Kaki Rena yang sudah sedikit bengkak karena kehamilan yang menginjak delapan bulan, melangkah pelan menaiki anak tangga untuk mengistirahatkan tubuhnya di kamar. Ketika menengok kearah jendela, pandangannya tertuju pada sosok Cinthya dengan segelas kopi di tangan sambil menatap kosong halaman ruma
Rena melihat undangan pernikahan Cinthya dengan suaminya dan tidak ada satu foto bukti kemesraan mereka di sana bahkan dimanapun karena dari yang baru saja Rena dengar, Cinthya meminta bagian decor memperbanyak hiasan bunga hidup karena tidak akan ada foto-foto mereka disana. Rena yakin kalau suami
Rena melempar pandangan pada Andra yang sedang duduk disebelahnya. Lelaki itu tampak asyik menonton acara yang disuguhkan di televisi. Tubuh yang telah segar sehabis mandi tadi di balut kaos putih polos dengan celana tidur motif kotak-kotak berwarna Navy. Cahaya lampu yang sengaja dibuat remang m
Bibir kecil itu berdecih membuat sang Papa mengusap kepalanya gemas. Rendra langsung menghela tangan Papanya kasar kemudian berlari menuju dapur. Andra hanya bisa menipiskan bibirnya dan ia berjanji akan mengklarifikasi semuanya kepada Rendra ketika anak kecil itu sudah tenang. Sebagai Papa yang
Setelah semalaman tidak tidur dan memilih untuk saling berpelukan di atas ranjang sambil berbincang ringan, kini ketika subuh tiba rasa ngantuk mendera keduanya. Andra dan Rena sempat terlelap beberapa saat hingga seberkas sinar mentari pagi menerpa wajah Rena yang menempel pada dada bidang suaminy
Keduanya berjalan beriringan menuruni tangga yang langsung di suguhkan oleh sorot mata para keluarganya dengan tatapan tak terbaca. “Mau kemana? Rapih bener?” Celetuk Ricko berusaha berkelakar padahal dirinya tau kalau hari ini adalah pernikahan sahabatnya yang kedua kali dan dirinya dipaksa Rena u
“Maaasss....Maaasss Andraaaa!” Teriakan Cinthya menggema namun Andra seakan menulikan telinga. Pria itu berlari memburu istrinya yang diyakini akan segera melahirkan anaknya, darah dagingnya. “Maaasss....Andraaa!!!!” Cinthya masih saja berteriak ketika Andra sudah menggendong Rena keluar dari ba
Andra tersenyum seraya mengangkat kedua alisnya berkali-kali, merasa bangga karena upayanya memperingan usaha sang istri dalam persalinan ternyata berhasil. Sewaktu akan melahirkan Rendra beberapa tahun lalu, Rena harus menahan mulas dan rasa sakit menunggu pembukaan dan jalan lahir terbuka untuk s