"Semua orang gampang meminta maaf dan gampang mengatakan apapun untuk membuat orang percaya padanya tapi tidak semua orang bisa membuktikan ucapannya. Jadi, kalau kau memang tidak punya hubungan dengan Emran, buktikan padaku."Kemudian Erland berjalan maju mendekati Yuriana hingga tak ada jarak diantara mereka. Pria gagah itu, meletakkan jari telunjuknya di dagu Yuriana kemudian mengangkat dagu istrinya hingga wajah Yuriana menghadap ke atas."Aku juga ingin melihat bagaimana dirimu membuktikan bahwa kau hanya menginginkanku? Buktikan dengan tindakanmu Yuriana, bukan dengan kata-kata menggelikan itu. Dengan begitu, aku akan percaya bahwa kau memang hanya menginginkanku." Erland bicara dengan matanya yang terus menatap bibir Yuriana yang menggoda itu."Apa yang harus aku lakukan untuk membuktikannya?" tanya Yuriana. "Aku tidak tahu. Kau harus memikirkannya sendiri." Yuriana yang tadinya biasa saja, kini wajahnya semakin serius. Bahkan dia menyingkirkan tangan Erland lalu tiba-tiba sa
"Kau pandai sekali berakting Yuriana," ucap Erland yang baru saja masuk ke kamarnya bersama dengan Yuriana.Yuriana yang mendengar ucapan Erland menoleh melihat suaminya dengan tatapan kesal. "Akting yang mana maksud kamu?""Di meja makan tadi."Erland tidak mengatakan apapun di meja makan ketika Yuriana mengungkapkan perasaannya, karena masih ragu dengan pengakuan Yuriana. Apakah perempuan itu memang berkata jujur, ataukah Yuriana hanya ingin membuktikan di depan semua orang bahwa dia sudah tidak punya perasaan pada Emran. Terlebih Erland bingung dengan perasaannya sendiri terhadap Yuriana."Aku bicara jujur Erland. Itu bukan akting atau kebohongan. Semua yang kukatakan di bawah tadi adalah perasaanku padamu." Erland terkejut. Namun dia diam saja karena tidak tahu harus bicara apa pada Yuriana. Dia masih belum tahu perasaannya pada Yuriana. Apakah itu cinta atau hanya sebuah ketertarikan biasa saja? Meski Yuriana adalah istrinya tapi dia tetap tidak boleh gegabah dalam hal yang men
Yuriana keluar dari lift menuju meja kerjanya. Pandangan beberapa orang rekan kerjanya di sana, membuat Yuriana terganggu. Namun Yuriana tidak penasaran dengan sikap mereka yang terus memandang ke arahnya, karena dia sudah menebak bahwa beberapa dari rekan kerjanya pasti sudah melihat berita kemarin. Tak peduli dengan tanggapan mereka atau dengan pandangan mereka adalah solusi untuknya bisa bertahan di lingkungan kerjanya ini. Karena itu, Yuriana bersikap santai dengan tetap menyapa mereka. "Selamat pagi semuanya!" Beberapa dari mereka tersenyum pada Yuriana dan yang lainnya malah mengabaikan sapaan Yuriana. Yuriana juga ikut mengabaikan mereka. Toh, dia datang bekerja bukan untuk mencari teman. Dia ingin bekerja untuk mewujudkan impiannya. Velyn baru saja datang dan langsung mendatangi Yuriana karena penasaran dengan sesuatu yang dia lihat tadi. "Pagi Yuriana!" Yuriana tersenyum. "Pagi Velyn!" "Ngomong-ngomong, aku tadi sempat lihat kamu di luar sama Tuan Erland dan kalian kaya
