Dia seorang pemuda yang tampan, gagah serta baik hati, di umur lima belas tahun, di usia segitu seharusnya bersenang-senang tetapi tidak dengan pemuda itu. Dia harus bekerja keras membanting tulang untuk mendapat sesuap nasi.
Hidupnya yang sebatang kara membuat dia harus bekerja keras, ayahnya pergi entah kemana sedangkan ibunya sudah meninggal semenjak dia berumur lima tahun. Dia di asuh oleh tante yang kejam, setiap hari ada saja makian terhadapnya.
"Aditttttt!"teriak Tantenya."Cepat kesini!"perintahnya lagi sambil berkacak pinggang.
"Iya,Tan,"jawab pemuda itu sambil berlari.
"Bersihkan semua ini!"perintah Tante itu di ikuti anggukan kepalanya lalu pemuda itu mengambil sapu dan menyapu bekas makanan tantenya itu.
Ya, Adit namanya nama panjangnya Aditya Pratama seharusnya duduk di bangku SMA, tapi karena tidak ada biaya dia harus berhenti sekolah.
Adit mempunyai sahabat yang baik bernama Nalendra Prasetya atau sering di panggil dengan sebutan Endra. Kehidupan sahabatnya itu berbeda dengan Adit, Endra dari keluarga berkecukupan karena ayahnya seorang direktur di perusahaan ternama di kota itu.
Endra sahabat baik dari SD sampai SMP, keluarganya selalu menyambut hangat kehadiran Adit dan selalu di beri kasih sayang.
Adit mempunyai seorang Tante yang di panggil Tante Desi. Tante Desi suka barang mewah, ia tidak sungkan meminta uang kepada Adit untuk membeli barang itu bila tidak di penuhi cambuklah berbicara.
Pernah Tante Desi menginginkan sebuah tas yang mahal harganya lalu dia meminta uang kepada Adit, tetapi pemuda itu tidak mempunyai uang, wanita itu mencambuk hingga berkali-kali sehingga luka itu membekas.
Gaya hidup Tante Desi membuat hidup Adit berantakan juga membuat pemuda itu putus sekolah. Adit hanya pasrah dan diam menerima perlakuan seperti itu,dia hanya berdoa supaya tantenya bisa menjadi baik.
Hingga dia terjerat hutang oleh reinternir yang kejam dia bernama Tante Elsa, ia pengusaha sukses tetapi wanita itu meminjamkan uang dengan bunga yang sangat tinggi.
Setiap orang yang meminjam pasti terkena bunga yang sangat tinggi dan bila tidak bisa mengembalikan atau membayar pasti ada yang di bawa untuk jaminan, tetapi bila sudah lunas maka barang itu akan di kembalikan.
Tante Elsa berumur tiga puluh tahun tetapi belum menikah karena dia trauma dengan kekasihnya yang meninggalkannya degan wanita lain.
Tok
Tok
Tok
"Buka!"teriak bodyguard Tante Elsa
Tante Desi yang sedang melihat televisi menjadi keget ketika ketukan pintu yang kasar itu. Wanita itu pun lari menuju pintu belakang dan membuka pintu belakang tetapi naas bagi Tante Desi, Tante Elsa sudah menghadang di pintu belakang.
"Mau kemana kamu! cepat bayar hutangmu!" perintah Tante Elsa yang berjalan maju.
"Ti-ti-tidak, ke-ke-kemana Tan-Tante,"balas Tante Desi sambil mundur ke belakang."Beri saya waktu dua hari untuk mencari uang itu.
"Ok, baiklah,"jawab Tante Elsa sambil berkeliling mencari barang yang nantinya akan ia sita lalu Tante Elsa pun pergi.
Tante Desi pun bernapas lega karena masih was-was tapi dia bingung harus mencari uang di mana padahal wanita itu tidak bekerja sama sekali. Tante Desi mempunyai hutang sebesar lima juta kepada Tante Elsa.
Sore telah datang di sambut dengan mentari yang hampir tenggelam serta burung-burung pulang ke sarangnya begitu pula dengan Adit yang pulang ke rumah.
Saat itu juga Adit melihat mobil mewah milik Tante Elsa yang sedang menagih di tempat lain. Tante Elsa melihat sekilas pemuda itu yang berjalan berlawanan.
Tante Desi sangatlah senang melihat Adit dari kejahuan.
"Aditttt!" teriak Tante Desi lalu Adit berlari menuju wanita itu.
