Ternyata Rena dan Lia salah mendapatkan musuh, wanita paruh baya yang beberapa waktu lalu sempat menghina mereka dan mendapat balasan telak dari Monica adalah istri dari Direktur Utama salah satu stasiun televisi. Maka acara gossip yang tayang setiap pagi itu menyiarkan berita mengenai latar belak
Untung saja Tante Mery dan Om Salim langsung meluncur menuju rumah Ricko dan seperti biasa kedua orang tua itu selalu menjadi malaikat penolong dan pelindung bagi keluarganya. Om Salim hingga harus memundurkan semua jadwal meeting dengan klien demi menemani dan menenangkan Ibu dan Bapak karena mas
“Maaass….” Rena setengah berlari menghampiri suaminya yang baru melewati ambang pintu. “Sekarang keadaan Lia gimana? Ibu sama Bapak? Tadi kata Aras Lia berniat bunuh diri ya Mas? Trus sekarang gimana? Lia ga kenapa-napa kan Mas?” Cecar Rena setelah mencium punggung tangan suaminya dan meraih tas k
“Iya Pak….” Balas Rena dengan suara parau menahan tangisnya. Dan setelah sambungan telepon itu tertutup, ia mulai mengetikan sesuatu di ponselnya, meminta Lisna untuk mengantar beberapa botol ASI yang telah ditampungnya tadi siang ke rumah Ricko dengan di antar Hadi. Setelahnya Rena menghembuska
Dan sampai kapanpun kejahatan Melani akan membekas dihati khalayak ramai yang menonton berita ini. Suara tangisan Rendra membuat keduanya menoleh dan segera beranjak memburu sang anak yang berada dikamar sebelah. Rena memeriksa popok Rendra ternyata kain penyerap air seni itu masih kering kemudi
Rapat pagi ini tidak seperti rapat-rapat sebelumnya yang penuh ketegangan, karena biasanya diujung meja sana seorang Kallandra akan memberikan tatapan tajam kepada para Direktur yang sedang mempresentasikan pencapaian targetnya. Terkadang para Direktur tersebut sekuat tenaga harus menahan tubuhnya
Akhirnya Ricko membeli satu box bayi lagi yang ditempatkan bersisian dengan ranjang mereka. “Lia…Nafeesa bangun!” gumam Ricko tidak jelas dengan mata terpejam. “Kakak aja, ade ngantuk!” balas Lia sambil membalikan tubuhnya memunggungi Ricko. “Deeee, itu Nafeesa susuin dulu!” ucapnya lagi karen
Suara pintu terbuka yang terdengar kencang karena menghantam dinding membuat Andra yang sedang tertidur pulas di sofa sontak menegakan tubuhnya dengan mata melebar sempurna. Hanya Ricko satu-satunya orang yang berkunjung ke ruangannya tanpa menerapkan adab ketuk pintu terlebih dahulu, Andra pun be