Shara menatap motor-motor besar yang sedang berjejer rapi jauh di depannya. Tidak ia sangka jika Adam akan mengajaknya ke tempat ini bahkan ia harus bergaul dengan istri-istri teman Adam. Kalo hanya bergaul mungkin Shara masih biasa saja. Yang membuat malu dirinya justru ketika mereka datang berdua dan ia turun dari motor Adam. Semua orang menatap takjub dirinya dan Adam. Padahal ia dan Adam juga tidak mengumbar kemesraan layaknya orang yang sedang di mabuk cinta.
"Akhirnya, Adam punya boncengan juga. Nggak nyangka sih Tante kalo yang bakal di boncengin Adam itu kamu, Shar," kata Samira ketika ia duduk di samping Shara. Mereka memilih duduk di bawah pohon sambil menunggu Wisnuaji, Adam yang sedang berkumpul dengan teman-temannya di Jogja Expo center atau biasa orang kenal sebagai JEC.
Shara hanya tersenyum. Ia tidak berani menjawab gamblang jika ia dan Adam tidak seperti yang Samira duga. Toh, ia sendiri lupa menanyakannya kepada Adam, apakah ia harus berpura-pura di d
Adam menatap pintu rumah orangtuanya dengan pandangan seakan berfikir apakah ia akan memasuki rumah itu atau tidak. Bisa saja ia menemani Shara menginap di rumahnya yang berada di daerah Kalasan, namun ia tau jika setan begitu kuat mempengaruhi dirinya saat hanya berdua saja dengan Shara. Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, Adam memilih pulang ke rumah orangtuanya.Tok....Tok....Tok...."Assalamualaikum," sapa Adam sambil mengetuk pintu rumah.Beberapa saat ia menunggu akhirnya pintu itu dibuka oleh Suryawan Raharja.Ceklek....Adam menatap sang Papa dengan heran karena tidak biasanya sang Papa akan siap sedia menjadi penjaga pintu rumah. Tentunya pasti ada udang di balik bakwan."Waalaikum salam. Kenapa kamu pulang?"Mata Adam membelalak ketika mendengar bisik-bisik dari sang Papa itu. Kini Adam membalas pertanyaan sang Papa dengan tidak kalah berbisiknya."Taku
Pagi ini Shara menatap semua barang-barang miliknya yang sudah iapackingdi dalam tas ransel deuter berwarna kuning cerah ini. Setelah yakin tidak ada yang tertinggal, Shara segera menggendongnya keluar dari kamar. Sambil menunggu Adam menjemputnya, Shara pergi ke dapur dan mencari camilan di sana. Sejak kejadian Adam menciumnya lagi, Shara tidak mau ambil pusing, ia memilih mencoba menjalani semua ini, tanpa banyak berpikir apalagi berharap. Cukup sudah kegagalan hubungannya dengan Dion menjadiwarningbahwa ia tidak seharusnya berharap kepada sesama manusia. Lebih baik hanya berharap kepada Tuhan dan menjalani takdir Tuhan dengan sebaik-baiknya.Shara mengeluarkan lasagna dari dalam kulkas yang semalam dibelinya. Ia memasukkan ke dalam oven listrik untuk memanaskannya. Beberapa menit kemudian ia mengeluarkan lasagna itu dan membawanya menuju ke meja makan. Sambil menunggu kedatangan Adam, Shara mencoba menikmati lasagna itu. Baru beber
Group WhatsApp DeSaNaDeva :keajaiban dunia terjadi hari ini di depan mata gue.Salma :Lo heboh banget kenapa sih?Deva :si Bohay mana? Dia harus absen kehadiran dulu, baru gue berghibah dengan lancar.Salma :sibuk mungkin urus si Edel sama Galen, soalnya statusnya Papa Gula mautouringgitu di Instastory-nya.Deva :wait, wait, wait.... Otak cerdas gue lagi merangkai benang merah sekarang. Papa Gula pergitouringyang kemungkinan besar bareng sama Mama Gula makanya si Nada sama Juna lagi jagain si kembar. Jadi kemungkinan initouringberpasang pasangan gitu, ya? Skenario kepala gue nyantel ke situ sih sekarang.Salma :apaan sih? gue jadi penasaran banget. Buruan deh sampah, Lo kasih tau gue!