"A-ada apa Tan," jawab Adit gugup
"Dalam dua hari kamu harus mendapatkan uang lima juta!"perintah Tante Desi
"Ta-ta-tapi --?"belum menyempurnakan kalimatnya Tante Desi langsung memotongnya.
"Tidak ada tapi-tapian! Pokonya kamu harus mendapatkan uang itu!"perintah Tante Desi.
Tanpa ada jawaban Adit pun undur diri, dia berpikir bagaimana mendapatkan sejumlah uang itu. Lima juta tidaklah sedikit bagi pemuda itu, ingin meminjam sahabat tetapi tidak enak hati.
Adit terus berpikir bagaimana cara mendapatkan uang sebanyak itu, hingga di tidak bisa berkonsentrasi melakukan apa saja misalnya, mencuci piring, mencuci baju serta membersihkan rumah, setelah semua selesai pemuda itu rebahan di atas ranjang dan akhirnya ia tertidur.
Malam pun telah menutup dengan sendirinya,. Mentari tampak sangat gagah menyinari bumi, bunga bermekaran sedangkan burung bernyanyi riang.
Tapi tidak dengan Adit dari pagi dia melakukan kegiatan di pagi hari. Lalu bergegas untuk bekerja lebih giat hari ini karena permintaan dari Tante Desi.
Siang pun berjalan dengan sendirinya, mentari yang gagah itu berada di tengah-tengah bumi sehingga bisa merasakan panas di tubuhnya,
begitu juga dengan Adit dia belum juga istirahat karena ingin memenuhi permintaan Tante Desi tak ada.
Siang pun bergulir mentari pun condong ke barat sore pun telah tiba tapi saat itu awan hitam menutupi matahari hujan mulai turun tetapi Adit tetap bekerja hanya untuk memenuhi permintaan tantenya itu.
Uang yang di kumpulan oleh Adit masih kurang banyak sehingga harus tetap bekerja walau hujan datang, dia memanggul beras, Bawang putih, bawang merah, kentang 1 sak.
Itu pun uangnya masih kurang sehingga harus tetep bekerja tanpa kenal lelah. Sore berganti senja dan senja pun berganti malam tak ada sinar rembulan dan kemerlip cahaya bintang semua masih tertutup awan, walaupun begitu dia tetap semangat.
Malam telah larut hujan pun berhenti tinggal menyisakan dingin yang merasuk ke dalam kulit, Adit masih tetap bekerja uang yang dia peroleh serasa cukup dan besuk lagi untuk mencari sisanya.
Tok
Tok
Tok
"Tante ini Adit,"ucap pemuda itu yang mengigil kedinginan.
Tante Desi membuka pintu,"Mana uangnya!"pinta wanita itu seraya tangan di atas lalu Adit memberikan semua uang yang ada di kantong celananya.
"Apa cuma segini?"teriak Tante Desi sambil berkacak pinggang.
"I--iya Tante, saya cuma dapat segini,"balasnya sambil menunduk.
"Banyak juga! Cepat masuk sana dan beres-beres rumah,"ucap Tante Desi seraya mengibas-ngibaskan uang itu untuk kipas angin.
Adit menjadi heran kenapa sikap Tante Desi mulai berubah yang dahulu wanita itu selalu menyuruh pemuda itu untuk tidur di luar rumah karena uang kurang, tetapi saat ini tidak dia di perbolehkan masuk ke rumah.
Adit pun berganti mandi lalu berganti pakaian setelah itu pemuda itu membersihkan semua rumah hingga bersih dan mengkilap. Selesai , bersih-bersih Adit langsung di kamar dan rebahan di kamar sambil mendengarkan sebuah lagu dari Sheila on 7 yang berjudul Seberapa pantaskah, itu grup band favorit nya
Malam pun berganti pagi Adit akan pergi bekerja lagi, tapi bagaimana dia memperoleh sisa uang yang di minta sama tantenya itu. Dalam perjalanan Adit melamun dan berpikir bagaimana mendapatkan uang itu.Pagi berganti siang Tante Elsa datang ke rumah Tante Desi saat itu dia masuk ke dalam rumah biasanya hanya di ambang pintu saja. Dia berjalan menelusuri rumah untuk mendapatkan barang yang akan dia bawa kalau tidak punya uang.Adit yang bekerja pulang terlebih dahulu untuk menyerahkan uang walaupun masih kurang dan untuk kekurangannya menyusul. Saat itu juga Tante Elsa melihat Adit menuju ruang tamu."Tante Desi, ini kurangannya kemarin,"ucap Adit sambil menyerahkan uang itu.Tante Elsa melihat Adit dari atas ke bawah lalu menerima uangnya. Pengawal bawa pemuda ini sebagai jaminan"Apa? Saya tidak mau,"berontak Adit ketika dua penyawal Tante Elsa memegang lengannya. "Lepaskan!"berontak nya lagi.
