Home / Romansa / Bertemu Setelah Berbeda Status / Desakan Mama untuk Pindah

Share

Desakan Mama untuk Pindah

Author: Quin Attariz
last update Last Updated: 2022-06-11 08:07:46

Satu bulan sudah Jelita tinggal di rumah orang tuanya, Jelita tidak tahu harus bersikap bagaimana pada Arman, lelaki yang kini menjadi suaminya, dia hanya bisa bersikap mesra saat di depan orang tuanya, tapi di belakang mereka Jelita bersikap acuh tak acuh.

Arman menyadarinya dia tidak bisa seperti ini terus, dia ingin Jelita bersikap apa adanya tanpa harus diperintah oleh orang tuanya dulu, dia ingin benar-benar diperlakukan sebagaimana mestinya seperti pasangan suami istri yang sebenarnya tanpa ada campur tangan orang tua Jelita, tapi saat ini sayangnya rumah yang dia beli belum sepenuhnya selesai.

"Jelita, kita sudah satu bulan tinggal di sini, gimana kalau kita pindah ke rumah orang tuaku?" Arman mulai berbicara.

"Pindah? Akuuu ..."

Jelita tidak pernah berpikir kalau suaminya itu akan mengajaknya pindah dari rumah orang tuanya, dia terlalu asyik ada di zona nyamannya, tak perlu capek-capek menyiapkan makan, yang selalu disiapkan oleh Rima yang rajin memasak, tak perlu mencuci atau sekedar membersihkan rumah juga karena semuanya sudah dilakukan oleh para asisten rumah tangga.

"Ayolah, aku merasa tidak enak tinggal di sini terus!" Arman berusaha membujuk Jelita, walaupun dia tidak yakin Jelita akan mau menerima ajakannya.

"Aku gak mau Mas, aku masih mau di sini!" Jelita menolaknya dengan keras.

"Aku sedang membangun rumah untuk kita, hanya saja belum selesai, jadi aku ingin sementara kita tinggal sama Ibuku dulu, katanya rumah sepi gak ada teman ngobrol, kakakku baru pindah ke Surabaya dan adikku yang SMK lagi PKL selama tiga bulan, dia tinggal di mess karyawan," bujuk Arman.

"Hmm ... rumah Mas, memangnya berapa lama lagi selesainya?"

"Yaaah ... Sekitar dua bulanan lagi! Jadi mau yah, tinggal di rumah ibuku hanya dua bulan aja kok sampai rumah kita selesai kita langsung pindah, gimana?" Arman terus berusaha membujuk Jelita.

"Aku pikir-pikir dulu yah, Mas," jawab Jelita, sebenarnya memang tak mau untuk pindah.

Dua bulan bukan waktu yang sebentar, apa dia sanggup satu atap dengan Bu Tika yang terkenal cerewet itu, tapi kalaupun menolak yang pasti orang tuanya akan kembali memarahinya karena tidak mau mengikuti ucapan suaminya.

******

Jelita, kamu ikut saja sama suami kamu pindah ke rumah mertua kamu, sekarang kamu sudah menjadi istrinya, kamu harus nurut apa kata suami kamu!" Kini Rima ikut mendesaknya pindah.

"Kenapa, Mama gak suka aku tinggal di sini?" tanya Jelita sinis.

"Bukannya gitu Jelita, Mama suka kamu tinggal di sini, tapi Mamah dengar dia sudah mempersiapkan rumah buat kamu, hanya saja belum selesai. Jadi dia ingin kamu tinggal sama mertua kamu dulu, sambil mengecek pembangunan rumah itu karena memang lokasinya tidak jauh dari rumah mertua kamu!"

"Tapi aku ingin tinggal di sini Mah, apa belum cukup aku mengikuti keinginan Mamah untuk menikah dengan Mas Arman, sekarang aku juga harus menuruti Mamah pindah ke rumah orang tuanya!" dengus Jelita.

"Jelita...!!" Geram Rima.

"Kamu sudah menikah sekarang, mau gak mau kamu harus nurut sama suami kamu!"

"Mamah gak pernah ngerti perasaan aku! Aku gak pernah cinta sama Mas Arman!" Jelita kesal dan pergi ke kamarnya dengan langkah kasar.

Bruuuk...! Jelita menutup pintu kamarnya dengan keras.

"Anak itu susah banget kalau dibilangin!" Rima kesal dengan sikap anaknya.

