“Sshh....Sakit Tya!” Kavin berseru lalu menghela pelan tangan sang istri yang sedang mengobati luka di bibirnya. Cinthya menekan kapas beralkohol cukup kencang ke wajah Kavin hingga membuat luka robek akibat hantaman kepalan tangan Andra terasa semakin nyeri. Gadis itu malah terkekeh menertawai su
Setelah tawa bahagia yang mereka cetuskan di dalam pelukan, keduanya kini berbaring sejajar di atas ranjang rumah sakit masih dalam posisi saling berpelukan. Tanpa ada sepatah kata pun keluar dari bibir mereka, saat ini meraka sedang mencerna apa yang telah terjadi. Merasakan kebahagiaan yang baru
Tidak ada perlawanan maupun penolakan seolah gadis yang ada didepannya terbius dengan gerakan selembut sutra yang Kavin persembahkan. Hingga tanpa keduanya sadari, Kavin sudah menggendong tubuh Cinthya menuju ranjang. Baik Cinthya maupun Kavin, keduanya seakan larut dalam suasana malam pengantin.
“Abaaang.....mau di apain adiknya?” Rena yang baru saja masuk ke dalam kamar si bungsu menahan nadanya serendah mungkin tatkala melihat si sulung hampir saja berhasil menggendong sang adik. Rendra langsung meletakan Zeline kembali dan kini posisi sang adik berada di sisi box bayi pada bagian yang s
“Ayo...acaranya sudah di mulai!” ajak Kavin seraya menyikukan lengannya agar Cinthya bisa mengaitkan lengan disana. Dengan canggung dan sisa kegugupan yang belum menghilang, Cinthya melingkarkan lengannya di lengan Kavin kemudian keduanya berjalan beriringan keluar dari hotel mewah tempat mereka me
Cinthya merasakan kepalanya nyaris meledak, keputusannya tinggal bersama Kavin karena desakan Andra membuat dirinya tidak nyaman karena pertengkaran demi pertengkaran hampir setiap hari terjadi. Apa yang bisa diharapkan dari pernikahan tanpa cinta? Cinthya tertawa sumbang, pandangannya tertunduk p
Rena yang berada di balik kemudi sesekali melirik ke arah gadis yang nampak jelas sedang menanggung beban kehidupan. Beberapa waktu lalu suaminya pernah bercerita bila perusahaan gadis itu tengah dilanda masalah, Rena menyesal tidak bertanya lebih jauh mengenai masalah tersebut hanya saja ia memint
Tangan Kavin bergerak menyentuh kening kemudian leher Cinthya yang terasa panas. “Tya...bangun!” panggil Kavin lalu perlahan kelopak mata Cinthya mengerjap menyesuaikan cahaya lampu yang mengenai retina. Cinthya berusaha bangun di bantu Kavin yang menumpuk dua bantal dibelakang punggung Cinthya ag