Share

Bab49 Penyerangan Lagi

Penulis: Rias Ardani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Buka aja, Pak," ujarku. Pak Anwar mengernyit.

Aku melepaskan selang infusku dan turun langsung dari brankar.

"Din, kenapa dilepas?" tanya pak Anwar, yang langsung mendekat ke arahku. Suara lelaki itu cukup pelan.

"Bisa mati saya kalau diam di tempat." Aku berjalan ke arah pintu.

Dan kami pun membuka pintu, ketika pak Anwar berdiri di sampingku.

Disaat pintu terbuka, masuklah seseorang yang tidak kami kenali. Tanpa menunggu lagi, aku melayangkan tendangan dan pak Anwar pun menangunci tubuh lelaki itu yang terjatuh akibat tendangan keras dariku.

"Siapa kamu!!" tanya pak Anwar.

Lelaki itu tidak menyahut, dia terus meronta meminta untuk dilepaskan. Aku berjalan, mengambil jarum infus dan mengancam ke arahnya.

"Jika kamu tidak mau bicara! Akan kutusukkan jarum ini ke matamu," ancamku yang mulai mengarahkan jarum itu ke bola matanya.

"Saya kemari atas perintah ibu Melisa," lirihnya.

"Untuk apa?" tanyaku.

"Mau membunuh saya lagi?" lanjutku menggebu- gebu. Rasanya aku benar- benar murka sek
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rias Ardani
baru di update Kakak
goodnovel comment avatar
Isna Alya Isna
kelanjutannya mna?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab50 Obrolan Mereka

    Dari gerak- geriknya. Wanita itu nampaknya sangat hati- hati. Terlihat dari cara jalannya yang cukup cepat, dengan sikap yang mencurigakan.Kupikir ibu Melisa akan menuju restoran atau cek in. Namun, dia justru berjalan menuju ke samping hotel.Menemui siapa sih dia?Karena diburu rasa penasaran, aku pun terus melajukan langkah, berharap mendapatkan bukti yang menguntungkan untukku.Dan aku cukup terkejut, ketika melihat orang yang ibu Melisa temui."Kamu melaporkan saya, Kustomi ...."Om Kustomi terkekeh, mendengar lontaran pertanyaan dari ibu Melisa. Wanita itu pun duduk, bersebrangan dengan om Kustomi di taman hotel ini.Aku bersembunyi ke kejauhan, sembari memantau mereka."Ada hubungan apa, kamu dengan wanita sialan itu?" Lanjut ibu Melisa melempar tanya."Untuk apa kamu terus memburunya, Melisa? Bukankah dulu, aku sudah peringatkan kamu, untuk tidak menyakitinya lagi. Aku masih menyimpan bukti, rekaman kejahatan kamu dulu, Melisa. Aku bisa saja, menyerahkan bukti itu ke polisi.

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab51 Ditampar

    "Ah, kalau begini, lebih baik aku mengirim pesan padanya. Agar dia terkecoh."Aku mengetik pesan, setelah selesai mengganti pakaianku.[Om, aku terus diserang, pake senjata api. Kalau begini, salah- salah aku bisa mati, Om.] Begitulah isi pesan, yang aku kirim untuk om Kustomi.[Aku juga sekarang menuju rumah sakit, Om. Penerus Raharja Group tertembak, gara- gara melindungiku, Om.] Dan tidak butuh waktu lama, 2 pesanku telah dia baca.[Kamu jangan kemana- mana dahulu, berbahaya. Nanti anak buah Om, yang akan jagain kamu.] Aku mengernyit, melihat pesan balasannya.[Om dimana? Kita harus bertemu, Om. Kalau tidak, Dinda akan pergi dari Jakarta ini.] Aku terpaksa mengancamnya, agar dia pergi dari pusat perbelanjaan ini.[Om lagi meeting, Dinda.] Aku terkekeh, mendapat pesan balasannya yang begitu cepat.Pendusta juga om Kustomi ini.[Nggak mau tahu. Kita harus ketemu, Om. Kalau Om nggak mau temui Dinda, Dinda akan tembak ibu Melisa, kemudian kabur ke luar negeri.] Setelah pesanku dia bac

