Nada mengusap air matanya tatkala matanya fokus memperhatikan sang kakak yang sedang menjalani prosesi siraman di rumah orangtuanya. Juna yang melihat sang istri sedang menangis sambil terisak, hanya merangkul Nada mengunakan tangan kirinya.
"Sudah, nggak usah nangis. Nanti make up kamu rusak."
Nada memilih tidak menanggapi ocehan sang suami dan ia tetap terisak.
"Aku nggak nyangka, Jun. Kalo melepas Adam buat nikah akan sepedih ini. Padahal kita jarang akur seumur hidup."
"Sssttt... Nggak boleh begitu. Bukannya kamu yang mau Mas Adam buruan nikah dan kasih kita ponakan?"
Nada hanya menganggukkan kepalanya dan ia fokus ke prosesi siraman yang di lakukan Adam di depannya.
Kini saat acara siraman sudah selesai, Adam berjalan berjalan bersama kedua orangtuanya menuju ke kamar untuk berganti pakaian.
Sambil menunggu Adam yang berganti pakaian, para tamu yang hadir di acara ini dipersilahkan untuk menikmat
Tok....Tok.....Tok.....Suara ketukan di pintu kamarnya membuat Adam menoleh ke arah pintu."Come in," Kata Adam dan tidak lama setelahnya pintu itu terbuka.Ceklek....Kini di depan pintu tampak kedua orangtuanya yang sedang berdiri di sana. Mama dan Papanya malam ini sudah menggunakan piyama tidur berwarna biru dongker masuk ke dalam kamarnya. Setelah berada di dalam, sang Papa menutup pintu itu.Adam masih menatap kedua orangtuanya dalam diam hingga orangtuanya berhenti berjalan di depannya dan kini duduk di ranjang kamarnya yang berukuran King ini."Mama sama Papa ada perlu apa malam-malam begini ke sini?" Tanya Adam karena tidak biasanya orangtuanya akan masuk ke kamarnya malam hari seperti ini.Gendhis Adiratna dan Suryawan Raharja saling berpandangan dan anggukan kepala dari Suryawan Raharja membuat Gendhis tersenyum lalu Gendhis memfokuskan kembali pandangannya kepad
Wisnuaji dan Samira saling berpandangan ketika memperhatikan menantunya sibuk di dapur mereka malam ini untuk membuat bumbu gudangan yang menurut Nada adalah bentuk tasyakuran karena kakaknya akan menikah."Mas, coba kamu tanya sama Nada kenapa harus malam-malam gini buatnya?""Kamu aja deh, Sam. Nanti kalo aku ke sana, yang ada aku disuruh bantuin."Mendengar jawaban dari sang suami Samira hanya menatap suaminya dengan tatapan malas. Ia segera bangkit berdiri dari sofa yang ia duduki di ruang tengah dan ia angkat Kaiman yang sedang tidur di pahanya lalu ia berikan kepada sang suami."Nih, penguasa sungai punyamu, Mas."Wisnuaji hanya tersenyum dan menerima salah satu reptil kesayangannya itu. Kini ia hanya memperhatikan istrinya yang mendekati sang menantu."Nad, kenapa nggak besok aja buatnya? Ini udah malam.""Aduh, Ma. Besok pagi ini mau buat sarapan. Lagipula mau buat tumpengan."Samira menghela napasnya. Ia tidak bisa mem
Dengan mata yang masih ingin terpejam, namun tidak mungkin untuk dilakukan karena pagi ini Shara harus bersiap-siap untuk acara lamarannya. Dengan menggunakan kebaya berwarna hijau, Shara sudah tampil cantik pagi ini. Setelah acara ini, maka besok pagi ia akan melangsungkan ijab qabulnya bersama Adam. Benar-benar melelahkan, ia tak pernah menyangka jika rangkaian pernikahan tradisional begitu menguras tenaganya. Benar kata Angi dulu kepadanya jika setelah acara pernikahannya, ia justru masuk angin dan harus membuat tato menggunakan koin uang receh.Sambil menunggu kedatangan keluarga Adam, Shara memilih memejamkan matanya. Hari ini mendekati hari H pernikahannya, dirinya justru kedatangan tamu bulanan yang secara otomatis malam pertama pun tidak bisa dirinya dan Adam lakukan. Jika kebanyakan wanita akan selesai datang bulan dalam 4 sampai 7 hari namun tidak dengan dirinya yang bisa menghabiskan aku sepuluh hari. Bahkan andai Shara bisa jujur kepada apa yang terjadi pada tubuh
