Share

BAB 49

Penulis: Fayya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Di hotel Lauterbrunnen Dean tak bisa memejamkan mata karena memikirkan istrinya. Andai tim SAR tidak mencegahnya mungkin dia sudah mendaki seorang diri.

Dean berhasil melacak keberadaan Hanna, bahkan dia juga mendapat rekaman percakapan Hanna dengan Laura. Jika melihat hasil pemindaian Dean, tim SAR menduga Hanna berada di sebuah rumah tua yang terletak di atas tebing. Mereka tidak bisa mendaki dalam kegelapan karena batu-batu di sana sangat licin.

Hati Dean sakit setiap kali mendengar Laura menyiksa istrinya. Awalnya dia tidak mendapatkan gambar apapun karena liontin Hanna tertutup jilbab. Namun setelah Laura menarik jilbab Hanna secara paksa, Dean bisa melihat bagaimana Laura menarik rambut Hanna dan memotongnya secara brutal.

Laura memang seorang psikopat yang haus darah, andai saja Zack menuruti perintah Laura tentu Hanna sudah mati.

Dean masih berusaha memejamkan matanya, meski dia tidak bisa tidur setidaknya dia bisa merilekskan tubuhnya. Besok pagi dia akan bergabung dengan tim
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Berdamai dengan Takdir   BAB 50

    Tok tok tok!"Masuk!""Pak, ada paket dari Amerika." Ryan menyerahkan sebuah paket pada Al.Al menerima paket yang diberikan Ryan dan membukanya. Dia mendapat undangan resepsi pernikahan dari Dean Joos di hotelnya untuk dua orang."Hanna sudah melahirkan, mereka akan mengadakan pesta pernikahan sekaligus aqiqah untuk bayi kembarnya, Ethan dan Elena." Al membacakan isi undangan itu agar Ryan bisa mendengarnya."Ohhh ...." Ryan tidak tahu harus menjawab apa, di satu sisi dia senang karena Hanna berhasil move on dari Al tapi di sisi lain dia kasihan pada sepupunya."Nanti kita pergi bersama, undangannya untuk dua orang," kata Al pada Ryan."Insyaallah, Pak. Ehm, saya sekalian mau pamit ke Kalimantan.""Berapa hari?""Sekitar lima hari, ada beberapa hal yang perlu diurus sekaligus monitoring gudang.""Jangan lupa periksa kelistrikan agar kebakaran tidak terulang lagi." Al berpesan sebelum akhirnya Ryan pergi meninggalkan ruangan.Siang itu kantor tampak sepi, Ryan ke Kalimantan sedangkan

  • Berdamai dengan Takdir   BAB 51

    New York CityPagi ini beberapa pegawai butik datang membawakan baju yang akan dikenakan Hanna dan Dean di acara resepsi nanti.Hanna memilih gaun berbahan sutra warna nude dengan lapisan lace warna broken white. Dia juga mengenakan tiara rancangan Chaumet yang terbuat dari emas putih bertakhtakan berlian. Sedangkan Dean mengenakan tuxedo warna cream.Pesta yang akan mereka usung rencananya bertemakan fairytale ala putri di sebuah negeri dongeng. Selain klasik dan romantis, para undangan juga akan sangat merasakan elemen menyenangkan dalam pesta ini. Ballroom akan dihias dengan bunga-bunga warna pastel hingga menyerupai sebuah taman dan kebun.Baik Dean ataupun Hanna sangat puas dengan hasil karya butik yang direkomendasikan oleh Anna Joos. Butik itu sudah berpengalaman dalam merancang gaun pengantin untuk para miliarder dan bangsawan, bahkan kedua anak kembarnya juga dibuatkan baju yang sewarna dengan pakaian mereka. Anna Joos memang sangat memahami selera anak dan menantunya."Kuras

  • Berdamai dengan Takdir   BAB 52

    Acara siang itu di Grand Joos Hotel New York tampak semarak. Semua tamu mengucapkan selamat, bahkan banyak juga yang memberikan hadiah. Siapapun yang melihat pasangan Dean dan Hanna akan menganggap sebagai pasangan bahagia dengan berbagai kesempurnaannya, meski di balik kesempurnaan itu banyak ujian yang menerpa mereka.Selepas acara dan mengganti pakaiannya, Dean mengajak Hanna bertemu dengan Rasyid Al Khudr."Kenapa aku harus ikut?"Sejujurnya Hanna malas bertemu dengan Rasyid."Aku ingin melibatkanmu, aku ingin orang lain mengetahui eksistensimu sebagai istriku." Dean berusaha meyakinkan istrinya."Tapi jangan bahas soal istri kedua, aku tidak ingin berbagi suami pada wanita lain.""Hahaha ... tentu, Sayang. Aku suka sekali melihat kamu posesif seperti itu."Dean lalu mengajak Hanna ke ruangan dimana Rasyid menunggu mereka. Hanna lebih banyak diam selama pertemuan itu karena dia tidak begitu memahami urusan bisnis suaminya. Hanya yang dia tangkap Rasyid meminta Dean datang ke Dubai