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab52 Mengancam Mereka

    "Sambil nyari tempat baru juga, Om. Sebelum ke rumah sakit."Aku terpaksa berdusta, agar om Kustomi tidak curiga."Mana mobil kamu?"Ya ampun, segala nanyain mobil. "Di pinjam teman aku, Om. Aku sengaja nggak pake mobil, demi keamanan.""Teman kamu yang mana?""Teman kantor, Om. Om kenapa, sih? Kok nanya- nanya begitu?" Aku akhirnya bertanya balik, karena merasa tidak nyaman. Aku sengaja memasang wajah serius, sekaligus menyelidik, agar om Kustomi tidak enak padaku.Akhirnya om Kustomi pun memutuskan untuk mengajakku pergi dari rumah sakit. Karena aku mengaku belum makan, om Kustomi berniat membawaku ke sebuah restoran.Namun sebelum mobil kami sampai menuju restoran, tiba- tiba panggilan telepon masuk ke ponselku. Aku menjawabnya. Ternyata dari ke polisian.Mereka mengatakan, ketiga pelaku mengaku, hanya ingin melakukan perampokan kepadaku.[Tidak mungkin, Pak. Tolong diintrogasi lagi. Pasti ada dalang dibalik kejadian ini. Mereka mengincar nyawa saya, Pak. Kejadian ini sudah dua

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab53 Acara Perusahaan

    "Yasudah kalau nggak mau! Kalian sepertinya memang tidak sayang keluarga," ejekku."Jangan salahin aku, kalau aku benar- benar melenyapkan mereka! Seperti yang kalian lakukan padaku," ujarku sambil tersenyum penuh arti.Sebagai orang yang berani berbuat jahat, tentu mereka sangat paham dari tatapan dan senyumanku ini. Sebab itulah yang sering aku rasakan, ketika berada dibawah ancaman seseorang."Jaanngan, saya mohon." Kini Doni bersuara, sedangkan si Adan diam membisu."Jadi? Mau bersaksi untuk saya? Saya bisa loh, menjamin kalian, agar keluar dari sini. Asalkan, kalian jujur sama saya," kataku pada akhirnya dengan bahasa yang cukup santun.Aku kembali duduk, dan menatap mereka dengan santai."Apa yang kalian takutkan? Untuk sebuah pengakuan, saya mampu melindungi kalian. Tapi sebaliknya, jika kalian melindungi dalang dari kejahatan kalian, maka saya tidak segan- segan, membalas itu pada kalian, bahkan orang- orang yang kalian sayangi."Aku mempertegas ancamanku."Asal kalian tahu, s

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab54 Penjara Tempatmu

    Video obrolan ibu Melisa dan om Kustomi pun terlihat dilayar besar itu. Meskipun videonya tidak sepanjang durasi awal, tapi point- point penting yang ada di dalamnya dapat semua.Pengakuan tentang fitnah ibu Melisa pada mendiang ibuku pun terdengar jelas. Wajah pak Hanung mulai mengeras, dan ibu Melisa menjadi semakin panik."Wanita ini pasti yang melakukannya, dia pasti ingin memfitnahku! Ini editan, semua tidak benar. Papah percaya padaku, kan!!" teriak ibu Melisa padaku, dan memelas pada pak Hanung yang diam membeku tanpa melakukan tindakan apapun.Justin nampak panik dan berlari ke belakang panggung. Kini kami menjadi pusat perhatian, aku hanya tersenyum melihat kekacauan acara mereka."Bagaimana ini pak Hanung? Apakah bisa di jelaskan! Benarkah ini anak anda?" tanya seseorang yang berdiri dibelakangku.Entah siapa lelaki ini. Perawakannya berisi, layaknya bos besar."Kustomi, mana Kustomi," lanjut lelaki itu berteriak."Disana! Dia disana!!" Seseorang menyahut dari belakang samb

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab55 Putus Hubungan

    Aku masih terdiam, melihat tingkah lelaki yang biasanya sok ini."Gara- gara kamu, keluarga kami menjadi rusak dalam hitungan detik," lirih Justin, yang kini menatap nyalang ke arahku."Itu harga yang pantas untuk kalian, manusia- manusia kejam. Ibumu pembunuh, dan kamu hanya lelaki sialan, yang memaksa sahabatku, agar mau menikah denganmu! Benar- benar lelaki menjijikan," makiku tak kalah pedas."Kalau tidak karena pengaruh keluargamu! Iren mana mungkin, mau menikah dengan lelaki angkuh macam kau ini," lanjutku dengan suara keras.Matanya memerah, menahan amarahnya."Cukup Dinda! Tidak usah dilanjutkan!" pinta pak Hanung."Nggak usah ngatur saya, Pak. Seharusnya anda tahu, bagaimana watak anak dan istri tercinta anda ini. Bagaimana bisa, seorang Hanung Atmaja yang terhormat, memiliki istri seorang pembunuh kejam. Bahkan, merebut warisan saham saya! Itu bukan hak anda, Tuan. Apakah harta yang Tuhan titipkan itu kurang? Sehingga warisan saham anak sendiri anda ambil. Kalian para tamu s