Jelita bersiap dengan pakaian kerjanya, walaupun masih lama jam masuknya. "Aaaargh ... Mendingan aku pergi saja, di rumah juga BT!"

Tiba di tempat kerjanya di sebuah Mall, dia bekerja di salah satu supermarket yang cukup besar, dia bekerja sebagai bagian keuangan kasir, semua pendapatan dari kasir, menyetor kepadanya dan kemudian dia membuat laporan dan diserahkan pada bagian manager.

"Tumben kamu datangnya awal banget?" tanya Mila lawan shiftnya.

"Aku lagi BT di rumah."

"Ooh ... Jel, kamu tahu tidak kalau manager sebentar lagi mau dimutasi dan di sini mau digantikan oleh manager dari Jakarta."

"Yaaah ... Padahal Pak Derry orangnya baik, mudah-mudahan penggantinya juga baik yah!"

Jelita dan karyawan di supermarket itu sudah nyaman dengan Pak Derry.

******

Pulang bekerja, Jelita terlalu capek hingga dia langsung berbaring di tempat tidur, dia tidak pedulikan suaminya yang menunggu dia pulang sejak tadi hingga menolak ajakan orang tuanya untuk makan malam bersama.

"Jelita, makan dulu! Masa langsung tidur!" Arman yang begitu perhatian, dia sama sekali belum makan karena menunggu Jelita pulang ingin makan bersama sang istri, merelakan menahan lapar demi istri tercinta.

Tapi tampaknya usahanya lagi-lagi gagal, Jelita memilih untuk langsung tidur.

"Aku capek banget Mas," jawabnya tak peduli, setelah mengganti bajunya dia langsung menaiki tempat tidur dan menarik selimut untuk segera tidur.

Arman hanya bisa menghela napasnya, kecewa sudah tentu, tapi dia mencoba bersabar, lalu dia ikut pun beranjak ke tempat tidur, walaupun perutnya terasa perih rasanya malas untuk makan setelah mendapat penolakan Jelita.

*****

Kini Rudi, sang ayah ikut membujuk jelita. "Jelita, bagaimanapun dia itu sekarang udah jadi suami kamu, kamu harus ikut ke manapun suami kamu pergi!"

"Tapi Pah, aku maunya di sini, aku merasa nyaman tinggal di sini, Mas Arman juga gak langsung bawa aku ke rumahnya, malahan ke rumah orang tuanya," rengek Jelita dia sama sekali gak mau sampai harus seatap dengan ibunya Arman.

"Gak apa-apa Sayang, kan bagus juga sekalian kamu bisa lebih mengakrabkan diri sama mertua kamu, Jel!"

"Tapi Paaaah ... aku gak mau Pah, Papah tahu kan Bu Atikah itu orangnya gimana!" Jelita bisa menilai Atikah walaupun hanya beberapa kali bertemu, dia ingat betul saat mereka membahas soal resepsi pernikahan, Atikah terus saja mengajukan pendapatnya, maunya beginilah begitulah. 'Aaaah ... Benar-benar orang yang menyebalkan!' gumam Jelita.

"Papah gak mau tahu, kamu harus mau ikut suami kamu pindah!" Perintah sang ayah tidak dapat ditawar lagi, mau tak mau dia harus menurutinya.

"Mamaaaah ...!" Jelita menatap ibunya seolah meminta perlindungan dan pembelaan.

"Udah ikuti saja kata Papah kamu, Jelita. Ini juga demi kebaikan kamu, istri harus nurut kata suami, kalau kamu gak mau dilaknat Tuhan!" tegas Rima.

"Mamah gak suka yah, aku tinggal di sini?" tanya Jelita dengan mata berkaca-kaca.

"Bukan gitu Sayang, Mamah Papah suka kok, kamu tinggal di sini, tapi kan sekarang kamu sudah menikah, dan kamu harus mengikuti ke manapun suami kamu pergi, ingat! Sekarang surga kamu ada di telapak kaki suami kamu, Jelita ..." Rima menghapuskan air mata Jelita yang menetes di pipinya.

"Maaah ..." lirih Jelita masih berharap Rima bisa membantunya.

"Mamah yakin kamu bisa cepat beradaptasi, Sayang. Dan juga jangan khawatirkan soal mertua kamu itu, Mamah yakin kamu bisa menaklukan Mertua kamu, Jelita," bisik Rima mencoba menghibur Jelita.