Adit memang pandai memasak hampir semua masakan enak dari masakan Indonesia sampai masakan cina, maid yang bertugas di dapur hanya membantu Adit misalnya mencuci sayuran,memotong sayuran. Kali ini pemuda itu memasak gudhek sambel goreng dari Jogja, tahu,tempe lalu ikan teri.Pagi pun telah berlalu sang mentari berjalan ke tengah pertanda jam dua belas siang Tante Elsa pulang untuk makan siang. Dia memilih makan siang di rumah, memang sudah menjadi kebiasaan Tante itu kalau siang makan siang di rumah.Mobil Tante Elsa sudah berada di bagasi sedangkan Adit sedang memanasi sayur serta menata piring, wanita itu berada di belakang sehingga pemuda itu tidak melihatnya."Sedang apa?"tanya Tante Elsa memeluk Adit yang membuat pemuda itu menjadi kaget."Tante bikin kaget aja,"balas Adit seraya memegang dadanya. "Baru ngangetin makanan,"Tante Elsa pun mencium punggung Adit sehingga pemuda itu berdesir darahn
Hari pun semakin malam Tante Elsa dan Adit pergi ke villa untuk istirahat mereka tertidur dengan posisi wanita itu di dada sedangkan pemuda itu tangannya memeluknya.Waktu terus bergulir, pagi pun kembali datang mentari sudah bersinar terang, Tante Elsa dan Adit kembali melakukan aktivitas nya. Pemuda itu saat ini menjadi pengawal Tante Elsa saat menagih hutang."Tolong kasih waktu lagi untuk mencari uang Tante!"pinta seorang bapak yang di tagih saat ini."Bagaimana Adit?"tanya Tante Elsa meminta saran kepada Adit karena Adit adalah asisten pribadinya lalu di ikuti anggukan kepala oleh pemuda itu.Tante Elsa pun menyetujui permintaan bapak itu lalu wanita dan pemuda itu serta pengawal yang lainnya pergi dari rumah kecil itu. Rumah bapak itu memang sangat sederhana lebih sederhana dari rumah Tante DesiDi dalam perjalanan Adit meminta kalau Tante Elsa jangan menarik bunga yang sangat tinggi dengan al
Waktu bergulir dengan sendirinya, tanpa terasa hari sudah pagi lagi Tante Elsa dan Adit pun melakukan aktivitas di pagi hari, seperti biasa Tante Elsa menagih hutang dan menjaga toko.Tapi saat ini wanita itu sendiri tanpa di temani oleh Adit, karena pemuda itu akan pergi ke swalayan membeli kebutuhan sehari-hari dan dari kemarin malam sudah di beri uang sama Tante Elsa.Remaja itu sedang berbelanja alat-alat mandi, bumbu dapur, buah-buahan yang di sukai wanita itu, selesai di kasa Adit pun menuju sebuah rumah makan yang berada di situ.Saat berjalan menuju rumah makan itu banyak gadis yang melihatnya tidak hanya gadis saja tetapi juga wanita karena wajah ganteng remaja itu sangat alami di tambah dengan baju yang begitu pas di tubuhnya sehingga membuat tubuh yang seperti roti sobek itu kelihatan walaupun memakai jaket.Adit sampai di pintu masuk rumah makan itu langsung saja dia memilih duduk di pojo
