Setelah mendapat ide brilian untuk membangunkan Addison, Melviano menuju ke arah kulkas mengambil air dingin untuk menyiram wajah Addison. Damian hanya menahan tawanya saja.
Melviano ini memang bastard terkejam, kalian jangan salah sangka. Selain kejam dia juga paling bangsul. Setiap hari gonta-ganti wanita kerjaannya. Tapi semenjak pulang dari Indonesia, Melviano belum memilih wanita untuk memuaskan hasratnya. Pernah waktu itu tapi ia langsung teringat dengan wajah istri kecilnya. Kan kentang banget, ya.
Byuurrr.
“Shiiiiittttttt,” teriak Addison yang langsung terbangun. “Sialan,” umpat Addison saat wajahnya terkena air es.
“Hahahaha, mampus,” ucap Addison yang sedang meneguk vodkanya.
“Laknat kau, Melvin,” sungut Addison yang merasa dingin sekali wajahnya.
“Begitu saja kau mabuk, cemen banget,” cibir Melviano yang melemparkan baskom ke arah wajah Addison.
“Shit!,&rdquo
Melviano memasuki kamar dan langsung melempar dua kantong plastik kepada Kaila.“Nih pesananmu,” ucap Melviano kesal.Kaila yang sedang terpejam merasa terkejut. Ia langsung menatap dua kantong plastik besar berada di atas ranjang.“Ini apa?” tanya Kaila bingung. ngapain juga MelMel bawa dua kantong gede begini, isinya apaan coba?“Pembalut.”“What?!” Kaila langsung melongo tidak percaya. MelMel sarap kayanya deh. Untuk apa beli roti jepang sebanyak ini!“Jangan sok inggris! Bahasa inggrismu saja jeblog,” gerutu Melviano melihat istrinya berlagak pakai bahasa inggris. Padahal kalau dibalesin pakai bahasa inggris langsung melongo.“Untuk apa kamu beli roti jepang sebanyak ini?!” tanya Kaila tidak percaya kalau suami ini benar-benar bloon. Ngakunya S2 tapi otaknya aja di lutut seperti itu.“Hah, roti jepang? Maksudnya?” tanya Melviano balik,
Melviano melepaskan pagutannya saat ini. Ia menatap mata Kaila dengan lembut. Sebelum melanjutkan perjalanannya menuju tempat gym. Melviano mengusap bibir Kaila yang basah karena ulahnya. Melviano tersenyum menatap Kaila yang sedang menatapnya juga.“Jangan bilang gitu lagi,” ucap Melviano memperingatkan.“Bilang apa emangnya?” tanya Kaila tak paham.“Nyari jodoh, ingat Kaila saat ini kamu sudah menikah, dan jodoh kamu itu ya aku,” ucap Melviano mulai melajukan mobilnya.Kaila diam sejenak. Mencerna ucapan dari MelMel. Memang sih mereka sudah menikah, tapi nggak ada cinta sama sekali, jadi wajar lah nyari jodoh buat ke depannya. MelMel ini rest area aja. Tempat singgah sementara karena perjodohan konyol papahnya.“Iya tapikan kita Cuma korban perjodohan saja, Mel.”“Memang kenapa kalau kita dijodohin? Memang ada yang salah?” tanya Melviano sedikit panas dadanya.“Tidak,
Kaila saat ini merasa makan buah simalakama. Gara-gara ucapannya sendiri dia yang harus menanggungnya.Melviano langsung melepaskan sabuk pengamannya, ia mengatur jok milik Kaila agar bisa menjadi terbaring. Wajahnya terus menatap wajah Kaila yang sedang gugup itu.Kaila sendiri sudah terbaring, ia bingung saat ini. Kenapa MelMel jadi seperti ini. MelMel tidak seperti biasanya.“Mel,” cicit Kaila saat Melviano sudah mendekatkan wajahnya. Napas Melviano pun sudah menerpa wajah Kaila.“A-A-KU—“cicit Kaila yang langsung disambar Melviano.“Hust ... diam saja, nikmati apapun,” bisik Melviano dengan suara beratnya.Kaila menahan napasnya, saat ini Kaila hanya bisa mengepalkan tangannya sendiri. Ia tidak bisa berpegangan apa-apa saat ini.“Ta-ta-tapi kita lagi di mobil,” tutur Kaila terbata saat Melviano masih menatap wajah Kaila.“Tidak apa-apa, yang penting bisa membuktika
Saat ini Melviano sedang mengobrak-abrik semua yang berada di atas meja. Melviano mengamuk meluapkan segala amarahnya saat ini. Melviano berpikir kalau Kaila tidak bahagia hidup dengannya, jadi Melviano harus bisa dan ikhlas membiarkan Kaila hidup semaunya.“Berengsek!!” teriak Melviano melemparkan buku yang berada di dekatnya.Tak ingin berlarut-larut, Melviano langsung keluar ruangan kerja dengan tampilan yang masih kacau. Ia bepapasan dengan Kaila saat akan keluar mansion. Melviano menatap Kaila sejenak kemudian langsung melanjutkan berjalan keluar mansion tanpa mengeluarkan satu kata pun.Kaila menatap bingung Melviano saat ini. Kaila berpikir kalau Melviano lagi badmood saja. Palingan besok juga kembali lagi seperti biasa. Menjadi partner debatnya. Kaila tak ingin pusing.Kaila memutuskan masuk kamar saja, abis angkat beban tangannya merasa sakit dibagian titik tertentu. Kalau di Indonesia pasti Kaila sudah pergi ke warung beli koyo