Jelita pun hanya bisa pasrah, orangtua pun tidak bisa membantunya untuk mencegah Arman membawanya ke rumah mertuanya.

*****

Dua minggu kemudian ...

"Jelita, aku sudah memberikan waktu dua minggu, besok kita pindah yah, rumah kita sebentar lagi jadi loh, aku sudah minta pembangunannya dikebut!" Arman kembali mendesak.

"Bener Mas?" tanya Jelita merasa senang mendengarnya, setidaknya dia tidak akan lama tinggal di rumah mertuanya.

"Iya, makanya kita tinggal di rumah Ibuku dulu yah!"

"Ya udah aku mau, tapiii ... "

"Tapi kenapa?"

"Aku takut ibu kamu gak suka sama aku Mas, Mas kan tahu aku di rumah gak pernah ngapa-ngapain," Jelita sangat tahu waktu dulu dikenalkan dengan ibunya Arman, dia sepertinya kurang menyukainya.

"Ibu aku memang sedikit cerewet tapi dia baik kok!" bela Arman berusaha untuk membuat Jelita tidak bertambah panik.

"Baiklah!" Jelita dengan berat hati menerima ajakan Arman.

******

Keesokan harinya ...

Jelita memasukkan bajunya ke dalam kopernya satu persatu ke dalam kopernya, begitu mengambil salah satu baju, Praak!sesuatu jatuh ke lantai tepat di depan kakinya.

Jelita menurunkan tubuhnya dan bejongkok mengambil amplop putih yang jatuh itu.

"Amplop ini ..." Jelita membuka amplop itu dan mengeluarkan isinya. "Revaaan ..." desahnya sambil menatap salah satu foto Jelita bersama seorang laki-laki.

"Sudah dua belas tahun berlalu ... apa dia masih ingat sama janjinya padaku? Aku sudah menunggu dia terlalu lama ... " lirih Jelita sambil meneteskan air mata.

"Jelitaaa ...!" Suara Arman terdengar memanggilnya.

"Itu suara Mas Arman, aku harus segera menyembunyikan amplop ini!" Jelita dengan segera memasukkan foto ke dalam amplop dan menyimpan kembali amplop itu ke bawah tumpukan baju di dalam lemarinya.

"Kamu sudah selesai?" tanya Arman begitu memasuki kamar jelita.

"Sedikit lagi Mas," jawab Jelita sambil mengusap air matanya, dan Arman melihatnya.

"Kenapa, kamu sedih yah Jel, karena harus meninggalkan kamar ini?" tanya Arrman dia mengira Jelita menangis karena sedih harus meninggalkan kamar yang dia huni semenjak kecil.

"Iya Mas," jawab Jelita bohong.

"Kamu tenang saja, nanti kalau kita sudah menempati rumah kita sendiri kamu bebas mendekor kamar kita mau kayak gimana, biar kamu merasa nyaman tinggal di sana." Arman mencoba menghibur Jelita agar dia tidak telalu bersedih.

"Iya Mas," jawabnya biasa saja tidak telalu antusias.

'Dia kelihatan biasa aja, apa dia tidak bahagia yah, kalau tinggal di rumah baru hanya berdua saja denganku,' gumam Arman.

******

"Kamu baik-baik yah di sana, jaga sikap kamu, jangan malas-malasan, nurut kata suami sama mertua kamu!" ucap Rima sambil memeluk sang putri bagaimanapun dia agak berat melepas Jelita yang baru kali ini benar-benar pindah dari rumah, lepas dari pengawasannya, di sini semua serba dilayani, entah bagaimana nanti kehidupannya di sana.

"Iya Mah, aku pergi yah!" Matanya basah dia akan meninggalkan rumah itu dan kehilangan semua perhatian sang Mamah.

"Arman, jaga Jelita yah!"

"Itu pasti Mah!" jawab Arman sambil mencium tangan sang mertua.

"Ayo Sayang, kita pergi!" ajak Arman sambil memegang tangan Jelita yang masih berat meninggalkan rumah yang selama ini dia huni semenjak lahir.

