Lagi-lagi Melviano mengerjakan dokumen sambil melirik ke sofa. Di mana Kaila masih tiduran anteng.
Tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu dan membukanya, menampilkan sosok Mike membawa makanan juga obat memar.
“Ini, Tuan,” ucap Mike meletakan makanan juga cream memar.
“Terima kasih, Mike.”
Mike menunduk, dan melihat ke arah wanita yang sedang tiduran sambil bermain tablet. Kemudian Mike izin keluar kembali.
“Ini makanan, ayo cepat dimakan. Katanya lapar,” ucap Melviano agar Kaila berhenti main tablet. Lagian Kaila serius banget sih nonton film begitu.
“Iya, nanti bentar lagi.”
“Nonton apa sih?” tanya Melviano penasaran.
“Drakor, sedih banget sumpah. Ji Chang Wook kissing, aku patah hati, Mel,” adu Kaila sendu, namun matanya menatap makanan yang sudah terletak di meja.
“Itu film yang cowoknya suka pakai bedak sama lisptik, y
Setelah menerima telepon dari Addison. Dada Melviano langsung bergemuruh sangat hebat. Perasaannya seperti dicabik-cabik. Ia takut kalau nanti Addison bertemu dengan Kaila kembali.“Kaila, kita pulang sekarang,” ajak Melviano yang mengajak Kaila pulang ke mansion. Karena di sana lebih aman dari pada membiarkan Kaila ikut ke kantornya.“Kenapa? Ini belum waktunya pulang, ini masih jam dua belas siang, Mel.”“Iya, aku ada rapat penting habis ini. Jadi aku nggak bisa membiarkan kamu sendirian di kantor.”“Tak apa, aku tunggu kamu di sini, Mel.” Kaila tetap keukeh dengan pendiriannya.“Tapi aku rapatnya lama sampai malam.”Dengan sangat terpaksa Kaila menurut untuk pulang ke mansion. Melviano langsung menggandeng tangan istri kecilnya dengan posesif. Kali ini Melviano melingkarkan tangan kekarnya di pinggang ramping istrinya.“Nanti pergelangan tangannya diobati
Kaila merasa kalau teriakannya tidak mempan saat ini. MelMel benar-benar punya penyakit budeg deh. Kaila akan mencoba teriak sekali lagi.“Mel-mel ....” teriak Kaila panjang namun tetap tidak ada yang nongol ke arah kamar. Etdah benar-benar harus periksa ke tht deh.“Meli ....” teriak Kaila sekali lagi.“Iblis,” panggil Kaila pelan. Ia sudah merasa habis tenaganya. Kerongkongannya juga merasa kering.“Apa?!” tanya Melviano sambil menatap tajam ke arah Kaila.Eh buset! Dipanggil nama nggak nongol. Giliran ngomong iblis nongol. Benar-benar iblis.“Tanggung jawab,” ucap Kaila sambil bertolak pinggang.“Tanggung jawab apa sih? emang aku hamilin kamu?” tanya Melviano berdecak sebal.“Enak aja, aku nggak mau hamil. Masih muda, masih mau hore-hore dulu,” jawab Kaila dengan tegas. Lagian Kaila juga belum siap kalau hamil sekarang.“Ap
“Annabele, sudah,” ucap Melviano sambil menyingkirkan tangan Annabele yang mulai bergerilya ke dada Melviano.“Kenapa? Biasanya kamu suka kalau aku beginiin,” sungut Annabele merasa kecewa karena laki-laki yang disukainya seperti selalu menghindar.“Kamu tahu sendiri Annabele, dia tidak akan mau menidurimu lagi. Cukup sekali dengan wanita yang sama,” sambar Addison melihat Annabele yang masih berusaha mendapatkan hati Melviano.Annabele merasa sakit hati dengan ucapan Addison. Meski ia tahu kalau Melviano begitu, tapi apa salahnya usaha biar hati Melviano ini luluh.Annabele ini teman kuliah tiga laki-laki bastard, ia sangat terobsesi dengan Melviano sejak dulu. Hingga ia rela menyerahkan tubuhnya meski sebelumnya Annabele pernah melakukannya dengan laki-laki lain pas usia 18 tahun. Tapi tetap saja beda rasanya. Melviano ini jago bikin melayang-layang ke udara, dia itu good banget membuat wanita meleleh dalam ranj
Setelah mendapat ide brilian untuk membangunkan Addison, Melviano menuju ke arah kulkas mengambil air dingin untuk menyiram wajah Addison. Damian hanya menahan tawanya saja.Melviano ini memang bastard terkejam, kalian jangan salah sangka. Selain kejam dia juga paling bangsul. Setiap hari gonta-ganti wanita kerjaannya. Tapi semenjak pulang dari Indonesia, Melviano belum memilih wanita untuk memuaskan hasratnya. Pernah waktu itu tapi ia langsung teringat dengan wajah istri kecilnya. Kan kentang banget, ya.Byuurrr.“Shiiiiittttttt,” teriak Addison yang langsung terbangun. “Sialan,” umpat Addison saat wajahnya terkena air es.“Hahahaha, mampus,” ucap Addison yang sedang meneguk vodkanya.“Laknat kau, Melvin,” sungut Addison yang merasa dingin sekali wajahnya.“Begitu saja kau mabuk, cemen banget,” cibir Melviano yang melemparkan baskom ke arah wajah Addison.“Shit!,&rdquo
