“Buat apa Tya hidup Mas? Tya ga punya siapa-siapa di dunia ini....” sambung Cinthya sambil terisak dan seketika itu juga Andra menarik pundak Cinthya dan mendekapnya erat. Air mata gadis itu luruh membasahi kemeja Andra yang sedang mengelus lembut punggung Cinthya yang bergetar hebat. Kalimat putu
Tubuh Rena hampir saja limbung jatuh kebelakang kalau Andra tidak menariknya yang baru saja melangkah mundur. “Sayang....Kapan dateng?” suara yang selalu terdengar lembut itu menguatkan hati Rena. “Baru aja....” balas Rena seraya menampilkan senyum manis menutupi perasaannya yang sedang tidak mene
“Mas...Jangan cemberut gitu donk di depan Tya, nanti dia curiga kalau Mas terpaksa nikahin dia...” tegur Rena ketika keduanya sudah pulang dari rumah Cinthya dan berada di atas ranjang di kamar mereka yang dulu, rumah peninggalan orang tua Andra. Malam ini mereka sudah bisa menempati rumah itu kemb
***** “Maaas...Ayo, hari ini kita harus fitting baju pengantin!” gadis yang baru saja masuk tanpa permisi ke ruangan Presdir AG Group itu merengek seraya berjalan cepat lalu duduk di pangkuan Andra. Sontak Andra berdiri membuat Cinthya ikut berdiri. “Kamu aja duluan, Mas...banyak yang harus dike
Berita mengenai seorang Kallandra Arion Gundhya yang kembali menduduki kursi Presdir AG Group tentu saja menjadi bahan perbincangan menarik dalam dunia bisnis. Para investor dalam negri maupun asing berbondong-bondong menghubungi kembali AG Group untuk membuat janji temu dengan sang Presdir agar d
Kaki Rena yang sudah sedikit bengkak karena kehamilan yang menginjak delapan bulan, melangkah pelan menaiki anak tangga untuk mengistirahatkan tubuhnya di kamar. Ketika menengok kearah jendela, pandangannya tertuju pada sosok Cinthya dengan segelas kopi di tangan sambil menatap kosong halaman ruma
Rena melihat undangan pernikahan Cinthya dengan suaminya dan tidak ada satu foto bukti kemesraan mereka di sana bahkan dimanapun karena dari yang baru saja Rena dengar, Cinthya meminta bagian decor memperbanyak hiasan bunga hidup karena tidak akan ada foto-foto mereka disana. Rena yakin kalau suami
Rena melempar pandangan pada Andra yang sedang duduk disebelahnya. Lelaki itu tampak asyik menonton acara yang disuguhkan di televisi. Tubuh yang telah segar sehabis mandi tadi di balut kaos putih polos dengan celana tidur motif kotak-kotak berwarna Navy. Cahaya lampu yang sengaja dibuat remang m
Kepala Rena mendongak, ingin menatap wajah suami tampannya. Beberapa detik keduanya hanya saling menatap bersama senyum tipis. Kemudian kepala Andra menunduk untuk mengecup bibir Rena. “Jangan kaya gitu mukanya.” Andra yang kembali memeluk Rena pun memprotes dengan gumaman. “Gitu gimana?” Re
“Mamaaaaa ….” Zeline yang berteriak paling kencang, merentangkan kedua tangan berlari memburu sang mama yang baru pulang dari Singapura. “Sayang.” Rena melirih dengan mata berkaca-kaca, dia berlutut menggunakan kedua tangan terentang menunggu Zeline masuk ke dalam pelukan. Narendra juga bergerak
Malam itu mereka berkumpul di rumah Andra karena Edward memiliki sebuah informasi yang mungkin bisa membuat Rena kembali seperti dulu. Ibu dan Bapak pun ada di sana juga Aras dan Saras-istrinya. “Jadi gini, gue kenal seorang dokter Hipnoterapis yang bagus … gue udah ceritakan kondisi Rena sama d
Dari semenjak mimpi buruk dalam hidup Rena yang menyatakan bahwa dia harus kehilangan Nadine, Rena berjuang untuk tetap waras dan tidak terpuruk demi Nadhif. Merelakan itu tidak mudah, apalagi sesuatu yang sangat diinginkan dan dicintai. Anak-anaknya terutama Nadhif lah yang menguatkan Rena. S
“Kak … tolong selamatin Nadhif Kak, please … gunakan segala cara, aku mohon.” Rena berlinang air mata memohon kepada Edward. “Ren … aku enggak bisa janji apa-apa ya, tapi petugas medis di sini akan melakukan yang terbaik,” kata Edward menenangkan. Para petugas medis keluar masuk ruang operasi me
Andra dan Rena pernah mendapat cobaan dari segi materi yaitu ketika Andra harus menikahi Cynthia atas dasar wasiat sang ayah atau kehilangan perusahaan dan Andra memilih kehilangan perusahaan dari pada memadu istri yang sangat dia cintai, dia rela memberikan semua kerja kerasnya kepada Cynthia lalu
“Mama kapan pulang, Pa?” Zeline bertanya saat sang papa mengantarnya tidur. Sebenarnya Rena sudah diperbolehkan pulang dan bisa melakukan pemulihan di rumah tapi dia tidak ingin meninggalkan rumah sakit bila tidak membawa Nadhif sementara Nadhif belum bisa keluar dari NICU. “Sebentar lagi sayang
Meski salah satu anaknya tidak selamat, tapi Rena masih tetap bersyukur karena satu anaknya lagi masih bisa bertahan meski harus dirawat sementara waktu di NICU. Rena juga menyesal karena tidak bisa ikut memakamkan putrinya yang diberi nama Nadine Alysandra Gunadhya lantaran kondisinya belum stabi
“Mama … adik kangen.” Zeline yang naik ke ranjang hidrolik di mana sang mama tengah berbaring, memberikan pelukan erat. Sudah seminggu tidak bertemu sang mama yang dirawat di rumah sakit membuat Zeline bersedih. “Mama juga kangen sama adik.” Dan mendengar suara mama yang lirih, seketika Zeline