-Bersambung-

Related chapters

  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Mertua yang Menyebalkan

    Mobil Arman perlahan-lahan meninggalkan rumah orang tuanya Jelita, Jelita terus menatap rumah yang telah dia tinggali semenjak kecil itu dengan perasaan yang sendu hingga mobil terus menjauh dan rumah itu tidak terlihat lagi.Sepanjang perjalanan Jelita hanya menatap ke arah jalanan yang ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang sambil merenungi nasibnya kini, menikah dengan pria yang sama sekali tak dia cintai dan sekarang dia harus menurutinya tinggal di umah orang tua suaminya.Arman yang sedang fokus menyetir sesekali melirik ke arah Jelita, dia tidak berani mengajaknya bicara, dia tahu Jelita tengah bersedih karena harus meninggalkan rumah dan juga orang tuanya yang selalu memanjakannya, tapi ini tetap dia harus lakukan karena dia pun tak ingin terus tinggal bersama mertuanya, dia pun ingin hidup mandiri, yah walaupun dia harus tinggal besama ibunya dulu untuk sementara waktu.Hanya keheningan yang ada sepanjang perjalanan, hingga mereka pun tiba di sebuah rumah yang terlihat as

    Last Updated : 2022-06-11
  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Gagal Bertemu

    "Hei Ar, gimana nih kabar penganten baru kita, hehehe ... Masih hot kayaknya yah!" goda Reno teman satu divisinya, saat Arman baru masuk kerja."Yaaah ... Gak tahu deh, Ren!" jawab Arman terlihat lesu."Kok jawabnya gak semangat gitu sih, Man?" Reno heran mendengar jawaban Arman."Aku mau curhat sama kamu, tapi kamu jangan berisik yah!" ucap Arman sambil berbisik di telinga Reno."Aku belum nyentuh istriku sama sekali, Ren!""Apaaaa ...! Kamu belum ..." mulut Reno langsung dibekap oleh Arman karena terlalu keras berbicara."Kamu jangan teriak! Nanti kedengeran orang lain, aku malu!" bisiknya belum melepas bekapan tangannya.Reno hanya menganggukkan kepalanya, karena mulutnya tak dapat bicara.Perlahan Arman melepaskan tangannya dari mulut Reno."Aku ... sampai saat ini, belum menikmati indahnya surga dunia," jawabnya lemas."Loooh ... kenapa? Kalian kan udah menikah hampir dua bulan, masa iya kamu belum ehem ehem ...!" Reno terkesiap rasanya tak percaya."Beneran Ren, mungkin karena

    Last Updated : 2022-06-11
  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Itu Benar-Benar Dia

    Jelita baru saja menyelesaikan kerjaannya, lalu mendengar ponselnya berdering. 'Mas Arman? Tumben dia chat aku!' Jelita pun membuka pesan dari suaminya itu."Istriku, kita makan siang bareng yuk! Aku udah otw ke kantor kamu nih!"'Mas Arman tumben ngajak makan siang bareng, mana pake kata istriku segala lagi, sweet banget, hehehe!' Jelita mesem-mesem sendiri."Iya, aku tunggu!" jawab Jelita.Jelita keluar dari ruangannya, melewati ruangan manager, sempat berhenti sesaat. "Aaah ... Nanti saja aku lihat dia!" Jelita pun kembali melenggang melewatinya.Ceklek! Pintu terbuka Revan keluar dari ruangannya, dia memperhatikan tubuh Jelita dari belakang yang makin menjauh.'Siapa perempuan itu, apa itu yah bagian keuangan kasir itu yah, dari belakang sih kelihatannya orangnya cantik, heee ...! Aduuuh ... apaan sih aku, maafkan aku Mom!' batin Revan teringat akan istrinya.Revan pun keluar dari ruangannya, meninggalkan supermarket untuk mencari tempat makan.******Arman mengikuti saran dari

    Last Updated : 2022-06-11
  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Sikap yang Mulai Berubah

    Pagi ini Jelita bangun lebih pagi, dia sudah tak sabar ingin segera pergi ke supermarket tempatnya bekerja.Jelita sangat bersemangat hari ini, bahkan wajahnya begitu cerah hari ini, 'Rasanya aku ingin cepat-cepat pergi ke kantor, hehehe ...!'"Tumben, kamu bangunnya pagian?" tanya Arman melihat Jelita sudah mandi dan bersiap dengan baju kerjanya."Au gak enak sama Ibu, Mas. Tiap hari aku bangun siang, kamunya udah berangkat kerja," kilah Jelita beranjak ke lantai bawah."Mau ke mana?""Yaaah ... nyiapin sarapanlah!" Jelita meninggalkan suaminya yang masih bengong dengan perubahan sikapnya yang tiba-tiba saja menjadi rajin, biasanya dia paling malas bangun pagi, memilih bangun lebih siang seperti sedang menghindari Atikah, mertuanya.'Tumben ... apa gara-gara aku ajakin makan siang kemarin yah, dia jadi rajin begitu?' gumam Arman.Jelita masuk ke dapur dan membuat nasi goreng untuk menu sarapannya, memang selama ini dia tidak pernah memasak untuk Arm

