru saja keluar dari ruang interogasi. Kedua mata mereka yang saling bertemu itu terangkat di waktu yang bersamaan. Tidak ada yang tahu bahwa bisa ada kebetulan seperti ini.“Kau … sudah bebas, kan?” tanya Seth yang berjalan mendekati Klaus. Ia bertanya dengan hati-hati karena ia tidak tahu Jenderal Bosley sudah memberi keputusan atau belum.Klaus mengangguk.“Mau ikut?” tanya Seth tiba-tiba.“Ke?”“Tempat yang panas.”Klaus sontak mengerutkan dahi. Matanya yang tajam itu menatap tepat di pupil Seth.“Hei, jangan lihat aku seperti itu. Kau tahu soal ledakan kemarin dan ledakan waktu dua tahun lalu?” Seth menunjuk pedang yang ia simpan di pinggangnya—menjelaskan apa yang akan dilakukan. “Kita
“Apa kau sudah tahu tentang penjaga yang sempat menyerang Tyra?” tanya Seth.Klaus mengangguk. “Tyra sudah pernah menunjukkan orangnya padaku saat aku ditahan.”“Namanya Edberg. Dia tidak dikeluarkan, tapi dipindahkan ke sel pria. Tim Elite sudah memberi tahu Jenderal Bosley,” jelas Seth.Alis Klaus sedikit terangkat. “Semudah itu?”“Mengeluarkanmu dari penjara aja mudah, apalagi mengurus Edberg?”“Ah, benar juga,” jawab Klaus. “Apa yang kamu jelaskan ke Jenderal Bosley?”Seth menceritakan apa yang terjadi sebelumnya kepada Klaus. Ia menjelaskan bahwa ia mengaitkan masalah Amy dengan jurnal yang dimiliki Ritchie.“Tuan Ritchie memang memiliki jurnal mengenai perjalanan hidupnya. Sejujurnya, tidak ada yang tahu kebenaran tentang jurnal itu. Ada yang bilang bahwa sebenarnya itu bukan jurnal, tetapi sebuah buku sihir yang membuat dirinya menjadi sangat kuat. Katanya, hanya keturunannya yang bisa mengaktifkannya. Lalu, ada lagi yang bilang bahwa jurnal itu berisi tentang catatannya selama
Setelah sempat mampir di markas Tim Elite, Seth mendatangi kantor pusat untuk melaporkan kematian Amy Wing. Ia menceritakan kejadian lengkapnya kepada sang pemimpin. Ia juga menyebut Klaus yang berkontribusi pada pembunuhan itu.“Apa sudah dibuktikan bahwa Amy Wing adalah pelakunya?” tanya Herreros.Seth mengangguk. “Tyra sudah menjelaskan semuanya. Pelaku sebenarnya adalah Amy. Ada bukti yang kuat mengenai itu.”“Akhirnya Tyra membuka mulutnya, ya ….” Herreros menganggukkan kepalanya berkali-kali. “Lalu, mana buktinya?”Seth merogoh saku mantelnya. Kemudian, ia mengeluarkan sebuah kristal kecil dan menaruhnya di atas meja Herreros. Ia menggenggam kristal itu dan menyalurkan energi miliknya. Beberapa saat kemudian, muncul gambar yang bergerak di dalam kristal itu. Dari kelihatannya, ini merupakan putaran memori milik Tyra.Pada kristal itu memperlihatkan kejadian saat Amy melemparkan bola api dari atas langit. Sayapnya sesekali dikepakkan. Tyra yang menyaksikan itu pun berlari mendeka