Shara menatap pantulan wajahnya di cermin yang ada di hadapannya. Kini ia sudah selesai dirias dengan riasan khas pengantin Jawa. Sebentar lagi ia akan turun ke Ballroom hotel untuk melangsungkan acara ijab qobulnya bersama Adam. Perasaannya pagi ini sungguh tak menentu dan ini adalah salah satu saat-saat paling menegangkan di hidupnya selama hampir 34 tahun."Ayo, Mbak Shara kita turun ke bawah." Perias pengantin itu mengajak Shara turun ke bawah.Shara hanya tersenyum dan kini ia segera mengikuti perias itu. Saat ia berhenti di depan lift, Shara bertemu Risa dan Aini di depan lift. Shara sengaja mengangkat pandangannya, pantang baginya terlihat takut atau panik di depan wanita berbisa seperti Risa. Shara menyadari Risa menatapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki dan ia berusaha keras untuk tidak membuka mulutnya. Ia tidak mau merusak suasana hatinya hanya karena perempuan sakit jiwa yang tidak bisa menerima kenyataan bahwa Adam memang tidak memil
Jantung Shara seakan sedang melakukan drumband ketika ia dan Adam akhirnya berada di dalam sebuah suite room hotel. Gila, tak pernah ia sangka jika setelah kata sah terucap, dirinya justru memiliki rasa sedikit malu kepada sahabatnya yang kini telah naik kasta menjadi suaminya ini."Bi, kamu mau makan apa?""Terserah kamu aja, Nyet. Aku mau mandi dulu.""Ikut ya, Bi?"Satu detik....Dua detik...Tiga detik....Shara hanya bisa diam dan berhenti berjalan, kini saat ia membalikkan tubuhnya, ia bisa melihat Adam yang sepertinya serius dengan ucapannya tadi."Nggak. Jangan sekarang."Adam mengernyitkan keningnya dan kini ia berjalan mendekati Shara. Saat ia sudah ada di dekat Shara, Adam memegang kedua lengan Shara."Bi, kita udah halal."Shara hanya tersenyum lalu ia menghela napasnya sebelum dirinya akan membuat Adam kecewa di hari pertama mereka menjadi suami istr
Setelah semalam dirinya dan Adam mengikuti acara after party dengan teman-teman moge Adam yang lebih mirip seperti acara reuni para muda mudi angkatan 70-80 an, siang ini Shara harus duduk kembali di depan meja rias untuk acara resepsinya nanti malam. Jika kemarin acara yang diusung memang menggunakan aneka jajanan yang bertebaran di mall, berbeda dengan kali ini yang mengusung konsep Jawa tradisionalnya dan beberapa menu yang sudah sulit ditemui di luaran. "Kok kayanya masih ngantuk banget Mbak Shara. Semalam berapa ronde?" Tanya make up artist yang sedang memasangkan hiasan di kepala Shara. "Kira-kira berapa Tante?" "Ya lima atau enam mungkin masih sanggup." Kini Shara tertawa cekikikan ketika mendapati komentar dari make up artist tersebut. Kejadian semalam benar-benar membuatnya malu sendiri. Semalam saat dirinya dan Adam kembali ke kamar mereka yang ada di hotel ini, ternyata tetap saja dirinya tidak san
Shara dan Adam turun ke halaman hotel setelah mereka siap dengan dandanan untuk acara resepsi nanti malam. Dikarenakan hari masih sore dan cukup cerah, mereka akan melakukan konvoi terlebih dahulu menggunakan motor Vespa Adam untuk mengelilingi jalan-jalan di dekat hotel tempat mereka akan melakukan resepsi.Dalam hati Shara ia benar-benar ingin mementung kepala Adam karena memiliki ide gila seperti ini. Bagaimana ia tidak geram, Adam memboncengnya dengan diiringi teman-teman club' moge-nya. Andai saja mereka menggunakan motor Harley Davidson milik Adam mungkin pemandangan ini sangat biasa dan tidak kontras, namun Vespa tua berjejer dengan motor Harley Davidson tentunya sangat-sangat jomplang. Motor Vespa tua berwarna biru itu pun dicanteli kaleng-kaleng di belakangnya yang membuatnya sangat berisik sekali ketika motor itu melaju di jalanan. Belum lagi tulisan plat nomer itu yang diganti dengan plat palsu sementara khusus untuk acara touring sejauh 1 kilometer ini. A
"Sumpah, gue malu banget pakai kostum beginian," keluh Nada sambil menatap dirinya di depan cermin.Deva yang duduk sambil memainkan handphonenya hanya bisa menghela napas panjang."Apalagi gue, mana ada anak SMA perutnya mulai drumband begini?"Salma memutar kedua bola matanya ketika mendengar ocehan Deva yang duduk di sebelahnya."Itu mah Lo sama Fabian aja yang nggak pakai KB. Baru juga Lo lahiran si Enzo sama Enzy 6 bulan, udah dapat aja garis 2.""Gue maunya nunda dulu tapi si Fabian mah maunya kejar target. Dia Inget umur gue udah 32 an, makin lama punya anak, makin tinggi resikonya nantinya.""Kalo Lo gitu, gimana Mbak Shara yang udah 34 tahun baru nikah? kalo cepet punya anak paling umur 35 baru lahiran anak pertama." Oceh Nada sambil membetulkan make-up tipis yang malam ini menghiasi wajahnya."Doain aja biar cepat kasih ponakan buat kita. Lagian ada si Robert yang bisa bantu lahiran nantinya," kata Juna yan