  • Berdamai dengan Takdir   BAB 53

    Mobil yang ditumpangi Puti dan Ryan berhenti di depan sebuah rumah mewah di bilangan Menteng."Benarkah ini rumahnya?" tanya Puti memastikan."Ya. Tunggu di sini! Aku akan ke pos penjagaan." Ryan membuka pintu mobil dan meninggalkan Puti sendirian.Puti memegangi kancing blazernya. Sebuah alat penyadap canggih yang dipinjamkan Dean tertanam di dalamnya. Dia sangat gugup dan khawatir rencana mereka akan gagal mengingat penjagaan di rumah Pras sangat ketat.Beberapa menit kemudian Ryan kembali dan menaiki mobilnya."Kita akan melewati pos pemeriksaan. Pastikan alat mereka tidak menyentuh blazermu." Jantung Puti berdebar mendengar perkataan Ryan, dalam hatinya dia tak henti berdo'a memohon pertolongan.Mobil membawa Puti dan Ryan memasuki kediaman Pras. Sebelum mereka diizinkan masuk rumah, dua orang pengawal membawa mereka ke pos pemeriksaan. Seorang pengawal laki-laki memeriksa Ryan, sedangkan pengawal wanita membawa Puti ke sebuah bilik agar lebih leluasa memeriksanya.Beruntung alat

  • Berdamai dengan Takdir   BAB 54

    Di ruang meeting PT Kayu Nusantara Dean mengadakan rapat dengan para petinggi perusahaan. Setelah rapat usai, Dean menahan Puti dan Ryan agar tidak meninggalkan ruangan."Bagaimana hasil penyelidikanmu, Ryan?" tanya Dean mengingatkan misi Ryan dalam menyelidiki orang-orang yang terlibat dalam penggelapan dana perusahaan.Ryan mengeluarkan map berisi dokumen bukti-bukti transaksi juga data diri karyawan yang terlibat pada skandal itu."Kamu bisa memeriksanya sendiri. Aku sudah mengumpulkan semuanya."Dean menerima map pemberian Ryan lalu mempelajari isinya."Luar biasa orang-orang ini. Mereka tidak layak berada di perusahaan kita." Dean menutup map dengan geram, dia akan memecat orang-orang itu secara tidak hormat."Apa kamu akan membawa kasus ini ke pengadilan?" tanya Ryan memastikan."Tidak. Aku tidak ingin membuang-buang waktu. Cukup pecat mereka tanpa pesangon. Jangan lupa black list data mereka, aku tidak ingin mereka kembali."Berikutnya Puti yang akan melapor pada Dean."Bagaiman

  • Berdamai dengan Takdir   BAB 55

    Mendapati suaminya yang baru saja tiba lantas Hanna bergegas menghampirinya."Bagaimana? Apa kamu baik-baik saja? Apa dia melukaimu?" tanya Hanna sambil mengamati Dean. Dia memeriksa setiap inci tubuh suaminya."Aku baik-baik saja, Hanna. Dia tidak berani menyentuhku, aku sudah mengatakannya padamu.""Syukurlah, aku sangat khawatir."Akhirnya Hanna bisa bernapas lega. Dia tidak bisa duduk dengan tenang sejak Dean mengatakan akan pergi menemui Pras. Bukan waktu yang sebentar bagi Hanna menunggu suaminya ke Kalimantan hanya untuk menemui penjahat itu."Kita hanya perlu menunggu sebentar lagi sampai Al dibebaskan. Apa kamu bersedia menunggu untukku? Atau kamu ingin ke New York lebih dulu.""Tidak, aku tidak akan meninggalkanmu. Aku tidak akan pergi tanpamu."Dean tersenyum menatap istrinya lalu membelai wajahnya."Terimakasih, Honey." Dean lalu mendaratkan satu kecupan di wajah istrinya.*****Di depan pintu gerbang rutan Puti dan Ryan menunggu kedatangan Al. Tak lama kemudian pintu gerba