    Last Updated : 2022-06-24
  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Mengetahui Status Masing-Masing

    Pegawai mulai berdatangan, mereka memulai pekerjaan mereka dengan membereskan barang-barang yang berantakan tidak pada tempatnya, membersihkan lantai yang kotor, menyusun barang-barang sesuai tanggal kadaluarsa."Waduuh ... kita telat 10 menit nih, Jay gimana?" ucap Fajar yang baru datang melihat jam di tempat absen."Iya, mana manager yang baru kayaknya galak lagi!" timpal Jaya.Fajar dan jaya segera menyimpan tas dan bersiap ke area supermarket untuk memulai aktivitas.Revan yang kebetulan sedang berada di sana melihat kedatangan mereka, langsung menghampiri mereka."Heeeei ... kenapa kalian baru datang?" tanya Revan dengan tatapan tajam."Ma-maaf Pak, tadi kami terjebak macet." Fajar terlihat sangat gugup."Kamu?" Revan menatap Jaya."Sama Pak, macet juga," jawab jaya tak berani menatap wajah Revan yang sedang marah."Gak ada alasan macet segala yah, macet itu sudah biasa, lihat teman-teman kalian bisa datang tepat waktu! Makanya berangkat lebih pagi!" geram Revan, dia paling tidak

    Last Updated : 2022-06-25
  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Merasa Tersentuh

    Arman terus tersenyum mengingat malam Minggu pertamanya yang dia habiskan dengan sang istri.Dia mengingat betapa bagaimana Jelita tertawa lepas saat adegan lucu tersaji dalam film komedi yang mereka tonton malam itu, 'Menggemaskan sekali melihatmu tertawa lepas seperti itu, rasanya hatiku sangat senang bisa membuatmu sebahagia itu, Jelita!'Yang paling dia ingat malam itu adalah saat Jelita mengecup pipinya, setelah mengucapkan terimakasih telah mengajaknya menonton film."Mas, makasih yah sudah mengajakku nonton, rasanya semua beban di hatiku mendadak hilang, Muuuuaaaah ...!" ucap Jelita pada saat itu.Arman memegang pipinya, rasanya bibir Jelita masih terasa di sana, dia senyum-senyum sendiri hatinya merasa berbunga-bunga.'Ya ampun, baru dicium pipi aja rasanya sudah bahagia seperti ini, apalagi lebih dari ini... Jelita, Jelita ... aku cinta sama kamu, istriku!' gumamnya sambil menatap wajah istrinya yang tengah terlelap.******Minggu ini Jelita masuk shift siang, setelah weekend

    Last Updated : 2022-06-27
  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Mulai Berani

    Rupanya Jelita mendengar saat sang mertua bersikap sinis pada Arman saat dia menyiapkan makan malam untuknya.'Dasar Nenek-nenek usil, anaknya mau manjain istrinya malah dia nyinyirin!' gerutu Jelita saat akan melangkah menuju dapur, tadinya dia berniat mau membantu Arman menyiapkan makan malam, tapi setelah mendengar ucapan sang mertua dia pun mengurungkan niatnya dan kembali ke kamar berpura-pura tidak mendengar ucapan Atikah."Jelitaaa ... ayo kita makan!" panggil Arman sambil mengetuk pintu kamar."Iya Mas, ayo!" jawab Jelita setelah membuka pintu."Waaaw ... ini kamu yang siapin Mas?" tanya Jelita takjub berbagai makanan tersaji di meja makan, dan ditata dengan apik, belum lagi ada lilin-lilin yang menghiasi meja makan sepertinya Arman ingin menampilkan suasana romantis."Iyaaa ... Hmmm ... tapi aku gak masak ini, aku pesan di restoran." Arman berusaha jujur, memang dia sama sekali tidak bisa memasak."Gak apa-apa, Mas. Aku gak mandang soal itu kok, tapi usahanya Mas Arman untuk

