Home / Fantasi / Betelgeuse / 31. Perubahan Iklim

Share

31. Perubahan Iklim

Author: Daes Eag
last update Last Updated: 2021-12-28 15:40:20

Isla menggenggam kuat tangan milik Rhys yang membekap mulutnya. Langkah kaki itu perlahan mendekat bersamaan dengan hujan yang turun. 

"Kita kehilangan jejak mereka, kemungkinan mereka belum terlalu jauh dari sini." Herc berujar seraya menatap sekelilingnya. Hujan yang turun membuat bau Rhys terhalangi dan menyulitkan pencariannya dan juga Hugo. 

"Ayo pergi ke tempat lain, Hugo!" 

Detak jantung milik Isla berdegup lebih kencang dari biasanya, bahkan hingga membuat dadanya terasa sesak. 

Setelah memastikan kalau Herc dan juga Hugo telah pergi dan semuanya sudah aman, Rhys segera melepaskan tangannya. "Kau baik-baik saja? Apa masih sanggup berjalan?" tanyanya seraya membantu Isla berdiri.

"I-iya, aku masih bisa— argh!" Tubuh Isla langsung ambruk di saat ia berusaha berjalan. Untungnya Rhys dengan cepat segera menahan tubuhnya yang hampir limbung.

"Kita harus segera menemukan tempat aman setidaknya untuk malam ini. Huj

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Betelgeuse   32. Perubahan Iklim (2)

    Kedua mata Isla perlahan terbuka dan ia masih mendapati dirinya di gua tempat semalam ia dan Rhys tempati."Kau sudah sadar?" Rhys menatap Isla yang baru saja terbangun."Kau ... tidak tidur?" ujar Isla yang mendapati Rhys masih terjaga."Aku tidak boleh tidur untuk memastikan kalau semuanya aman dan tidak ada serangan. Kita tidak tahu pergerakan Kai dan juga yang lainnya. Selain itu, ini adalah hutan dan kita tak tahu apa saja yang ada di sini," jelas Rhys.Rhys terjaga semalaman demi keselamatan mereka dan itu membuat Isla merasa kalau dirinya hanyalah sebuah hambatan di sana. Ia merasa kalau keberadaannya di sana hanyalah akan menjadi sebuah beban."Aku tidak menganggapmu sebagai beban sama sekali, jadi tolong berhentilah berpikiran seperti itu."Deg!Kedua mata Isla membulat saat mendengar ucapan Rhys barusan. "Kau bisa membaca pikiranku?"Rhys menghela napasnya pelan, "Maaf karena tidak memberitahumu," uj

    Last Updated : 2021-12-28
  • Betelgeuse   33. Pencarian Rhys & Isla

    Dengan sekuat tenaga Isla melangkahkan kakinya melewati salju yang semakin tebal. Dengan laju yang semakin pelan, ia berhenti di belakang sebuah pohon besar dan menatap ke belakangnya.Jika memang ada yang mengikutinya, hal itu akan sangat mudah karena Isla meninggalkan jejak kaki di sepanjang hutan."Apa Rhys benar-benar bisa datang menyusulku?" gumam Isla. Gadis itu menggigit bibir bawahnya dan kembali melangkahkan kakinya. Entah pergi ke mana dia, untuk saat ini dia harus bisa bertahan sendirian dan menghindari Kai dan juga yang lainnya.Angin yang berembus semakin kencang dan suhu di sekitar semakin turun."Jika terus seperti ini, tubuhku akan mengalami hipotermia. Aku tak bisa mati begitu saja di sini tanpa melakukan apa-apa. Bagaimana pun, aku harus bertahan. Rhys memerlukan bantuanku dan aku tak bisa meninggalkannya sendirian setelah yang ia lewati semua ini." Bersamaan dengan itu tubuh Isla terjatuh.Samar-sama