  • Berdamai dengan Takdir   BAB 56

    Lima tahun kemudian ..."Kau lihat wanita itu, Ethan? Aku tidak menyukainya."Dari balik tirai mewah yang menjadi sekat antar ruangan lain, ada dua pasang mata hazel mengamati interaksi tiga orang pria dan seorang wanita di dalam hiruk-pikuk sebuah pesta. Sesekali mata mereka tertuju ke sebuah meja dimana seorang wanita sedang duduk sendirian menunggu suaminya yang sibuk berbincang. Hingga rasa bosan benar-benar melingkupi dirinya."Aku tidak suka Daddy mengabaikan Mommy demi menyenangkan rekan-rekan bisnisnya. Itu memuakkan."Nampaknya ocehan Elena tak juga ditanggapi Ethan. Anak laki-laki itu lebih suka mengamati gerak bibir seorang wanita yang jika dilihat dari gerak-geriknya dia sangat ingin berdekatan dengan ayahnya. Wanita itu selalu berusaha mencari perhatian ayahnya yang tampak memesona di antara tamu-tamu lainnya. Tak peduli meski pria itu sudah berkeluarga dan istri yang luar biasa sabar sedang mengamati mereka."Dan wanita itu, dia beberapa kali menyenggol lengan Daddy denga

  • Berdamai dengan Takdir   BAB 57

    Setelah mengantar Ethan dan Elena pulang ke apartemen mereka, Steve kembali ke hotel tempat pesta itu diselenggarakan. Dia bersikap seolah-olah tidak pernah bertemu dua anak kembar milik Dean dan Hanna.Hal yang pertama kali dilihatnya saat memasuki ballroom adalah sosok cantik Hanna masih duduk sendirian di mejanya, sedangkan Dean masih sibuk berbincang bersama Rasyid dan putrinya. Nampaknya dua orang pengusaha yang tadi membersamai mereka sudah beranjak ke perkumpulan yang lain.Alunan musik Timur Tengah masih menghentak di dalam ruangan. Steve melirik Dean yang masih serius berbincang dengan Rasyid. Nampaknya aman jika Steve menghampiri Hanna barang sejenak. Dia lalu melangkahkan kakinya ke meja tempat Hanna berada.Steve mengambil segelas minuman dari seorang pelayan yang lewat di depannya."Selamat malam, boleh saya duduk di sini?"Mendengar seseorang menyapanya lantas Hanna menoleh. Dia melihat Steve yang berdiri di sisi meja sambil menggenggam segelas minuman."Silakan. Tapi mu

Bab terbaru

  • Berdamai dengan Takdir   Dari Author

    Assalamu'alaikum. Hallo Readers, Terimakasih telah membaca novel "Berdamai dengan Takdir". Kisah di dalam novel ini semata-mata hanyalah fiksi belaka, mohon maaf jika ada kesamaan nama dan tempat. Namun, salah satu tokoh utama di dalam novel ini terinspirasi dari seorang sahabat pena author yang tinggal di Tampa, Florida. Meski dia seorang mualaf tapi pemahaman agamanya tidak diragukan, bahkan author yang muslim sejak lahir banyak belajar agama dari dia. Sejak tahun 2005 author lost contact dengan dia. Terakhir author melihat keberadaannya sekitar tahun 2018 di fanpage sebuah perusahaan di Tampa, tapi sayangnya author tidak berhasil mendapatkan kontaknya. Author sempat menyesal karena tidak banyak bertanya tentang perjalanan hidupnya. Padahal itu bisa author jadikan novel true story. Jadi, mohon maaf author hanya bisa menyajikan cerita fiksi hasil imajinasi author sendiri. Satu harapan author, semoga dia masih dalam keadaan sehat dan istiqomah dengan keislamannya. Salam Lit

  • Berdamai dengan Takdir   EXTRA PART "Alexander Slavik" (Cuplikan novel "Aksara")

    Suasana di pemakaman pagi itu tampak suram. Sebagian besar tamu memandang penuh rasa iba pada dua anak yang sedang berdiri bersisian. Mereka baru saja ditinggal kedua orangtuanya di usia yang masih sangat belia. Alexander Slavik, anak tertua Ivander Slavik dengan Alicia Sashenka secara otomatis menjadi kepala keluarga Slavik menggantikan posisi ayahnya. Meski usianya yang baru menginjak delapan belas tahun, Alex harus terjun langsung mengurus beberapa perusahaan peninggalan Ivander Slavik. Di bawah bimbingan Mikhailov Dmitry-asisten mendiang ayahnya, Alex akan memimpin perusahaan minyak terbesar di Rusia. Beruntung selama ini Alex banyak menghabiskan waktunya belajar bisnis bersama ayahnya di tengah kesibukannya mengikuti homeschooling. Alex bersama adik kandungnya-Ruslan Slavik yang usianya hanya terpaut dua tahun maju ke sisi pusara di mana ayah dan ibunya dimakamkan secara berdampingan. Dia kemudian meletakkan rangkaian bunga tulip di atas makam kedua orangtuanya. Begitu juga Rusl

