Share

Asa 69

Penulis: Amih Lilis
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-04 22:07:29

*Happy Reading*

Pada akhirnya Raid memilih tak terlalu mengikuti saran dari Frans, kawannya yang mendadak bijak. Tetapi, tak jua bersikeras mencari Nissa. Ya ... intinya Raid memilih pasrah saja pada keadaan. Nggak ngeyelan lagi.

Terserah saja Tuhan mau mempertemukan Nissa dengannya cepat atau lambat. Yang jelas, mau itu cepat atau tidak, Raid meyakini Nissa hanya akan menjadi miliknya.

Raid terlalu PD? Oh ya jelas harus. Terlalu banyak bukti yang menunjukan Nissa memang hanya untuknya. Jadi ya ... memang harus percaya diri. Raid yakin kali ini author pasti membantu. Ya kan, Mih?

Sementara menunggu Author--eh, Tuhan mempertemukannya dan Nissa lagi, Raid memilih fokus mencari keberadaan Abyan yang kini dalam perlindungan Smith. Tidak mudah tentu saja. Karena Smith yang menciptakan seorang Raid, dan pastinya sedikit banyak bisa membaca rencana pria itu.

"Bagaimana?"

"Nope!"

Helaan napas kasar lolos dari Raid. Matanya memejam erat, mencoba menenangkan gejolak amarah dalam diri yang k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Siti Khotimah
dan tiba tiba Raid pun hadir
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
seru mih niat hati mau ngumpet yg aman gk taunya yg ditakuti udh ada di dalam, siap2 kalian End di tangan raid.
goodnovel comment avatar
Aswati Lilip
kan Raid mantan anak buah tuan Smith... jd setidaknya Dy tw dong dmn tempat tuan Smith... atw bs juga sih Raid bekerjasama dgn anak buah tuan Smith yg ad disitu...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 70

    *Happy Reading*Matilah! Tidak ada jalan keluar untuk menghindar lagi. Ketiganya kini menatap seseorang yang tengah menyeringai dingin, seraya menelan saliva kelat tanpa sadar. "Ra-Raid, ba-bagaimana kau bisa masuk?" Smith yang biasa garang dan tegas pun bahkan kini hanya bisa tercicit menghadapi Raid. "Tentu saja lewat pintu itu." tunjuk Raid santai ke arah partisi yang baru saja ketiganya lewati beberapa saat lalu. "Ta-tapi bagaimana mungkin? Bukankah ini ruang rahasia yang hanya Tuan Smith dan Brush yang tahu?" sambar Farida yang ikut heran di sebelah Tuan Smith dan Abyan. Raid malah melirik Smith dengan seringai mengejek, "Apa kau tidak menceritakan bagaimana pintarnya aku, Smith?" tanya Raid jumawa. Smith melengoskan wajah sambil mengepal kuat. Tak sudi mengakui kecerdasan Raid yang memang di atas rata-rata. Di antara orang-orang yang pernah Smith didik, memang hanya Raid lah yang paling cepat menyerap ilmu dan mengaplikasikannya dengan sangat sempurna. Membuat Smith pernah

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 71

    *Happy Reading*"Tolong, Tuan! Tolong ampuni kami." Farida masih memohon sambil bersujud berkali-kali, berharap Raid mau sedikit saja mengasihi mereka. Sementara di sebelahnya, Abyan hanya berdiri mematung seperti orang bodoh memperhatikan ibunya.Raid melipat tangannya di dada, seraya menyeringai dengan kepala dimiringkan. Auranya benar-benar menyeramkan dengan sorot mata kelam yang mampu membuat lawannya bergetar ketakutan. "Mengampuni kalian?" ulang Raid main-main. Farida gegas mengangguk cepat, menyangka jika masih ada kesempatan untuk bisa selamat dari ancaman bahaya yang ada di depan matanya. "Iya, Tuan. Tolong, ampun kami.""Berikan aku satu alasan kuat, kenapa harus mengampuni kalian? Khususnya putramu yang brengsek itu."Abyan tersentak. Tiba-tiba emosinya naik di sebut sebagai seorang brengsek oleh Raid. Sementara Abyan mengira, Raid tak tahu apa-apa tentang dirinya. Seenaknya saja menghinanya seperti tadi. Abyan memang tak pernah sadar diri. "Karena ... karena ..." Seme