    Last Updated : 2021-12-28
  • Betelgeuse   34. Pertolongan Tao

    Isla membuka kedua matanya dan ia mendapati dirinya di sebuah ruangan. Gadis itu menatap ke sekitarnya dan mencoba bangkit dari posisinya namun seluruh tubuhnya terasa sakit, entah kenapa. Ia menatap beberapa luka yang terlihat sudah mengering di kedua tangan dan juga kakinya."Kau sudah sadar?" ujar seseorang.Isla mencari sumber suara itu dan ia terdiam selama beberapa saat ketika menyadari kalau Tao-lah yang barusan berbicara."Kau ... yang membawaku ke sini?" tanya Isla."Kau tidak sadarkan diri setelah diserang oleh badai salju milik Aric," jawab Tao. Ia masih berdiri membelakangi Isla. Pria itu menatap lurus ke depan, tepat ke sebuah ladang rumput di luar sana."Lalu Rhys? Di mana Rhys?" Isla mengedarkan pandangannya dan mencari keberadaan pria itu di sana namun ia tak menemukannya."Aku tidak bertemu dengannya," ujar Tao."Lalu kenapa kau membawaku ke sini dan tidak membunuhku saja tadi? Teman-temanmu yang lain beru

    Last Updated : 2021-12-28
  • Betelgeuse   35. Keluarga

    Kedua mata Isla hampir saja menutup sebelum ia benar-benar jatuh ke permukaan tanah namun yang terjadi adalah ia merasa kalau seseorang berhasil menahan tubuhnya yang limbung.Isla kemudian menolehkan kepalanya dan menatap Tao yang entah kapan bergerak menyusulnya."Kenapa kau mengikutiku?" ujar Isla seraya melepaskan tangan milik Tao yang masih berada di pinggangnya.Tak ada satu pun kalimat yang merupakan jawaban dari Tao. Pria itu hanya terdiam menatap Isla yang juga menatapnya, sebelum akhirnya gadis itu memilih memutuskan kontak mata mereka berdua."Jika kau memang tak ada niat untuk menghabisiku seperti semua teman-temannmu, maka tinggalkan aku di sini dan berpura-puralah kalau kau tak bertemu denganku sebelum teman-temanmu yang lain melihatnya dan mereka salah paham. Kau akan mendapatkan masalah. Pergilah," titah Isla. Gadis itu lalu kembali melangkahkan kedua kakinya pergi dari sana, meninggalkan Tao yang tak kunjung juga mengeluarkan

    Last Updated : 2021-12-28
  • Betelgeuse   36. Ke Mana Isla?

    Bel pintu dibunyikan selama beberapa kali, berharap si pemilik rumah akan merespon dan keluar. Namun hingga beberapa menit setelahnya, pintu itu tak menunjukkan adanya pergerakan sama sekali dan dari dalam tak terdengar suara langkah kaki mendekat menuju pintu.Teresa membuang napasnya pelan lalu menatap Alex yang berada di sebelahnya, "Kurasa tak ada orang di sini," ujarnya."Apa mungkin Isla dan ibunya mendadak ada keperluan? Tapi Isla bisa saja menghubungimu, kan. Ini semakin aneh," ujar Alex."Isla selalu menghubungiku jika ada sesuatu dan dia tak pernah seperti ini sebelumnya. Jadi aku merasa kalau ada yang tidak beres di sini." Teresa menatap pintu di depannya. Kemudian gadis itu tak sengaja melihat sebuah retakan di permukaan tanah yang terletak tidak jauh dari posisinya dan Alex."Ada apa?" Alex segera berjalan mengikuti langkah Teresa saat gadis itu berjalan ke suatu tempat."Lihatlah, tanah ini terbelah seperti sehabis dilanda

    Last Updated : 2021-12-28
  • Betelgeuse   37. Kegelisahan Teresa

    "Aku sudah tidak kuat lagi." Isla menjatuhkan kedua lututnya di atas permukaan salju. Bibirnya sudah terlihat semakin pucat seiring dengan semakin turun suhu tubuhnya.Angin yang bertiup cukup kencang dan seolah mengiris setiap permukaan kulitnya.Kedua tangan Isla mengepal kuat salju-salju di sekitarnya. Ia tak berhasil menemukan Rhys dan pria itu pun tak berhasil menyusulnya, entah apa yang telah terjadi.Namun di tengah perasaan putus asanya, Isla melihat sesuatu yang berada di kejauhan. Kedua matanya lalu menyipit, mencoba mengenali objek itu sebelum akhirnya ia bangkit dan dengan sekuat tenaga gadis itu bangkit dari posisinya dan berlari ke sana."RHYS!" Isla langsung mengangkat tubuh Rhys yang sudah dingin. Gadis itu menjatuhkan air matanya saat pria yang ada di pangkuannya itu benar-benar tak meresponnya sama sekali. Ia menyentuh salah satu pergelangan tangan daj juga leher milik Rhys, memeriksa apakah masih terdapat denyutan nadi

