Beranda / Urban / Best Friend With Benefits / Best Friend With Benefits Part 34

Share

Best Friend With Benefits Part 34

Penulis: Kristiana0909
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-05 17:10:10

Adam menatap pintu rumah orangtuanya dengan pandangan seakan berfikir apakah ia akan memasuki rumah itu atau tidak. Bisa saja ia menemani Shara menginap di rumahnya yang berada di daerah Kalasan, namun ia tau jika setan begitu kuat mempengaruhi dirinya saat hanya berdua saja dengan Shara. Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, Adam memilih pulang ke rumah orangtuanya.

Tok....

Tok....

Tok....

"Assalamualaikum," sapa Adam sambil mengetuk pintu rumah.

Beberapa saat ia menunggu akhirnya pintu itu dibuka oleh Suryawan Raharja.

Ceklek....

Adam menatap sang Papa dengan heran karena tidak biasanya sang Papa akan siap sedia menjadi penjaga pintu rumah. Tentunya pasti ada udang di balik bakwan.

"Waalaikum salam. Kenapa kamu pulang?"

Mata Adam membelalak ketika mendengar bisik-bisik dari sang Papa itu. Kini Adam membalas pertanyaan sang Papa dengan tidak kalah berbisiknya.

"Taku

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 35

    Pagi ini Shara menatap semua barang-barang miliknya yang sudah iapackingdi dalam tas ransel deuter berwarna kuning cerah ini. Setelah yakin tidak ada yang tertinggal, Shara segera menggendongnya keluar dari kamar. Sambil menunggu Adam menjemputnya, Shara pergi ke dapur dan mencari camilan di sana. Sejak kejadian Adam menciumnya lagi, Shara tidak mau ambil pusing, ia memilih mencoba menjalani semua ini, tanpa banyak berpikir apalagi berharap. Cukup sudah kegagalan hubungannya dengan Dion menjadiwarningbahwa ia tidak seharusnya berharap kepada sesama manusia. Lebih baik hanya berharap kepada Tuhan dan menjalani takdir Tuhan dengan sebaik-baiknya.Shara mengeluarkan lasagna dari dalam kulkas yang semalam dibelinya. Ia memasukkan ke dalam oven listrik untuk memanaskannya. Beberapa menit kemudian ia mengeluarkan lasagna itu dan membawanya menuju ke meja makan. Sambil menunggu kedatangan Adam, Shara mencoba menikmati lasagna itu. Baru beber

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-06
  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 36

    Group WhatsApp DeSaNaDeva :keajaiban dunia terjadi hari ini di depan mata gue.Salma :Lo heboh banget kenapa sih?Deva :si Bohay mana? Dia harus absen kehadiran dulu, baru gue berghibah dengan lancar.Salma :sibuk mungkin urus si Edel sama Galen, soalnya statusnya Papa Gula mautouringgitu di Instastory-nya.Deva :wait, wait, wait.... Otak cerdas gue lagi merangkai benang merah sekarang. Papa Gula pergitouringyang kemungkinan besar bareng sama Mama Gula makanya si Nada sama Juna lagi jagain si kembar. Jadi kemungkinan initouringberpasang pasangan gitu, ya? Skenario kepala gue nyantel ke situ sih sekarang.Salma :apaan sih? gue jadi penasaran banget. Buruan deh sampah, Lo kasih tau gue!

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-07
  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 37

    Menjelang sore hari, akhirnya Adam dan club' motornya sudah tiba di pantai Klayar. Adam mengajak Shara untuk melihat indahnya salah satu Pantai yang terkenal di Pacitan ini.Pantai Klayar, Pacitan, Jawa Timur. Sumber : Pinterest"Bagus banget sih, Nyet pantainya. Nggak usah jauh-jauh ke luar negeri.""Kaya Lo punya duit aja, Bi kalo mau ke luar negri." Komentar Adam santai sambil ia mulai membuka handphonenya.Plak....Shara menepuk lengan Adam. Entah kenapa Adam selalu julid kepada dirinya. Rasanya kadang Adam yang manis itu hanya satu dua menit dan setelahnya seperti inilah Adam yang sebenarnya. Malas dengan Adam, Shara meninggalkan Adam sendirian di tepi pantai ini. Ia memilih untuk menuju ke tempat di mana para istri teman Adam berkumpul."Shar, sini gabung sama kita." Suara Siska sudah memanggil dirinya.Duh...Dalam hati Shara ia terus bertanya-tanya, apa yang akan ia obrolkan dengan para

