Yin menghentikan mobil listriknya di pertengahan jalan raya satu arah yang ada di kawasan Changshou Road, Distrik Putuo, Shanghai.Dia mendapatkan lokasi ini dari Kimmy. Gadis berkepang dua itu memberitahu Yin, jika dirinya ingin mengetahui lebih detail tentang pekerjaan Denise, dia harus menemui seseorang yang tinggal di daerah tersebut.Siang itu pukul sebelas lebih lima belas menit, keadaan jalan di sekitar Changshou Road masih jauh dari kata ramai karena pengaruh cuaca yang cukup terik di akhir Bulan Maret.Yin turun dari mobil. Dia menengadahkan wajahnya. Menatap sebuah bangunan tertutup yang tingginya sekitar tiga belas kaki. Dibacanya beberapa huruf yang tergantung pada sebuah papan nama besar yang ada di atas kepala. Rangkaian huruf itu ditulis dari atas menurun ke bawah.“Shanghai Y Song,” gumamnya.Sistem pengetahuan baru yang melekat pada indera penglihatnya itu langsung memberitahu Yin, bahwa Shanghai Y Song adalah sebuah tempat hiburan di mana seseorang bisa bernyanyi deng
"Masalah pribadi," pungkas Lu Wan Wan.Ma Jia Wei menaikkan ujung alisnya. "Masalah pribadi? Aku tahu! Apa suamimu yang payah itu melarangmu bekerja? Jika memang itu alasannya, dia memang benar-benar bodoh!"Lu Wan Wan mengembuskan napasnya dengan panjang. Dia sungguh tidak menyangka, bahwa proses pengunduran dirinya akan serumit ini. Dia pikir, setelah dirinya memberikan dokumen pengunduran diri kepada Ma Jia Wei, atasannya itu akan menyetujuinya.“Kenapa kau diam? Yang kukatakan itu memang benar’kan?” Ma Jia Wei menyeringai seakan kemenangan itu telah berada di pihaknya. “Hanya bekerja sebagai seorang pustakawan dan sopir pribadi, tapi sudah berani melarangmu bekerja. Memangnya dengan gaji serendah itu, dia sanggup menghidupimu di kota yang besar ini? Sebagai seorang teman sekaligus atasanmu, aku memberitahumu, suami istri itu harus bekerja jika ingin sukses,” lanjutnya.“Jia Wei, Yin memang tidak sekaya dan sesukses dirimu. Tapi dia juga bukan orang yang berpikiran sempit. Dia sela
“Ayah tak peduli soal Group Lushang bangkit atau tidak. Sekalipun wanita yang bernama Lu Wan Wan itu memiliki kemampuan, dia juga tidak ada hubungannya dengan Group Ma!” tegas Ma Zimo. “Sebaiknya kau segera putuskan hubunganmu dengan kakaknya yang bernama Lu Shen Shen itu dan tingkatkan hubunganmu dengan Han Zhi Zhi. Apa hal seperti ini perlu Ayah yang mengajarimu?”Ma Jia Wei mengatupkan bibirnya dengan kepala yang tertunduk."Jia Wei, sebelum ulang tahunmu yang ketiga puluh ... segera lakukan pernikahanmu dengan Han Zhi Zhi atau jika tidak ...." "Jika tidak apa, Ayah?" Ma Jia Wei menggeram sambil membuang muka. "Jangan harap Ayah akan menjadikanmu pewaris Keluarga Ma!" seru Ma Zimo. Ma Jia Wei tertawa getir. "Selain aku, memangnya Ayah memiliki keturunan lain? Jika memang benar ada, berarti dia adalah saudara tiriku," katanya menyeringai. "Berarti dia adalah anak haram Keluarga Ma. Ayah lebih mementingkan seorang anak haram, dari pada anak sah Ayah sendiri?"Ma Zimo menatap taj
“Siapa yang berani mencari Big Mommy akan mati hari ini!”Yin sontak menolehkan kepalanya begitu mendengar seruan tersebut didengungkan. Di saat itulah mantan jenderal besar Dinasti Qing langsung mendapat sambutan sebuah tendangan yang nyaris mengenai kepalanya.WUSH!Tendangan yang dilakukan oleh salah seorang anak buah Big Mommy itu hanya bergerak seperti tiupan angin yang menyapa, karena Yin lebih dulu menghindari serangan tersebut.Yin alias Shun Yuan itu kemudian memutar tubuhnya di atas sofa, lalu menggunakan sepasang kakinya yang ada di atas untuk menangkap dan menjepit pria yang telah menyerangnya dari belakang. Menarik dan mengempaskannya begitu saja. BUGH!Suara dentuman langsung terdengar. Tubuh si penyerang itu pun jatuh terjungkal di atas lantai keramik. Membuat Yin yang telah berdiri tegak itu dengan mudah menekan lingkar lengan pria tersebut.“Arrgggghhh …!”Suara erangan yang terdengar itu sontak membuat delapan pasang mata yang semula mengincar Yin terkejut. Wajah-w