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 72

    *Happy Reading*Raid melajukan mobilnya seperti orang gila. Menginjak gasnya dalam-dalam dan mengabaikan segala rambu yang ada di jalan. Pikirannya kalut sekali setelah membaca pesan yang dikirimkan nomor asing di ponselnya beberapa waktu tadi. "Kuberi waktu tiga puluh menit untukmu menyelamatkannya."Chat itu bahkan menyertakan sebuah photo gadis berhijab yang tengah terikat di sebuah kursi, dengan kondisi lemah dan mulut tutup sebuah kain lusuh. Itu Nissa! Meski setengah wajah gadis itu tertutup kain, Raid tahu itu Nissa. Raid sangat mengenal perawakan dan bentuk alis serta matanya sang pujaan. Maka dari itu, tadi Raid tak banyak berpikir lagi, segera meluncur ke alamat yang juga dikirimkan nomor asing tersebut. Ddrrrtt ... ddrrttt ... ddrrttt ...Ponselnya bergetar lagi. Getar panjang kali ini menandakan tengah ada seseorang yang mencoba menghubungi Raid. Gegas pria itu melirik benda pintar tersebut, takut nomor asing tadi yang menelepon. Namun, ternyata nama Frans-lah yang terp

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 73

    Asa 73*Happy Reading*Di tempat lain. Frans memaki kesal pada ponselnya, yang gagal menghubungi Raid. Frans kira awalnya, Raid mematikan sambungan telepon itu tak sengaja. Maka dari itu, Frans pun menghubungi Raid kembali. Namun, berkali dicoba ternyata gagal terus. Ada dua kemungkinan dalam otak Frans saat ini. Raid membuang ponselnya, atau ponsel pria itu kehabisan daya. Terserahlah! Yang jelas, dia harus mencari keberadaan Raid saat ini. "Lacak keberadaan mobil Raid sekarang!" titah Frans tanpa ba bi bu, pada seseorang yang ia hubungi segera. Siapa itu? Kimberly. Kalian tentu tidak lupa kemampuan wanita yang kini menjadi ustad Darul itu, kan? Ya, meski sudah menikah. Kimberly memilih tetap bekerja pada Raid dan Frans tanpa sepengetahuan suaminya. Bagaimana pun, meski sudah menikah dengan pemuka agama, Kim tidak bisa lepas begitu saja dari dunia hitam."Sebentar," sahut Kim."Segera!"Tut! Frans menutup sambungan telepon segera. Bergerak ke arah mobilnya, sembari menunggu kabar

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 74

    *Happy Reading*"Kok, masih nggak enak, ya?" Masih mengenakan mukena dan duduk di atas sejadah, Nissa bergumam sambil mengusap dada pelan. Merasa bingung dengan perasaannya yang mendadak tidak enak hari ini. Tadi, Nissa ketiduran saat tengah membaca buku. Bangun kaget di jam lima sore. Nissa kira, karena itulah hatinya mendadak tak nyaman. Sebab dia hampir kebablasan tidur dan lupa shalat Ashar. Gegas Nissa ambil wudhu dan melaksanakan kewajiban empat rakaatnya. Setelah itu berdzikir dan berdoa seperti biasa. Anehnya, perasaan tak membaik jua setelahnya. Membuat Nissa mulai was-was dengan pikiran buruk yang tiba-tiba hadir. "Ya Allah, ada apa ini? Kenapa perasaan hamba tiba-tiba tidak enak begini? Apa ini sebuah firasat buruk? Ya Allah, hamba mohon, lindungilah hamba, orang-orang yang hamba sayangi dan menyayangi hamba selalu. Sebaik-baiknya pelindung hanya engkaulah semata. Kupercayakan segalanya padamu." Nissa kembali memanjatkan doa. Mencoba berbaik sangka dan menyingkirkan sega

