Home / CEO / Bercinta Denganmu / 76. Kabar Baik Untuk Gunawan

Share

76. Kabar Baik Untuk Gunawan

Author: Chida
last update Last Updated: 2022-01-13 21:44:03

Kandungan Shesa sudah memasuki umur tiga bulan, tubuh wanita itu tidak banyak berubah masih terlihat langsing, namun belakangan sudah nampak segar.

"Kak," panggil Anggi dari balik pintu kamar Shesa.

"Masuk, Nggi."

"Udah siap?" tanya Anggi.

"Sebentar lagi, one more touch," ujar Shesa menyapukan kuas blush-on pada tulang pipinya.

"You look so gorgeous," ucap Anggi, membelai rambut indah milik kakaknya.

"You too," balas Shesa lalu berdiri memeluk Anggi. "Setelah memberitahukan kabar gembira ini sama papa, berjanji sama Kakak, kamu akan selalu berbahagia, ya." 

Binar mata Shesa tidak dapat di ungkapkan dengan kata-kata. Baginya setelah kehilangan dan kehancuran yang pernah dia alami mendapatkan kembali keluarganya adalah suatu keajaiban yang Tuhan berikan padanya.

"Ayo, Mas Pandu dan Mas Alvin udah nunggu kita di sana," ajak Anggi.

Hari ini Shesa mengantarkan Anggi bertemu dengan ayah mereka. Pandu memohon rest

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Christina Natalia
uuhhh aku ikut nangis tangis bahagia...
goodnovel comment avatar
Ismawati Romadon
semua akan berubah, Gunawan sekarang sudah menyadari kesalahannya
goodnovel comment avatar
Langit
ikut bahagia ...️...️...️...️...️...️
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bercinta Denganmu   77. Pertemuan Dua Wanita

    Haru biru pertemuan keluarga ini membawa dampak baik untuk hubungan mereka. Alvi dan Pandu ikut merasakan kebahagiaan keluarga itu, sedikit banyak merekalah yang berperan menyatukannya. "Papa hanya meminta pada kalian berdua, tolong cintai anak-anak Papa ini, jangan lagi mengulangi kesalahan yang sama seperti yang Papa lakukan pada mereka. Papa meminta dengan sangat bahagia kan anak-anak, Papa," ujar Gunawan terisak. "Papa, serahkan kedua putri Papa pada kalian," katanya lagi menghapus air matanya. Alvin dan Pandu menjawab dengan anggukan dan ekspresi wajah yang sungguh-sungguh sudah cukup bagi Gunawan. "Waktunya sudah habis," ujar petugas jaga. "Papa sehat-sehat ya," ujar Shesa. "Papa harus sehat, kita akan bertemu lagi nanti," kata Anggi memberikan kecupan pada pipi Gunawan. "Aku masih mencoba mengajukan beberapa remisi dan pembebasan bersyarat, ini masih kita diskusikan dengan tim pengacara, Papa sabar ya," ujar

    Last Updated : 2022-01-13
  • Bercinta Denganmu   78. Pandu Anggi Wedding

    Balutan kebaya swarovski berwarna putih yang dikenakan Anggi terlihat begitu anggun. Shesa mendesain sendiri kebaya itu untuk pernikahan adik semata wayangnya. Ronce bunga melati kuncup terjuntai menghiasi kepala Anggi pagi itu. Riasan wajah yang simpel membuat wajahnya semakin cantik. "Kalo udah cantik, tetap aja cantik mau diapain juga," ujar penata rias sambil merapikan kebaya pengantin itu. "Bisa aja." Anggi ikut terkekeh. "Nggi, udah siap? tanya Shesa yang baru masuk ke kamar Anggi. "Udah, Kak," jawab Anggi. "Oh, ternyata adiknya Shesa pantas saja cantik, kakaknya aja cantik dan seksi seperti ini," kata penata rias itu lagi. "Bisa aja, "ujar Shesa terkekeh. "Nggi kalo udah siap, kita turun yuk ... calon suami kamu udah nunggu di taman hotel." "Aku kok deg deg an ya Kak," ujar Anggi dengan wajah merona. "Deg deg an gimana nih? malam pertama ya?" Penata rias itu menimpali. "Haha ... kalo itu nan