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 38

    Adam tersenyum puas di balik kemudi mobil Jeep Rubicon Gladiator milik adik iparnya. Akhirnya ia berhasil membawa Shara untuk meninggalkan teman-teman Mogenya di hotel. Walau ia harus berbohong kepada Shara dan teman-temannya, tapi hanya ini cara satu-satunya."Nyet. Ini mobil punya siapa?""Punya orang.""Iya gue tau mobil punya orang soalnya kalo primata kaya Lo nggak mungkin punya mobil beginian."Adam memilih diam dan fokus kepada jalan yang ada di depannya. Jalan yang sempit berkelok kelok ini membutuhkan konsentrasi penuh saat melintasinya. Apalagi jalan sudah mulai gelap. Bahkan kini Shara memilih diam di sampingnya."Lo ngapain diam, Bi?""Gue lagi ngebayangin kalo mobil ini macet di tengah jalan terus nggak ada orang yang lewat. Kita bakal gimana?""Ya nginep di dalam mobil berdua."Shara membuat ekspresi menangis di wajahnya. "Jangan, Nyet. Bermalam berdua sama Lo bukannya anugerah, tapi musibah.""Gue yang mus

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09
  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 39

    Dua jam sebelum Adam melamar Shara, Nada bersama suami dan teman-temannya sudah memenuhi mobil Alphard yang dikemudikan oleh Juna."Jun, Lo kalo nyupir hati-hati dong, penyok dikit Fabian ngomel sama gue.""Sssuuttt.... Diem Lo sampah," protes Robert sambil membekap mulut Deva dari belakang karena sejak tadi Deva tidak tidak berhenti mengoceh.Deva langsung menyingkirkan tangan Robert dari depan mulutnya. Salma hanya bisa tertawa melihat Robert yang sudah tidak tahan dengan kebawelan mulut Deva."Sumpah, gue kalo jadi Fabian udah depresi duluan punya bini kaya Deva begini," Kata Salma di sela-sela tawanya."Kalo laki-laki Fabian, kalo perempuan Mbak Shara. Gue nggak bisa bayangin Mbak Shara punya suami model Mas Adam gitu. Gue kalo jadi perempuan, sesempurna apapun Mas Adam tapi mulutnya sama kaya Deva gitu mending skip deh," oceh Robert sambil mulai duduk lagi di kursi paling belakang mobil bersama dengan berbagai macam logistik

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-10
  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 40

    Shara membuka matanya pagi ini karena mendengar suara Adam yang mendengkur di sebelahnya. Ia menoleh dan mengernyitkan keningnya ketika melihat kejadian itu. Sumpah, setelah puluhan tahun mengenal Adam, ternyata kebiasaan ini tidak hilang juga dari Adam. Shara yang berada di dalam sleeping bag tentu saja kesulitan jika harus menoyor kepala Adam agar ia bangun atau minimal berubah posisi tidurnya. Satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah meneriaki Adam."Nyet! Jangan ngorok!" Teriak Shara namun sepertinya itu sia-sia belaka karena Adam tetap mengorok dan tertidur dengan pulas.Shara mencoba manarik napas dalam-dalam dan ia mulai membuka sleeping bag yang membalut tubuh langsingnya. Ia lalu duduk dan ia menatap Adam lekat-lekat. Apakah benar Adam melamarnya semalam? Lalu saat ia menundukkan kepalanya, terlihat sebuah cincin berlian melingkar di jari manis tangan kirinya dan itu sudah cukup sebagai bukti bahwa ini semua nyata.Kini Shara memegang