Menjelang sore hari, akhirnya Adam dan club' motornya sudah tiba di pantai Klayar. Adam mengajak Shara untuk melihat indahnya salah satu Pantai yang terkenal di Pacitan ini.Pantai Klayar, Pacitan, Jawa Timur. Sumber : Pinterest"Bagus banget sih, Nyet pantainya. Nggak usah jauh-jauh ke luar negeri.""Kaya Lo punya duit aja, Bi kalo mau ke luar negri." Komentar Adam santai sambil ia mulai membuka handphonenya.Plak....Shara menepuk lengan Adam. Entah kenapa Adam selalu julid kepada dirinya. Rasanya kadang Adam yang manis itu hanya satu dua menit dan setelahnya seperti inilah Adam yang sebenarnya. Malas dengan Adam, Shara meninggalkan Adam sendirian di tepi pantai ini. Ia memilih untuk menuju ke tempat di mana para istri teman Adam berkumpul."Shar, sini gabung sama kita." Suara Siska sudah memanggil dirinya.Duh...Dalam hati Shara ia terus bertanya-tanya, apa yang akan ia obrolkan dengan para
Adam tersenyum puas di balik kemudi mobil Jeep Rubicon Gladiator milik adik iparnya. Akhirnya ia berhasil membawa Shara untuk meninggalkan teman-teman Mogenya di hotel. Walau ia harus berbohong kepada Shara dan teman-temannya, tapi hanya ini cara satu-satunya."Nyet. Ini mobil punya siapa?""Punya orang.""Iya gue tau mobil punya orang soalnya kalo primata kaya Lo nggak mungkin punya mobil beginian."Adam memilih diam dan fokus kepada jalan yang ada di depannya. Jalan yang sempit berkelok kelok ini membutuhkan konsentrasi penuh saat melintasinya. Apalagi jalan sudah mulai gelap. Bahkan kini Shara memilih diam di sampingnya."Lo ngapain diam, Bi?""Gue lagi ngebayangin kalo mobil ini macet di tengah jalan terus nggak ada orang yang lewat. Kita bakal gimana?""Ya nginep di dalam mobil berdua."Shara membuat ekspresi menangis di wajahnya. "Jangan, Nyet. Bermalam berdua sama Lo bukannya anugerah, tapi musibah.""Gue yang mus
Dua jam sebelum Adam melamar Shara, Nada bersama suami dan teman-temannya sudah memenuhi mobil Alphard yang dikemudikan oleh Juna."Jun, Lo kalo nyupir hati-hati dong, penyok dikit Fabian ngomel sama gue.""Sssuuttt.... Diem Lo sampah," protes Robert sambil membekap mulut Deva dari belakang karena sejak tadi Deva tidak tidak berhenti mengoceh.Deva langsung menyingkirkan tangan Robert dari depan mulutnya. Salma hanya bisa tertawa melihat Robert yang sudah tidak tahan dengan kebawelan mulut Deva."Sumpah, gue kalo jadi Fabian udah depresi duluan punya bini kaya Deva begini," Kata Salma di sela-sela tawanya."Kalo laki-laki Fabian, kalo perempuan Mbak Shara. Gue nggak bisa bayangin Mbak Shara punya suami model Mas Adam gitu. Gue kalo jadi perempuan, sesempurna apapun Mas Adam tapi mulutnya sama kaya Deva gitu mending skip deh," oceh Robert sambil mulai duduk lagi di kursi paling belakang mobil bersama dengan berbagai macam logistik
Shara membuka matanya pagi ini karena mendengar suara Adam yang mendengkur di sebelahnya. Ia menoleh dan mengernyitkan keningnya ketika melihat kejadian itu. Sumpah, setelah puluhan tahun mengenal Adam, ternyata kebiasaan ini tidak hilang juga dari Adam. Shara yang berada di dalam sleeping bag tentu saja kesulitan jika harus menoyor kepala Adam agar ia bangun atau minimal berubah posisi tidurnya. Satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah meneriaki Adam."Nyet! Jangan ngorok!" Teriak Shara namun sepertinya itu sia-sia belaka karena Adam tetap mengorok dan tertidur dengan pulas.Shara mencoba manarik napas dalam-dalam dan ia mulai membuka sleeping bag yang membalut tubuh langsingnya. Ia lalu duduk dan ia menatap Adam lekat-lekat. Apakah benar Adam melamarnya semalam? Lalu saat ia menundukkan kepalanya, terlihat sebuah cincin berlian melingkar di jari manis tangan kirinya dan itu sudah cukup sebagai bukti bahwa ini semua nyata.Kini Shara memegang
"Nyet, Lo bisa nggak sih?" Omel Shara ketika Adam berkali kali gagal melipat tenda dan memasukkannya ke dalam tas.Adam hanya menghela napas panjang. Shara benar-benar salah satu mahluk paling absurd sedunia yang pernah ia kenal seumur hidupnya. Satu jam yang lalu ia masih manis dan berhasil membuat Adam diabetes dengan kelakuannya, namun kini yang ada justru Shara berhasil membuat dirinya hipertensi dengan ocehannya. Bukankah mereka sudah sepakat mengubah panggilan dari Lo gue menjadi aku kamu? Sepertinya memang lidah Shara terlalu sulit mengerem kata-katanya apalagi jika rasa kesal dan emosi sudah menguasai dirinya seperti saat ini."Bantuin kenapa sih daripada ngoceh mulu."Shara menghela napas panjang dan ia menoleh untuk menatap Adam. "Lo nggak lihat ini gue lagi ngapain?""Tinggalin dulu lah itu acara packingnya.""Iya-iya." Shara memilih mengalah kepada Adam karena ia tau, laki-laki ini bukanlah laki-laki yang mau mengalah