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 75

    *Happy Reading*"Maaf, Nissa. Aku tidak bisa." Sekian lama terdiam, jawaban Raid malah membuat Nissa langsung terhenyak. Padahal, ia sudah menekan ego sekuat mungkin agar bisa memaafkan Raid, juga berusaha merajut harapan yang sudah lama koyak. Namun, siapa sangka, lagi-lagi Raid membuatnya patah.Kenapa? Kenapa Raid harus bilang cinta barusan, kalau diminta berjuang kembali untuk memperbaiki saja tidak mau? Apa Raid hanya ingin main-main dengannya?""Bang--"Ucapan Nissa langsung tertahan di udara, saat tiba-tiba saja melihat Raid malah seperti kesulitan untuk bernafas. "Nina, bawa dia!" Arjuna langsung memberi titah tegas pada istrinya. "Baik!" Dokter Karina pun patuh. Dibantu sang suami dan lainnya. Dia melajukan brankar Raid kembali lebih cepat. "Abang? Abang?""Cukup!" Frans memilih tidak ikut mengantar Raid. Dia malah menghalangi Nissa untuk mengejar Raid. Gerakan Frans yang tiba-tiba berdiri di hadapannya, membuat Nissa sontak melangkah mundur agar tak sampai bersentuhan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 76

    *Happy Reading*"Ekhem!" Frans sengaja berdeham lumayan kencang guna mengusik obrolan dua orang di depan sana. Frans melirik Nissa khawatir sekilas, lalu melayangkan tatapan tajam pada anak buah yang tengah ngobrol dengan Anjani di sana. Orang itu pun langsung menunduk ketakutan.Sementara Anjani, kini sudah menatap Nissa dengan sengit. Penuh permusuhan. Baginya, Nissa itu hanya biang masalah untuk Raid dan dirinya, tentu saja. Jangan lupakan, karena Nissa, Anjani harus kehilangan markas dan kekuasaannya di tangan Raid. Meski kini dia memang sudah memilih menerima tawaran Raid untuk berkerja sama. Namun, dendamnya pada Nissa akan sulit ia lupakan. "Aku menyuruhmu membantu Dokter Karina menolong Raid. Bukan malah mengobrol dengan anak buahku," tandas Frans kesal. Anjani tak berkomentar, memilih beranjak pergi ke dalam ruangan dengan terus menatap Nissa penuh kebencian. Sementara pria yang menjadi anak buah Frans berniat pergi."Tunggu!" larang Frans tegas. Pria tadi tak jadi beranja

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 77

    *Happy Reading*Disamping rasa haru dan bahagia, akhirnya dapat mengetahui perasaan Raid. Sejujurnya, Nissa masih dilanda kebingungan saat ini. Tepatnya bingung pada sikap Raid. Jika memang apa yang Frans katakan adalah benar. Bukankah tujuan Raid membuatnya menyerah dan pergi sudah tercapai. Lalu, kenapa Raid malah mencarinya terus? Seolah tak ingin kehilangan. Okeh! Katakan Raid sudah sadar, dapat hidayah, atau apalah namanya itu. Lalu, kenapa tadi, saat Nissa ajak memperbaiki semuanya, Raid menolak? Kenapa? Apa alasannya? Bukankah pria itu sudah minta maaf, bahkan menyatakan cintanya. Lalu, kenapa? Kenapa dia masih menolak memperbaiki semuanya? Apa cintanya hanya bohong saja? Atau, Raid minta maaf hanya karena ingin mempermainkannya lagi? Apa? Apa? Apa sebenarnya yang Raid inginkan? Sungguh, Nissa tak mengerti. Ingin bertanya lebih banyak pada Frans pun, tidak bisa. Pak Arjuna tadi datang dan menyuruhnya mengurus sesuatu. Entah apa itu? Yang jelas, kini tinggal Nissa yang masih