Erland sedang berbicara dengan beberapa pebisnis di tempat pesta, sedangkan Yuriana sedang mengobrol dengan Miss.Arabella di sebuah ruangan khusus untuk para tamu penting. Miss. Arabella adalah desainer yang tengah bekerja sama dengan Star King di Prancis. Namun, ini pertama kalinya, Miss. Arabella kembali ke negara ini setelah tinggal di Prancis selama dua puluh tahun lamanya. "Saya tidak menyangka kalau Tuan Erland sudah menikah. Terakhir bertemu dengan beliau, dua tahun lalu di acara fashion week di Prancis. Kami bertemu sebagai rekan bisnis. Dia pemimpin yang sangat tegas, disiplin dan penuh tanggungjawab. Karena itu, saya sangat senang bekerja sama dengan beliau." Miss. Arabella tidak hanya sekedar memuji untuk menyenangkan Yuriana semata, tapi karena dia memang mengagumi sosok Erland. Bahkan dia berniat menjodohkan anak perempuannya dengan Erland. Namun niatnya itu seketika sirna setelah tahu bahwa Erland sudah menikah."Erland memang pemimpin yang tegas, Miss. Saya sudah mer
Nyonya Sanjaya termenung di kamarnya setelah menerima telfon dari Bu Neneng, pemilik panti asuahan. Dia tengah memikirkan seseorang yang ingin bertemu dengannya. Di saat itu, Yusita masuk ke kamar ibunya. Nyonya Sanjaya masih belum menyadari kedatangannya karena larut dalam pikirannya. "Apa yang ibu pikirkan?" tanya Yusita yang membuat Nyonya Sanjaya akhirnya sadar dari lamunannya. Nyonya Sanjaya mendongak melihat anaknya. "Sejak kapan kamu datang? Kenapa tidak mengetuk pintu?" "Aku sudah ketuk pintu dan ibu nggak dengar. Pintu kamar ibu juga nggak dikunci makanya aku masuk," jelas Yusita sembari duduk di samping ibunya. 'Haaaa!' Nyonya Sanjaya menghela nafas panjangnya setelah tahu bahwa dirinya sejak tadi hanya melamun sampai tidak menyadari kedatangan Yusita. "Ibu kenapa sih?" tanya Yusita tampak begitu penasaran. "Ibu Neneng tiba-tiba menghubungi ibu dan bilang kalau ada seorang wanita yang ingin bertemu dengan ibu. Katanya wanita ini sedang mencari asal usul Yuriana dan dia
Yuriana hari ini senang sekali karena desainnya ternyata diterima oleh atasan. Itu suatu kebanggaan untuknya yang selama ini bermimpi menjadi seorang desainer ternama. "Yuriana, ini awal untuk dirimu menunjukkan kemampuanmu di dunia fashion. Buktikan pada mereka semua bahwa kau memang layak untuk Star King," ucap Bu Karin yang terlihat bangga pada Yuriana. "Iya Bu Karin. Saya akan bekerja keras mengeluarkan semua kemampuan terbaik saya di proyek ini." Yuriana tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya saat ini. Dia terus tersenyum di hadapan Bu Karin. "Jangan dengarkan apa kata orang! Lakukan saja yang terbaik!" "Baik Bu Karin." "Sekarang keluarlah!" titah Bu Karin. Yuriana akhirnya keluar dari ruangan Bu Karin. Di luar, beberapa karyawan langsung memberikan selamat pada Yuriana. "Selamat ya Yuriana! Akhirnya kamu menjadi pegawai tetap!" "Belum. Aku akan menjadi pegawai tetap setelah karyaku diterima di luar negri," ucap Yuriana. "Tidak Yuriana. Kau sekarang sudah menjadi pegaw
Nyonya Sanjaya akhirnya mempertemukan Bu Merys dan Miss Arabella. Namun sebelum mempertemukan mereka, Nyonya Sanjaya sudah bicara lebih dulu pada Bu Merys. Dia mengajak Bu Merys bekerja sama dengannya. Awalnya Bu Merys tidak setuju tapi setelah ditawarkan uang seratus juta, Bu Merys akhirnya setuju untuk mengikuti rencana Nyonya Sanjaya.Keduanya bertemu di sebuah restoran mewah yang sudah dipesan khusus oleh Miss Arabella sebagai tempat pertemuannya. Bahkan Miss Arabella memesan seluruh restoran itu agar dirinya bisa leluasa bicara dengan Bu Merys tanpa diganggu siapapun."Halo Bu Merys, saya Arabella yang ingin bertemu dengan Anda!" Miss Arabella mengulurkan tangannya, mengajak Bu Merys berjabat tangan, dan Bu Merys tentu menerima keramahan Miss Arabella."Halo Nyonya Arabella! Saya sudah dengar tentang Anda dari Nyonya Sanjaya." Bu Merys tersenyum lebar dengan ekspresi ramah melihat Miss Arabella."Silahkan duduk Bu Merys, Nyonya Sanjaya!" kata Miss Arabella mempersilahkan Nyonya S