    Last Updated : 2022-01-15
  • Bercinta Denganmu   79. Malam Pertama

    "Kenapa, Ma?" tanya Anggi menghampiri mereka. "Shesa sama Alvin, di cari-cari nggak ada tapi kaya Windu, mereka sudah masuk ke hotel," jawab Paula. "Biasalah mereka itu kan nggak bisa di kasih sela, yang ada ya mereka yang bulan madu," kata Pandu merangkul pundak istrinya. "Ndu, kita balik ya ... sekali lagi selamat pokoknya, doain gue," kata Windu. "Semangat, Win ... jalan masih terbuka lebar," ujar Pandu melirik Soraya. "Anggi, sekali lagi selamat ya, kita pulang dulu," pamit Soraya menautkan pipinya pada pipi Anggi. Anggi hanya tersenyum, entah mengapa dia masih belum percaya sepenuhnya dengan Soraya. Apalagi semenjak tahu Windu dan Soraya kembali menjalin hubungan. "Kenapa sih?" tanya Pandu saat Windu dan Soraya berlalu dari hadapan mereka. "Entah, aku masih curiga aja sama dia," kata Anggi. "Nggak baik curiga begitu, setidaknya Soraya sudah mempunyai niat untuk memperbaiki kesalahannya,

    Last Updated : 2022-01-15
  • Bercinta Denganmu   80. Kisah Tiga Pasangan

    Anggi masih berada di dalam balutan selimut pagi itu, dekapan Pandu membuat tidurnya semakin pulas. Matahari kian lama semakin tinggi, namun pasangan pengantin baru itu masih saja terhanyut dalam mimpinya. Anggi menggerakkan tubuhnya, lengan kekar itu masih melingkar di dada nya. Diciumnya tangan lelaki yang sekarang sudah menjadi suaminya itu. Ditatapnya wajah pulas yang semalam menghentaknya tiada henti. "Selamat pagi, Sayang," bisik Anggi lembut di telinga Pandu. Tangannya merapikan alis tebal milik Pandu, lalu turun pada hidung mancung lelaki itu, dan perlahan Anggi usap bibir yang semalaman menyesapnya. "Mas," ucap Anggi menggoyangkan tubuh Pandu. "Hhmm ...." "Udah pagi, udah jam sembilan," ujar Anggi menarik selimutnya yang sudah turun ke perut. "Jangan di tarik," kata Pandu menahan selimut itu namun dengan mata yang masih tertutup. "Biar begini." Tangannya menangkup payudara Anggi yang polos. "Mas, ih." Anggi terkekeh lu

    Last Updated : 2022-01-17
  • Bercinta Denganmu   81. Soraya dan Windu

    Soraya turun dari mobil, kala mereka sampai di sebuah klinik psikiatri khusus untuk para penderita tekanan kejiwaan. Windu mengulurkan tangannya pada Soraya, mereka berjalan beriringan masuk ke dalam klinik. Menemui seorang dokter untuk mengkonsultasikan keadaan sang Ibu. "Berarti keadaannya berangsur membaik ya, Dok?" tanya Soraya. "Iya, Ibu Citra termasuk pasien yang cepat penyembuhannya, tapi masih harus kita pantau oleh karena itu sebaiknya sementara waktu tetap berada di klinik saja sampai total penyembuhan," jelas dokter itu. "Baik, Dok. Saya bisa jenguk sekarang?" "Silahkan, sering di jenguk kemungkinan besar membantu pemulihannya." Wanita tua yang seharusnya masih terlihat cantik itu sekarang lebih terlihat kurus, pucat dan tanpa senyum. Pakaian berwarna putih seakan kontras dengan wajahnya. Soraya melangkah mendekati Citra yang duduk tepat di sebelah jendela, memandangi taman sore itu. "Mama," sapa Soraya memegang pundak

