Seorang pria yang masih mengenakan seragam ksatria lengkap dengan Zirah perangnya maju ke depan, dengan berjalan tegap sembari memegang sebilah pedang lengkap dengan selongsongnya, begitu tepat di hadapan Derick dan Ayesha, pria itu bersujud dengan salah satu kakinya yang di tekuk dan tangan kirinya di letak ke dada sebelah kanan, pedang tadi ia geletakkan di sisi kanannya.“Salam saya kepada Yang Mulia Grand Duke dan Nyonya Grand Duchess, saya selaku Jenderal ksatria Elang Emas, Roberto Darius, ingin memberikan laporan bahwa kemenangan kini telah kita raih, Pytolarin kembali meraih prestasi kemenangan dalam peperangan,” ucapnya dengan nada suara penuh wibawa.Derick yang sedang duduk bersisian bersama dengan Ayesha itu berdiri dari kursinya dan berjalan menghampiri Roberto yang masih berada dalam posisi bertekuk lutut, “Terima kasih Jenderal Roberto, berkat usaha keras kalian kita meraih kemenangan ini dengan sangat luar biasa.”Roberto mengang
Akhirnya Ayesha mengambil kotak hitam kecil tersebut, ia juga tidak lupa untuk menyimpannya ke dalam laci. Ia menatap Grayson kembali, pria berambut pirang yang merasa sedang di tatap kemudian mengangkat pandangannya ke arah depan.“Apakah ada lagi yang ingin Nyonya tanyakan?” tanyanya dengan nada sopan.Ayesha menganggukkan kepalanya, “Bagaimana pendapatmu jika aku merekrut seorang sekretaris? Aku merasa sedikit kerepotan, Larry dan Leonita hanya seorang Dayang, aku tidak ingin membebani mereka dengan pekerjaan yang berat, Roselia selain kepala dayang juga seorang kepala pelayan wanita, dia pasti sangat sibuk.”“Itu ide yang bagus, Nyonya. Saya akan mengatur beberapa kandidat yang sekiranya cocok untuk menjadi Sekretaris Anda, apakah Anda memiliki kriteria yang ingin di cocokkan?”Ayesha mengusap dagunya, “Hmm, seorang laki-laki kalau bisa karena mereka pasti memiliki fisik yang kuat, aku khawatir jika seorang wanita tidak akan sanggup
Derick dengan tidak tahu malunya menganggukkan kepalanya, “Tentu saja aku takut, suami mana yang mau istrinya berselingkuh?”“Iya Anda benar, Yang Mulia,” balas Grayson yang tidak ingin memperpanjang masalah.“Baiklah, kau atur saja bagaimana sebaiknya posisi sekretaris itu. Satu pesanku, selidiki lagi latar belakang orang itu, karena dia akan bekerja langsung dengan Grand Duchess, dan akan menjadi orang yang selalu berada di dekatnya, jadi pastikan dengan benar dan teliti, jangan sampai kau melakukan kesalahan sekalipun orang itu adalah kenalanmu saat di akademi sekalipun.”“Baik, Yang Mulia,” balasnya dengan sopan. *** Hmm, di dunia ini, ada tiga jenis kekuatan yang sangat berpengaruh. Pertama ada Kaisar, kedua ada Putra Mahkota dan para pengikutnya, dan terakhir adalah Dunia Sosial dimana di dalamnya mencakup banyak Circel yang sangat beragam, jika salah masuk Circel maka aku akan menjad
