Derick dengan air matanya yang sudah menetes itu memegang kedua tangan Ayesha, tangannya terasa basah dengan keringat dingin dan tangannya juga terasa bergetar.“Lalu kenapa kamu menghindar untuk tidur denganku?” tanya Ayesha.Derick tadinya menangis langsung mengatupkan bibirnya, rona merah juga terlihat di pipi dan kedua telinganya. “Kamu tidak mau menjawabnya? Maka aku akan menganggap diammu ini sebagai konfirmasi kalau benar kau tidak mencintaiku,” setelah berkata seperti itu, Ayesha menyentak tangan Derick dan hendak keluar dari ruangan tersebut.“Ti-tidak, jangan keluar dulu, Istriku. Aku tidak mau ada kesalahfahaman di antara kita,” pria itu kembali menarik tangan Ayesha.“A-aku menghindar tidur denganmu, karena...”“Apa?” tanya Ayesha yang tidak sabaran dengan ucapan Derick yang tidak selesai.Derick menelan ludahnya dengan susah payah, tangan kirinya juga terkepal erat, dengan wajahnya yang memerah ia berg
“Baiklah, aku tidak akan melakukan penyamaran. Tetapi paling tidak izinkan aku membawa sedikit ksatria saja agar rakyat tidak merasa tertekan,” bujukku.“Istriku, jika kamu membawa sedikit Ksatria, bisa tersebar rumor kalau hubungan kita sedang tidak baik-baik saja. Karena mereka pasti akan berpikir kalau Grand Duke tidak peduli dengan Istrinya, sehingga hanya membawa sedikit Ksatria. Itu juga bisa menjadi membahayakan nyawa kamu, Ayesha.”Aku berjalan menghampirinya yang sedang berdiri di depan jendela, “Ya baiklah Yang Mulia, saya akan menuruti semua permintaan Anda.”Dengan alisnya yang berkerut, ia membalas, “Ah jangan berbicara seperti itu, Istriku. Aku jadi merasa kita memiliki dinding pembatas dan seolah pernikahan kita ini di dasarkan pada hubungan pernikahan untuk keuntungan kedua keluarga.”Aku tertawa dan kembali membalikkan tubuh berjalan ke arah kursi kerjaku, “Ya, kalau begitu ayo sekarang kita sedikit membahas berkas yang
Tiga jam perjalanan mereka tempuh dengan keadaan Grayson yang awalnya sangat tertekan, namun karena terlalu lelah mengerjai Grayson, akhirnya Ayesha memutus ketegangan dengan mengajak kedua pria itu untuk membahas mengenai pembangunan monumen yang sudah mulai di jalankan hari ini.Tak!Kaki mereka akhirnya menapak di halaman istana Kekaisaran yang sudah sangat ramai di hadiri para Bangsawan dan bahkan kali ini beberapa kaum Borjuis juga turut di perkenankan untuk memasuki Istana karena pesta perayaaan kemenangan ini. ‘Sepertinya si Dean itu sangat totalitas dengan persiapan yang sangat dadakan, mana mungkin dia membiarkan adanya celah yang bisa mengganggu tahta yang sangat di agungkannya itu.’Derick menggenggam tangan Ayesha karena kini sangat banyak orang yang sedang melirik ke arah mereka. Nona Bangsawan berbisik-bisik dengan temannya dengan wajah yang memerah saat melihat Derick, begitu juga dengan pria-pria yang dengan terang-teran
