PAGI HARI DI RUMAH RENA "Ka … bangun! Itu tukang riasnya udah dateng, kita ‘kan mau acara siraman dulu! Gimana sih, pengantin kok males-malesan,” teriak ibu masuk ke dalam kamar Rena, membuka gorden lalu menarik selimut yang masih membalut anak sulungnya. "Kakak capek, Bu … baru sampe tadi subuh,
Apalagi semua sudah tau bahwa Rena akan menikah dengan seorang Konglomerat. Anita dan Arista seperti tidak rela mendengarnya, kedua kaka sepupu Rena yang cantik itu biasanya jarang datang pada acara-acara keluarga dari pihak ayahnya yang merupakan keluarga biasa tidak seperti keluarga dari pihak i
Pagi sekali di rumah Rena telah dipadati oleh keluarga setelah malam sebelumnya ada yang pulang ke rumah masing-masing atau ke hotel tempat mereka menginap. Bahkan para pencari berita rela tidur di pinggiran rumah Rena. Sementara si calon mempelai pengantin wanita sedang di dandani adat Sunda mema
Rena satu mobil bersama Andra sedangkan keluarga intinya bersama Ricko di mobil lain. “Mas … kenapa mas kawinnya lima Milyar? Kebanyakan itu,” protes Rena dengan suara tertahan sembari mencondongkan wajahnya mendekati telinga Andra. Andra menoleh dengan tatapan dingin, “Ini cewe maunya apa sih?” b
Acara malam adalah acara terakhir dari seluruh rangkaian acara pernikahan megah dan spektakuler Tahun ini. Rena tampak lesu karena lelah dan kaki terasa pegal sekali lantaran hampir dua belas jam berdiri menggunakan heels 10cm membalut kaki jenjangnya. Belum lagi angin yang berasal dari pendingin
"Pernikahan yang diidamkan setiap wanita .. tapi sayang hanya pura-pura," ucap Rena kemudian terkekeh dengan mata berbinar. Bukan bermaksud sarkasme, tapi memang Rena sedang mengasihani dirinya sendiri. Andra tercenung, kedua bola matanya menerawang ke langit-langit kamar, entah kenapa dia tidak s
Ting… Tong... Bel do pintu kamar hotel presidential suite yang merupakan kamar pengantin Rena dan Andra p berbunyi nyaring. "Andra ... Rena... buka! Ini Tante dan ibu Susi!” tante Mery berseru nyaring dari balik pintu. "Rena... Rena..." Andra memanggil Rena dengan menahan suaranya untuk membangu
Dengan wajah memelas Rena menggelengkan kepala berharap Andra tersadar, air mata jatuh dari sudut kedua belah mata cantiknya. Andra yang menyadari Rena menangis seketika melepaskan kungkungannya, ekpresi wajah pria itu seketika berubah. Andra benar-benar menyesal. Rena turun dari atas ranjang, men