    Last Updated : 2022-06-28
  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Nekat Mendekati

    'Mata kamu tidak bisa berbohong, Li... Kamu masih menyimpan perasaan cinta buatku, hahaha ....!' gumam Revan, sambil menyeringai.*****Jelita tiba di rumah sambil memegang dadanya yang masih terasa berdebar, 'Ya Tuhaaan ... kenapa dia begitu nekat, hampir saja dia melakukannya!''Revaaaan ... kamu membuatku kembali membangkitkan memoriku tentang kita, kenapa Revaaan ... kamu harus kembali hadir di hidupku!'Jelita berguling di tempat tidur, dia merasa resah dengan kejadian semalam, dan malam sebelumnya bayangan Revan kembali mengganggu pikirannya.******Sementara itu di tempat lain, tidak jauh berbeda dengan Jelita, Revan pun merasakan apa yang dirasakan Jelita, dia pun teringat akan kejadian tadi di kantor.'Lili ... bisa kulihat jelas masih ada cinta di mata kamu, aku yakin itu!' Revan tersenyum bahagia dia sangat yakin dengan pendapatnya, Jelita masih menyimpan cinta untuknya.'Aku tahu aku salah, mendekati kamu, meskipun aku tahu, kamu sudah menikah.' 'Li ... bahkan sampai saat

    Last Updated : 2022-06-29

Latest chapter

  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Akhir yang Bahagia

    "Pak, cantik banget yah ponakan aku!" puji Ardhan ketika melihat foto yang dikirimkan Arman."Cucu Bapak udah lahir, Dhan. Masya Allah ... cantiknyaaaa ...!" Fadlan pun ikut memuji sang cucu yang baru saja lahir ke dunia.'Hah ... mereka lagi liat foto anaknya wanita itu, aduuuh ... aku juga jadi ingin lihat,' gumam Atikah hanya bisa menerka-nerka bagaimana wajah anak Jelita, ingin melihat tapi gengsinya tinggi dia merasa malu kalau harus meminta Ardhan memperlihatkan foto anak itu padanya."Bu, mau lihat enggak, cantik banget lho?" tanya Fadlan, dia tahu sebenarnya istrinya juga penasaran ingin melihat cucu pertamanya."Enggak usah, belum tentu juga itu anaknya Arman.""Ya udah besok pagi kita mau liat ke sana, Ibu jaga rumah yah!" Ardhan sengaja membuat ibunya menyesal tidak melihatnya.'Mereka kok gitu amat, gak ngajak aku sih!' omelnya dalam hati.*****Pagi harinya ..."Ke mana kok udah pada rapi?" tanya Atikah pada suaminya ketika dia akan keluar membeli sayuran."Lho bapak kan

  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Terharu ....!

    "Kita ke restoran deket sini saja yah, Ar?" ajak Rahayu."Terserah!" jawabnya dingin.Baru saja sampai parkiran, seorang bapak berlari tergesa-gesa menuju ke arahnya."Pak Armaaaan ...!!" tanyanya seperti orang panik."Pak Marwan?!" Arman tersentak melihat sang pengacara ada di hadapannya."Pak Arman Kenapa baru datang?""Iya Pak, saya datang terlambat, ya sudahlah memang sudah nasib saya harus kehilangan istri saya, Pak." Arman begitu sendu tak elak dia pun sedikit terisak."Pak Arman jangan bersedih dulu, masih ada kesempatan Pak Arman untuk bisa kembali mempertahankan pernikahan Pak Arman.""Maksud Pak Marwan?" Arman merasa heran sekaligus senang."Sidang tertunda, Pak, karena tiba-tiba Bu Jelita mengalami kontraksi, sepertinya beliau mau melahirkan.""Iyakah? Jelita akan melahirkan!" Wajah Arman kembali berbinar, ada peluang dirinya bisa kembali pada Jelita dan itu karena sang calon jabang bayi yang akan terlahir dari rahim Jelita."Iya Pak, sekarang sudah ada di rumah sakit Bunda