"Saya juga tidak rela melepaskan Yusita, Nyonya. Karena dari umur lima tahun, saya yang menjaganya. Saya membesarkan dia dengan penuh kasih sayang dan juga mendidiknya menjadi wanita terhormat.""Saya mengerti perasaan nyonya tapi tolong, nyonya juga harus mengerti perasaan seorang ibu yang kehilangan anaknya selama bertahun-tahun. Saya sudah lama menantikan ini. Bahkan saya tidak pernah sekalipun melewatkan kesempatan untuk mencari putri saya dan takdir mempertemukan saya dengan Yuriana yang akhirnya membawa saya pada kebenaran tentang putri saya.""Baiklah Nyonya. Saya akan mempertemukan Anda dan Yusita tapi saya tidak akan membantu Anda untuk membujuk Yusita agar menerima Anda," ujar Nyonya Sanjaya yang pura-pura tak senang."Tidak masalah tapi nyonya jangan menghalangi jika Yusita ingin pergi bersama saya," tegas Miss Arabella."Yusita sudah dewasa. Dia berhak memilih Nyonya Arabella. Sebagai orang tua, kita hanya perlu mendukungnya saja!"Obrolan Nyonya Sanjaya dan Miss Arabella
Tiga hari kemudian, Yuriana akhirnya sadar. Erland dan yang lainnya tentu senang melihat Yuriana sudah sadarkan diri. Namun Yuriana masih belum bisa banyak bicara. Jika ditanya atau diajak bicara oleh dokter, Yuriana hanya mengangguk atau menjawab singkat saja. "Aku senang bisa lihat kamu sadar kembali Yuri. Kau tahu, kau sudah buat aku takut. Aku pikir, aku akan kehilanganmu." Tanpa sadar Erland mengeluarkan air matanya, dan itu adalah air mata bahagia. Perlahan, Yuriana mengulurkan tangannya ke wajah Erland lalu menghapus air mata suaminya di sana. Senyuman diwajahnya pun tampak begitu jelas. Erland menangkap tangan istrinya itu dan menempelkannya ke pipinya. "Yuriana, setelah kamu mengalami hal seperti ini, aku sadar bahwa kamu ternyata segalanya untukku. Aku mencintaimu Yuriana!" Yuriana terkejut. Baru sadar, ia tiba-tiba dapat pengakuan cinta dari Erland. "Mencintaiku?" Erland mengangguk. "Ya. Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu." "Erland, sebenarnya. Aku hamil." Erlan
Erland berlari di lorong rumah sakit menuju ruang IGD setelah mendengar kabar kecelakaan Yuriana dari pihak rumah sakit. Sesaat lalu, beberapa orang menemukan mobil mereka terbalik di jalan dan mereka membawa Yuriana dan Yusita ke rumah sakit. Erland kini berada di depan ruang IGD. Di saat yang sama, dokter keluar sembari mendorong keluar brankar. Di sana ada Yuriana yang berlumuran darah. Masker oksigen sudah dipasang dan selang infus pun sudah menempel dilengannya. Di belakang brankar Yuriana, ada brankar Yusita. Keduanya sama-sama dalam kondisi kritis. Erland tentu sangat khawatir melihat kondisi istrinya. Tubuhnya seketika menjadi lemas melihat kondisi Yuriana yang tak berdaya. "Dokter, saya suami dari pasien Yuriana!" "Nona Yuriana akan dibawa ke ruang operasi. Kami akan mengoperasinya. Tuan silahkan mengurus administrasinya saja," jelas dokter itu."Baik Dok."Kedua brankar itu kembali didorong oleh dokter. Di saat itu, Nyonya Sanjaya, Tuan Sanjaya dan Miss Arabella datang. M