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab56 Rapat Pemegang Saham

    "Pak Anwar," lirihku. "Kamu hebat, kamu wanita kuat. Izinkan saya untuk melindungi kamu, Dinda." "Pak Anwar terimakasih, tapi Dinda akan pulang sama saya!" Kini mas Aditya menyahut dan mendekat ke arah kami.Aduh, situasi macam apa ini? Masih di dalam room begini, apa mereka nggak malu. Bahkan, sudah banyak pasang mata, yang kini terarah ke arah kami."Saya atasan Dinda, saya berhak menjaga keselamatan Dinda," kata pak Anwar, yang tidak senang dengan ucapan mas Aditya."Pak Anwar, mas Aditya. Biarkan saya pulang sendiri, oke." Kini aku berusaha menengahi mereka."Nggak bisa. Mas takut kamu kenapa- kenapa, Din. Tolong, mas khawatir sama kamu," jawab mas Aditya."Pak Aditya, bukannya anda ini sudah punya istri? Dan istrinya sempat ngamuk sama Dinda kan sebelumnya. Ini pak Aditya gimana sih? Sudah punya istri, malah gangguin mantan istri," protes pak Anwar, membuatku ingin sekali tertawa."Kami berencana rujuk, Pak. Jadi tolong, jangan ganggu calon istri saya ini," kata mas Aditya deng

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab57 Pengakuan

    Di rapat para pemegang saham, pak Hanung memperkenalkan aku secara resmi sebagai anaknya. Dan kemungkinan besar, aku juga sebagai penerusnya. Begitulah yang dia ucapkan. Akan tetapi, ada yang tidak terima begitu saja, banyak dari mereka yang meragukan kemampuanku.*****Sebelum pulang, pak Hanung memintaku masuk ke ruangannya. Ada om Kustomi dan pengacara mendiang Abba dan Umma juga."Saham perusahaan yang akan diwariskan kepada Dinda, akan sah Dinda terima, ketika dia sudah menikah," jelas pengacara Abba."Dan itu, sudah menjadi ketentuan yang sah," lanjutnya."Sebelum Dinda menikah lagi, sebaiknya kamu melanjutkan pendidikan dulu, Din." Kini pak Hanung menimpali."Saya mungkin bukan ayah yang baik. Harta, tahta juga tidak saya bawa mati. Kamu anak kandung saya satu- satunya. Saya berharap, kamu bisa menggantikan saya kelak. Maafkan semua kesalahan saya, Din." Pak Hanung menatap penuh sesal kepadaku.Raut wajahnya menggambarkan perasaan yang cukup dalam. Dan sorot matanya, ada ketu

Bab terbaru

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   TAMAT

    Bab93Disaat Dinda sibuk mengurus bayinya, begitu juga dengan ibu mertuanya, yang nampak terbuai bahagia, dengan kehadiran cucu yang begitu dia damba.Hidup bahagia, seakan kini berpihak pada Dinda. Melihat ibu mertua yang dulunya begitu membencinya, kini berubah 99%, baik dan sangat memperhatikannya, Dinda sangat bersukur dengan hidupnya kini.Dinda pun seakan lupa. Ada hati yang masih terluka, ada hati yang masih tidak rela.Maura mengurung diri di dalam kamar, meratapi takdir yang tidak adil padanya. Dia yang istri pertama, tapi dia pula yang sangat terluka.Meskipun dari awal dia tahu, bahwa suami yang sangat dia cintai, mencintai wanita lain dengan gilanya. Tapi berkat bujuk rayu ibu mertua. Maura yakin bisa membuat suaminya akan mencintainya.Nyatanya? Maura jatuh dan hancur dalam harapannya. Kemunculan Dinda di rumah tangganya, membuat hati Maura hancur dan terluka. Maura jelas tidak terima, dan membenci Dinda teramat dalam di dasar hatinya.Kebencian itulah, yang menjadi api de