  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Aku Terlambat

    "Ya Allah Jelitaaa ... maafkan aku, Jelitaaa ... aku menyesal tidak pernah mau mendengarkan penjelasan kamu, aku pun telah memperlakukan kamu secara kasar, aku benar-benar menyesal ...!" lirih Arman dengan bercucuran air mata hingga membasahi surat dari Jelita.Malam ini Arman tergugu di dalam keheningan malam, menangisi semua sikapnya yang buruk pada Jelita selama ini, menyesal pun tiada guna semua sudah terjadi, 'Apa aku akan dimaafkan! Aku sudah membuatnya terluka, dia pasti merasa sakit hati, maafkan aku Sayang!' racaunya. Lalu dia mengambil ponselnya dan mencari foto Jelita yang masih tersimpan di galeri ponselnya. Dia pandangi sambil mengusap-usap foto Jelita seolah memang sedang mengusap wajah Jelita.hingga tak terasa dia pun terlelap sambil menatap wajah Jelita di ponselnya.******Pagi harinya dia terbangun oleh suara ponsel pengacaranya. [Halo, Pak Arman, Pak Arman tidak datang ke sidang? Bila Pak Arman hari ini tidak datang, Hakim akan langsung memutuskan cerai dan Pak Ar

  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Surat dari Jelita

    Niat hati mau pergi ke ruko yang ditempati Jelita, tapi begitu melihat hari sudah gelap, tampaknya harus Arman urungkan karena hari terlalu malam.Dia pun pulang ke rumahnya, karena sudah lelah pula."Biii ... kok masih di sini?" tanya Arman heran, saat melihat Bi Sumi ada di rumahnya.Memang tadi pagi dia menyuruhnya untuk membersihkan kamarnya sudah lama dia tidak membersihkannya, Rohmat hanya membersihkan ruangan-ruangan saja kamar Arman tidak dia bersihkan, dulu ada Jelita yang bersihkan tapi semenjak Jelita pergi, Arman tak pernah membersihkannya."Iya, maaf yah Mas Arman, saya baru bersihkannya tadi sore, tapi melihat meja makan kosong saya sekalian masak, Mas.""Makasih yah Bi, kalau gitu Bi Sumi boleh pulang. Ini buat Bi Sumi." Arman mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya."Makasih, Mas Arman.""Oh iya, Mas. Ini tadi saya menemukan di bawah tempat tidur. Kayaknya surat dari Mbak Jelita." Bi Sumi memberikan amplop putih dari saku bajunya, tertulis 'Untuk Suamiku Tersayang.'

  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Membuka Mata Arman

    "Oh, soal kejadian malam itu. Oke, tapi saya akan ceritakan soal hubungan Jelita dan Revan dulu karena semua berkaitan dengan apa yang telah terjadi dengan Anda dan Jelita." Ryuga menatap Arman, dia tahu apa yang nanti dia sampaikan Mungkin akan sedikit menyakiti Arman."Hmm ... okelah, lanjutkan ceritanya." Seketika Arman merasakan ketegangan, dia takut akan mengetahui sesuatu yang tak ingin dia ketahui selama ini."Pada awalnya, Jelita baru saja bertemu kembali dengan Revan setelah menikah dengan Pak Arman. Jelita tidak menyangkal kalau dia masih menyimpan perasaan pada Revan, karena dia mencintainya sejak SMA dan ada janji yang hingga kini Jelita tunggu, Revan akan datang lagi untuk kembali menjalin kasih dengannya tapi sayang hingga belasan tahun, Revan tak datang juga hingga orang tua Jelita akhirnya menjodohkan dengan Pak Arman. Jelita yang tak punya alasan untuk menolaknya terpaksa menerima pernikahan tanpa cinta. Maaf yah Pak Arman, jangan tersinggung!" Ryuga merasa tak enak h

  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Apa Aku Harus Merelakannya?

    "Kamu kenapa menampar aku?" tanya Revan terkejut tiba-tiba Jelita menamparnya."Aku gak nyangka Van, kamu lakuian cara apapun untuk bisa misahin aku sama. suami aku, Van. Tega banget kamu Van!!" ujar Jelita dengan napas naik turun dan tatapan yang tajam."Aku gak ngerti apa maksud kamu, Li ..." "Jangan pura-pura kamu, Van. Hari terakhir kita ketemu di apartemen kamu udah rencanain, kan. Kamu ambil gambar kita sewaktu kita bersama secara diam-diam dan pasti kamu hanya perlihatkan gambar kita sewaktu kita berciuman saja pada suamiku, kan!! Katakan itu benar, kan!!" bentak Jelita.."Gak Li, itu gak benar, suami kamu hanya menanyakan apa yang kita lakukan di apartemen hari itu, dan aku perlihatkan video itu, gak ada maksud aku untuk menjelek-jelekkan kamu, Li!" bantah Revan."Tega kamu, Van. Kamu juga fitnah aku, kalau kita sudah sering berhubungan badan, sampai tertanam benih kamu ada di rahimku! Sungguh fitnah yang keji, Van!" Dengan rahang yang mengeras dan suara yang keras Jelita te