“Itu ada Nyridia Lafelt di bawah.” Pilav menunjuk nama yang tertera di atas kertas.“Oh, iya. Kok aku bisa sampai terlewat, ya?”Percakapan antara dua perempuan itu diterima dengan jelas oleh telinga Arias. Suara khas mereka yang tidak pernah berubah itu membuat Arias tersenyum simpul. Ia mempercepat langkahnya supaya bisa bertemu dengan kedua sohibnya.“Kalian sedang apa?” tanya Arias ketika jaraknya sudah dekat dengan dua orang itu.“Oh, Arias!” seru Nyridia lalu memperlihatkan selembar kertas kepada Arias. “Kami baru saja mendapat jadwal pembagian untuk mengawas kantor pusat.”“Arias, apa kau ke sini untuk menerima misi?” tanya Pilav yang berada di sebelah Nyridia.“Iya,” jawab Arias. “Kabar Tim Elite bagaimana?”“Seperti biasa, sih. Tapi, kelihatannya Seth sangat sibuk akhir-akhir ini. Kau tahu dia kenapa?” Nyridia menatap Pilav.Pilav menggeleng. “Terakhir kali aku menemuinya, dia sedang sibuk menulis sesuatu di kertas. Kita juga sedang sibuk dengan misi individu dan jarang berte
Sesuai arahan dari Klaus, Tim Eria menghampiri sudut yang dimaksud sebelumnya. Setelah melewati beberapa pohon dan semak, terlihat seorang pemuda yang berlutut di depan seorang anak kecil yang menangis. Pemuda itu memiliki rambut coklat tua dan kulitnya sedikit gelap dibandingkan orang asli Escalera. Pakaiannya agak longgar dan terlihat dapat memberi keleluasaan dalam bergerak. Dari sepatu yang dikenakan dan pedang yang ada di punggungnya, dapat menunjukkan bahwa dirinya merupakan petarung.Semakin Tim Eria berjalan, perbincangan dua orang asing itu semakin terdengar.“Tidak boleh .…” Anak kecil itu menjawabnya sambil menangis.“Kalau begitu, sini barangnya, Nora.” Pemuda itu menjulurkan tangannya. Sesuai perintahnya, anak kecil yang bernama Nora itu menyerahkan sebuah kantong kain kepadanya.“Apa yang kau lakukan pada anak kecil itu?” tanya Feather yang sudah maju lebih dulu. “Kau mengambil barang miliknya dan membuatnya menangis?”Pemuda itu langsung berdiri dan menoleh ke arah si
Ravi mengantar Tim Eria menuju sebuah tempat. Jalur yang mereka injak itu sudah pernah mereka lalui sebelumnya. Rasanya seperti kembali ke titik awal. Kali ini, Ravi tidak menggunakan kekuatan anginnya. Ia berjalan biasa seperti manusia normal lainnya. Tidak seperti rekan-rekannya, Arias terlihat gelisah. Kepalanya terus digerakkan ke semua arah—seperti mencari sesuatu. Klaus yang berjalan di paling belakang pun menyadari hal itu. Ia mempercepat langkahnya hingga bisa menyusul Arias. “Ada apa?” tanya Klaus. Arias terkejut dengan kehadiran Klaus. Kemudian, ia menjelaskan, “Aku merasa ada energi yang tidak asing di sini. Awalnya, aku kira itu karena energi Ravi. Namun, di tempat ini rasanya semakin kuat.” “Apa itu membuatmu tidak nyaman?” tanya Klaus. Arias menggeleng dengan cepat. “Justru kebalikannya. Energi itu membuatku sangat nyaman.” “Kalau begitu, tidak apa-apa. Aku kira kau merasa kesakitan atau semacamnya,” jawab Klaus. “Tenang aja.” Arias tersenyum. “Kamu masih curiga pa
“Kita mulai dari pemilik tempat makan ini aja gimana?” tanya Feather.Arias menyetujui ide Feather. “Memang harus dimulai dari yang paling dekat.”“Baiklah. Aku beraksi, ya,” ucap Feather lalu diberi semangat oleh rekan-rekannya dalam diam.Feather bangun dari kursinya lalu menghampiri ibu pemilik restoran di dekat pintu masuk.“Halo, siang, Bu. Ini untuk meja yang di sana.” Feather memberikan beberapa lembar uang kepada ibu tersebut dan menunjuk meja tempat dirinya dan rekan-rekannya makan.“Baik, terima kasih.”Selagi pemilik restoran itu menghitung uang, Feather pun mulai memancingnya. “Akhir-akhir ini situasinya seram ya, Bu? Saya dengar banyak warga yang barangnya dicuri.” “Iya, saya juga dengar itu. Kita memang harus waspada,” jawab ibu itu.“Apa barang ibu ada yang hilang juga? Tempat seperti restoran sepertinya rawan maling,” ucap Feather.“Belum ada, sih. Jangan sampai ada juga,” jawabnya lalu memberikan selembar uang kepada Feather. “Ini kembaliannya. Datang lagi, ya.”Sete