Pesta penyambutan ini hanya kedok Kaisar saja untuk mengadakan pesta besar, lihat saja hiasan dan dekorasi yang sangat berlebihan ini, bahkan aku yang melihat saja tahu kalau semua ini dilakukan untuk pamer dan unjuk kekuasaan.Padahal aku yakin kalau kekayaan yang di miliki oleh si Dean itu tidak sebanding dengan kekayaan yang di miliki oleh keluarga Swiss. Yah tentu saja, Swiss adalah keluarga yang sering melakukan perang, rampasan perang kebanyakan jatuh ke tangan keluarga Swiss selaku orang yang paling banyak berkontribusi dalam perang penaklukan tempo dulu. Kalau saja peperangan kemarin di lakukan di Kekaisaran Dombraun, entah sebanyak apa lagi kekayaan keluarga Swiss bertambah.Acara penyambutan tadi pagi berlangsung dengan lancar, hanya terjadi sedikit drama gak bermutu yang di lakukan oleh Lyssa. Omong-omong, mumpung sekarang aku sedang berada di Istana, bukankah seharusnya saat ini pemeran utama wanitanya sudah mulai terlihat ya?A
Pria tadi terlihat mulai menciut, aku menurunkan pandanganku guna melirik ke arah tangannya yang mulai terlihat gemetar. Cih, dia hanya kelinci yang berniat menindas anak serigala ya?“Jika merasa memiliki sopan santun, pasti kau yang hanya Bangsawan Count ini paling tidak pernah belajar tata krama Bangsawan, bahwa tidak boleh membahas obrolan sensitif di acara terbuka seperti ini.”Aku melirik mereka satu demi satu kembali, “Buatlah janji temu terlebih dahulu dengan Duke Clark. Kakakku ini tidak sesenggang itu untuk membahas pekerjaan apalagi Bisnis di acara bahagia seperti ini. Benar begitu kan Count Gerald?”“A-anda sangat keterlaluan, Anda sendiri bagaimana? Appakah Anda memiliki sikap sopan santun itu sekarang pada orang yang jauh lebih tua?” balasnya.Oh mau bawa-bawa umur ya?“Kalau begitu bagaimana dengan ini ‘Anda sopan kami segan’? Kalau sedari awal Anda bersikap sopan terlebih dahulu, maka saya tidak akan bersikap kur
Waktu semakin larut, namun pesta sama sekali tidak menunjukkan akan segera berakhir. Justru malah jadi terlihat semakin meriah, bahkan beberapa ada yang terlihat sudah mabuk. Ayesha dan Derick yang masih berada di ruang Private sama sekali tidak mau keluar dan menyaksikan kekacauan yang dilakukan oleh Bangsawan dan beberapa kaum Borjuis terkenal lainnya.Derick mencegah tangan Ayesha yang berniat mengambil gelas Wine-nya lagi, “Istriku, kamu sudah terlalu banyak minum, berhentilah. Masih banyak waktu untuk kita bisa minum di lain kesempatan.”“Aku lelah, apakah kita tidak bisa pulang sekarang saja?” tanyanya dengan mata yang beberapa kali dikerjapkan.Derick tersenyum menatap mata biru muda istrinya yang mulai terlihat sayu karena kantuk, “Kita akan menginap di Istana, karena memang biasanya seperti itu jika ada pesta, maka keluarga Grand Duke akan menginap semalam atau dua malam. Biasanya juga besok akan di adakan pesta teh yang di adakan oleh Y
Derick buru-buru berdiri dan berjalan ke arah pintu keluar, ia bahkan menghiraukan Zigea yang masih duduk di hadapannya.“Hei, kau mau kemana?” tanya Zigea dengan raut wajah kebingungan, ia bahkan baru mulai bercerita, tapi Derick langsung pergi begitu saja.Cklek!Di depan pintu Derick berbicara dengan Atren yang memang tengah bertugas mengawal Derick. Zigea yang memperhatikan dari dalam ruangan sedikitnya bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.“Atren, perketat penjagaan di sekitar Grand Duchess dua kali lipat, pasukan bayangan juga jangan sampai lengah. Jika sampai terjadi sesuatu dengan Grand Duchess, maka kalian semua akan habis di tanganku. Ksatria yang berjaga di luar juga jangan sampai lengah, periksa area di sekitar kamar kami dengan teliti lagi.”“Baik Yang Mulia Grand Duke, perintah langsung di jalankan!” ucap Atren dengan tegas.“Baiklah, kamu ikutlah berjaga di sekitar Grand Duchess, cukup Jacob saja yang meng