"Kau baik-baik saja kan, Yuriana?" tanya Erland tampak khawatir melihat ekspresi wajah Yuriana yang pucat. "Aku baik. Cuma agak pusing aja sih," jawab Yuriana sembari memegang pelipisnya. "Oke, kamu istirahat dulu. Biar besok kamu merasa lebih baik saat kita meninggalkan tempat ini." Yuriana mengangguk. Lalu ia mengikuti Erland ke tempat tidur. Esok harinya, Yuriana dan Erland meninggalkan tempat itu. Mereka menuju bandara untuk kembali ke Indonesia. Selama berjam-jam di pesawat, mereka akhirnya sampai di Indonesia. Di depan bandara itu, sudah ada bawahan Erland yang menunggu. Erland dan Yuriana segera masuk ke mobil lalu mobil itu melaju meninggalkan bandara menuju Kediaman Oberon. Sampai di rumah, mereka malah mendengar keributan di dalam rumah. Erland dan Yuriana segera melangkah ke ruang kerja Tuan Oberon, di mana asal suara itu terdengar. Pintu terbuka lebar hingga Erland dan Yuriana bisa masuk. Mereka berdua melihat Tuan Oberon membentak Emran dan di sana ada Emran, Nyonya
Pada akhirnya, Yuriana memakai baju kaos dan celana jeans pilihan Erland. Bibirnya cemberut karena tidak menyukainya. Perempuan itu ingin memakai pakaian seksi seperti perempuan seksi yang ada di negara ini tapi keinginannya itu malah ditentang oleh Erland. Erland sendiri malah tersenyum melihat Yuriana cemberut, bahkan ia mencubit pipi Yuriana yang sedang menunjukkan ekspresi kesal."Bu Karin dan yang lainnya pasti akan menertawakanku karena memakai baju biasa. Padahal, ini adalah pesta karena kita berhasil tugas dari perusahaan dan aku dapat penghargaan sebagai desainer terbaik.""Kalau kau mau mengumumkan di depan semua orang kalau kau adalah Nyonya Erland, aku akan menuruti semua keinginanmu. Termasuk memakai apapun yang kamu sukai," ucap Erland yang membuat Yuriana bungkam."Aku pasti akan mengatakannya nanti. Tunggu aja tanggal mainnya." Yuriana masih belum siap untuk mengatakan statusnya di depan rekan kerjanya. Ia butuh persiapan untuk melakukannya agar dirinya pun tidak disal
Yuriana sudah sampai di lokasi restoran yang disebutkan Erland. Namun, ia tidak masuk ke dalam. Yuriana malah mengambil tempat di luar restoran agar ia bisa tahu jika suaminya nanti datang. Terlebih, baginya menyenangkan duduk makan di sana sembari memperhatikan orang lalu lalang di depan restoran. Pemandangan di sana cukup bagus dinikmati sambil makan siang.Tak lama duduk di sana, akhirnya Erland datang. Mata Yuriana yang tadinya memperhatikan orang-orang lalu lalang, kini memperhatikan Erland yang melangkah masuk.“Land, di sini!” Yuriana segera menaikkan tangannya, melambai ke arah Erland yang tidak melihatnya.Erland yang mendengar namanya dipanggil, menoleh ke asal suara. Dengan segera, Erland melangkah mendekati Yuriana yang tersenyum ke arahnya.“Kenapa kamu duduk di sini? Kenapa tidak ambil tempat di dalam ruangan?” tanya Erland penasaran. Pria itu tidak duduk di kursi melainkan berdiri di depan Yuriana.“Nungguin kamu. Aku juga belum pesan apa-apa kok. Aku tunggu kamu datang
Hari ini adalah hari di mana diadakan fashion week.Yuriana selaku penyelenggara acara bersama Bu Karin dan rekan lainnya, sudah ada di lokasi acara. Mereka yang mengatur acara ini memang harus hadir lebih awal untuk mengatur para model yang secara bergantian memperkenalkan pakaian dari Star King. "Yuriana, pokoknya hari ini harus berjalan lancar. Jadi, kamu harus fokus dengan tugasmu!" tegas Bu Karin yang kembali mengingatkan Yuriana. "Baik Bu Karin." Selama dua jam, acara itu berjalan lancar. Tidak ada keluhan atau masalah lain. Apalagi ketika para desainer pakaian itu naik menunjukkan dirinya. Yuriana dan rekan-rekannya pun dipuji oleh Bu Karin yang berhasil menyukseskan acara hari ini. "Hari ini peragaan busananya berjalan baik. Saya bangga pada kalian semua. Nah, besok acara Jewelry Week. Itu acara yang sangat penting untuk kita. Terutama untuk Yuriana dan Mila yang berkesempatan menjadi desainer perhiasan untuk beberapa perhiasan baru kita. Kalian harus lebih semangat, dan le