    Last Updated : 2022-01-18
  • Bercinta Denganmu   82. Kecurigaan

    Dua bulan berlalu, kehidupan kembali seperti biasanya. Perut Shesa sudah terlihat semakin membesar, usia kandungannya kini sudah lima bulan lebih, tubuhnya semakin berisi bahkan Alvin saja lebih menyukai penampilan Shesa saat ini. "Kamu jadi ke Malang besok?" tanya Shesa masih di atas tempat tidur memperhatikan gerak gerik suaminya yang baru saja tiba dari kantor. "Jadi, kamu jadi ikut?" Alvin membuka helai demi helai pakaiannya. "Aku di minta hadir fashion show lusa, gimana kalo aku nyusul kamu?" "Sendirian? naik pesawat?" "Iya, tapi aku nggak mau naik pesawat. Boleh ya kalo aku naik kereta, please." Shesa memohon. "Janji deh ini ngidam aku terakhir, setelahnya nggak minta apa-apa lagi," ujar Shesa mengacungkan dua jarinya berbentuk V. "Nggak ah, ntar kenapa-kenapa." "Kan cuma di kereta, Vin. Nggak bakalan kenapa-kenapa. Ya, boleh ya." Shesa memohon. "Aku kabulin, asal—" Alvin jalan mendekat. "Apa?" tanya Shesa

    Last Updated : 2022-01-20
  • Bercinta Denganmu   83. Hati-hati

    "Iya, gue minta tolong lo selidiki. Mungkin lo punya temen di sini juga buat jaga-jaga istri gue, Win. Gue masih kurang lebih tiga hari di sini dan masih ngurusin pabrik baru, gimana? bisa bantu gue kan?" tanya Alvin pada Windu melalui sambungan telepon. "Gue coba hubungi temen gue di sana, mudah-mudahan bisa jaga Shesa ya. Dan masalah pria yang nabrak Shesa tadi, gue bakal pantau." "Maaf banget, Win. Cuma masalahnya, Anggi adik Shesa masih curiga dengan Soraya. Bukan gimana-gimana juga sih, cuma kan kita nggak tau yang ada di dalam hati dia bagaimana," jelas Alvin yang sebenarnya juga masih merasakan sesuatu dengan Soraya. "Gue ngerti, ngerti banget. Soraya serahin ke gue, semoga tidak seperti yang kita bayangkan." "Sayang," panggil Shesa. "Sudah dulu, Win, besok gue hubungi lagi," kata Alvin mengakhiri percakapan mereka. "Sayang," panggil Shesa lagi. "Iya," jawab Alvin masuk ke dalam kamar hotel. "Kenapa?"

    Last Updated : 2022-01-21
  • Bercinta Denganmu   84. Dalang Semua Ini

    "Awas, Sha!" Teriakan Soraya mengagetkan semua pengunjung di sana. Hanya tinggal empat anak tangga, harusnya sebentar lagi Shesa sampai di bawah dengan selamat. Lelaki bertopi hitam itu berlari entah kemana setelah menabrak Shesa dari belakang. Shesa terjatuh ke bawah, Soraya menjerit berlari menuruni anak tangga dengan wajah panik. Pelipis wanita hamil itu mengeluarkan darah, meringis memegangi perutnya. "Ya, an—ak a—ku," ujarnya terbata. "Tolong ... tolong, tolong teman saya," Isak Soraya. "Tolong ...." Soraya semakin panik saat melihat Shesa sudah tidak sadarkan diri. Beberapa orang berdatangan, membantu mengangkat Shesa hingga naik ke taksi yang membawa mereka menuju rumah sakit. Soraya meraih ponsely, bercepat mengabari Windu agar menghubungkan Alvin segera. Namun, sambungan telepon yang di tuju Soraya pun tidak ada jawaban sama sekali. "Ya Tuhan," lirih Soraya memandangi wajah Shesa. "Bapak tolong lebih cepat lagi!"