Ada keributan apa di luar? Ugh, kepalaku sakit sekali, sepertinya ini karena aku terlalu banyak minum wine tadi, rasanya seperti mau pecah. Tidak bakalan lagi deh aku minum secara berlebihan.[Lalu, menurutmu aku harus membiarkannya yang sudah merusak wajah ksatriaku?]Eh? Itu suara Derick kan? Sebenarnya ada keributan apa di depan kamarku? Bikin kepalaku jadi tambah sakit saja.Aku menyibakkan selimut dan turun dari atas kasur, aku berniat mengecek ada kejadian apa yang membuat Derick sampai membuat keributan seperti itu di depan kamar kami? Apa gak bisa dia pengertian sedikit saja biarin aku tidur nyenyak?[Jika Istriku sampai terbangun karena suara berisik kalian, aku tidak akan tinggal diam. Dasar perempuan sialan!]Hm?Aku yang baru saja mau mengambil jas Derick yang tersampir di gantungan jadi menghentikan kegiatanku, aku menoleh ke arah pintu. Haha, ternyata Derick juga bisa mengumpat ya. Aku mengambil jas terseb
Sudah beberapa minggu berlalu, malam berdarah sudah berlalu. Namun beritanya masih hangat hingga saat ini. Terutama dengan kabar terbaru yang membuat para Rakyat dan Bangsawan bertanya-tanya perihal keputusan yang di ambil oleh Kaisar baru mereka.[Aku akan menunjuk Pewaris dari Grand Duke dan Grand Duchess Swiss sebagai ahli warisku. Aku harap, setelah membaca ini kalian berhenti mengirimkan surat lamaran ke Istana.]Selama masa kepemimpinan Zigea sebagai Kaisar beberapa minggu ini, masih belum terlihat adanya kemajuan. Karena sistem pemerintahan akan benar-benar di ubah sesuai dengan apa yang Zigea inginkan selama ini. Yang menjadi perdebatan adalah sistem kasta yang di hapus mulai dari Marquess ke bawah. Hanya menyisahkan dari gelar bangsawan Duke sampai ke Kaisar. Para Rakyat mendukung adanya perubahan tersebut, berbeda dengan para Bangsawan yang tidak terima. Hak mereka sebagai pemimpin wilayah bisa terancam jika mereka memiliki drajat yang sama dengan para rakyat yang mereka an
BAB 108.Semakin larut malam, seruan dari peperangan semakin mencekam. Di halaman Istana sudah banyak bergelimpangan jasad-jasad manusia. Begitu juga di dalam Istana, terutama di sekitar lorong menuju ke kamar Kaisar.Sementara di delam kamar Kaisar, Dean sudah tidak bernyawa. Mati di tangan anaknya sendiri, bahkan Lynea sama sekali tidak menyangka kalau putra yang amat mereka sayangi akan bertindak sejauh ini. “KENAPA?! ADA APA DENGAN MU ZIGEA?!” seruan untuk ke sekian kalinya Lynea jeritkan. Perempuan paruh baya itu sama sekali tidak berani menoleh ke arah dimana suaminya tadi duduk. Zigea masih menatap kosong ke arah jasad sang Ayah. Tangannya memang bergetar, namun itu bukan perasaan sedih melainkan amarah yang membuncah.Kejadian ini baru pertama kali terjadi. Berada di luar prediksi Zigea, banyak variabel yang berbeda dari kehidupan-kehidupan yang sudah ia lewati sebelumnya. ‘Mungkin banyaknya variabel yang terjadi karena adanya jiwa yang merasuk ke dalam tubuh Ayesha,’ batin