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23

Bab terbaru

  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 138

    "Sayang, hari ini Abang ada urusan di knightsbridge. Kamu mau ikut nggak?""Di mana itu, Bang? Jauh nggak dari sini?""Knightsbridge terletak di jantung kota London yang modis, menggabungkan jalur Hyde Park yang dilalui kuda, kedutaan besar Belgravia, museum Kensington, dan kediaman seniman Chelsea. Saat ini, lingkungan itu dipenuhi dengan berbagai toko, restoran, townhouse bersejarah kelas dunia, dan merupakan rumah bagi dua properti Jumeirah . Di sana, kita juga bisa melihat sejarah Knightsbridge dan bagaimana ia bisa mempertahankan reputasi yang dimilikinya saat ini." Raid menjelaskan dengan sabar dan panjang lebar. "Nggak tahu ah, Bang. Nggak ngerti juga. Udahlah, Abang aja yang pergi. Nissa lagi mager," sahut Nissa kemudian dengan malas. Raid mengerutkan keningnya bingung. Beberapa hari ini entah kenapa Nissa memang berubah jadi pemalas. Tak seperti biasanya yang selalu antusias jika di ajak ke tempat baru. Apa mungkin Nissa sudah bosan tinggal di sini? Akan tetapi, mereka baru

  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 137

    Sebenarnya enggan sekali untuk Nissa menerima tawaran Naira pergi ke London. Bukan hanya karena dia tidak suka naik pesawat, tapi juga karena malas ketemu Nichole. Gimana ya, jelasinnya? Semua orang memang bilang Nichole itu sudah berubah. Tetapi sebagai sesama wanita, jelas Nissa tahu dan bisa merasakan kalau sebenarnya Nichole itu belum menyerah tentang perasaannya pada Raid. Wanita itu masih mendamba Raid meski tidak terang-terangan seperti dulu. Di depan Naira dan suaminya, Nichole memang akan bersikap biasa saja dan seolah acuh pada keberadaan Raid. Tetapi Nissa tahu betul, kadang dia masih mencuri pandang pada Raid, dan mencoba mendekati pria-nya dengan gaya halus.Ah, pokoknya Nissa tidak suka sama Nichole!"Sayang, kita nggak akan lama, kok. Hanya mengantarkan Naira saja ke rumah mertuanya.""Abis itu langsung pulang, ya?""Uhm ... tinggal dulu beberapa hari, ya? Soalnya Abang juga ingin menengok Damien dan juga harus mengecek usaha Abang yang ada di sini. Kita juga bisa sek

  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 136

    Raid mengulas senyum manis sambil menatap Nissa yang terlelap paska percintaan panas mereka. Panas dan menegangkan seperti permintaan wanita itu. Sungguh, Raid selalu dibuat kagum setiap kali bercinta dengan Nissa. Wanita itu banyak kejutan. Gadis alim itu sudah tidak ada. Wanita polos, cengeng, dan menyusahkan itu sudah sirna. Berubah menjadi wanita dewasa yang mengagumkan.Ia adalah Anissa fatih Zhakia. Wanita lemah yang awalnya tak pernah Raid inginkan dan terus ia hindari. Merepotkan! Beban! Titel itu sering Raid sematkan pada Nissa. Apalagi jika Nissa sudah mulai menunjukan sifat cengengnya. Rasanya ingin Raid cekik saja lehernya agar berhenti menangis selamanya. Namun, siapa sangka? Gadis yang awalnya tak pernah Raid inginkan ini justru mampu mencuri hatinya. Membuat seorang Raid bertekuk lutut hingga rela menyerahkan seluruh hidupnya hanya untuk seorang Nissa yang cengeng. Terlebih setelah berhasil memiliki Nissa seutuhnya, Raid dibuat tergila-gila. Jatuh cinta setiap hari da

