Dalam hidup hanya ada dua pilihan, hadapi atau tinggalkan. Berbeda halnya dengan masalah yang tengah Andra dan Rena alami saat ini, keduanya masih ragu padahal sesuatu sudah diputuskan. Rena dan Andra tidak mempunyai pilihan untuk meninggalkan dan kini keduanya harus menghadapi dan menjalani apa yang telah mereka putuskan. Malam ini udara begitu panas, mungkin sedang hujan deras di daerah lain. Rena membuka pintu jendela kaca menuju balkon. Sudah beberapa bulan menempati apartemen mewah milik sang calon suami kontrak, baru kali ini Rena menginjakan kakinya di balkon. Akhir-akhir ini, sang bankir cantik itu memang sedang sibuk menyiapkan pesta pernikahannya belum lagi bertepatan dengan akhir tahun di mana semua pegawai di kantornya sibuk untuk mengejar target akhir tahunan.Kedua tangannya terjulur memegang pagar balkon, Rena terpesona dengan keindahan kota Jakarta di malam hari, lampu-lampu kota serta mobil yang melintas di jalan raya terlihat seperti miniatur dari atas sini.
PAGI HARI DI RUMAH RENA"Ka … bangun! Itu tukang riasnya udah dateng, kita ‘kan mau acara siraman dulu! Gimana sih, pengantin kok males-malesan,” teriak ibu masuk ke dalam kamar Rena, membuka gorden lalu menarik selimut yang masih membalut anak sulungnya."Kakak capek, Bu … baru sampe tadi subuh, jalanan macet banget," keluh Rena menarik selimutnya kembali menutupi seluruh tubuh."Iiih gimana sih, ayo donk Kakak harus perawatan tubuh dulu ... biar besok malam pertamanya pooooolll!" Ibu menarik selimut yang menutupi tubuh Rena kemudian melipatnya."Jadi Kakak harus perawatan tubuh dulu atau siraman dulu?" tanya Rena malas, mendudukan tubuhnya dengan rambut berantakan."Siraman dulu, ayo!!" Ibu berkacak pinggang di depan Rena."Kalo gitu Kakak enggak usah mandi ya, Bu … langsung make up aja, ‘kan mau disiram juga nanti,” seloroh Rena lantas memamerkan deretan gigi putih bersihnya."Ya ampun Kaka ... ya mandi dulu atuuuh!" teriak ibu lagi sekencang tiba masjid, melempar bantal ke
Pagi sekali di rumah Rena telah dipadati oleh keluarga setelah malam sebelumnya ada yang pulang ke rumah masing-masing atau ke hotel tempat mereka menginap.Bahkan para pencari berita rela tidur di pinggiran rumah Rena.Sementara si calon mempelai pengantin wanita sedang di dandani adat Sunda memakai Sigger atau mahkota ala Sunda rancangan desainer ternama Indonesia. Kebaya putih yang digunakannya pun dirancang oleh desainer yang sama. Kebaya panjang dengan ekor dan taburan svarowski memberi kesan ningrat.Rumah ibadah tempat Rena akan melangsungkan ikrar janji di depan penghulu telah dipadati pencari berita. Jam delapan pagi mobil pengantin dengan hiasan bunga di bagian kapnya yang Rena tumpangi tiba di rumah ibadah dan di susul oleh rombongan keluarga.Rena masuk terlebih dahulu ke dalam rumah ibadah untuk "disembunyikan", beberapa menit kemudian Andra dan keluarga beserta rombongan tiba disambut oleh kedua orang tua Rena.Pria itu sangat tampan dengan beskap adat sunda ber
Acara malam adalah acara terakhir dari seluruh rangkaian acara pernikahan megah dan spektakuler Tahun ini.Rena tampak lesu karena lelah dan kaki terasa pegal sekali lantaran hampir dua belas jam berdiri menggunakan heels 10cm membalut kaki jenjangnya. Belum lagi angin yang berasal dari pendingin ruangan menerpa tubuh bagian atasnya yang terbuka membuat tubuh Rena mengigil.Malam ini Rena tidak melihat Whenny, Ayah Whenny adalah salah satu klien bisnis Andra jadi pasti Whenny diundang.pRena baru ingat, bagaimana kabar Whenny setelah menyekapnya dalam lemari pendingin?Rena pernah dengar dari Ricko kalau Andra ingin memberi pelajaran pada Whenny tapi tidak tau percis pelajaran seperti apa yang diberikan Andra pada gadis jahat itu.Di antara para tamu, Rena melihat Sherly yang selalu cantik seperti biasa tengah menggandeng seorang bule yang tak lain adalah calon suaminya.Para reporter tidak menyiakan kesempatan tersebut langsung mewawancarai Sherly beserta tunangannya, meminta