BAB 107 Seorang pelayan pria mengetuk pintu sebuah ruangan berpintu besar. Ketika terdengar seruan dari dalam yang mengizinkan pelayan tersebut masuk, barulah ia berani masuk ke dalam ruangan itu. Troli berisi makanan di dorong masuk, membuat lantai dan roda yang bergesakan menyebabkan bunyi decitan.Jibdrui membalikkan tubuhnya, menatap pelayan pria yang baru saja masuk. Mata abu-abu itu beralih ke sebuah gulungan kertas yang berada dekat dengan piring berisi makanan. Langkah kakinya berjalan mendekati ke arah pelayan tersebut.“Dari siapa?” tanyanya datar.Pelayan menundukkan kepalanya, “Dari Baginda Kaisar.”Kedua alis Jibdrui di tertaut, karena tidak biasanya Dean mengirimkan pesan dengan cara seperti itu. Ia perhatikan pelayan tadi, tapi tidak ada yang aneh.“Pergilah,” usirnya.Setelah pintu kembali di tutup, dan hanya tinggal dirinya sendiri di ruangan itu, Jibdrui lekas membuka gulungan sura
BAB 106. Leonita dan Larry yang berdiri di pinggir bersama beberapa dayang lainnya merasa bangga dengan pembalasan yang di lakukan oleh majikan mereka. Diam-diam dua gadis itu melakukan tos, kalau saja sedang di rumah pasti mereka sudah berjingkrak-jingkrak.Karena sudah kenyang, Ayesha dan Daisy berniat untuk pulang. Ia sama sekali tidak memperdulikan Lyssa yang tengah gondok sambil berdiri di dekatnya.“Yang Mulia Permaisuri, maafkan atas sikap tidak sopan Saya. Sudah sewajarnya Saya membela diri karena Saya punya mulut. Saya bukan berniat menghina keluarga Kaisar, karena Saya tidak pernah menghina Permaisuri maupun Baginda Kaisar apalagi Yang Mulia Putra Mahkota. Meskipun Lyssa adalah adik perempuan Anda, tapi Anda tidak bisa menjadikannya keluarga Kaisar.”Kasak-kusuk terdengar, Ayesha menghela nafas lelah. Ia menoleh ke arah Larry yang sedang memegang sebuah kotak kayu mewah berwarna biru tua.“Yang Mulia, Saya membawakan
Ayesha merentangkan kedua tangannya, saat ini Larry dan Leonita tengah membantu sang nyonya berpakaian. Gaun dengan dominan Biru dan emas, cocok dengan warna mata dan rambutnya yang pirang pucat. Rambutnya juga di tata dengan elegan namun tidak membuatnya terlihat dewasa, justru ia terlihat seperti seorang Lady.“Leonita, tolong jangan terlalu ketat saat memasang korsetnya. Aku tidak bisa bernafas, bisa-bisa tulang rusukku patah,” keluhnya dengan nafas ngos-ngosan.“Baik Nyonya,” balas gadis itu.Setelah selesai, ia duduk sebentar untuk menunggu suaminya. “Nyonya, ada Serio yang ingin bertemu dengan Anda,” ucap Atren dengan menunduk sopan. Pria berseragam khas Ksatria pribadi itu hanya berdiri di dekat pintu.“Biarkan dia masuk.”Serio masuk ke dalam ruangan Ayesha, pria berkaca mata itu menundukkan kepalanya dengan sopan, “Hari ini Anda harus hadir dalam Tea Party yang di buat oleh Permaisuri, ini untuk membung
“Cepat panggilkan dokter!” teriak Serio. Raut wajahnya sangat gelisah dan khawatir.Secepat kilat, ia berlari ke arah meja kerjanya. Ia akan mengirimkan surat kepada Derick, karena pria itu sudah mewanti-wanti Serio untuk selalu mengabari keadaan genting yang menimpa istrinya.“Cepat kirimkan surat ini ke Yang Mulia Grand Duke!” ujarnya seraya memberikan sepucuk surat kepada petugas pengantar pesan. Ia menoleh ke arah salah satu Ksatria Elang Emas, “Antarkan dia, pastikan surat itu harus sampai ke tangan Yang Mulia Grand Duke langsung. Jangan sampai kabar ini bocor di luar sana, sangat berbahaya.”“Baik!” jawab mereka dengan kompak. *** “Ini dimana?” ia melihat ke sekeliling, hanya ada ruangan tanpa batas. Ia juga merasa Familiar dengan situasi saat ini.[Kita bertemu kembali, Anakku.]Ayesha menatap sesosok entitas yang pernah ia temui sebelumnya. “Kenapa Anda menemui saya? Ap