[Salam saya kepada Nyonya Grand Duchess yang baru, terima kasih karena sudah menghubungi kembali, saya selaku pemimpin keluarga sangat senang jika Anda mau mempertimbangkan kembali tawaran saya. Kami akan datang ke Grand Duchy sesuai dengan pesan yang Anda sampaikan, saya akan datang bersama Istri saya. Mungkin saja Anda merasa tidak nyaman jika berbincang dengan saya.Saya akan bersedia untuk melakukan Negosiasi terkait harga Gandum, karena mengingat hubungan perdagangan Keluarga Swiss dan Keluarga Lars selama puluhan tahun ini. Nyonya, saya juga memiliki sebuah permintaan jika kita bertemu nanti, dan rasanya tidak pantas jika saya membahasnya di dalam surat seperti ini. Tolong sampaikan juga salam saya kepada Yang Mulia Grand Duke yang baru dan semoga pernikahan Anda berdua akan selalu baik-baik saja.]Permintaan apa kira-kira yang mau di bicarakan? Lalu, kata-katanya tentang pernikahan kami yang semoga baik-baik saja, entah kenapa terasa sangat janggal
Aku terbangun ke esokan harinya seperti biasa, Derick sudah tidak ada di sebelahku, bahkan kasurnya terasa dingin. Menandakan kalau dia sudah terbangun sejak pagi buta, entah apa yang dia lakukan sepagi itu.Padahal aku sudah berusaha terbangun lebih cepat dari biasanya, tetap saja aku tidak menemukan pria itu. Aku ingin melihat wajah tidurnya, aku rela bangun sepagi ini hanya untuk melihat wajahnya yang terlelap itu. Haish, bikin kesal saja.Karena aku bangun terlalu cepat, aku jadi tidak tahu harus ngapain. Bahkan langit di luar masih gelap, apa mungkin Derick tidak tidur sama sekali? Jangan-jangan dia langsung kembali bekerja begitu memastikan kalau aku tertidur?Kalau begitu, lebih baik aku juga pergi ke ruang kerjaku saja. Hitung-hitung untuk mengurangi pekerjaanku hari ini, lagipula hari ini ada perayaan di Ibukota, aku ingin ikut dan melihat ayah mertuaku yang gagah berjalan di atas kudanya. Saat aku keluar dari kamar, kead
Derick dengan air matanya yang sudah menetes itu memegang kedua tangan Ayesha, tangannya terasa basah dengan keringat dingin dan tangannya juga terasa bergetar.“Lalu kenapa kamu menghindar untuk tidur denganku?” tanya Ayesha.Derick tadinya menangis langsung mengatupkan bibirnya, rona merah juga terlihat di pipi dan kedua telinganya. “Kamu tidak mau menjawabnya? Maka aku akan menganggap diammu ini sebagai konfirmasi kalau benar kau tidak mencintaiku,” setelah berkata seperti itu, Ayesha menyentak tangan Derick dan hendak keluar dari ruangan tersebut.“Ti-tidak, jangan keluar dulu, Istriku. Aku tidak mau ada kesalahfahaman di antara kita,” pria itu kembali menarik tangan Ayesha.“A-aku menghindar tidur denganmu, karena...”“Apa?” tanya Ayesha yang tidak sabaran dengan ucapan Derick yang tidak selesai.Derick menelan ludahnya dengan susah payah, tangan kirinya juga terkepal erat, dengan wajahnya yang memerah ia berg
“Baiklah, aku tidak akan melakukan penyamaran. Tetapi paling tidak izinkan aku membawa sedikit ksatria saja agar rakyat tidak merasa tertekan,” bujukku.“Istriku, jika kamu membawa sedikit Ksatria, bisa tersebar rumor kalau hubungan kita sedang tidak baik-baik saja. Karena mereka pasti akan berpikir kalau Grand Duke tidak peduli dengan Istrinya, sehingga hanya membawa sedikit Ksatria. Itu juga bisa menjadi membahayakan nyawa kamu, Ayesha.”Aku berjalan menghampirinya yang sedang berdiri di depan jendela, “Ya baiklah Yang Mulia, saya akan menuruti semua permintaan Anda.”Dengan alisnya yang berkerut, ia membalas, “Ah jangan berbicara seperti itu, Istriku. Aku jadi merasa kita memiliki dinding pembatas dan seolah pernikahan kita ini di dasarkan pada hubungan pernikahan untuk keuntungan kedua keluarga.”Aku tertawa dan kembali membalikkan tubuh berjalan ke arah kursi kerjaku, “Ya, kalau begitu ayo sekarang kita sedikit membahas berkas yang