Ting…Tong...Bel do pintu kamar hotel presidential suite yang merupakan kamar pengantin Rena dan Andra p berbunyi nyaring."Andra ... Rena... buka! Ini Tante dan ibu Susi!” tante Mery berseru nyaring dari balik pintu. "Rena... Rena..." Andra memanggil Rena dengan menahan suaranya untuk membangunkan Rena yang tertidur pulas di sofa."Emmhh....” Rena mengerjapkan mata lalu menggeliatkan tubuhnya."Cepat kemari bawa bantal dan selimut itu! Tante Mery dan ibu ada di luar," titah Andra meski tampak tenang tapi nada suara pria itu terdengar panik.Dengan kesadaran yang masih setengah Rena bergegas lari ke atas tempat tidur membawa selimut dan bantal lalu merapihkannya menyelimuti tubuh mereka berdua.Andra mengusak puncak kepala Rena hingga rambutnya berantakan kemudian menurunkan tali gaun tidur di pundak gadis cantik itu."Mas mau apa?" Rena memicingkan mata sambil membetulkan kembali tali gaun tidurnya.Sementara itu di luar sana antei Mery dan bu masih menggedor-gedor pintu
Setelah menikah, Rena dan Andra menempati rumah peninggalan orang tua Andra. Rumah mewah dengan delapan kamar dan 3 kamar pembantu beserta supir di paviliun belakang itu sangat luas, mewah dan megah. Pengantin baru itu menempati kamar utama yang dulunya menjadi kamar ayah Sony dan bunda Dewi. Semua baju Rena dan Andra telah tertata rapih di walk in closet, begitu pula sepatu dan tas. Rena tidak membawa banyak tas sehingga space bagian tas Rena terlihat kosong, begitu pula area jam tangan dan sepatu. Berbeda dengan Andra, mulai dari kemeja dengan semua warna, dasi dan jas juga jam tangan dan sepatu dari semua merk ternama dunia memenuhi lemarinya. Rena keluar dari walk in closet setelah membereskan pakaiannya, lampu kamar sudah padam tinggal lampu tidur di dinding yang menempel di kepala ranjang yang masih menyala. Ternyata Presdir tampan itu sudah terlelap, pria itu tadi bilang akan tidur lebih dahulu karena besok pagi akan ada meeting penting. Rena tersenyum dalam hati saat An
“Maaas … aku udah tiga minggu loh enggak pulang ke Bandung,” protes Rena sambil mengerucutkan bibirnya.Pasalnya rencana pulang long weekend ini ke Bandung harus batal karena pak Randy, salah satu klien terbesar Andra mengundang untuk merayakan Tahun baru bersama keluarganya di Villa mewah miliknya di kawasan Puncak.Dan mau tidak mau, Andra harus mengajak sang istri untuk memenuhi undangan pak Randy itu.“Minggu depan kita ke Bandung.” Andra berjanji sembari fokus mengemudi di tengah kemacetan menyambut long weekend.“Mas Ricko kenapa enggak ikut, Mas?” lagi-lagi Rena menanyakan Ricko membuat Andra menoleh sambil mengernyit.“Kenapa memang?” Pria itu malah balik bertanya.“Ya biar seru saja,” jawabnya santai.“Jadi gue membosankan? Gue ‘kan Presiden Direktur sebuah perusahaan besar, bukan pelawak,” rutuk Andra dalam hati.Seperti biasa, hening membentang selama sisa perjalanan karena Rena yang biasanya memulai topik pembicaraan terlebih dahulu memilih untuk memejamkan mata.
Tetesan hujan mulai membasahi bumi, kegiatan menikmati pemandangan indah dan udara sejuk harus mereka hentikan sekarang juga.Andra dan Rena berlarian menyusuri kembali jalan setapak menuju Villa pak Randy tapi sayang jaraknya cukup jauh sedangkan hujan turun semakin deras. Andra menghentikan langkahnya tepat di depan gudang kecil untuk berteduh, pintu gudang itu terlilit rantai dengan gembok besar di tengahnya.Keduanya hanya bisa berteduh di beranda, untunglah atap gudang sedikit menjorok kedepan sehingga bisa melindungi sepasang pengantin baru yang singgah untuk berteduh dari derasnya hujan.Angin yang mengiringi hujan tersebut cukup kencang menjadikan udara semakin dingin dan menambah lengkap penderitaan Rena. Pasalnya gadis itu tidak memakai jaket lagi seperti yang Andra kenakan saat ini. Andra terbiasa tinggal di Jakarta dengan udara panas sehingga saat akan mengunjungi tempat dingin dia akan lebih prepare dengan pakaiannya karena tidak terbiasa dengan udara dingin. Se