Pagi pun telah kembali mentari bersinar cerah seperti biasa Adit bangun pagi, kali ini dia masak masakan spesial buat Tante Elsa untuk ucapan terima kasih karena di ijinkan untuk sekolah bahkan di biayai sekolahnya.Tante Elsa pun terbangun dari mimpinya ketika dia merasakan ada bau yang lezat mengugah selera, masakan yang menjadi favoritnya semenjak dahulu, yaitu tumis kangkung dan ikan lele.Wanita itu turun dari tempat tidur lalu ini menuju dapur sesampai di dapur dia melihat Adit yang sedang asik memasak lalu dia memeluk Adit dari belakang."Kamu masak apa?"tanya Tante Elsa."Kesukaan Tante dong,"jawabnya dengan jelas.Masakan sudah matang mereka berdua makan bersama dan ternyata Adit melakukan itu untuk berterima kasih, sebenarnya dia ingin berterima kasih dengan cara memuaskan Tante Elsa di ranjang tetapi karena wanita itu sedang datang bulan sehingga tidak jadi.&nb
Bulan Juli telah datang Adit pun berdandan rapi serta rambut di sisir dia sudah siap untuk sekolah dan belajar dengan sungguh-sungguh, pemuda itu tidak mau mengecewakan Tante Elsa."Wahh sudah tampan nih! Tante tambah sayang sama kamu,"ucap Tante Elsa memuji Adit sambil mengacak-acak rambutnya yang sudah rapi."Terima kasih tan,"balasnya seraya membenarkan rambutnya.Mereka berdua pun sarapan pagi menu kali ini sayur lodeh tahu serta tempe Tante Elsa dan Adit makan dengan lahap selesai makan pemuda itu langsung berangkat ke sekolah.Adit memang di fasilitasi mobil untuk berangkat ke sekolah tetapi pemuda itu lebih memilih naik bus pergi ke sekolah.****Beberapa orang berjajar di pintu gerbang mereka adalah guru-guru yang mengajar di sekolah itu, guru-guru itu menyambut anak didiknya yang belajar di situ.Siswa-siswi itu berbaris lalu menyalami guru-guru satu persatu.
Ersa membenarkan kacamatanya yang akan jatuh lalu setelah memesan dia menuju meja Mea."Om Herman sudah kembali dari luar negeri,"cerita Mea yang sangat senang dengan keadaan itu."Ohh ya,"balas Ersa di ikuti anggukan kepala dari Ersa.Mereka berdua pun makan makanan yang telah mereka pesan tetapi saat mereka berdua makan tiba-tiba ada penganggu datang dia adalah Haris dam gengnya yang selalu bikin onar di sekolah.Haris suka kepada Mea tetapi dia gengsi kepada gengnya itu sehingga dia selalu menganggu gadis itu sampai kadang kesabaran cewek itu tidak bisa di bendung lagi hingga cewek itu marah.Pelajaran di sekolah pun terus berlanjut hingga pukul dua siang bel pun berbunyi yang menandakan bahwa pelajaran telah usai, guru di pelajaran yang terakhir pun keluar setelah itu di ikuti para siswa-siswi berhamburan keluar kelas dan gerbang sekolah.******Dua Minggu telah
Elsa pun berlari keluar rumah dia tidak sanggup mendengar hinaan ibunya Herman, di saat gadis itu berlari Herman ingin mengejar tetapi di cegah ibunya dengan memegang tangannya."Maaf kak, kafenya mau tutup,"ucap pelayan itu membuyarkan lamunan Tante Elsa.Tante Elsa pun membayar yang dia minum lalu segera meninggalkan kafe dengan mengendarai mobilnya, setelah penghinaan itu wanita itu menjadi berubah dia menutup hati dan dia rajin bekerja hingga seperti sekarang ini.Dia tidak menyangka bila harus bertemu dengan Herman lagi yang ternyata dia adalah omnya kawan Adit yang bernama Mea. Dalam perjalanan mobilnya dengan kecepatan 250Km/jam sedangkan Tante Elsa tidak pernah mengendarai dengan kecepatan seperti itu.Saat mengendarai mobil ada seorang bapak tua melintas di depannya membuat Tante Elsa banting stir ke kiri lalu dia menabrak sebuah pohon, pria tua itu sudah tidak ada dan ternyata dia adalah penunggu di situ.