Melviano memasuki kamar dan langsung melempar dua kantong plastik kepada Kaila.“Nih pesananmu,” ucap Melviano kesal.Kaila yang sedang terpejam merasa terkejut. Ia langsung menatap dua kantong plastik besar berada di atas ranjang.“Ini apa?” tanya Kaila bingung. ngapain juga MelMel bawa dua kantong gede begini, isinya apaan coba?“Pembalut.”“What?!” Kaila langsung melongo tidak percaya. MelMel sarap kayanya deh. Untuk apa beli roti jepang sebanyak ini!“Jangan sok inggris! Bahasa inggrismu saja jeblog,” gerutu Melviano melihat istrinya berlagak pakai bahasa inggris. Padahal kalau dibalesin pakai bahasa inggris langsung melongo.“Untuk apa kamu beli roti jepang sebanyak ini?!” tanya Kaila tidak percaya kalau suami ini benar-benar bloon. Ngakunya S2 tapi otaknya aja di lutut seperti itu.“Hah, roti jepang? Maksudnya?” tanya Melviano balik,
Melviano melepaskan pagutannya saat ini. Ia menatap mata Kaila dengan lembut. Sebelum melanjutkan perjalanannya menuju tempat gym. Melviano mengusap bibir Kaila yang basah karena ulahnya. Melviano tersenyum menatap Kaila yang sedang menatapnya juga.“Jangan bilang gitu lagi,” ucap Melviano memperingatkan.“Bilang apa emangnya?” tanya Kaila tak paham.“Nyari jodoh, ingat Kaila saat ini kamu sudah menikah, dan jodoh kamu itu ya aku,” ucap Melviano mulai melajukan mobilnya.Kaila diam sejenak. Mencerna ucapan dari MelMel. Memang sih mereka sudah menikah, tapi nggak ada cinta sama sekali, jadi wajar lah nyari jodoh buat ke depannya. MelMel ini rest area aja. Tempat singgah sementara karena perjodohan konyol papahnya.“Iya tapikan kita Cuma korban perjodohan saja, Mel.”“Memang kenapa kalau kita dijodohin? Memang ada yang salah?” tanya Melviano sedikit panas dadanya.“Tidak,
Kaila saat ini merasa makan buah simalakama. Gara-gara ucapannya sendiri dia yang harus menanggungnya.Melviano langsung melepaskan sabuk pengamannya, ia mengatur jok milik Kaila agar bisa menjadi terbaring. Wajahnya terus menatap wajah Kaila yang sedang gugup itu.Kaila sendiri sudah terbaring, ia bingung saat ini. Kenapa MelMel jadi seperti ini. MelMel tidak seperti biasanya.“Mel,” cicit Kaila saat Melviano sudah mendekatkan wajahnya. Napas Melviano pun sudah menerpa wajah Kaila.“A-A-KU—“cicit Kaila yang langsung disambar Melviano.“Hust ... diam saja, nikmati apapun,” bisik Melviano dengan suara beratnya.Kaila menahan napasnya, saat ini Kaila hanya bisa mengepalkan tangannya sendiri. Ia tidak bisa berpegangan apa-apa saat ini.“Ta-ta-tapi kita lagi di mobil,” tutur Kaila terbata saat Melviano masih menatap wajah Kaila.“Tidak apa-apa, yang penting bisa membuktika
Saat ini Melviano sedang mengobrak-abrik semua yang berada di atas meja. Melviano mengamuk meluapkan segala amarahnya saat ini. Melviano berpikir kalau Kaila tidak bahagia hidup dengannya, jadi Melviano harus bisa dan ikhlas membiarkan Kaila hidup semaunya.“Berengsek!!” teriak Melviano melemparkan buku yang berada di dekatnya.Tak ingin berlarut-larut, Melviano langsung keluar ruangan kerja dengan tampilan yang masih kacau. Ia bepapasan dengan Kaila saat akan keluar mansion. Melviano menatap Kaila sejenak kemudian langsung melanjutkan berjalan keluar mansion tanpa mengeluarkan satu kata pun.Kaila menatap bingung Melviano saat ini. Kaila berpikir kalau Melviano lagi badmood saja. Palingan besok juga kembali lagi seperti biasa. Menjadi partner debatnya. Kaila tak ingin pusing.Kaila memutuskan masuk kamar saja, abis angkat beban tangannya merasa sakit dibagian titik tertentu. Kalau di Indonesia pasti Kaila sudah pergi ke warung beli koyo