    Last Updated : 2022-01-23

Latest chapter

  • Bercinta Denganmu   111. I Love You To The Moon And Back (TAMAT)

    Taman samping rumah Shesa sudah di penuhi keluarga Atmaja dan Gunawan. Malam ini adalah perayaan kembalinya Gunawan setelah melewati masa hukumannya di penjara atas perbuatannya. Shesa dan Anggi duduk di sisi para suaminya, Gunawan dengan seksama mendengarkan cerita dari putri-putrinya melewati hari mengurus buah hati mereka. Sementara Wulan dan Paula sudah menjadi kebiasaan dua nenek ini menyiapkan segala sesuatu di meja makan. "Ini yang mau di bakar apa?" tanya Pandu dengan polosnya. "Jangan rumah gue," seloroh Alvin diiringi tawa semua anggota keluarga. "Kita tunggu satu keluarga lagi untuk bergabung," ujar Budiman. "Papa sengaja mengundang mereka." "Selamat malam." Semua orang menoleh ke asal suara, lelaki tampan bermata sipit berkulit putih, merangkul seorang wanita dengan perut yang membesar. "Aya, Windu," sahut Shesa yang tak percaya jika yang di maksud Budiman adalah Soraya dan Windu serta Citra yang berdi

  • Bercinta Denganmu   110. Selamat Datang Kembali

    "Sayaaang," seru Anggi dari dalam kamarnya. Pandu menaiki tangga tergopoh-gopoh, membawa tiga bungkus pampers berukuran besar dan satu plastik besar. Setengah jam yang lalu, Anggi menyuruhnya membeli perlengkapan bayi yang dia butuhkan termasuk susu dan Pampers untuk si kembar. "Sayang," seru Anggi lagi. "Iya, aku di sini," jawab Pandu masuk ke dalam dan melihat kesibukan Anggi mengurus bayi mereka yang berumur lima bulan. "Apa lagi yang harus aku bantu?" tanya Pandu dengan napas tersengal-sengal. "Bikinin susu untuk Aira, aku mau gantiin pampers Arya dulu," jawab Anggi meletakkan Aira ke tempat tidur bayinya, lalu mengangkat pelan tubuh Arya yang sudah menunggu antrian untuk di gantikan popoknya. "Siap!" jawab Pandu lantang, lalu melangkah ke sudut ruangan yang sudah lengkap dengan semua peralatan susu bayi kembar mereka. "Nggi." Wulan memanggilnya di ambang pintu. "Iya, Ma." "Kita berangkat setelah makan siang

  • Bercinta Denganmu   109. Selalu Bersama

    "Wah, selamat ya, Ndu. Langsung dua keren banget gimana bikinnya itu?" tanya Windu yang siang itu di telpon oleh Pandu, mengabarkan kalau Anggi sudah melahirkan. "Ya bikin aja, Win. Masa perlu gue ajarin." Pandu terkekeh. "Gimana Soraya?" "Sehat dia, tapi ya gitu ... apa memang begitu ya kalo perempuan lagi hamil?" "Emang gimana?" tanya Pandu, "eh, sebentar gue ubah mode video call aja, ini ada yang ribet pengen ikut ngobrol." Windu tertawa, hubungan tiga orang lelaki ini semakin hari semakin akrab. "Gimana? Coba di ulang lagi." Alvin meminta Windu mengulang perkataannya. "Iya, banyak banget maunya, belum sensitifnya, belum lagi minta yang nggak-nggak," keluh Windu. "Minta yang aneh dalam hal itu, nggak?" tanya Alvin tertawa. "Iya, Vin. Kok lo tau? Shesa juga?" tanya Windu penasaran. "Ya kali gue cerita, Win." Alvin tertawa. "Kapan lahiran?" tanya Pandu. "Masih lima bulan lagi," ujar Windu.