Pilav berlari menghampiri tubuh Arias yang masih membeku. Eugene pun segera melelehkan esnya.“Pilav, jangan mendekat! Arias sudah terkena racun milik Trish,” ucap Seth. Meski sudah mendengar peringatan itu, Pilav tidak peduli. Ia memeluk tubuh Arias yang sudah kaku. Sesekali, ia menyisir rambut Arias. Ia tahu bahwa semuanya sudah tidak bisa dikembalikan seperti semula. Namun, kenaifannya tetap memenuhi dirinya.Beberapa saat kemudian, mata Arias terbuka. Namun, mata ini bukanlah mata yang dikenal Pilav. Melihatnya yang sudah mulai berubah, Pilav tidak bisa menahan air matanya.Semua yang diucapkan Trish itu benar. Jarumnya beracun. Jarumnya lebih beracun daripada milik Tyra yang hanya bisa melumpuhkan. Jarumnya benar-benar bisa mengubah seseorang menjadi boneka. Perubahan diri Arias yang menjadi boneka itu membuat pergerakan Trish melambat. Berkat itu, Nyridia berhasil melakukan serangan penutup. Trish perlu menyalurkan energinya untuk boneka miliknya. Sayangnya, bahkan ketika Tris
Pilav menebas satu per satu boneka yang ada di dekatnya. Terlihat Lalia’s Pendant miliknya yang menyala—tanda bahwa liontin itu sedang aktif. Ia menggunakan kesempatan ini untuk menggunakan jurus rahasia milik Kerajaan Alba.Sambil menekan liontin putih yang sedang menyala, Pilav memejamkan matanya. Muncul cahaya besar berwarna putih di hadapannya. Kemudian, cahaya itu terpecah belah dan berterbangan ke arah tujuh rekannya. Tidak butuh waktu lama hingga cahaya putih dari Lalia’s Pendant berubah menjadi sebuah tembok transparan yang mengelilingi satu per satu dari mereka.Jumlah boneka yang dimiliki Trish sudah menipis. Karena boneka yang digerakkan oleh Trish semakin sedikit, pergerakannya menjadi lebih cepat dari sebelumnya. Benang-benang yang ia gunakan pun bertransformasi lagi. Gerakan benang milik Trish menjadi seratus kali lebih cepat dari sebelumnya. Bahkan berhasil menciptakan arus angin yang tidak kalah kencang dari Pilav. Semua yang berada di medan perang memutuskan untuk me
“Apa kau merasa puas, Tuan Putri? Kau memanfaatkan orang-orang mati ini sebagai senjatamu juga,” ucap Trish.“Mereka semua adalah rakyatku. Mereka semua adalah orangku!” teriak Pilav kemudian mulai mendorong Trish dengan angin miliknya.Trish yang sempat lengah itu berusaha memberikan serangan balasan. Muncul jarum di bagian ujung beberapa benang yang ada di tangannya itu Pilav tertawa melihat perubahan itu. “Apakah kau sedang membuka kelas menjahit?” Tentu kalimat yang dilontarkannya itu berhasil mengubah ekspresi Trish.“Kau lihat jarum ini? Ini bukan jarum seperti milik Tyra. Jarum ini sungguh beracun dan bisa mengubahmu menjadi boneka dalam sekejap,” ucap Trish.“Sampai sekarang pun, kamu masih menyebut nama Tyra. Untuk apa? Karena kau merasa tersaingi olehnya?” balas Pilav.“Karena hari ini … kamu dan Tyra akan mati,” ucap Trish.Pilav menggeleng. “Kalau dua nama itu yang kamu sebut, tentu saja ucapanmu salah. Kamu yang mati.”Setelah mengatakan kalimat itu dengan tegas, muncul