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 41

    "Nyet, Lo bisa nggak sih?" Omel Shara ketika Adam berkali kali gagal melipat tenda dan memasukkannya ke dalam tas.Adam hanya menghela napas panjang. Shara benar-benar salah satu mahluk paling absurd sedunia yang pernah ia kenal seumur hidupnya. Satu jam yang lalu ia masih manis dan berhasil membuat Adam diabetes dengan kelakuannya, namun kini yang ada justru Shara berhasil membuat dirinya hipertensi dengan ocehannya. Bukankah mereka sudah sepakat mengubah panggilan dari Lo gue menjadi aku kamu? Sepertinya memang lidah Shara terlalu sulit mengerem kata-katanya apalagi jika rasa kesal dan emosi sudah menguasai dirinya seperti saat ini."Bantuin kenapa sih daripada ngoceh mulu."Shara menghela napas panjang dan ia menoleh untuk menatap Adam. "Lo nggak lihat ini gue lagi ngapain?""Tinggalin dulu lah itu acara packingnya.""Iya-iya." Shara memilih mengalah kepada Adam karena ia tau, laki-laki ini bukanlah laki-laki yang mau mengalah

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12
  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 42

    Setelah kemarin Adam sampai di rumah orangtuanya kembali, ia belum mengatakan tentang semuanya kepada Papanya apalagi sang Mama. Bahkan sepulang dari kantor ia diminta Mamanya untuk segera menjemput Risa di rumahnya.Risa Anggraini, wanita cantik dengan tubuh tinggi semampai lebih dari 180 centimeter, merupakan seorang model internasional yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Shara. Adam sudah ingin menolak semuanya, namun Shara melarang dirinya untuk mengatakan semuanya kepada sang Mama. Adam masih tidak paham dengan jalan pikiran Shara ini.Dengan sedikit rasa kesal yang ia rasakan kepada Shara terlebih Mamanya, ia segera menjemput Risa di rumah orangtuanya. Mungkin laki-laki lain akan lebih memilih Risa daripada Shara. Secara Risa lebih cantik dan memiliki kesempurnaan fisik. Bahkan sebelum ia menjadi seorang model internasional, ia pernah menjuarai sebuah ajang kecantikan di Negera ini. Latar belakang Risa yang hampir mirip dengan Shara tentunya membuat G

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13

Bab terbaru

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 120

    Setelah mengatar Galen dan Edel ke sekolah mereka, pagi ini Juna dan Nada segera menuju ke rumah Adam yang berada di daerah Kalasan. Jangan tanya bagaimana padatnya lampu merah pagi ini karena tentu saja di jam-jam orang berangkat kerja seperti ini jalan Laksda Adisucipto cukup membuat banyak orang tiba-tiba cosplay menjadi Valentino Rossi."Kalo bukan karena kamu yang ngajakin aku, Nad, mending aku ke kantor dan kerja aja. Kerjaanku numpuk ini.""Kemarin kita sudah menuruti keinginan Adam buat enggak ditengok, karena itu kita ngikutin kemauan Tiara buat bikin acara penyambutan di rumahnya si Monyet.""Memang siapa yang punya kunci rumahnya?""Aku," kata Nada sambil memamerkan kunci rumah Adam di depan wajah suaminya yang kini sedang berada di balik kemudi mobil.Juna menggelengkan kepalanya melihat kunci rumah Adam yang memiliki gantungan boneka Pucca itu. Melihat reaksi Juna, Nada menarik kunci itu dan memasukkan kembali ke dalam tasnya. Obrolan khas suami istri terjadi di dalam mob

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 119

    Adam baru bisa bernapas dengan lega kala Mamanya pamit untuk ke kantor, namun sepertinya rasa lega yang ia rasakan terlalu cepat berakhir karena handphonenya sudah penuh dengan hujatan dari saudara-saudaranya.Nada : Nyet... sebenarnya lo anggap kita di group ini apa? Bisa-bisanya lo enggak kasih kabar kalo Mbak Shara opname di rumah sakit.Luna : Shara opname?Nada : Iya, Mbak. Gue dikasih tahu Mama soalnya Mama ijin berangkat siang hari ini karena mau jenguk Mbak Shara dulu.Ruben : Bagus.... si Monyet minta didepak dari dari group ini secara terang-terangan.Juna : Gimana bisa kita depak dia, Ben... dia kan admin group-nya :DCaramel : Oh... begitu ya mainnya sekarang, mas Adam? Kalo ada apa-apa enggak pernah kasih tahu keluarga. Awas aja kalo bininya sampai mikir keluarga lakinya cuek-cuek dan enggak ada yang perhatian.Adam yang membaca pesan di group whatsapp itu hanya bisa menghela napas panjang. Niat hati ingin merahasiakan semua ini agar Shara bisa beristirahat dengan nyaman