Tante Elsa yang masih berada di rumah sakit, untuk pagi hari Di temani pengawal yang lainnya karena Adit pergi sekolah, pemuda itu datang lalu menggantikan pengawal yang lainnya bila sudah pulang sekolah.Mobil berhenti di depan rumah sakit kemudian seorang pria turun dari mobil sambil membenahi kancing hemnya, setelah itu dia berjalan menuju lorong rumah sakit menuju ruang inap seseorang.TokTokTokMendengar ketukan pintu para pengawal Tante Elsa berdiri lalu membukakan pintu tersebut, pria itu langsung di persilahkan masuk kemudian pria itu masuk."Gimana keadaan, Elsa?"tanya pria itu sambil melihat ke arah Elsa yang sedang tertidur."Dia baik-baik saja,"balas pengawal Tante Elsa yang bernama Sigit itu.Pria itu berjalan menuju ke ranjang Tante Elsa, sesampai di ranjang dia duduk di samping wanita itu."Herman!" kaget El
"Sakit om,"teriak Mea yang kesakitan saat si hitam Indra masuk tetapi pria itu tidak menggubrisnya.Mea di culik dan di perkosa saat usia sepuluh tahun, dia hanya bisa menangis saat di perlakukan seperti itu oleh Indra tanpa ada perlawanan sama sekali.Anak itu pun di bawa ke luar kota untuk di jual lalu di pekerjakan sebagai pemuas nafsu hidung belang. Setiap hari Mea harus melayani om-om, bila tidak mau dia akan di hukum.Dia sudah pernah melarikan diri tetapi tertangkap lagi dan di beri hukuman tidak di beri makan dan di pekerjakan pagi sampai malam tanpa henti. Pagi di suruh kerja di sebuah karaoke sedangkan malam hari melayani hidung belang.****Satu tahun Mea bekerja di sana dia begitu tersiksa dan makannya pun tidak teratur, tubuh menjadi kurus sehingga sekarang banyak para hidung belang tidak mau meliriknya sama sekali.Hingga suatu hari dia bertemu dengan seorang pria yang
Elsa pun berlari keluar rumah dia tidak sanggup mendengar hinaan ibunya Herman, di saat gadis itu berlari Herman ingin mengejar tetapi di cegah ibunya dengan memegang tangannya."Maaf kak, kafenya mau tutup,"ucap pelayan itu membuyarkan lamunan Tante Elsa.Tante Elsa pun membayar yang dia minum lalu segera meninggalkan kafe dengan mengendarai mobilnya, setelah penghinaan itu wanita itu menjadi berubah dia menutup hati dan dia rajin bekerja hingga seperti sekarang ini.Dia tidak menyangka bila harus bertemu dengan Herman lagi yang ternyata dia adalah omnya kawan Adit yang bernama Mea. Dalam perjalanan mobilnya dengan kecepatan 250Km/jam sedangkan Tante Elsa tidak pernah mengendarai dengan kecepatan seperti itu.Saat mengendarai mobil ada seorang bapak tua melintas di depannya membuat Tante Elsa banting stir ke kiri lalu dia menabrak sebuah pohon, pria tua itu sudah tidak ada dan ternyata dia adalah penunggu di situ.
Ersa membenarkan kacamatanya yang akan jatuh lalu setelah memesan dia menuju meja Mea."Om Herman sudah kembali dari luar negeri,"cerita Mea yang sangat senang dengan keadaan itu."Ohh ya,"balas Ersa di ikuti anggukan kepala dari Ersa.Mereka berdua pun makan makanan yang telah mereka pesan tetapi saat mereka berdua makan tiba-tiba ada penganggu datang dia adalah Haris dam gengnya yang selalu bikin onar di sekolah.Haris suka kepada Mea tetapi dia gengsi kepada gengnya itu sehingga dia selalu menganggu gadis itu sampai kadang kesabaran cewek itu tidak bisa di bendung lagi hingga cewek itu marah.Pelajaran di sekolah pun terus berlanjut hingga pukul dua siang bel pun berbunyi yang menandakan bahwa pelajaran telah usai, guru di pelajaran yang terakhir pun keluar setelah itu di ikuti para siswa-siswi berhamburan keluar kelas dan gerbang sekolah.******Dua Minggu telah
Bulan Juli telah datang Adit pun berdandan rapi serta rambut di sisir dia sudah siap untuk sekolah dan belajar dengan sungguh-sungguh, pemuda itu tidak mau mengecewakan Tante Elsa."Wahh sudah tampan nih! Tante tambah sayang sama kamu,"ucap Tante Elsa memuji Adit sambil mengacak-acak rambutnya yang sudah rapi."Terima kasih tan,"balasnya seraya membenarkan rambutnya.Mereka berdua pun sarapan pagi menu kali ini sayur lodeh tahu serta tempe Tante Elsa dan Adit makan dengan lahap selesai makan pemuda itu langsung berangkat ke sekolah.Adit memang di fasilitasi mobil untuk berangkat ke sekolah tetapi pemuda itu lebih memilih naik bus pergi ke sekolah.****Beberapa orang berjajar di pintu gerbang mereka adalah guru-guru yang mengajar di sekolah itu, guru-guru itu menyambut anak didiknya yang belajar di situ.Siswa-siswi itu berbaris lalu menyalami guru-guru satu persatu.