  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Kembali Bertemu Revan

    Arman sudah dua kali tidak datang dalam sidang, rasanya dia tak sanggup bila harus bertemu dengan Jelita.Ingin dia membencinya, tapi dia pun sangat merindukan wanita itu. Dilema yang kini dia dia rasakan di satu sisi dia masih sangat mencintainya, tapi di sisi lain dia merasa kecewa dengan kenyataan bahwa dia sudah sering berhubungan dengan laki-laki lain bahkan sampai menghasilkan calon bayi.Sudah dua bulan ini, Arman tinggal di rumah Atikah, tak jarang Atikah sengaja mengundang Rahayu untuk menghibur Arman, tapi Arman yang sedang bersedih tak jua memberikan lampu hijau.Hanya menemani Rahayu ngobrol, tapi tetap hati dan pikirannya tertuju pada satu nama, Jelita.Rahayu kira, dia bisa mengambil hati Arman sayangnya dia salah, apalagi Arman masih bersikap biasa saja, tidak terlalu merespon apa yang dia katakan.'Biarlah saat ini dia masih bersikap biasa, aku mengerti dia lagi mengalami saat sulit, tapi sebentar lagi setelah dia benar-benar lepas dari wanita itu, dia akan menjadi mil

  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Memutuskan Untuk Pergi

    "Papa, jangan pergi! Masa tiap weekend kamu pergi, Pa. Gak kasihan sama Jessi!" sergah Veronika saat Revan mengepak bajunya dan memasukkan ke dalam koper.Semenjak Revan ditempatkan di supermarket yang ada di pusat, maksud dari mertuanya agar Revan bisa lebih dekat dengan keluarga kecilnya, tapi nyatanya setiap libur Revan tak pernah ada di rumah, selain dia mengurus usahanya yang lain tapi juga dia meluangkan waktu untuk mencari cinta pertamanya, Jelita. Tapi sayangnya sampai hampir tujuh bulan, dia belum menemukan jejaknya."Biasanya Mama gak masalah aku pergi, kenapa sekarang Mama cegah aku?"Aneh, kali ini Veronika merasa Revan akan pergi lama, tak biasanya Revan membawa baju sebanyak itu."Aku hanya ingin Papa tinggal di sini. bisa menghabiskan waktu libur bersama kami! Semenjak Papa pindah ke sini, kenapa Papa jarang sekali ada ada waktu buat Jessi!" keluh Veronika.Sebenarnya Revan memang sengaja mengurangi kedekatannya dengan Jessi, agar nanti saatnya tiba dia akan meninggalka

  • Bertemu Setelah Berbeda Status   Keputusan yang Sangat Berat

    "Iya, Bu saya ayahnya! Maaf saya sibuk, jadi baru kali ini bisa menemani istri saya!" katanya sambil mengedipkan mata pada Jelita.Jelita melotot kesal padanya. 'Bisa-bisanya dia ngaku kayak gitu!' omel Jelita dalam hatinya.Raut wajah Arman berubah muram. 'Jadi dia ayah anak yang kamu kandung, Jelita Az-Zahra!' Rasa sesak menyelusup dadanya, tak sanggup dia menerima kenyataan pahit itu.Tubuh Arman makin lemas, tak sanggup melihat laki-laki itu menggandeng tangan Jelita memasuki ruang periksa.Arman pun berjalan gontai meninggalkan tempat itu, niatnya ke kantin dia lupakan, dia duduk di dekat parkiran menatap nyalang ke arah luar."Kak, apaan sih pake ngaku-ngaku ayahnya segala?" dengus Jelita setelah keluar dari ruang periksa."Kasihan anak itu, Jel. Ayahnya gak mau ngakuin, lebih baik aku saja yang jadi ayahnya.""Enggak, Kak. Aku bahkan masih sah istrinya, entah mau jadi gimana pernikahanku ini, Kak," ucap Jelita berkaca-kaca, jadi teringat akan statusnya yang masih menggantung."

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status