    Last Updated : 2021-12-28
  • Betelgeuse   38. Blue Eyes

    Isla perlahan berjalan keluar dari kamarnya dan ia berjalan mendekati sebuah pintu yang lain yang terletak tidak jauh dari posisi kamarnya. Gadis itu terdiam selama beberapa saat di depan ruangan itu sebelum akhirnya ia mengetuk pelan permukaan pintu itu setelahnya, namun tak terdengar adanya respon sedikit pun."Apa dia belum sadar?" Isla membatin. Ia lalu perlahan memegang handle pintu dan menggerakkannya ke bawah, membuat pintu itu perlahan terbuka hingga gadis itu bisa melihat keadaan di dalam sana secara langsung."Rhys?" panggilnya pelan. Ia melihat Rhys yang masih terbaring di atas tempat tidur dengan luka-luka yang membalut tubuhnya."Lukanya parah sekali," batin Isla. Gadis itu menelan ludahnya sebelum akhirnya ia duduk di pinggiran tempat tidur milik Rhys agar bisa melihat keadaan pria itu secara lebih dekat.Dengan jarak yang dekat, ia bisa melihat wajah Rhys yang begitu terlihat lelah."Maaf karena tak bisa membantumu,

    Last Updated : 2021-12-28
  • Betelgeuse   39. Pelindung

    Isla menghidupkan ponselnya dan gadis itu mendapat banyak sekali notifikasi yang masuk, terutama dari Teresa. Persis seperti dugaannya sebelumnya, Teresa berusaha meneleponnya selama berkali-kali dan gadis itu juga mengiriminya banyak pesan.Karena tak tega membiarkan sahabatnya diselimuti rasa cemas yang cukup besar terhadapnya, akhirnya Isla pun memutuskan untuk membalas pesan yang dikirimkan oleh Teresa. Hingga kurang dari lima menit, ponsel milik Isla berbunyi pertanda adanya sebuah panggilan yang masuk ke ponselnya. Gadis itu lalu mengeceknya dan ternyata benar, kalau itu adalah telepon masuk dari Teresa."Halo?" Isla menempelkan ponselnya di sebelah telinga."Isla? Apa ini benar-benar kau, Isla?" tanya Teresa yang berada di seberang sana, berusaha meyakinkan karena Isla yang pergi menghilang entah ke mana selama beberapa hari dan secara mengejutkan gadis itu membalas pesan yang pernah dikirimkannya beberapa hari lalu.Isla terkikih pelan

    Last Updated : 2021-12-28

Latest chapter

  • Betelgeuse   73. Pertemuan Kembali

    Dengan tangan yang bergetar, Isla kemudian meraih tangan yang terulur padanya itu dan entah mendapat kekuatan dari mana, ia langsung bangkit lalu berhambur memeluk sosok di depannya dengan erat.Mungkin jika ia tak berhasil menahan tubuh Isla yang tiba-tiba menyerangnya, mereka berdua pasti akan langsung jatuh ke atas permukaan rumput."Dasar bodoh," ujar Isla pelan. Pada akhirnya gadis itu tak bisa lagi menahan segala isakan yang sedari tadi ia tahan dengan sekuat tenaga. "Aku merindukanmu ... Rhys," lirihnya.Rhys terdiam selama beberapa saat usai ia mendengar ucapan Isla barusan. Kemudian pria itu tersenyum tipis dan tangannya beralih mengusap punggung Isla. "Maafkan aku, ya."Dengan perlahan kemudian Rhys melepas pelukan Isla dan ia mengalungkan kembali kamera milik gadis itu di lehernya."Setidaknya perhatikan langkahmu saat berlari, dasar ceroboh." Rhys berujar seraya mengusap kedua pipi Isla yang basah.Buk!

  • Betelgeuse   72. Hari Pertama

    Mobil milik Maria sudah melaju dan membelah jalanan di kota Goteborg dan sekarang ini ia dan juga putrinya tengah menuju ke Angelholm untuk urusan pekerjaannya, dan memungkinkannya menginap selama beberapa hari di rumah adiknya yang berada di sana juga bersama dengan putri semata wayangnya.Isla yang kemarin sempat protes karena rencana awal liburannya ditunda itu pun kini tak mengoceh atau sekadar melayangkan sebuah komplain pada sang ibu."Apa kau membawa kameramu?" tanya Maria.Isla kemudian menganggukkan kepalanya pelan. "Hm. Sudah aku letakkan di dalam koper."Perlahan, kedua sudut bibir Maria pun naik dan membentuk seulas senyuman tipis tanpa diketahui oleh sang putri. Setidaknya Isla tak akan mati kebosanan selama berada di Angelholm, jadi Maria pun bisa bekerja dengan lebih tenang selama berada di sana. Ia tahu betul kalau putri semata wayangnya itu gampang sekali merasa bosan namun jika Isla sudah membawa kamera kesayangannya ke