Tanpa mau memegang ponsel Yin, Big Mommy hanya menjatuhkan pandangannya pada layar ponsel hitam yang saat itu sedang menampilkan wajah seorang gadis cantik bermata biru. Gadis itu memiliki model rambut coklat yang panjang dan bertekstur gelombang.Maka mengertilah Big Mommy, siapa yang dicari oleh pria muda ini. Dia kemudian mengalihkan pandangannya dari ponsel. Lalu mendudukkan dirinya yang gemuk itu di atas sofa panjang. Sesekali kipas tembaga yang ada di tangan kanannya itu terayun pelan.Melihat sikap Big Mommy yang tenang, membuat Yin lantas bertanya. “Apa kau mengenalnya?” “Tentu saja.” Big Mommy menyeringai. “Apa yang ingin kau ketahui?”Yin kembali mendudukan dirinya di atas sofa single yang berhadapan dengan Big Mommy. “Apa pekerjaannya di Shanghai Y Song dan … kenapa tadi kau bilang tidak mengenal Denise Allard?”“Karena bukan itu namanya di sini,” ujar Big Mommy.Yin menautkan kedua alisnya yang hitam legam. “Lalu siapa nama aslinya?”“Apa yang kukatakan ini tidak gratis. S
“Pelanggan besar yang kumaksud itu adalah Lu Dong. Presiden Komisaris Group Lushang. Dulu pria itu sering main kemari. Tapi sejak mengenal Mey Mey, keduanya pergi dan tak pernah kembali. Gadis itu memilih berhenti, karena ingin menjadi selingkuhan Lu Dong,” jelas Big Mommy.Senyum di bibir Yin pun melebar. Benang masalah yang semula tak karuan itu, kini satu per satu mulai terbuka dan tertata di jalurnya.Kini mengertilah Yin, bahwa otak di balik kekurangan stok barang yang pernah dialaminya di Perpustakaan Shanghai adalah Lu Dong. Ayah mertuanya itu mendapatkan informasi mengenai daftar suplier perpustakaan, juga pasti berasal dari orang dalam Perpustakaan Shanghai.Awalnya Yin mengira kalau orang dalam itu adalah Tuan Chao, tetapi sekarang dia tahu, kalau informan tersebut adalah Denise Allard alias Mey Mey. Kemungkinan gadis blasteran itu juga adalah pengirim video misterius yang membuatnya mendapatkan hukuman dari sang direktur. Tapi kenapa sinyal ponsel pengirim video itu justru
Sebuah pintu lift yang ada di lantai lima di dalam gedung apartemen tak bernama itu pun terbuka. Tampak seorang pria muda keluar dari sana. Dia mengenakan setelan kemeja putih polos dan celana panjang denim.Dialah Yin.Langkah-langkah kecil yang dibuat Yin, membawa tubuhnya yang jangkung itu menuju ke tengah ruangan. Di mana Arthur Chen dan tiga orang pria yang lain sedang duduk melingkari sebuah meja kaca.Kedua alis Yin saling bertaut ketika melihat kehadiran orang-orang itu. Mereka bukanlah orang asing, melainkan tiga dari dua puluh orang yang pernah membantunya untuk menyelesaikan patung sarjana yang ada di halaman Perpustakaan Shanghai.“Ternyata kalian.” Yin berkata sembari menarik kedua sudut bibirnya lebar. “Kalau aku tidak salah ingat, kalian bernama M2, A2, dan D2.”“Ingatan Tuan Muda memang tidak salah,” ujar M2—seorang pria paruh baya berusia enam puluh tahun lebih. Dia kemudian bangkit berdiri, lalu diikuti oleh yang lain. “Salam, Tuan Muda Kedua.”Yin mengangguk untuk me
Mendekati pukul enam sore, Lu Wan Wan tampak sedang mengemasi barang-barangnya yang ada di atas meja kerja. Beberapa buku catatan, kumpulan resep masakan, kalender duduk tahun 2024, sebuah jam beker warna kuning, dan kumpulan obat luka pemberian Yin tempo hari.Semua barang itu dimasukkan Lu Wan Wan ke dalam sebuah kardus berwarna coklat. Dia tampak tertegun menatap permukaan meja kerjanya yang telah bersih. “Wan Wan, apa benar kau akan pergi dari sini?” tanya Hong Hong dengan sudut bibirnya yang cemberut.Lu Wan Wan mengangguk. Sambil menarik kedua sudutnya lebar, dia menjelaskan kepada rekan kerjanya yang memiliki wajah bulat bak sebuah telur dan berambut ikal itu. “Suatu hari nanti, kita semua juga pasti akan pergi dari sini. Hari ini giliranku, mungkin giliranmu bulan atau tahun depan.”“Aku sepertinya akan menjadi karyawan Ma Yuan seumur hidupku,” gumam Hong Hong.Lu Wan Wan kemudian memberikan selembar kertas berwarna biru kepada Hong Hong. “Selamat ulang tahun! Maaf, aku hany