  • Berdamai dengan Takdir   BAB 63

    Jet pribadi milik Dean mendarat di Moskow menjelang siang. Istri dan kedua anaknya sudah memakai mantel mereka mengingat saat ini Rusia sudah memasuki musim dingin.Beberapa bodyguard dengan mantel hitam yang diutus Alex tampak berbaris di samping tiga mobil SUV hitam. Mereka menunggu Dean beserta keluarganya turun dari pesawat dan mengantarnya ke mansion Slavik."Kita akan menginap di mana?" bisik Hanna pada suaminya. Mereka berjalan melewati para bodyguard yang membungkukkan badan penuh hormat."Mansion Slavik," jawab Dean sambil mengangguk pada para bodyguard milik Alex. Hanna cukup terkejut dengan jawaban suaminya, tapi dia hanya bisa menurut meski ada rasa takut yang merasuki jiwanya. Dia membayangkan Alexander Slavik adalah sosok yang dingin dan kejam.Iring-iringan mobil itu meninggalkan bandara dan melaju di jalanan kota Moskow yang ditutupi salju putih. Mobil sempat berhenti di depan gerbang besar berwarna hitam sebelum dua orang penjaga membukakan pintu untuk mereka. Setelah

  • Berdamai dengan Takdir   BAB 62

    "Berikan tanganmu!" pinta Hanna pada suaminya. Dean mengulurkan tangannya, dan Hanna memasukkan tangan kanan suaminya ke dalam lengan baju. Kemudian memasukkan lengan kiri dan merapikan bagian depannya. Dia lalu menyematkan butir-butir kancing bagian depan dan pergelangan tangannya. Hanna mengambil sebuah dasi berwarna biru metalik dari dalam salah satu laci, kemudian memasangkannya di leher Dean dengan apik. "Sampai jam berapa rapatnya?" tanya Hanna sambil membuat simpul dasi di leher suaminya. Dean tampak menawan dalam balutan jas dan kemeja berwarna biru tua senada dengan dasinya. Rambut halus di dagunya menambah kemaskulinan dalam dirinya. "Aku usahakan tidak sampai malam." Dean membingkai wajah Hanna lalu memberikan kecupan yang dalam di keningnya. Dia tahu istrinya sedang mengkhawatirkan dirinya, maka dia melakukan hal itu untuk menenangkannya. "Pastikan dua bodyguard mu selalu bersamamu. Aku tidak ingin kejadian kemarin terulang lagi." Dean terkekeh mendengar nada cemas istr

  • Berdamai dengan Takdir   BAB 61

    Samar-samar Dean bisa mendengar suara dengung di depan bangunan tempat dia dan Noura disekap. Setelah hening beberapa saat, telinga Dean kembali menangkap suara gemerincing rantai yang membelenggu pintu.Sinar matahari yang menyilaukan masuk ke dalam ruangan hingga membuat Dean menyipitkan mata. Kedua tangannya secara refleks mengangkat untuk menghalangi cahaya yang menyorot matanya.Dean bisa melihat dua sosok anak kecil memasuki satu-satunya pintu."Menjauhlah dari perempuan itu, Dad! Kami tidak suka melihatmu dekat-dekat dengan dia," kata Ethan dengan suara tegasnya. Sedangkan Elena memberengut sambil mengepalkan kedua tangannya.Melihat betapa marahnya kedua anak itu lantas Dean mengangkat kepala Noura dan meletakkannya di lantai. Dia lalu menggeser tubuhnya agar menjauh dari wanita itu.Setelah ayahnya membuat jarak dengan Noura lantas Elena membuka tasnya, mengambil sebotol air mineral dan meminumkannya pada Dean. Ethan memeriksa kondisi ayahnya dan segera mencari alat untuk mem