  • Bercinta Denganmu   108. Bayi Kembar

    Pandu berjalan tergopoh-gopoh memasuki koridor rumah sakit. Setengah jam yang lalu dia di telpon Wulan untuk langsung datang ke rumah sakit karena Anggi mengeluh sakit pada perutnya. Jadwal melahirkan Anggi masih tiga minggu lagi seharusnya. Saat ini usia kandungannya masih delapan bulan, untung saja selesai acara keluarga tiga minggu lalu, Wulan memutuskan untuk tinggal bersama mereka mengingat kandungan Anggi yang sudah membesar. Apalagi kehamilan bayi kembar lebih-lebih tidak bisa di prediksi kapan akan lahirnya. Dokter saat pemeriksaan terakhir dua minggu lalu menyarankan untuk Anggi melakukan operasi secar, namun Anggi bersikeras ingin melahirkan normal. "Gimana, Ma?" tanya Pandu pada Wulan yang berdiri di depan ruang bersalin. "Ndu, kamu cepat siap-siap, temui suster temani Anggi," ujar Wulan terlihat panik. "I-iya, Ma. Pandu masuk dulu ya, Mama tolong hubungi keluarga," kata Pandu. Memasuki ruang dingin itu dengan baju yang suda

  • Bercinta Denganmu   107. Pelukan Keluarga

    Perut itu semakin membuncit, bukan hal biasa jika mengandung dua janin sekaligus apalagi dengan tubuh mungil seperti tubuh Anggi. Dengan susah payah, wanita yang mengenakan denim jumper dress itu berjalan menuju ruang makan VVIP di sebuah restoran di Bandung. "Kenapa sih nggak di rumah aja?" tanyanya namun dengan mendumel. "Perutnya gede banget," kekeh Shesa yang sedang menyuapi Naima. "Iyalah Kak, kan di kasih makan sama bapaknya," ujar Anggi sebal lalu dia menoleh ke kanan ke kiri. "Mas Pandu mana?" "Dih, mana tau," jawab Alvin mengangkat kedua bahunya. "Suami situ," kekeh Alvin di balas tepukan di bahu oleh Shesa. "Kakaknya situ," balas Shesa. "Iya juga, ya." Alvin lalu tertawa lagi. "Dia belum dateng?" Anggi mendelik, lalu merogoh tasnya mengambil ponsel. "Suami isrti yang aneh," ujar Wulan mengusap bibir Naima yang sudah belepotan dengan biskuitnya. "Ya udah, ini udah di tungguin," ujar Anggi yang ber

  • Bercinta Denganmu   106. Sahabat Lama

    Usia Naima menginjak enam bulan, hari ini adalah hari pertama dia mendapatkan makanan pendamping ASI. Pagi sekali Shesa sudah sibuk di dapur, dia begitu bersemangat memberikan makanan pendamping pertama untuk Naima. "Mau dibikinin apa?" tanya Wulan yang sudah satu bulan ini tinggal bersama mereka. "Ada hati ayam, telur ayam kampung, wortel, brokoli," jawab Shesa. "Kaldu ayam yang Mama bikin kemarin jangan lupa, Sha." Wulan membalik telur dadar yang di buat untuk tambahan sarapan nasi goreng kegemaran Alvin. "Buburnya kamu saring, kan?" "Iya, Ma. Kalo di blender emang kenapa, Ma?" tanya Shesa. "Ya nggak kenapa-kenapa. Cuma kayaknya nggak sreg aja sih, kalo Mama ya." "Ya udah, nanti Shesa saring aja," ujar Shesa yang mencampur semua bahan menjadi satu. "Bik," panggilnya pada pembantu rumah tangganya. "Tolong di aduk ya, aku mau lihat Nay sama papi nya udah pada bangun belum." Yang di serahkan tanggungjawab pun hanya mengangguk. S