Suara kaki kuda yang berpacu mengisi keheningan. Jarak yang mereka tempuh sudah cukup jauh. Kabar baiknya adalah mereka berhasil menemukan jejak kaki kuda lainnya. Kemungkinan besar, jejak itu adalah milik kuda Pilav. Seth sebagai pemimpin pasukan kavaleri kecil ini memutuskan untuk mengikuti jejak itu.Dilihat dari suasana sekitar, mereka sudah keluar dari Escalera. Untuk di mana lokasi tepatnya mereka berada sekarang, tidak ada yang tahu.Ketika langit sudah mulai gelap, mereka sampai di sebuah lahan kosong. Seth menghentikan kudanya di tempat itu dan orang-orang yang ada di belakangnya mengikutinya. “Kita istirahat dulu untuk malam ini,” ucap Seth lalu turun dari kuda.“Tidak apa-apa kita istirahat? Sepertinya Pilav sudah sampai lebih dulu,” ucap Nyridia.“Dia juga pasti istirahat,” jawab Seth dengan tenang. “Kalau dia tidak istirahat—paling tidak, kudanya yang butuh istirahat.”“Masuk akal,” jawab Nyridia.Tim Elite mulai memasang tenda; Tim Eria menyiapkan makan malam. Mereka be
Tujuh ekor kuda sudah siap di pintu masuk Escalera. Selagi yang lain mempersiapkan diri untuk perang, Seth melaporkan semuanya kepada Herreros. Dia juga meminta izin untuk memimpin pertarungan antara Escalera dengan Blade.Perang ini terjadi di negeri lain. Dengan apa yang pernah terjadi di Rivera, tentu Herreros sedikit waswas. Namun, sekarang situasinya berbeda. Tidak akan ada yang protes mengenai pertarungan di Alba. Tidak akan ada seorang pemimpin yang menghampiri Escalera nanya untuk mempermasalahkan hal ini.Pada dasarnya, Alba memang sudah tidak ada. Pemimpin Alba pun merupakan boneka. Blade memang berani melakukan apa pun untuk memanipulasi dunia. Memalsukan sebuah kerajaan merupakan sebuah kejahatan yang tidak bisa dimaafkan.Herreros awalnya ingin mengirim pasukan kesatria lain untuk membantu perang mereka nantinya. Tetapi, Seth menolak keras. Seth menekankan kepada Herreros bahwa perang ini bukanlah tanggung jawab Escalera. Penyebabnya adalah masalah pribadi. Seth dan lainn
Tim Elite terlihat gelisah. Di atas meja yang ada di tengah mereka sudah ada tiga cangkir teh. Tetapi, tidak ada yang menyentuhnya. Keadaan mereka seperti ini karena mereka berhasil mendapatkan sebuah fakta mengejutkan.Pilav Yoedger menghilang.Hari ini seharusnya Tim Elite berkumpul untuk diskusi. Tetapi, sampai di waktu yang dijanjikan, Pilav belum juga datang. Sebelumnya, Pilav tidak pernah terlambat di setiap janji. Sekitar lima menit setelah waktu yang ditentukan itu tiba, Seth mengirim ceodrin kepada Pilav. Tetapi, tidak ada jawaban yang mereka dapatkan lagi setelah empat jam. Kini, anggota Tim Elite yang tersisa hanya bisa duduk sambil berharap mendapat kabar tentang Pilav.Tim Elite juga sudah menghampiri rumah Pilav. Dengan bantuan Lou, pintu rumahnya yang terkunci itu berhasil dibuka. Lou memang memiliki kunci cadangan untuk semua rumah para kesatria karena rumah tersebut berasal dari dana pusat. Tetapi, si pemilik rumah tidak ada di sana. Barang-barangnya juga masih lengk