“Sekarang kau sudah merasa hebat karena menjadi anak dari orang terkenal!” Emran menyahut saat Yurika masuk ke dalam kamar. Bola mata Yurika langsung tertuju ke arah suaminya yang sedang duduk bersandar di sofa sana. “Apa maksudmu Emran?” “Kau melakukan apapun yang ingin kau lakukan tanpa memikirkan statusmu sebagai istriku, Yurika. Bahkan kamu sengaja mendatangi Erland di kamarnya tanpa rasa malu. Apa selama ini kau memang meremehkanku?” “Jangan salah paham! Aku hanya datang untuk bahas kerja sama dengan dia. Sekalian kasih dia susu untuk Erland sebagai adik iparnya. Sekarang ini kan, Yuriana nggak ada. Jadi, sebagai adik ipar yang baik, aku harus peduli dengan suami kakakku.” Meski Yurika punya niat untuk berpisah dengan Emran tapi ia tetap menjelaskan pada Emran karena tidak ingin pria itu menuduhnya telah punya niat buruk. Apalagi jika Emran menceraikannya dengan alasan selingkuh. Yurika tetap harus memperbaiki nama baiknya. Terlebih semua orang tahu bahwa ia adalah anak Miss A
Yusita mulai menjalankan rencananya dalam menarik perhatian Erland. Ia datang ke kamar lelaki itu, membawa susu hangat setelah melihat Erland meminta susu hangat pada seorang pelayan.Dengan penuh percaya diri akan respon baik Erland, Yusita mengetuk pintu kamar lelaki itu hingga sang pemilik kamar membuka pintunya. Namun tatapan pria itu terlihat dingin melihat Yusita berdiri di hadapannya.“Ada apa?” tanya Erland dingin.“Katanya kamu minta susu. Karena kebetulan, aku di bawah. Jadi sekalian aku bikinkan untukmu,” ucap Yusita tersenyum sembari menyodorkan susu hangat itu pada Erland.Erland melihat susu yang dipegang Yusita lalu kembali menatap adik iparnya dengan tatapan dingin. “Aku sudah tidak tertarik minum susu. Buatmu saja,” tolak Erland kemudian berniat menutup pintunya dengan mendorong pintu itu tapi ditahan oleh Yusita.“Sebentar Kak Erland!”Erland menghela nafas kasarnya melihat Yusita. “Ada apa lagi?”"Aku dengar dari ibuku kalau kamu sedang bekerja sama dengannya," uca
Semua orang yang mendengar pengakuan Yusita, terkejut. Mata mereka semua mengarah ke Yusita tapi mereka tampak bingung dan juga tak percaya apa yang dikatakan Yusita.“Sita … kita sekarang sedang makan malam. Tolong, jangan bercanda seperti ini! Hargailah semua orang yang duduk makan di sini!” sahut Eriska yang terlihat tak senang pada Yusita karena mengira Yusita sedang bercanda.“Apa yang dikatakan Yusita memang benar, Nona Eriska.” Miss Arabella ikut menyahut untuk membela Yusita.“Saya bingung Miss. Setahu saya, Yusita ini adalah anak kandung Tuan Sanjaya dan Nyonya Sanjaya. Kenapa Yusita tiba-tiba menjadi anak kandung Anda?” tanya Eriska mengerutkan keningnya.“Selamat malam semuanya!” Tiba-tiba Nyonya Sanjaya datang. Kedatangannya malam ini di kediaman Oberon untuk membantu Yusita agar mereka yakin tentang masalah Yusita dengan Nyonya Sanjaya.Semua orang menoleh ke arah Nyonya Sanjaya. Nyonya Sanjaya langsung membungkuk hormat di depan Tuan Besar Oberon. “Maaf tuan! Kedatangan