Privat Jet yang ditumpangi Anda, Ricko juga Rena beserta keluarga terbang di atas langit Indonesia menuju Singapura. "Nak Andra ... Bapak sangat bersyukur punya mantu Nak Andra, Bapak jadi bisa naik privat jet, udah dua kali Bapak naik privet jet berkat anak Andra,” ungkap bapak kemudian tergelak d
“Ren, enggak bisa belanja yang lebih mahal atau lebih banyak lagi?” Pria itu berujar dan langsung mendapat decakan lidah sebal dari sang istri. “Mas … itu udah cukup buat mereka, jangan manjain keluarga aku kaya begitu terus ah, apa yang Mas kasih udah lebih dari cukup,” omel sang istri dengan tata
Rena mengusap rahang tegas Andra yang mulai ditumbuhi bulu halus, membelainya dengan lembut dan konstan juga penuh sayang. Andra membuka mata, pergulatan panjang dan hebat tadi belum bisa membuatnya lelah hingga terlelap. Pria itu menarik Rena agar bersandar di dadanya kemudian membelai rambut seh
“Jangan pernah gigit bibir bawah ini di depan laki-laki lain ya,” pinta pria itu dengan suara rendah tapi tegas sembari mengusap bibir Rena menggunakan ibu jari. Rena mengangguk pelan dan langsung mendapat serangan mendadak di bibir dari Andra. Saat dirasa Rena sudah akan kehabisan nafas, Andra me
Rupanya Andra bisa mengalihkan perhatiannya sebentar dari rasa rindu yang membelenggu bila sedang berada di kantor Keambisiusan sang Presdir sudah menjadi makanan sehari-hari para Direktur di bawah kepemimpinannya tapi kali ini setelah sang istri berada jauh—Andra menyiksa para Direktur tersebut di
Tapi kali ini, agar bisa melupakan rindu kepada Rena sejenak—dia akhirnya setuju menginjakan kaki di sini lagi bersama Ricko. Ah, bagaimana dengan Renanya? Malam ini sang istri belum mengirim pesan. Setelah meneguk beberapa sloki minuman beralkohol untuk menghargai yang punya acara, Andra mengelu
“Jadi masih marah?” Suara Andra di ujung panggilan sana terdengar dingin padahal sedang membujuk. “Mas … memangnya enggak bisa ya langsung pulang aja ke rumah? Enggak usah kelayapan gitu! Mas tau? Nanti kalau kita udah punya anak, aku dan anak kita pasti nungguin Mas pulang … apa Mas enggak kepikir
“Hati-hati di jalan, Bu …,” kata pak Setiawan di saat langkah Rena membawanya menjauh. Rena menoleh ke belakang untuk melambaikan tangan kepada pak Setiawan. Ketika mengembalikan pandangannya ke arah depan, Rena melihat sesosok pria sedang berdiri menatapnya. Seketika langkahnya terhenti, jantung
Kepala Rena mendongak, ingin menatap wajah suami tampannya. Beberapa detik keduanya hanya saling menatap bersama senyum tipis. Kemudian kepala Andra menunduk untuk mengecup bibir Rena. “Jangan kaya gitu mukanya.” Andra yang kembali memeluk Rena pun memprotes dengan gumaman. “Gitu gimana?” Re
“Mamaaaaa ….” Zeline yang berteriak paling kencang, merentangkan kedua tangan berlari memburu sang mama yang baru pulang dari Singapura. “Sayang.” Rena melirih dengan mata berkaca-kaca, dia berlutut menggunakan kedua tangan terentang menunggu Zeline masuk ke dalam pelukan. Narendra juga bergerak
Malam itu mereka berkumpul di rumah Andra karena Edward memiliki sebuah informasi yang mungkin bisa membuat Rena kembali seperti dulu. Ibu dan Bapak pun ada di sana juga Aras dan Saras-istrinya. “Jadi gini, gue kenal seorang dokter Hipnoterapis yang bagus … gue udah ceritakan kondisi Rena sama d
Dari semenjak mimpi buruk dalam hidup Rena yang menyatakan bahwa dia harus kehilangan Nadine, Rena berjuang untuk tetap waras dan tidak terpuruk demi Nadhif. Merelakan itu tidak mudah, apalagi sesuatu yang sangat diinginkan dan dicintai. Anak-anaknya terutama Nadhif lah yang menguatkan Rena. S
“Kak … tolong selamatin Nadhif Kak, please … gunakan segala cara, aku mohon.” Rena berlinang air mata memohon kepada Edward. “Ren … aku enggak bisa janji apa-apa ya, tapi petugas medis di sini akan melakukan yang terbaik,” kata Edward menenangkan. Para petugas medis keluar masuk ruang operasi me
Andra dan Rena pernah mendapat cobaan dari segi materi yaitu ketika Andra harus menikahi Cynthia atas dasar wasiat sang ayah atau kehilangan perusahaan dan Andra memilih kehilangan perusahaan dari pada memadu istri yang sangat dia cintai, dia rela memberikan semua kerja kerasnya kepada Cynthia lalu
“Mama kapan pulang, Pa?” Zeline bertanya saat sang papa mengantarnya tidur. Sebenarnya Rena sudah diperbolehkan pulang dan bisa melakukan pemulihan di rumah tapi dia tidak ingin meninggalkan rumah sakit bila tidak membawa Nadhif sementara Nadhif belum bisa keluar dari NICU. “Sebentar lagi sayang
Meski salah satu anaknya tidak selamat, tapi Rena masih tetap bersyukur karena satu anaknya lagi masih bisa bertahan meski harus dirawat sementara waktu di NICU. Rena juga menyesal karena tidak bisa ikut memakamkan putrinya yang diberi nama Nadine Alysandra Gunadhya lantaran kondisinya belum stabi
“Mama … adik kangen.” Zeline yang naik ke ranjang hidrolik di mana sang mama tengah berbaring, memberikan pelukan erat. Sudah seminggu tidak bertemu sang mama yang dirawat di rumah sakit membuat Zeline bersedih. “Mama juga kangen sama adik.” Dan mendengar suara mama yang lirih, seketika Zeline