Pagi harinya, Ayesha menatap Leonita dan Larry yang berdiri di hadapannya. Kedua dayangnya itu menundukkan kepala, wajah mereka sudah seperti kepiting rebus.Apalagi wajah Ayesha, ia sangat malu saat ini. Ketika ia bangun, Derick masih terlelap di sisinya. Bahkan sampai sekarang, pria itu masih tidur, mereka bekerja terlalu keras tadi malam. Seluruh tubuh Ayesha sudah seperti tokek, banyak bintik-bintik merah di sekujur tubuh.“Nyonya, air mandi Anda sudah di siapkan,” setelah lama terdiam, akhirnya kata itu yang pertama kali keluar dari mulut Larry.“S-saya juga sudah menyiapkan wewangian yang Anda sukai, Nyonya,” tak mau kalah, Leonita juga berujar meskipun dengan suara gugup.“Kalian pergilah. Biar aku yang memandikan Istriku.”Dua kalimat tersebut membuat ketiga perempuan itu mengalihkan tatapan ke arah Derick yang sudah bangun dan terduduk. Seketika tiga pasang mata perempuan itu melotot kala melihat keadaa
Malam kian larut, namun mata belum juga mau terpejam meski mata sudah bergayut. Ayesha berdiri di balkon kamarnya. Mereka sudah kembali ke kastil keluarga Swiss.Mengenai orang-orang yang di tangkap oleh Ksatria Elang Emas di hutan dekat kastil Baron Serval, sehari setelah di tangkap mereka di temukan tewas. Di makan oleh binatang buas, salah satu pengawal lupa menutup pintu gubuk dadakan tersebut. Paginya mereka semua di temukan sudah tercerai berai.Ayesha langsung bergidik ngeri, ketika membayangkan potongan tubuh yang berserak ketika ia hendak interogasi orang-orang itu. Ia julurkan tangannya, menatap ke arah telapak tangan pucatnya, sedikit bergetar di sana.“Janc*k! Ngeri banget,” gidiknya lagi.Kedua tangannya memeluk tubuhnya, udara kian dingin namun ia sama sekali belum berniat beranjak dari sana. Matanya menatap gerbang kastil di kejauhan sana. Berharap pintu itu terbuka, dan suaminya muncul.“Kangen,” bisi
Suara langkah kaki di barengin dengan suara barang di seret terdengar di sepanjang lorong tersebut. Jejak darah terlihat membasahi lantai, membentuk gurat-gurat memanjang. Mengikuti jejak barang yang tadi di seret.“Pindahkan jasad-jasad itu ke dalam peti. Kita akan membakarnya di alun-alun Ibukota. Agar ini bisa menjadi contoh untuk banyak orang. Gantung jasad-jasad itu nanti ke tiang eksekusi.”“Baik, Tuan Duke!” seru beberapa Ksatria yang bertugas di bagian penjara Kekaisaran.Jasad yang mereka bawa, adalah buntut-buntut dari Organisasi tersebut. Mereka sama sekali tidak bisa di harapkan, karena yang selama ini bertemu dengan mereka adalah Butler Gof dan Madame Cruish.Dua orang itu juga sudah di tangkap, bersama dengan sang penyihir hitam. Mereka di kurung di dalam penjara dengan penjagaan berlapis-lapis. Terkhusus si penyihir hitam, tubuhnya sudah nyaris hancur karena di siksa, terutama lidahnya yang di potong agar tidak bisa lagi mengucapkan mantra-mantra sihir hitamnya.Setelah