  • Bercinta Denganmu   105. Segera Menjadi Ayah

    "Kamu mau coba gaya yang gimana?" tanya Windu mendesah di telinga Soraya. Soraya mendekat dengan seluruh tubuh yang tidak terhalang sehelai benangpun. Masih menggunakan heelsnya, Soraya mendorong pelan tubuh suaminya hingga ke sisi tempat tidur. Windu terjatuh pelan ke atas tempat, membuat senyuman kecil kala melihat kelakuan istrinya. Dia memundurkan dirinya tepat ke tengah-tengah, Soraya merangkak erotis menggerakkan tubuhnya meliuk di atas tubuh Windu. "Kamu punya gaya baru?" goda Windu. "Khusus malam ini," ujar Soraya menarik turun boxer suaminya dan membuangnya ke sembarang tempat. Kelakian Windu sudah menegang sejak awal mereka melakukan cumbuan tadi. Tangan Soraya dengan cepatnya meraih milik Windu, Soraya sedikit turun menghadap pada milik Windu, lalu menatap mata Windu. Windu mengangkat sedikit kepalanya, rasa ingin tahu yang besar atas apa yang akan dilakukan Soraya padanya. "Hhmm." Windu mengerang saat So

  • Bercinta Denganmu   104. Windu Soraya Wedding

    Soraya memandangi tubuhnya di depan kaca besar di dalam kamar hotel. Tubuh langsing, tinggi dan cantik, siapa yang tidak ingin bersanding dengannya. Hubungannya dengan Windu yang sempat terputus akhirnya membawanya kembali kedalam pelukan lelaki itu. Windu yang selalu ada di saat-saat susahnya, di saat-saat terpuruknya. Windu yang selalu menyemangati hidupnya, Windu yang meredamkan amarah kesalahpahaman yang terjadi selama ini, dan Windu juga yang menguatkan dia dan ibunya. Sebegitu yakinnya Soraya jika Windu adalah pelabuhan cinta terakhirnya. Ketukan di pintu kamar menyadarkannya untuk bergegas merapikan penampilannya. Shesa masuk ke dalam kamar Soraya, dia tertegun dengan penampilan wanita yang sempat menjadi saingannya itu. "Ya ampun, cantik banget," ujar Shesa terpana. "Siapa yang bikin gaunnya," kekeh Soraya mengulurkan tangannya pada Shesa. "Makasih ya, ini luar biasa." Gaun pengantin dengan potongan tanpa lengan, dengan bagian da

  • Bercinta Denganmu   103. Jangan-jangan Kamu Hamil

    "Siapa?" tanya Soraya lagi. "Kalo marah kamu makin cantik," ujar Windu menggoda. "Nggak usa ngerayu!' "Aku ngga ngerayu, bahkan kamu memang lebih cantik dengan wanita tadi," ucap Windu mengendusi parfum di leher kekasihnya. "Jadi pengen." Tangan Windu sudah berada di bokong Soraya. "Nggak usah macem-macem, aku masih marah." "Kalo marah malah lebih hot," bisik Windu di telinga Soraya, yang membuat tubuh Soraya menegang. "Lepas nggak! Aku mau tau siapa perempuan tadi!" Soraya berusaha melepaskan dirinya dari Windu. "Kalo aku kasih tau, janji jangan marah ya?" Windu semakin menempelkan tubuhnya. "Hhmm." "Cium dulu tapi." "Win!" "Cium dulu," rengek Windu. Mau tidak mau, Soraya pun memberikan kecupan sekilas di bibir calon suaminya yang entah mengapa semakin hari semakin manja dan harus siap di layani. "Udah," ujar Soraya kesal. "Jadi siapa dia?" "Dia itu ... wedding organizer

DMCA.com Protection Status