Tiga jam perjalanan mereka tempuh dengan keadaan Grayson yang awalnya sangat tertekan, namun karena terlalu lelah mengerjai Grayson, akhirnya Ayesha memutus ketegangan dengan mengajak kedua pria itu untuk membahas mengenai pembangunan monumen yang sudah mulai di jalankan hari ini.Tak!Kaki mereka akhirnya menapak di halaman istana Kekaisaran yang sudah sangat ramai di hadiri para Bangsawan dan bahkan kali ini beberapa kaum Borjuis juga turut di perkenankan untuk memasuki Istana karena pesta perayaaan kemenangan ini. ‘Sepertinya si Dean itu sangat totalitas dengan persiapan yang sangat dadakan, mana mungkin dia membiarkan adanya celah yang bisa mengganggu tahta yang sangat di agungkannya itu.’Derick menggenggam tangan Ayesha karena kini sangat banyak orang yang sedang melirik ke arah mereka. Nona Bangsawan berbisik-bisik dengan temannya dengan wajah yang memerah saat melihat Derick, begitu juga dengan pria-pria yang dengan terang-teran
Sudah beberapa minggu berlalu, malam berdarah sudah berlalu. Namun beritanya masih hangat hingga saat ini. Terutama dengan kabar terbaru yang membuat para Rakyat dan Bangsawan bertanya-tanya perihal keputusan yang di ambil oleh Kaisar baru mereka.[Aku akan menunjuk Pewaris dari Grand Duke dan Grand Duchess Swiss sebagai ahli warisku. Aku harap, setelah membaca ini kalian berhenti mengirimkan surat lamaran ke Istana.]Selama masa kepemimpinan Zigea sebagai Kaisar beberapa minggu ini, masih belum terlihat adanya kemajuan. Karena sistem pemerintahan akan benar-benar di ubah sesuai dengan apa yang Zigea inginkan selama ini. Yang menjadi perdebatan adalah sistem kasta yang di hapus mulai dari Marquess ke bawah. Hanya menyisahkan dari gelar bangsawan Duke sampai ke Kaisar. Para Rakyat mendukung adanya perubahan tersebut, berbeda dengan para Bangsawan yang tidak terima. Hak mereka sebagai pemimpin wilayah bisa terancam jika mereka memiliki drajat yang sama dengan para rakyat yang mereka an
BAB 108.Semakin larut malam, seruan dari peperangan semakin mencekam. Di halaman Istana sudah banyak bergelimpangan jasad-jasad manusia. Begitu juga di dalam Istana, terutama di sekitar lorong menuju ke kamar Kaisar.Sementara di delam kamar Kaisar, Dean sudah tidak bernyawa. Mati di tangan anaknya sendiri, bahkan Lynea sama sekali tidak menyangka kalau putra yang amat mereka sayangi akan bertindak sejauh ini. “KENAPA?! ADA APA DENGAN MU ZIGEA?!” seruan untuk ke sekian kalinya Lynea jeritkan. Perempuan paruh baya itu sama sekali tidak berani menoleh ke arah dimana suaminya tadi duduk. Zigea masih menatap kosong ke arah jasad sang Ayah. Tangannya memang bergetar, namun itu bukan perasaan sedih melainkan amarah yang membuncah.Kejadian ini baru pertama kali terjadi. Berada di luar prediksi Zigea, banyak variabel yang berbeda dari kehidupan-kehidupan yang sudah ia lewati sebelumnya. ‘Mungkin banyaknya variabel yang terjadi karena adanya jiwa yang merasuk ke dalam tubuh Ayesha,’ batin