  • Betelgeuse   71. Rencana Awal Liburan

    "Barusan itu ... murid laki-laki yang kemarin, kan?" Isla berkedip dua kali."Kupikir aku barusan salah lihat, Isla. Tapi ternyata kau juga melihat hal yang sama denganku," ujar Teresa."Tapi kurasa ada yang aneh, ya. Kenapa laki-laki itu ... malah bersikap biasa saja? Maksudku, barusan dia bersikap seperti orang yang benar-benar berbeda dari yang kemarin memberikan cokelat dan juga croissant ini." Isla kemudian menatap cokelat yang tengah berada di salah satu tangannya."Apa mungkin kalau yang barusan itu bukan dia? Apa dia orang yang berbeda dari yang sebelumnya?" Teresa berkedip. Gadis itu langsung menghabiskan cokelat yang ada di tangannya itu."Tunggu, maksudmu kalau dia itu ... memiliki seorang kembaran di sini?" Isla kemudian menatap Teresa yang ada di sebelahnya. Sahabatnya itu juga tampak masih terkejut dan gais itu terlihat masih berusaha mencerna situasi yang baru saja ia alami."Atau mungkin kemarin kepalanya itu habis terbentur s

  • Betelgeuse   70. Stalker

    "Isla? Siapa itu Isla? Dan, apakah aku dan kau berada di sekolah yang sama?""Cokelat, katamu? Cokelat apa, ya? Aku benar-benar tidak paham dengan apa yang kau katakan.""Tunggu, tunggu. Kau dari tadi mengatakan tentang seseorang yang bernama Isla. Tapi aku benar-benar tak kenal dia, asal kau tahu saja. Mungkin kau ini salah orang, lain kali lebih teliti lah lagi. Kalau begitu aku permisi dulu."Alex seketika tak bisa diam di tempat tidurnya. Ia masih saja teringat dengan pria yang ditemuinya beberapa jam yang lalu itu.Bisa-bisanya dia lupa dengan kejadian pagi tadi. Padahal dia sendiri yang memulai semuanya. Dari menyimpan cokelat di dalam loker milik Isla secara diam-diam, hingga memberikan gadis itu sebuah croissant secara tiba-tiba saat sedang jam istirahat."Ini sangat aneh. Apa mungkin ya, dia memang memiliki seorang kembaran di sekolah? Dan yang tadi bicara denganku apakah mungkin kalau itu ternyata kembarannya yang lain,

  • Betelgeuse   69. Kiriman Cokelat (2)

    Isla menatap sebungkus croissant yang diletakkan oleh seseorang di hadapannya dan kemudian gadis itu mendongakkan kepala untuk menatap siapa orang yang meletakkannya.Gadis itu kemudian terdiam selama beberapa saat, mencoba mengenali sosok yang kini berdiri di sebelah mejanya itu. Ia bahkan sama sekali tak mengenali orang itu.Sementara Teresa dan Alex juga terlihat menatap satu sama lain, namun tak ada satu pun dari mereka yang mengenali orang itu. Mereka berdua lalu menatap kembali orang itu dan berusaha mengenali orang yamg baru saja memberikan sebungkus croissant kepada Isla."Untukku?" tanya Isla.Laki-laki yang berdiri di sebelah itu kemudian menganggukkan kepala."Ma-maaf, tapi ... kau siapa, ya? Aku sama sekali tak mengenalimu," ujar Isla."Aku dari kelas lain," ujar laki-laki itu."Tunggu, apa kau ... orang yang tadi menaruh cokelat di dalam loker milik Isla?" Kini giliran Teresa yang kemud

