Andra meminta pak Syam mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, sialnya mereka terjebak macet jam pulang kerja, berkali-kali pak Syam membunyikan klakson. Andra tampak gelisah tidak bisa duduk dengan tenang di kursi penumpang belakang, pria itu menyugar rambutnya kesal. Beberapa jam kemudian
Pagi itu Rena bangun dengan posisi membelakangi Andra, seperti biasa saat membuka mata dia akan mendapati tangan kekar melingkar di lekukan pinggangnya. Sambil mengumpulkan kesadaran Rena mengingat kejadian tadi malam, Andra memeluknya lebih intim setelah sebelumnya pria itu meminta maaf berulang k
Rena memejamkan mata merasakan sinar matahari pagi menerpa tubuhnya. Dia terhenyak saat seorang asisten rumah tangga datang membawakan satu gelas orange jus dan potongan buah-buahan siap makan. Ternyata seperti ini rasanya menjadi orang kaya, Rena tersenyum tipis kemudian tatapannya tidak sengaja
Selama perjalanan pulang, Andra tidak mengucapkan sepatah kata pun begitu juga dengan Rena. Mereka tenggelam dengan pikirannya masing-masing, hari yang dimulai dengan romansa hanya bertahan hingga siang karena makan siang mereka harus terinterupsi oleh Justin dan Diandra. Setelah klien bisnisnya i
“Mas…aku udah buatin loh khusus buat Mas, masa enggak di makan?” Rena merajuk mengeluarkan suara manja. “Kamu aja yang makan,” nada ketus Andra berikan untuk sang istri. “Mas … kenapa? Lagi kesel ya? Kesel sama siapa? Sama aku? Aku salah apa?” pertanyaan Rena yang terdengar seperti sedang bermonol
Rena sedang mengimput data payroll suatu perusahaan ketika Pak Rudi mendatangi mejanya untuk memberi sebuah kabar. "Selamat ya Rena kamu lulus test! Ini jadwal untuk pendidikannya, belajar lah yang giat agar bisa menggantikan bu Firda." Pak Rudi memberikan selembar kertas sembari melirik bu Firda s
Tapi kemudian dia melongo dikala Andra datang mendekat lalu mengecup keningnya, ternyata sang suami lupa memberikan kecupan perpisahan. Rena membalas kecupan itu dengan melingkarkan tangannya di pinggang Andra, memeluk erat sembari menyandarkan kepala di dada bidang itu, menahannya sebentar saja ka
Pak Syam menjemput Andra di Bandara tanpa sepengetahuan Rena atas perintah tuannya itu. Sengaja Andra pulang lebih awal dari waktu yang telah dijanjikan karena ingin memberi kejutan untuk sang istri. Suara hentakan sepatu kulit menggema di dalam rumah mewah itu, dengan langkah panjang Andra menaik