  • Berdamai dengan Takdir   BAB 60

    "Saya sudah menemukannya." Mark berhasil memindai lokasi terakhir mobil Dean. Dia lalu menyimpannya di ponsel dan bergegas meninggalkan apartemen."Aku akan menemanimu, Mark." Nick hendak bangkit mengikuti langkah Mark."Kau terluka, Nick. Tetaplah di sini," pinta Hanna yang merasa tidak tega melihat kondisi Nick."Tidak apa-apa, Nyonya. Berbahaya jika Mark pergi sendiri. Jika terjadi sesuatu, salah satu dari kami bisa pergi mencari bantuan." Nick berusaha meyakinkan Hanna dengan argumennya."Baik. Tetaplah berhati-hati, segera berkabar jika sudah menemukan suamiku."Hanna kemudian melepas kepergian dua pengawalnya. Apartemen mulai terasa hening kembali setelah kepergian Nick dan Mark. Sedangkan Grace membenahi segala peralatan yang baru saja dipakai untuk mengobati luka Nick."Ingin kubuatkan teh, Nyonya? Atau Anda ingin istirahat dulu?" tanya Grace sebelum meninggalkan Hanna di ruang tengah sendirian."Tolong buatkan aku teh hijau, Grace. Aku masih ingin di sini menunggu dua pengawal

  • Berdamai dengan Takdir   BAB 59

    "Alexander Slavik," desis Noura dengan mimik wajah ketakutan.Noura tentu mengenal baik pemilik wajah itu. Pria berdarah Rusia dengan iris mata berwarna hijau masih memiliki hubungan darah dengan mantan suaminya, Ruslan Sashenka alias Ruslan Slavik."Noura Al Khudr. Putri tunggal sekaligus ahli waris Rasyid Al Khudr, pendiri perusahaan Mideast Oil Company." Pria dengan setelan jas hitam itu menatap Noura dengan tatapan benci dan merendahkan."Apa lagi yang kau inginkan, Alex? Hubunganku dengan adikmu sudah berakhir. Kau juga tidak perlu melibatkan Dean. Semua ini tidak ada hubungan dengannya." Kedua netra Noura mulai berkaca-kaca sedangkan napasnya mulai menderu, hampir saja dia tidak bisa mengendalikan rasa takutnya.Alexander Slavik? Kakak kandung Ruslan Sashenka? Batin Dean menggaung, mengulang-ulang dua nama itu yang terdengar familiar."Noura Al Khudr ... aku berusaha menerima kenyataan ketika adikku memutuskan untuk memeluk Islam demi bisa menikah denganmu. Aku pun bisa menerima

  • Berdamai dengan Takdir   BAB 58

    "Apakah akan pulang malam lagi? tanya Hanna sambil memasangkan dasi di leher suaminya."Semoga tidak, tapi sampai sekarang belum ada keputusan siapa yang akan memimpin perusahaan." Dean menatap lekat wajah istrinya yang tampak fokus dengan dasi di tangannya. Wajah serius Hanna memang sangat menggemaskan hingga Dean tak bisa menahan diri untuk tidak mengecup hidung istrinya."Sabarlah ... sedikit lagi." Hanna berusaha mengelak dari tingkah usil suaminya. Dean hanya terkekeh sambil memandang istrinya."Jangan menunggu jika aku pulang malam. Kau pasti sangat lelah mengurus anak-anak. Kamu harus cukup istirahat." Dean mengalihkan pandanganya ke cermin, menatap dasi yah sudah dipakaikan Hanna."Bagaimana dengan makan malam? Sekarang ini kita lebih sering melewatkan makan malam bersama. Anak-anak sering menanyakan keberadaanmu," keluh Hanna pada suaminya.Dean mengangkat tangan kanannya lalu membelai pipi istrinya. Dia pun merasa bersalah karena terlalu sibuk dengan pekerjaan hingga melewatk

  • Berdamai dengan Takdir   BAB 57

    Setelah mengantar Ethan dan Elena pulang ke apartemen mereka, Steve kembali ke hotel tempat pesta itu diselenggarakan. Dia bersikap seolah-olah tidak pernah bertemu dua anak kembar milik Dean dan Hanna.Hal yang pertama kali dilihatnya saat memasuki ballroom adalah sosok cantik Hanna masih duduk sendirian di mejanya, sedangkan Dean masih sibuk berbincang bersama Rasyid dan putrinya. Nampaknya dua orang pengusaha yang tadi membersamai mereka sudah beranjak ke perkumpulan yang lain.Alunan musik Timur Tengah masih menghentak di dalam ruangan. Steve melirik Dean yang masih serius berbincang dengan Rasyid. Nampaknya aman jika Steve menghampiri Hanna barang sejenak. Dia lalu melangkahkan kakinya ke meja tempat Hanna berada.Steve mengambil segelas minuman dari seorang pelayan yang lewat di depannya."Selamat malam, boleh saya duduk di sini?"Mendengar seseorang menyapanya lantas Hanna menoleh. Dia melihat Steve yang berdiri di sisi meja sambil menggenggam segelas minuman."Silakan. Tapi mu

DMCA.com Protection Status