  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 135

    Setelah urusan ngisi perut kelar, maka waktunya ... tidur. Eh, ya enggak, dong! Itu mah kaum rebahan yang makin menggemoy kayak Amih. Kalau Nissa sama Raid mah, abis makan mereka belanja. Soalnya, inget kan, kalau mereka perginya tadi dadakan dan tanpa tujuan. Jadi ya mereka nggak ada persiapan apa pun sebelumnya. Bahkan baju saja, mereka hanya bawa beberapa lembar. Raid membawa Nissa ke salah satu pusat pembelanjaan yang ada di sana. Membeli keperluan yang dibutuhkan sekaligus jalan-jalan cuci mata. Ya, anggap aja ng'date setelah nikah."Abang, cukup! Ngapain sih beli sebanyak ini? Abang mau buka toko atau gimana?" tegur Nissa saat melihat Raid memasukan banyak sekali barang. Bukan barangnya yang membuat Nissa keberatan, tapi jumlahnya. Masalahnya, Raid beli satu jenis barang dalam jumlah besar. Padahal, mereka di sana hanya akan liburan, bukan menetap. Tetapi Raid belanja seolah mereka akan lama saja. "Nggak papa, sayang. Abang sanggup kok bayarnya.""Ck, ini bukan masalah sanggu

  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 134

    Brak!Nissa terkesiap kaget saat tiba-tiba saja Nita menggebrak meja. Wajahnya merah padam menatap Raid. Pasti dia sangat marah sekali saat ini. Tentu saja, ucapan Raid barusan memang terlalu kejam. Bahkan Nissa yang mendengarnya saja merasa sakit hati barusan. Ah, suaminya ini kalau sudah mode julid memang tak kaleng-kaleng. Akibat ulah Nita barusan. Kini, mereka jadi pusat perhatian di tempat makan tersebut. "Kurang ajar!" sentaknya keras. "Berani sekali kamu menghinaku seperti itu. Apa kamu tidak tahu siapa aku?!""Tahu, kok. Kamu sampah, kan?" Raid tak gentar sama sekali. Berucap santai sambil sebelah tangannya mengusap lembut punggung Nissa demi menenangkan kekagetan yang sempat dirasakan. "Diam!""Ah, atau kau lebih suka ku panggil jalang?""Kurang ajar!"Grep!"Akh!"Nita yang murka pun berniat melayangkan tangannya. Namun, dengan cepat Raid tahan dan gantian mencekal tangannya hingga wanita itu meringis kesakitan. "Bang?" Tahu keadaan sudah tak kondusif. Nissa pun mencoba

  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 133

    "Papa?" beo Nissa refleks. "Iya, Papa kamu. Bule tadi. Itu papa kamu, kan?"Dilihat dari mana, ya ampun! Jelas-jelas wajah Raid bule banget, sementara Nissa sendiri khas asia. Nah, kok, bisa wanita ini menyangka Nissa dan Raid adalah anak dan ayah. Katarak atau gimana?Atau ... ah, jangan-jangan memang itu akal-akalan si Mbak calon valakor ini agar bisa dekat dan kenalan dengan Raid. Baiklah kalau begitu. Jika memang dia ingin kenalan dengan Raid, maka dengan senang hati Nissa kabulkan. "Apa bagusnya sih Mbak dapet nomornya doang. Lebih enak kenalan langsung, kan?" tawar Nissa kemudian. "Eh, emang boleh?" Si wanita tadi mengerjap tak percaya dengan tawaran Nissa. 'Calon anak tirinya baik hati sekali!' Mungkin itulah yang saat ini ada dalam pikirannya."Boleh, kok." Nissa menjawab ramah. "Ayo, ikut saya."Wanita itu pun mengekori Nissa dengan senyum sumringah dan mata berkilat bahagia. Hatinya dag dig dug parah ketika jalan untuk mendekati Raid di buat selancar mungkin oleh calon a