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 118

    Shara memilih memfokuskan pandangannya pada layar handphone miliknya sejak Sony dan Ayu masuk ke ruangan ini. Apalagi dokter Merry baru saja melakukan kunjungan dan menerangkan kondisinya secara detail saat ini kepada Adam berbonus kepada Sony serta Ayu. Tentu saja Sony dan Ayu menanyakan kondisi Shara saat ini secara detail kepada dokter Merry melebihi pertanyaan-pertanyaan yang Adam berikan. "Selalu saja begitu kamu itu, Shar. Apa sih susahnya menahan diri? Toh kalian ini sudah lama 'kan mengharapkan kehadiran momongan.""Mama kaya enggak pernah ditinggal lama sama Papa terus ketemu lagi. Bisa coba dibayangkan gimana 'kan rasanya."Jika tidak ingat ini di rumah sakit, Ayu pasti sudah mengomeli Shara tiada henti. Sayangnya Sony sudah meminta istrinya itu untuk diam dan tidak meneruskan perdebatan ini. Suara ketukan di pintu ruangan Shara dirawat ini membuat Adam segera berdiri dan berjalan untuk membukanya. Tidak mungkin perawat karena jika perawat pasti setelah mengetuk pintu akan

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 117

    "Sebagai tindakan preventifnya, saya sarankan ibu Shara untuk bedrest selama beberapa hari di rumah sakit."Mendengar ucapan dokter Merry ini, Adam tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Bagaimana bisa Shara merahasiakan semuanya ini dari dirinya sejak pagi sampai siang. Untung saja saat ini dirinya menemani Shara ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungannya jika tidak entah apa yang akan terjadi. Bisa-bisa Shara tetap akan menyembunyikan keadaannya dengan mengatakan akan menginap di rumah orangtuanya selama beberapa hari. "Baik, Dok."Ucapan Shara yang terdengar pasrah ini membuat Adam menoleh. Andai tidak ada dokter Merry di hadapannya, Adam mungkin akan memarahi Shara secara habis-habis. Sudah menjadi kesepakatan mereka untuk selalu terbuka dalam hal apapun namun Shara memilih menyembunyikannya. Kini saat dokter Merry meminta Adam dan Shara mengurus semua bekas yang diperlukan untuk melakukan rawat inap, segera saja mereka berdua keluar dari ruang praktek dokter Merry. Samb

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 116

    Terik sinar matahari yang menyapa kedua mata Adam membuatnya segera menggunakan kacamata hitamnya. Ia baru saja sampai di Yogyakarta Internasional Airports dan langsung menuju ke parkiran karena Nada sudah menjemputnya di sana. Sengaja Adam tidak memberitahukan kepada Shara tentang detail jadwal penerbangannya dari Berlin ke Jakarta. Ia bahkan sempat menginap selama semalam di Jakarta terlebih dahulu sebelum pulang ke Jogja.Begitu Adam sudah masuk ke sisi penumpang depan, Nada langsung tancap gas untuk keluar dari parkiran bandara."Gimana, Nyet kabar lo?""Seperti yang lo lihat.""Baguslah, sepertinya lo sehat.""Haruslah, Nad. Makanya gue nginep di Jakarta dulu semalam biar jetlag gue hilang. Biar waktu balik ke sini, gue bisa langsung lovey dovey-an sama Babi."Mendengar perkataan Adam ini, Nada menjadi teringat kejadian ketika ia berada di PGS kemarin. Meskipun ia sudah berjanji kepada Shara untuk tidak membocorkan masalah ini kepada Adam, namun entah kenapa ia merasa resah. Peng

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 115

    Malam ini Adam duduk di kursi dapur yang ada di rumah Angi. Sengaja malam ini dirinya datang ke sini setelah mendapatkan kabar jika keluarga Joe sudah kembali ke Berlin setelah liburan keluarga yang mereka lalui."Tumben lo diam, Nyet?" Tanya Angi sambil membawakan minuman untuk Adam yang sudah datang sejak tadi ke rumahnya untuk bertemu Joe. Baru setelah urusan Adam dan Joe selesai di ruang kerja, Adam menuju ke dapur dan menunggu Angi selesai menidurkan Bathara di sana."Lo maunya gue tanyain apa?""Biasanya lo paling enggak bisa lihat orang pulang liburan tapi enggak bawa oleh-oleh.""Itu dulu. Sekarang sejak Shara hamil, gue akan pelan-pelan merubah sifat sampah gue. Ya meskipun enggak bisa seratus persen karena itu bawaan orok, tapi seenggaknya gue kurangin."Angi yang kini duduk di samping Adam hanya bisa menatap sepupunya itu dengan tatapan sedih. Ia belum siap kehilangan sosok gila Adam yang sudah menemaninya sejak kecil dengan segala tingkah nyentriknya. Mungkin saja tanpa ke

