Andra menggeliat meregangkan otot-otot di tubuhnya, sudah seharian ini pria itu mematuti layar pipih di atas meja untuk menyelesaikan semua pekerjaan agar sore nanti bisa langsung terbang ke Batam menemui Rena. Janjinya untuk berkunjung dua minggu lalu pada sang istri baru bisa dia penuhi akhir min
“Pertama aku minta maaf ... karena sudah meninggalkanmu, membuat rugi perusahaan om Sonny dan juga membuat kamu susah dengan pemberitaan kemarin … aku tau kamu yang meminta Ricko untuk membawa aku menemui psikiater, makasih ya kamu masih baik sama aku.” Monica mengucapkannya dengan tulus tanpa berke
Rena menjerit kegirangan ketika membuka pintu apartemen langsung menangkap sosok pria tampan yang dirindukannya sedang duduk di sofa masih memakai kemeja lengan panjang dengan dua kancing yang sudah terbuka, jas dan dasinya tersampir di sandaran lengan sofa. Wanita itu berhamburan memeluk Andra kem
Perut Andra tiba-tiba berbunyi mencium harum masakan Rena yang menggugah selera. Seperti biasa Rena melayani suaminya dengan baik, memindahkan nasi dan lauknya ke piring kosong untuk Andra. Tidak lupa satu gelas air mineral dan satu cangkir kopi yang baru saja dia tuang dari coffeemaker disediakan
Setelah permintaan maafnya kepada Andra beberapa waktu lalu, Monica bangkit kembali. Monica memilih jalur bisnis di dunia entertainment selain karena dia sudah mengenal betul dunia tersebut juga karena segmen agency model cukup mudah dilanjankan dan bisa diandalkan menjadi pundi-pundi penghasil uan
“Apa jadwal saya siang ini?” Andra yang tengah memindai beberapa berkas di tangannya bertanya kepada Santi yang baru saja masuk. “Hari ini ada makan siang dengan dokter Alfred membicarakan mengenai alat kesehatan pesanannya … Ada beberapa hal yang beliau akan sampaikan,” jawab Santi sambil menatap
Jaman memang sudah canggih, jarak ribuan kilo meter bukan penghalang untuk mengetahui kabar satu sama lain. Dalam seminggu bisa beberapa kali Rena melakukan panggilan video call dengan keluarganya seperti yang dilakukannya saat ini. Bapak bercerita kalau sekarang keadaan jantungnya sudah membaik.
Benar kata Ricko, kliennya semua hadir bersama istri dan anak-anak mereka tidak seperti Andra yang hanya ditemani sahabatnya, mereka sudah seperti pasangan sesama jenis yang ke mana-mana hanya berdua. Bila saja Renanya ada disini, dengan bangga akan dia pamerkan kepada kliennya dan semua orang. “P
Kepala Rena mendongak, ingin menatap wajah suami tampannya. Beberapa detik keduanya hanya saling menatap bersama senyum tipis. Kemudian kepala Andra menunduk untuk mengecup bibir Rena. “Jangan kaya gitu mukanya.” Andra yang kembali memeluk Rena pun memprotes dengan gumaman. “Gitu gimana?” Re
“Mamaaaaa ….” Zeline yang berteriak paling kencang, merentangkan kedua tangan berlari memburu sang mama yang baru pulang dari Singapura. “Sayang.” Rena melirih dengan mata berkaca-kaca, dia berlutut menggunakan kedua tangan terentang menunggu Zeline masuk ke dalam pelukan. Narendra juga bergerak
Malam itu mereka berkumpul di rumah Andra karena Edward memiliki sebuah informasi yang mungkin bisa membuat Rena kembali seperti dulu. Ibu dan Bapak pun ada di sana juga Aras dan Saras-istrinya. “Jadi gini, gue kenal seorang dokter Hipnoterapis yang bagus … gue udah ceritakan kondisi Rena sama d
Dari semenjak mimpi buruk dalam hidup Rena yang menyatakan bahwa dia harus kehilangan Nadine, Rena berjuang untuk tetap waras dan tidak terpuruk demi Nadhif. Merelakan itu tidak mudah, apalagi sesuatu yang sangat diinginkan dan dicintai. Anak-anaknya terutama Nadhif lah yang menguatkan Rena. S
“Kak … tolong selamatin Nadhif Kak, please … gunakan segala cara, aku mohon.” Rena berlinang air mata memohon kepada Edward. “Ren … aku enggak bisa janji apa-apa ya, tapi petugas medis di sini akan melakukan yang terbaik,” kata Edward menenangkan. Para petugas medis keluar masuk ruang operasi me
Andra dan Rena pernah mendapat cobaan dari segi materi yaitu ketika Andra harus menikahi Cynthia atas dasar wasiat sang ayah atau kehilangan perusahaan dan Andra memilih kehilangan perusahaan dari pada memadu istri yang sangat dia cintai, dia rela memberikan semua kerja kerasnya kepada Cynthia lalu
“Mama kapan pulang, Pa?” Zeline bertanya saat sang papa mengantarnya tidur. Sebenarnya Rena sudah diperbolehkan pulang dan bisa melakukan pemulihan di rumah tapi dia tidak ingin meninggalkan rumah sakit bila tidak membawa Nadhif sementara Nadhif belum bisa keluar dari NICU. “Sebentar lagi sayang
Meski salah satu anaknya tidak selamat, tapi Rena masih tetap bersyukur karena satu anaknya lagi masih bisa bertahan meski harus dirawat sementara waktu di NICU. Rena juga menyesal karena tidak bisa ikut memakamkan putrinya yang diberi nama Nadine Alysandra Gunadhya lantaran kondisinya belum stabi
“Mama … adik kangen.” Zeline yang naik ke ranjang hidrolik di mana sang mama tengah berbaring, memberikan pelukan erat. Sudah seminggu tidak bertemu sang mama yang dirawat di rumah sakit membuat Zeline bersedih. “Mama juga kangen sama adik.” Dan mendengar suara mama yang lirih, seketika Zeline