  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 132

    "Wah! Ini tempat siapa, Bang?" Nissa berseru takjub ketika akhirnya mobil yang mereka kendarai masuk ke sebuah pekarangan luas di depan sebuah bangunan yang menarik hati. Bukan bangunan itu yang membuat Nissa terpesona sebenarnya, tapi pekarangan asri dan sekitarnya yang sungguh memanjakan mata. Adem!"Tempat kita." Raid menjawab seadanya."Punya abang?""Punya kita."Nissa tak bertanya lagi. Sejatinya dia tahu, jika Raid berkata 'punya kita' itu berarti adalah milik Raid. Sementara jika Raid berkata punya Nissa. Maka itu berarti hak milik ada pada Nissa. Percayalah, Raid itu tipe pria yang masih menjunjung tinggi istilah 'milik suami, milik istri. Milik istri, ya milik istri'. Jadi, jelaskan kalau hunian asri di depan itu milik siapa?"Rumahnya bagus banget, Bang!" Nissa berlarian seperti anak kecil saat memasuki rumah tersebut. Bangunan yang tak begitu luas, tapi juga tidak bisa dibilang sederhana. Pas lah untuk ukuran Villa yang hanya akan mereka tinggali. Rumah tersebut juga s

  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 131

    Raid tersenyum manis menatap sang istri yang tengah terlelap. Disibakkannya rambut yang menjuntai menghalangi wajah cantik istrinya. Lalu satu kecupan panjang Raid berikan di sisi kepala wanita yang sudah mencuri hatinya tersebut.Nissa tak bergeming. Benar-benar tak terganggu sama sekali dengan perbuatan Raid barusan. Begitulah Nissa, kalau sudah tidur memang seperti mayat. Tak terganggu oleh apa pun. Itulah kenapa, dulu saat Raid masih suka iseng mencuri ciuman dibibir semerah cerry-nya. Nissa tak menyadarinya sedikit pun. Pernah satu kali hampir ketahuan, pas awal melakukannya. Beruntung Raid sudah terlatih dalam hal bersembunyi. Ajaib memang Nissa ini. Sepulas apa pun tidurnya, dia akan terbangun jika jam sudah menunjukan pukul tiga pagi. Meski tanpa alarm. Tetapi memang Nissa pasti akan terbangun jam sekian. Seolah punya alarm tubuh sendiri. Raid mengetahui hal itu setelah memantau Nissa diam-diam lewat cctv.Raid bahkan hafal betul apa yang akan Nissa kerjakan di jam segitu. Se

  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 130

    #WARNING!! ZONA KHUSUS DEWASA! YANG MASIH DIBAWAH UMUR MENYINGKIR DULU! KALAU PERLU TUNJUKAN KTP KALIAN DI KOLOM KOMENTAR##*Happy Reading*Sebenarnya Nissa masih penasaran akan penjelasan Raid tentang Abyan yang ternyata 'letoy'. Masih ingin mendengar secara detail lagi. Sungguh suaminya ini ternyata luar biasa. Apa daya, perut tak bisa di ajak kompromi. Di tengah-tengah obrolan mereka. Dia malah berbunyi nyaring. Tanda cacing di dalam tengah demo minta diberi asupan energi. Akhirnya Nissa pun terpaksa mengakhiri obrolan seru mereka."Sudah, sudah. Kita lanjut ngobrol lagi nanti. Sekarang lebih baik kamu mandi dulu, habis itu makan.""Nggak kebalik, Bang? Bukannya lebih enak makan dulu baru mandi? Nanti kalau Nissa masuk angin, gimana?"Raid mengulas senyum manisnya, lalu membelai rambut panjang Nissa yang tampak acak-acakan, tapi tetap memesona di matanya. Malahan menggoda. Membuat Raid ingin mengulangi pergumulan manis mereka semalam kalau saja tidak kasihan pada istrinya ini."Tid

DMCA.com Protection Status