Dengan kakinya yang jenjang, Pilav berjalan menuju Soleclar.“Saya Pilav Yoedger dari Tim Elite. Saya ingin menemui Tuan Edberg,” ucap Pilav pada penjaga yang bertugas menerima tamu. Padahal, penjaga itu belum mengucapkan sepatah kata pun.Penjaga itu terlihat kebingungan. Dari lagaknya, sepertinya penjaga itu merupakan kesatria yang baru saja bekerja di Soleclar.Mendengar permintaan Pilav, salah satu penjaga yang tidak jauh dari sana mendekatinya. “Ikut saya.”Pilav mengikuti langkah penjaga itu hingga mereka berdua sampai di depan ruangan Edberg.“Terima kasih,” ucap Pilav kemudian membuka pintu itu.Suasana ruangan itu terlihat sangat berbeda. Interiornya tidak ada yang berubah. Tetapi, karena pemiliknya sudah diganti, rasanya tempat itu sangat asing.Edberg duduk di sofanya dengan penuh angkuh. Saat melihat ada tamu yang datang, ia memberi sinyal kepada Pilav untuk duduk di hadapannya. Sejak kedatangannya hingga berada di hadapannya, Pilav terus ditatap sinis oleh Edberg.“Ada ap
“Hei! Hei! Aku ada berita yang sangat mengejutkan!”Tiga rekan satu timnya menatapnya penasaran.“Putri Kerajaan Alba ingin menikahi Seth!” seru Eugene. “Woah, Seth Adler! Kau akan menjadi anggota kerajaan!” Nyridia menutup mulutnya. “Serius?! Astaga … di mana pun Seth berada, ia selalu dilamar oleh perempuan.”“Salahkan wajahnya yang tampan,” jawab Eugene. “Ah, andai aku memiliki wajah seperti Seth ….”“Kawanku ….” Nyridia merangkul Eugene. “Itu tidak mungkin bisa.”“Kenapa aku tidak mendengar apa-apa?” tanya Seth. “Eugene, kenapa kau selalu yang pertama tahu tentang ini?”Eugene membentuk angka tujuh dengan jarinya lalu menaruhnya di bawah dagu. “Aku Eugene Moon yang tahu segalanya.”“Kamu denger dari mana?” tanya Nyridia.Eugene tidak menjawab. Ia langsung menyerahkan surat dengan amplop putih yang disegel dengan lilin berwarna emas kepada Seth. Ada lambang matahari berwarna putih yang merupakan cap khas Alba. “Pagi ini, aku tiba-tiba didatangi oleh seorang kesatria. Dia memberik
Seluruh badan Tyra membeku, sedangkan Grada tertawa dengan puas.“Kenapa diam, Tyra? Kamu bukanlah orang yang hanya diam ketika mendengar ucapanku. Mulutmu biasanya selalu berisik dan mengeluarkan kata-kata yang tidak penting,” pancing Grada.“Apa maksudmu dengan memakannya?” tanya Tyra yang mulai ketakutan.“Memang, kamu ini sangat naif. Di balik kalimatmu yang rumit, aku berhasil menemukan celah, Tyra. Kemarin, kamu hanya menyebut nama Rudolph dan Herleva. Tetapi, kamu tidak menyebut nama Ritchie yang merupakan musuhku juga,” kata Grada. “Ternyata memang benar—kamu tidak tahu soal kematiannya.”“Jawab aku. Apa maksudmu?” ulang Tyra.“Bukankah jawaban harus dibayar dengan jawaban juga? Beri tahu aku siapa cicit dari Rudolph dan pewaris Lalia’s Pendant,” balas Grada.Tyra menggigit bibir bagian dalamnya. Jika bisa jujur, dirinya sangat gugup. Selama ini, Tyra tidak tahu kabar mengenai Ritchie. Terakhir kali ia melihat keberadaan partner-nya itu adalah ketika Pilav masuk ke akademi. T