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab92 Perasaan Maura

    Bab92 "Maura!!" Suara Adam memanggil wanita itu. Pelayan Maura yang bernama Neneng pun menghentikan laju langkah mereka, dan memutar badan mengarah ke Adam yang berjalan mendekati mereka. Wajah Maura begitu sendu, memandang Adam. "Biar aku antar," seru Adam, membuat Maura langsung menggelengkan kepala. "Tidak usah, kami sudah memesan taxi online." "Batalkan! Lagian Dinda juga sudah mau pulang, kita bareng saja," ujar Adam lagi memaksa. "Aku tidak mau, menganggu kebahagiaan kamu, Mas. Selamat ya, akhirnya kamu akan menjadi seorang ayah, aku turut bahagia untuk kalian," ucap Maura, dengan mata berkabut. "Maafkan saya, Maura." Lelaki itu menjadi serba salah, menghadapi situasi ini. Dilain sisi, sebagai lelaki yang beristri, tentu saja memiliki keturunan, adalah suatu kebahágiaannya. "Kamu juga menjadi ibu, Maura." "Tidak, aku tidak akan pernah menjadi ibu, Mas. Selamanya, aku hanya wanita cacat, yang kehilangan segalanya," lirih Maura. "Neng, ayo," pinta Maura. Neng pun mengan

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab91 Bukan inginku

    Wajah mereka semua begitu berseri, bibir mereka pun melengkungkan senyum, hanya Maura yang menatap sendu ke arahku."Ada apa ini?" tanyaku penasaran. Seingatku, aku sempat pingsan setelah muntah- muntah tadi, entah berapa lama aku pingsan. Tapi ketika sadar, aku dibuat mereka semua bingung."Selamat ya, Nak. Kamu akan segera memberikan ibu cucu," seru ibu mertua dengan bahagia. Ada ketulusan dimatanya."Hah, aku hamil, Bu?" Sulit rasanya kupercaya. Disaat hati ingin mundur, malah hamil.Antara bahagia, juga dilema. Kulirik ke arah Maura, yang terlihat memaksakan bibirnya untuk tersenyum."Maura, kamu akan menjadi seorang ibu, Nak. Dan Adam, Adam akan menjadi ayah. Dan saya, saya akan menjadi seorang nenek. Akhirnya keluarga kami akan memiliki generasi penerus," seru ibu mertua tanpa henti.Aku terdiam dan membeku. "Mulai hari ini, ibu akan khusus mengurus Dinda, dan ibu akan menjadi nenek siaga," lanjutnya begitu bersemangat. "Ibu, jangan berlebihan," pinta kak Adam."Tidak ada yan

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab 90 Pingsan

    Hubungan ini, benar- benar sudah tidak bisa dipertahankan. Aku tidak mungkin tetap disini, berada di dalam rumah orang, yang begitu benci dengan keberadaanku. Rasanya sangat menyakitkan sekali, setiap melihat tatapan kebenciannya, ucapan- ucapan pedasnya. Sekalipun cinta kak Adam hanyalah untukku, aku tetap merasa tidak nyaman. Cukup lama aku menangis, hingga tanpa aku sadari lagi, aku tertidur. ***^^*** Ketukkan dipintu kamar, membuatku terbangun dari tidur. Cahaya panas matahari yang mulai naik, menerpa wajahku. Aku melirik jam dinding, sudah menunjukkan jam 10 siang. "Astaga, siang sekali aku bangunnya," gumamku. Ketukan dipintu kamar kembali terdengar. "Jangan- jangan tante Amara lagi didepan pintu," batinku. Aku beringsut turun dari kasur, menuju pintu kamar. Perlahan, aku membukanya. "Kamu kesiangan," sapa wanita yang kini berada tepat didepan pintu kamarku. Wanita yang duduk dikursi roda ini nampak cantik hari ini. Dia mengenakan make up tipis, dengan pakaian yang c

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab89 Gagal makan malam

    "Mereka tidur di kamar," bisiknya ke telingaku sambil terkekeh."Satu kamar mereka?""Iya, hahahaa." Kak Adam gelak tertawa, membuat aku menjadi heran."Kok bisa?""Aku kasih obat tidur," jelasnya lagi, membuat aku ikutan tertawa."Ih, jahil banget kamu, Kak.""Habisnya kalau nggak begitu, aku sama kamu mereka ganggu melulu," sahutnya tanpa dosa."Ada- ada saja kamu, Kak. Kasihan tau.""Kan aku cuma ngasih obat tidur, jadi gak apa- apa dong. Aku nggak mau terus diganggu, ketika berduaan sama istriku. Aku juga nggak mau durhaka sama ibu, karena terus ribut dengannya. Jadi, aku main aman saja," katanya panjang lebar. "Hmm, yaudah ayo mandi, gerah," ujarku yang akhirnya bangkit dari pelukannya. Lelaki itu pun menyusulku bangkit dari tempat tidur dan menggendongku secara tiba- tiba."Kak Adam," pekikku cukup terkejut."Mandi sama- sama dong," katanya sambil mengedipkan 1 matanya padaku.Aku terkekeh, dan kak Adam pun menyeret langkah memasuki kamar mandi. Tidak kusangka, tingkahnya yang