Kaila sangat terkejut saat bahunya ada yang menepuk. Ia menengok ternyata temannya si MelMel. Tapi siapa namanya, ya? Pokoknya yang tadi pagi ngegym bareng.“Kamu sedang apa?” tanya Damian melihat istri sahabatnya jalan dengan laki-laki lain. Memangnya si berengsek Melvin kemana sih.Kaila diam saja. Lagian mau menjawab juga nggak tahu mereka ngomong apaan. Lebih baik diam, katanya diam itu emas, jadi Kaila akan banyak diam saat ini.“Hai, anda siapa? Dia teman kencan saya,” jawab Andreas menanggapi teguran Damian.“Dia ini sudah menikah. Jadi anda jangan mengaku-ngaku,” balas Damian tidak terima. Istrinya Melvin berarti istri bersama juga,kan? eh bukan itu maksudnya. Pokoknya istri sahabat itu istri yang harus dijaga bersama, itu lah pokoknya.“Oh iya? Tapi wanita ini bilang single,” balas Andreas sedikit jemawa.Andreas langsung berdiri dan menarik tangan Kaila untuk pergi. Andreas nggak mau
Kaila berteriak sambil menangis, ia seperti dibawa ke jalan menuju neraka saat ini. MelMel menyetir dengan sangat kencang bahkan bisa dibilang ugal-ugalan sekali.“Mel, setop-setop, turunkan aku sekarang juga,” teriak Kaila saat ini.Namun namanya juga Melviano, jiwanya sudah seperti terasuki arwah iblis sungguhan. Ia tetap tidak mempedulikan Kaila menangis. Salah siapa berduaan dengan Pankreas.Tak terasa mereka sampai di mansion. Melviano langsung membuka pintu mobil dengan kasar, ia membuka sabuk pengaman Kaila dan menyeret Kaila dengan kasar.Kaila merasa masih sangat pusing juga terasa akan limbung karena habis dibawa kebut oleh Melviano. Kepalanya seperti terserang vertigo.“Mel, kepalaku pusing,” adu Kaila. Apalagi saat ini ia sedang kedatangan tamu. Lemas rasanya, untung saja obat yang dibeli Melviano manjur. Perutnya sudah tidak sakit.Bodoh amat!“Mel, kamu kenapa sih, marah-marah sa
Kaila turun ke bawah, lebih tepatnya Kaila menuju ruang tengah. Ia melihat Tata yang sudah stay duduk di sana.“Halo, Kaila,” sapa Tata.“Halo, Kak,” balas Kaila.“Kamu sedang ada masalah?” tanya Tata melihat wajah kusut Kaila.“Tidak ada.” Kaila bukan tipe pengumbar masalah, ia lebih suka memendam semuanya sendiri. Ia lebih senang orang lain melihat senyum dan konyolnya dari pada sedihnya.“Oke kalau begitu kita mulai, ya?” Tata memberikan instruksi kepada Kaila.Kaila mengangguk. Ia mendengarkan apa yang dijelaskan oleh Tata. Sesekali Kaila menguap, tidak bisa dipungkiri kalau belajar seperti ini bawaannya memang ngantuk. Namun sebisa mungkin Kaila mencoba tetap kuat. Ia inging pintar, ia ingin lebih baik dari pada sekarang.Kaila merasa sudah jenuh dan bosan, rasanya ingin udahan saja jika les berjam-jam seperti ini. Tata juga langsung mempraktekan cara berdial
Kaila meminta bantuan Sawyer untuk memanggil Tata. Kaila akan privat di kafe saja dari pada di mansion membuat hatinya terluka mengingat kejadian semalam.Sawyer menuruti permintaan Kaila ini. Kaila ingin menangis, namun sebisa mungkin harus kuat menahannya. Kaila akan meminta bantuan Tata untuk mencarikan guru untuk les kepribadian agar menjadi wanita yang elegant. Kaila akan membalas semua perbuatan MelMel. Sabar Kaila, kamu harus belajar menjadi wanita elegant terlebih dulu. Setelah itu baru balas semua perbuatan MelMel.Setelah menunggu selama satu jam di kafe, Tata datang dengan wajah tidak enak. Ia meminta maaf karena ia habis memberikan les kepada murid lain.“Maaf, ya, Kaila.” Tata merasa tidak enak.“Tidak apa-apa, mau makan dulu?” tawar Kaila kepada Tata. Ada kartu kredit Meli, jadi manfaatkan saja punya suami tajir.“Tadi saya sudah makan, kita langsung saja atau kamu mau makan?” Tata bertanya balik.