  • Betelgeuse   68. Kiriman Cokelat

    Dua minggu kemudian ...Isla keluar dari salah satu ruangan dengan begitu lesu dan juga tak bersemangat. Dua orang yang menunggunya di depan pintu ruangan itu pun segera menyemangatinya agar Isla tak terlihat mengerikan dengan ekspresi yang ada di wajahnya itu."Astaga, ada apa dengan raut wajahmu yang menyedihkan ini? Hei, kau kenapa? Apa soalnya sangat sulit?" tanya Teresa begitu Isla keluar dari ruangan itu.Isla membuang napasnya pelan lalu gadis itu menggelengkan kepalanya."Lalu apa mau kau bisa mengerjakan semuanya?" Kini giliran Alex yang bertanya.Kali ini, Isla menganggukkan kepala. Teresa dan Alex pun saling mengerutkan dahi dan mereka menatap satu sama lain."Lalu? Apa masalahmu, Isla?" tanya Teresa dengan kening mengerut.Isla kemudian mendudukkan tubuhnya di sebuah bangku yang ada di sana dan gadis itu mendengkus pelan. "Rasanya aku benar-benar hampir gila karena mengerjakan semua soal itu!" ujarnya."

  • Betelgeuse   67. Kenangan (2)

    Isla dan Teresa saat ini tengah memakan beberapa potong buah yang sudah disiapkan leh Maria beberapa waktu yang lalu seraya sesekali mengobrol tentang berbagai hal hingga mereka berdua pun tertawa satu sama lain."Emmm, ngomong-ngomong, Teresa, apakah saat ini kondisi bagian sekolah yang rusak sudah selesai diperbaiki?" tanya Isla sebelum gadis itu menggigit sepotong apel yang ia ambil dari piring yang ada di hadapannya. Saat ini ia dan juga Teresa tengah duduk bersila di atas tempat tidur dengan sepiring buah-buahan yang ada di depan mereka."Ah, soal itu. Kurasa sedikit lagi. Sebelumnya mereka memperbaiki pintu atap terlebih dahulu karena pintu itu benar-benar terlihat mengenaskan karena terbagi menjadi ukuran-ukuran yang lebih kecil dengan jumlah banyak," ujar Teresa. Gadis itu awalnya hendak menggigit potongan pir yang ia ambil dengan garpu namun ia mengurungkan niatnya itu dan kembali menatap Isla yang duduk di depannya."Isla, jika aku boleh tahu, se

  • Betelgeuse   66. Kenangan

    Maria membka kedua matanya dan ia melihat Isla yang tertidur dengan ponsel yang berada di genggaman tangannya. Wanita itu kemudian berjalan mendekati tempat tidur putrinya untuk membenarkan letak posisi selimut Isla yang sedikit tersingkap seraya mengambil ponsel milik gadis itu secara perlahan agar ia tak membuat tidur putri semata wayangnya itu terganggu.Saat hendak menyimpan ponsel itu di atas meja, sebuah notifikasi masuk ke ponsel milik putrinya hingga layar benda pipih itu pun kembali menyala. Karena ponsel milik Isla memang sering tidak memakai password, Maria pun bisa dengan mudah mengecek ponselnya dan kali ini wanita itu melihat dari siapakah pesan itu berasal dan ternyata itu dari teresa namun Maria tak membalasnya, ia membiarkan isla saja yang akan mebmalas pesan itu nanti ketika gadis itu sudah bangun.Kemudian tanpa sengaja Maria melihat sebuah foto yang menampakkan dua orang yang ada di dalam foto itu."I-ini ... " Maria mengeru

  • Betelgeuse   65. Samoyed Bermata Merah

    "Hujannya deras sekali. Untung saja Ibu kembali tepat waktu." Maria meletakkan tasnya di atas meja.Isla yang berbaring di atas tempat tidur itu hanya diam saja seraya memandangi hujan di luar sana.Bersamaan dengan itu, Maria menemukan sebuket bunga yang berada di atas meja. Kedua alisnya saling bertaut menatap benda itu."Tunggu dulu,ini bunga dari siapa?" tanya Maria.Isla menatap buket yang tengah Maria pegang, kemudian gadis itu menjawab, "tadi pagi Alex datang ke sini sebelum dia berangkat ke sekolah," ujarnya."Benarkah?" Maria berkedip dua kali dan wanita itu kemudian menatap buket di tangannya, hingga akhirnya ia tersenyum setelahnya. "Dia memang anak yang baik," ujar Maria dan wanita itu terkikih setelahnya."Berarti sore ini Alex dan juga Teresa tak akan datang ke sini?" tanya Maria kembali."Hm. Aku sudah menghubungi Teresa agar dia dan juga Alex tak perlu datang ke sini karena hujan deras yang tak

DMCA.com Protection Status