Pagi pun telah kembali mentari bersinar cerah seperti biasa Adit bangun pagi, kali ini dia masak masakan spesial buat Tante Elsa untuk ucapan terima kasih karena di ijinkan untuk sekolah bahkan di biayai sekolahnya.Tante Elsa pun terbangun dari mimpinya ketika dia merasakan ada bau yang lezat mengugah selera, masakan yang menjadi favoritnya semenjak dahulu, yaitu tumis kangkung dan ikan lele.Wanita itu turun dari tempat tidur lalu ini menuju dapur sesampai di dapur dia melihat Adit yang sedang asik memasak lalu dia memeluk Adit dari belakang."Kamu masak apa?"tanya Tante Elsa."Kesukaan Tante dong,"jawabnya dengan jelas.Masakan sudah matang mereka berdua makan bersama dan ternyata Adit melakukan itu untuk berterima kasih, sebenarnya dia ingin berterima kasih dengan cara memuaskan Tante Elsa di ranjang tetapi karena wanita itu sedang datang bulan sehingga tidak jadi.&nb
Waktu bergulir dengan sendirinya, tanpa terasa hari sudah pagi lagi Tante Elsa dan Adit pun melakukan aktivitas di pagi hari, seperti biasa Tante Elsa menagih hutang dan menjaga toko.Tapi saat ini wanita itu sendiri tanpa di temani oleh Adit, karena pemuda itu akan pergi ke swalayan membeli kebutuhan sehari-hari dan dari kemarin malam sudah di beri uang sama Tante Elsa.Remaja itu sedang berbelanja alat-alat mandi, bumbu dapur, buah-buahan yang di sukai wanita itu, selesai di kasa Adit pun menuju sebuah rumah makan yang berada di situ.Saat berjalan menuju rumah makan itu banyak gadis yang melihatnya tidak hanya gadis saja tetapi juga wanita karena wajah ganteng remaja itu sangat alami di tambah dengan baju yang begitu pas di tubuhnya sehingga membuat tubuh yang seperti roti sobek itu kelihatan walaupun memakai jaket.Adit sampai di pintu masuk rumah makan itu langsung saja dia memilih duduk di pojo
Hari pun semakin malam Tante Elsa dan Adit pergi ke villa untuk istirahat mereka tertidur dengan posisi wanita itu di dada sedangkan pemuda itu tangannya memeluknya.Waktu terus bergulir, pagi pun kembali datang mentari sudah bersinar terang, Tante Elsa dan Adit kembali melakukan aktivitas nya. Pemuda itu saat ini menjadi pengawal Tante Elsa saat menagih hutang."Tolong kasih waktu lagi untuk mencari uang Tante!"pinta seorang bapak yang di tagih saat ini."Bagaimana Adit?"tanya Tante Elsa meminta saran kepada Adit karena Adit adalah asisten pribadinya lalu di ikuti anggukan kepala oleh pemuda itu.Tante Elsa pun menyetujui permintaan bapak itu lalu wanita dan pemuda itu serta pengawal yang lainnya pergi dari rumah kecil itu. Rumah bapak itu memang sangat sederhana lebih sederhana dari rumah Tante DesiDi dalam perjalanan Adit meminta kalau Tante Elsa jangan menarik bunga yang sangat tinggi dengan al
Adit memang pandai memasak hampir semua masakan enak dari masakan Indonesia sampai masakan cina, maid yang bertugas di dapur hanya membantu Adit misalnya mencuci sayuran,memotong sayuran. Kali ini pemuda itu memasak gudhek sambel goreng dari Jogja, tahu,tempe lalu ikan teri.Pagi pun telah berlalu sang mentari berjalan ke tengah pertanda jam dua belas siang Tante Elsa pulang untuk makan siang. Dia memilih makan siang di rumah, memang sudah menjadi kebiasaan Tante itu kalau siang makan siang di rumah.Mobil Tante Elsa sudah berada di bagasi sedangkan Adit sedang memanasi sayur serta menata piring, wanita itu berada di belakang sehingga pemuda itu tidak melihatnya."Sedang apa?"tanya Tante Elsa memeluk Adit yang membuat pemuda itu menjadi kaget."Tante bikin kaget aja,"balas Adit seraya memegang dadanya. "Baru ngangetin makanan,"Tante Elsa pun mencium punggung Adit sehingga pemuda itu berdesir darahn