BAB 107 Seorang pelayan pria mengetuk pintu sebuah ruangan berpintu besar. Ketika terdengar seruan dari dalam yang mengizinkan pelayan tersebut masuk, barulah ia berani masuk ke dalam ruangan itu. Troli berisi makanan di dorong masuk, membuat lantai dan roda yang bergesakan menyebabkan bunyi decitan.Jibdrui membalikkan tubuhnya, menatap pelayan pria yang baru saja masuk. Mata abu-abu itu beralih ke sebuah gulungan kertas yang berada dekat dengan piring berisi makanan. Langkah kakinya berjalan mendekati ke arah pelayan tersebut.“Dari siapa?” tanyanya datar.Pelayan menundukkan kepalanya, “Dari Baginda Kaisar.”Kedua alis Jibdrui di tertaut, karena tidak biasanya Dean mengirimkan pesan dengan cara seperti itu. Ia perhatikan pelayan tadi, tapi tidak ada yang aneh.“Pergilah,” usirnya.Setelah pintu kembali di tutup, dan hanya tinggal dirinya sendiri di ruangan itu, Jibdrui lekas membuka gulungan sura
BAB 106. Leonita dan Larry yang berdiri di pinggir bersama beberapa dayang lainnya merasa bangga dengan pembalasan yang di lakukan oleh majikan mereka. Diam-diam dua gadis itu melakukan tos, kalau saja sedang di rumah pasti mereka sudah berjingkrak-jingkrak.Karena sudah kenyang, Ayesha dan Daisy berniat untuk pulang. Ia sama sekali tidak memperdulikan Lyssa yang tengah gondok sambil berdiri di dekatnya.“Yang Mulia Permaisuri, maafkan atas sikap tidak sopan Saya. Sudah sewajarnya Saya membela diri karena Saya punya mulut. Saya bukan berniat menghina keluarga Kaisar, karena Saya tidak pernah menghina Permaisuri maupun Baginda Kaisar apalagi Yang Mulia Putra Mahkota. Meskipun Lyssa adalah adik perempuan Anda, tapi Anda tidak bisa menjadikannya keluarga Kaisar.”Kasak-kusuk terdengar, Ayesha menghela nafas lelah. Ia menoleh ke arah Larry yang sedang memegang sebuah kotak kayu mewah berwarna biru tua.“Yang Mulia, Saya membawakan
Ayesha merentangkan kedua tangannya, saat ini Larry dan Leonita tengah membantu sang nyonya berpakaian. Gaun dengan dominan Biru dan emas, cocok dengan warna mata dan rambutnya yang pirang pucat. Rambutnya juga di tata dengan elegan namun tidak membuatnya terlihat dewasa, justru ia terlihat seperti seorang Lady.“Leonita, tolong jangan terlalu ketat saat memasang korsetnya. Aku tidak bisa bernafas, bisa-bisa tulang rusukku patah,” keluhnya dengan nafas ngos-ngosan.“Baik Nyonya,” balas gadis itu.Setelah selesai, ia duduk sebentar untuk menunggu suaminya. “Nyonya, ada Serio yang ingin bertemu dengan Anda,” ucap Atren dengan menunduk sopan. Pria berseragam khas Ksatria pribadi itu hanya berdiri di dekat pintu.“Biarkan dia masuk.”Serio masuk ke dalam ruangan Ayesha, pria berkaca mata itu menundukkan kepalanya dengan sopan, “Hari ini Anda harus hadir dalam Tea Party yang di buat oleh Permaisuri, ini untuk membung
“Cepat panggilkan dokter!” teriak Serio. Raut wajahnya sangat gelisah dan khawatir.Secepat kilat, ia berlari ke arah meja kerjanya. Ia akan mengirimkan surat kepada Derick, karena pria itu sudah mewanti-wanti Serio untuk selalu mengabari keadaan genting yang menimpa istrinya.“Cepat kirimkan surat ini ke Yang Mulia Grand Duke!” ujarnya seraya memberikan sepucuk surat kepada petugas pengantar pesan. Ia menoleh ke arah salah satu Ksatria Elang Emas, “Antarkan dia, pastikan surat itu harus sampai ke tangan Yang Mulia Grand Duke langsung. Jangan sampai kabar ini bocor di luar sana, sangat berbahaya.”“Baik!” jawab mereka dengan kompak. *** “Ini dimana?” ia melihat ke sekeliling, hanya ada ruangan tanpa batas. Ia juga merasa Familiar dengan situasi saat ini.[Kita bertemu kembali, Anakku.]Ayesha menatap sesosok entitas yang pernah ia temui sebelumnya. “Kenapa Anda menemui saya? Ap