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 114

    Seminggu setelah kepulangannya ke Indonesia, Shara akhirnya diselimuti rasa bosan. Aktivitasnya hanya berenang, yoga dan nonton TV seharian. Rasanya ia benar-benar membutuhkan pekerjaan untuk membuat otaknya tidak tumpul. Meksipun Adam tidak melarangnya utnuk bekerja, namun Adam tidak mengizinkannya untuk bekerja di kantor lagi yang mengharuskan ia naik turun tangga apalagi menyetir cukup jauh. Sejak tiga hari yang lalu bahkan Shara harus pindah kamar ke kamar tamu yang ada di lantai satu daripada setiap ia bertelepon ria dengan Adam, Adam terus menerus membahas hal ini.Selama seminggu ini juga Askara selalu menemaninya setiap malam di rumah. Kedua orangtuanya juga sudah dua kali datang menjenguknya, begitupula dengan mertuanya.Suara bel pintu rumah yang berbunyi membuat Shara segera berdiri dan berjalan ke arah depan. Sebelum membukanya, Shara mengintip dari jendela. Shara terkejut melihat Galen dan Edel ada di teras rumahnya bersama kedua orangtuanya.Apa Nada sama Juna enggak ker

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 113

    Sejak Shara memberitahukan tentang kabar kehamilannya kemarin melalui sambungan telepon dan rencananya untuk pulang ke Indonesia bersama mertuanya, Ayu dan Sonny semakin tidak sabar menanti kepulangan anak perempuannya itu. Mereka tidak menyangka jika Tuhan sebaik ini kepada keluarga mereka. Shara akhirnya hamil secara alami. Ini benar-bensr mukjizat bagi keluarga mereka. Apalagi mengingat masalah rahim yang dialami Shara kemarin hingga ia harus berobat ke Jerman. "Pa, kita jemput Shara ke Bandara, yuk?" "Papa maunya gitu, tapi enggak bisa, Ma. Soalnya jadwalnya bentrok sama waktu operasi.""Hmm.... Ya sudah, Pa. Tapi kalo Mama ajak Shara tinggal di sini aja selama Adam belum balik ke Indonesia, Papa setuju enggak?""Setuju aja, Ma tapi apa Gendhis sama Suryawan enggak akan iri kalo Shara ikut kita?""Ya harusnya enggak, Pa. Bagaimanapun juga lebih enak ikut orangtua sendiri daripada ikut mertua. Di sisi lain kita ini 'kan dokter, jadi kalo Shara ada keluhan tentang kesehatannya, ki

  • Best Friend With Benefits    Best Friend with Benefits Part 112

    Sepi. Itulah hal pertama yang Adam temui ketika ia masuk ke rumah yang ia tinggali bersama Shara selama ini. Tidak ia sangka jika kehadiran Shara lebih dari setahun belakangan ini membuat hidupnya lebih berwarna. Tanpa Shara di rumah ini, suasananya menjadi seperti kuburan. Mengingat ia baru saja datang dari bandara, Adam segera menuju ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Selesai melakukan semua itu, ia memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas ranjang tempat tidur. Sebelum ia lupa, Adam segera mengambil handphonenya yang ada di atas meja dekat ranjang lalu mengirimkan pesan kepada istrinya. Adam : Bi, aku sudah sampai di rumah. Sekarang aku mau tidur dulu. Nanti kalo sudah bangun, aku telepon ya? Selesai mengetikkan semua itu, Adam menyenggol tombol send di handphone miliknya. Memgingat lelah setelah perjalanan, Adam langsung memejamkan matanya dan berharap esok hari dirinya sudah memiliki cukup kekuatan untuk menyelesaikan pekerjaannya. ***Shara yang baru saja membaca pesan dari

DMCA.com Protection Status