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   BAB88

    "Kita lihat saja nanti. Aku atau kamu, yang lebih cocok jadi nyonya." Aku menyahut pelan, sambil tersenyum penuh arti.Wanita itu, yang semula tersenyum dengan angkuh mendadak terdiam. Pancaran emosi memenuhi wajahnya."Yang aku tahu, kak Adam hanya mencintaiku dari dulu. Entah kenapa, dia mau menikahi kamu, wanita yang tidak dia sukai sama sekali," cibirku sambil terkekeh."Kamu, jangan sombong kamu, Dinda!" ujarnya yang mulai tersulut emosi."Wajar aku sombong, karena yang aku katakan adalah fakta." Aku terus berjalan sambil terkekeh.Hilang sudah rasa bersalahku padanya, yang ada malah rasa sebal dan ingin mengerjainya balik, agar dia tidak seenaknya meremehkan aku.Saat aku memasuki rumah, tiba- tiba Maura menjerit- jerit dari dalam mobil. Kak Adam pun langsung berlari dengan paniknya, begitu juga ibu mertua.Hanya aku yang terdiam, sembari mengamati mereka dari kejauhan. Entah drama apalagi, yang ingin Maura mainkan kali ini."Dinda! Ambilkan air untuk Maura, cepat!!" Tante Amar

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab87 Pertemuan

    Memasuki kantor om Kustomi, lelaki itu menyambutku dengan senyuman hangat. Namun, wajah yang tadinya tersenyum, mendadak lenyap seketika, berganti dengan tatapan menyelidik."Apa yang terjadi? Kenapa wajah kamu?" Om Kustomi mencecarku dengan pertanyaan yang sulit untuk aku jawab. "Apakah ini perbuatan Adam Raharja?" Om Kustomi kembali bertanya, dengan wajah yang mengeras. Kentara sekali, percikan emosi mulai terpatri di wajah tuanya."Bukan, Om.""Lantas apa? Jangan berdusta, Dinda. Kamu itu sudah om anggap, sebagai anak sendiri. Kamu itu adalah amanah dari Kusnadi, yang harus om patuhi.""Dinda tidak berdusta, Om. Om tenang dulu, jangan emosi. Ayo kita duduk," pintaku dengan lembut. Lelaki paru baya itu pun mau akhirnya duduk, meskipun wajahnya masih memancarkan kekesalan."Jelaskan! Jangan ada yang ditutupi, Dinda!" pintanya dengan tegas. Aku tersenyum, melihat kekesalannya karena khawatir padaku."Tante Amara yang melakukannya, Om. Semua karena ulah si betina satunya itu, istri t

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab86 Drama Maura

    "Baik, cukup sudah. Aku tidak akan pernah lagi berada di meja ini," ujarku sambil menyeret langkah menjauhi meja makan. Kak Adam langsung berdiri dari duduknya."Diam disitu!" titahnya. Aku menghentikan langkahku dan berbalik badan menghadap ke arahnya."Ada apa lagi?" tanyaku sinis. Terlalu banyak drama di rumah ini, membuatku benar- benar merasa muak.Pikiranku cukup banyak, terlebih dengan nasib sahamku yang tidak jelas akhir- akhir ini. Jika aku terus diam dan mengabaikannya, aku takut sahamku akan hilang begitu saja dan berpindah kepemilikan lagi."Kamu mau kemana lagi?""Aku ada urusan, Kak.""Urusan melulu, kak Dinda ini, berasa orang yang paling sibuk sedunia," sindir Maura."Biarkan dia pergi, Adam! Wanita tidak beradab ini, biarkan dia pergi, kalau perlu nggak usah balik lagi," timpal tante Amara, yang datang memasuki dapur.Aku menyunggingkan senyum."Jadi ngusir nih?" tanyaku, yang kini beralih menatap tante Amara."Iya! Saya berhak mengusir wanita tidak beretika seperti k

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Informasi

    Maaf Teman- teman pembaca, jika buku ini semakin lambat update. Apalagi dua hari ini nggak ada update sama sekali. Soalnya aku lagi dalam kondisi Berduka. Mertua yang lama sakit, tanggal 2 tadi Meninggal Dunia, jadi Mohon maaf update nya semakin lambat. kuharap kalian mengerti dan tetap mencintai karyaku ini. Terimakasih atas pengertiannya teman- teman pembaca, sehat selalu dan semoga semua lancar rezekinya.

DMCA.com Protection Status