Pagi harinya, Ayesha menatap Leonita dan Larry yang berdiri di hadapannya. Kedua dayangnya itu menundukkan kepala, wajah mereka sudah seperti kepiting rebus.Apalagi wajah Ayesha, ia sangat malu saat ini. Ketika ia bangun, Derick masih terlelap di sisinya. Bahkan sampai sekarang, pria itu masih tidur, mereka bekerja terlalu keras tadi malam. Seluruh tubuh Ayesha sudah seperti tokek, banyak bintik-bintik merah di sekujur tubuh.“Nyonya, air mandi Anda sudah di siapkan,” setelah lama terdiam, akhirnya kata itu yang pertama kali keluar dari mulut Larry.“S-saya juga sudah menyiapkan wewangian yang Anda sukai, Nyonya,” tak mau kalah, Leonita juga berujar meskipun dengan suara gugup.“Kalian pergilah. Biar aku yang memandikan Istriku.”Dua kalimat tersebut membuat ketiga perempuan itu mengalihkan tatapan ke arah Derick yang sudah bangun dan terduduk. Seketika tiga pasang mata perempuan itu melotot kala melihat keadaa
Malam kian larut, namun mata belum juga mau terpejam meski mata sudah bergayut. Ayesha berdiri di balkon kamarnya. Mereka sudah kembali ke kastil keluarga Swiss.Mengenai orang-orang yang di tangkap oleh Ksatria Elang Emas di hutan dekat kastil Baron Serval, sehari setelah di tangkap mereka di temukan tewas. Di makan oleh binatang buas, salah satu pengawal lupa menutup pintu gubuk dadakan tersebut. Paginya mereka semua di temukan sudah tercerai berai.Ayesha langsung bergidik ngeri, ketika membayangkan potongan tubuh yang berserak ketika ia hendak interogasi orang-orang itu. Ia julurkan tangannya, menatap ke arah telapak tangan pucatnya, sedikit bergetar di sana.“Janc*k! Ngeri banget,” gidiknya lagi.Kedua tangannya memeluk tubuhnya, udara kian dingin namun ia sama sekali belum berniat beranjak dari sana. Matanya menatap gerbang kastil di kejauhan sana. Berharap pintu itu terbuka, dan suaminya muncul.“Kangen,” bisi
Suara langkah kaki di barengin dengan suara barang di seret terdengar di sepanjang lorong tersebut. Jejak darah terlihat membasahi lantai, membentuk gurat-gurat memanjang. Mengikuti jejak barang yang tadi di seret.“Pindahkan jasad-jasad itu ke dalam peti. Kita akan membakarnya di alun-alun Ibukota. Agar ini bisa menjadi contoh untuk banyak orang. Gantung jasad-jasad itu nanti ke tiang eksekusi.”“Baik, Tuan Duke!” seru beberapa Ksatria yang bertugas di bagian penjara Kekaisaran.Jasad yang mereka bawa, adalah buntut-buntut dari Organisasi tersebut. Mereka sama sekali tidak bisa di harapkan, karena yang selama ini bertemu dengan mereka adalah Butler Gof dan Madame Cruish.Dua orang itu juga sudah di tangkap, bersama dengan sang penyihir hitam. Mereka di kurung di dalam penjara dengan penjagaan berlapis-lapis. Terkhusus si penyihir hitam, tubuhnya sudah nyaris hancur karena di siksa, terutama lidahnya yang di potong agar tidak bisa lagi mengucapkan mantra-mantra sihir hitamnya.Setelah