Pagi sekali Andra bangun, bahkan matahari pun belum menampakan sinarnya. Tangan berotot itu meraba bagian ranjang lain mencoba menggapai sesuatu tapi di rangjang King size tersebut hanya dias seorang sedangkan Rena sudah tidak ada di sampingnya, bergegas Andra turun dari tempat tidur mencari kebera
Setelah membaca kertas tersebut Andra beranjak menuju rak berisi kumpulan buku dan beberapa map hardcover yang memuat kumpulan data. Sebetulnya Andra tahu kalau ini hanyalah akal-akalan Diandra saja karena di perpustakaan pun gadis itu bisa mendapatkan data yang dibutuhkan. Setelah mengambil beber
Rena meraih buku menu yang diberikan pelayan kepadanya, sementara Andra merentangkan tangan disandaran kursi di belakang punggung Rena agar penglihatannya bisa menjangkau buku menu yang dipegang sang istri. “Mas mau makan apa?” tanya Rena dengan mata memindai buku menu. “Pan Seared Sea Bass, Soubi
“Kamu itu cantik Diandra, pasti banyak pria yang menyukai kamu tapi kenapa kamu menjatuhkan harga diri dengan menggoda suami orang?” tambahnya lagi menatap lurus Diandra, satu alisnya terangkat menunggu jawaban. Tenggorokan Diandra tercekat dengan jantung yang memukul kencang karena emosi yang nyar
Setelah makan malam, seperti biasa Rena menemani Andra duduk di sofa ruang keluarga dengan semangkuk salad buah di atas pangkuan. Tidak lupa Rena membuat teh chamomile untuk sang suami yang dia simpan di atas meja. Andra sibuk dengan Macbooknya memeriksa laporan hari ini dan tangan Rena yang memeg
"Bu ... apa kabar? Bapak sehat?" tanya Andra basa-basi. "Baik Nak Andra ... tadi sore bapak nonton infotainment dan ada berita tentang Nak Andra bersama wanita lain … bapak memegang dadanya sebentar setelah itu masuk ke kamar ... Ibu cek memang tidak apa-apa tapi sampai sekarang bapak masih belum b
Rena masih ingat di mana kantor om Bimo berada, maka sepulang dari lembaga pendidikan dia nekat untuk menemui om Bimo guna menghentikan kontrak yang telah dia buat bersama Andra, Rena akan membebaskan Andra dari pernikahan kontrak ini. Pagi tadi Bankir cantik itu pergi lebih awal, bangun tidur meng
Beberapa menit Rena duduk gelisah, memiringkan tubuhnya ke kanan lalu ke kiri kemudian lurus dan menopang sikutnya di atas paha untuk bisa menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangan. Rena ingin menangis, dadanya sudah terasa sesak sejak pagi tadi. Kemudian terdengar suara pintu terbuka, Ren
Kepala Rena mendongak, ingin menatap wajah suami tampannya. Beberapa detik keduanya hanya saling menatap bersama senyum tipis. Kemudian kepala Andra menunduk untuk mengecup bibir Rena. “Jangan kaya gitu mukanya.” Andra yang kembali memeluk Rena pun memprotes dengan gumaman. “Gitu gimana?” Re
“Mamaaaaa ….” Zeline yang berteriak paling kencang, merentangkan kedua tangan berlari memburu sang mama yang baru pulang dari Singapura. “Sayang.” Rena melirih dengan mata berkaca-kaca, dia berlutut menggunakan kedua tangan terentang menunggu Zeline masuk ke dalam pelukan. Narendra juga bergerak
Malam itu mereka berkumpul di rumah Andra karena Edward memiliki sebuah informasi yang mungkin bisa membuat Rena kembali seperti dulu. Ibu dan Bapak pun ada di sana juga Aras dan Saras-istrinya. “Jadi gini, gue kenal seorang dokter Hipnoterapis yang bagus … gue udah ceritakan kondisi Rena sama d
Dari semenjak mimpi buruk dalam hidup Rena yang menyatakan bahwa dia harus kehilangan Nadine, Rena berjuang untuk tetap waras dan tidak terpuruk demi Nadhif. Merelakan itu tidak mudah, apalagi sesuatu yang sangat diinginkan dan dicintai. Anak-anaknya terutama Nadhif lah yang menguatkan Rena. S
“Kak … tolong selamatin Nadhif Kak, please … gunakan segala cara, aku mohon.” Rena berlinang air mata memohon kepada Edward. “Ren … aku enggak bisa janji apa-apa ya, tapi petugas medis di sini akan melakukan yang terbaik,” kata Edward menenangkan. Para petugas medis keluar masuk ruang operasi me
Andra dan Rena pernah mendapat cobaan dari segi materi yaitu ketika Andra harus menikahi Cynthia atas dasar wasiat sang ayah atau kehilangan perusahaan dan Andra memilih kehilangan perusahaan dari pada memadu istri yang sangat dia cintai, dia rela memberikan semua kerja kerasnya kepada Cynthia lalu
“Mama kapan pulang, Pa?” Zeline bertanya saat sang papa mengantarnya tidur. Sebenarnya Rena sudah diperbolehkan pulang dan bisa melakukan pemulihan di rumah tapi dia tidak ingin meninggalkan rumah sakit bila tidak membawa Nadhif sementara Nadhif belum bisa keluar dari NICU. “Sebentar lagi sayang
Meski salah satu anaknya tidak selamat, tapi Rena masih tetap bersyukur karena satu anaknya lagi masih bisa bertahan meski harus dirawat sementara waktu di NICU. Rena juga menyesal karena tidak bisa ikut memakamkan putrinya yang diberi nama Nadine Alysandra Gunadhya lantaran kondisinya belum stabi
“Mama … adik kangen.” Zeline yang naik ke ranjang hidrolik di mana sang mama tengah berbaring, memberikan pelukan erat. Sudah seminggu tidak bertemu sang mama yang dirawat di rumah sakit membuat Zeline bersedih. “Mama juga kangen sama adik.” Dan mendengar suara mama yang lirih, seketika Zeline