Mobil yang mereka tumpangi tiba di salah satu pusat perbelanjaan kelas atas dunia di kota Paris. Bentuk interiornya yang megah dan berkelas membuat pusat perbelanjaan ini memang diperuntukkan kalangan kelas atas.Di dalamnya terdapat berbagai butik barang branded seperti, Chanel, Louis Vuitton dan Hermes.Tempat ini merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang banyak dikunjungi oleh turis dari Indonesia.Bahkan di bagian tax refund ada konter khusus yang dilengkapi pula dengan petugas berbahasa Indonesia."S'il vous plaît monsieur, contactez-moi si vous avez besoin d'aide" ucap driver ketika membukakan pintu.(Silahkan Tuan, hubungi saya bila anda membutuhkan bantuan)"Mercie... " balas Andra.Rena terlihat terpesona dengan mata berbinar setiap memasuki butik tas dan sepatu ternama dunia itu.Enam tahun menjadi istri seorang Kallandra, Rena masih selalu dibuat takjub dengan gaya hidup suaminya.Jujur, wanita itu merasa tidak tega membelanjakan uang suaminya hanya untuk membeli satu t
a nampak tidak bersemangat, ia kesulitan membuka matanya pagi ini.Tubuhnya benar-benar lelah, setelah kemarin seharian berbelanja dilanjut dengan memuaskan hasrat suaminya yang tidak kenal puas.Hari ini ia hanya ingin bangun siang malah mungkin sore dan hanya menghabiskan harinya dengan berbaring dan berbaring saja diatas ranjang empuk berkualitas super yang begitu nyaman.Tapi sang suami tampan memaksanya bangun, tubuh kekar yang Andra miliki sangat memudahkan dirinya menggendong Rena kekamar mandi.Andra benar-benar memandikan istrinya pagi ini di dalam bathub.Walau berkali-kali Rena menolak dan meronta, semua sia-sia belaka, Andra dengan keinginannya yang tidak terbantahkan.Bulan madu kedua ini Layaknya bulan madu pertama yang dialami pasangan lain, pasalnya Andra benar-benar memanjakan istrinya dan keduanya pun begitu intim sepertinya Andra memaang berniat untuk menambah anak.Namun sudut hati Rena terasa hampa karena tidak ada Rendra diantara mereka, perbedaan waktu di Indone
Bulan madu pun berakhir dan Andra juga Rena harus kembali pada kehidupan nyata.Setumpuk pekerjaan sudah menanti sang Presdir tampan dan segudang rindu milik Rena sudah tidak terbendung bersiap untuk di lepaskan.Andra mengatur waktu kepulangannya agar tiba di Indonesia sabtu pagi hari agar bisa menikmati akhir minggu bersama sang jagoan kecil.Rendra sudah menunggu di bandara ditemani Bapak dan Ibu dengan diantar Hadi, pria kecil itu terlihat tampan dengan rambut disisir rapih belah pinggir hasil karya sang nenek.Rendra sebetulnya tidak menyukainya karena terlihat culun tapi untuk menghargai sang nenek, ia harus menekan rasa tidak percaya dirinya seharian ini.Mudah-mudahan Mama dan Papanya tidak menertawakan style rambutnya kali ini.Dari dinding kaca besar ruang tunggu, Rendra bisa melihat privat jet milik Papa Andra sudah mendarat dengan mulus.Perasaan anak laki-laki itu membuncah bahagia terlihat dari binar di matanya bahkan bibir mungil itu melengkungkan sebentuk senyum.Sorot
Setelah meminta jeda tadi, dewan direksi akhirnya memutuskan untuk melanjutkan rapat tersebut seminggu kemudian agar Andra bisa menyelesaikan masalahnya terlebih dahulu dengan Cinthya.Dan disinilah mereka semua berada, di ruangan Andra dimana satu set sofa di ruang tersebut terisi penuh oleh Om Salim, Om Bimo, Andra, Ricko juga Monica.“Bisa Om jelasin, kenapa sampai Andra ga tau masalah perjanjian ini? Sebelum meninggal, Ayah sama Bunda hanya berpesan kalau Andra harus jagain Cinthya dan ga pernah meminta untuk menikahi dia!” Andra bertanya kepada Om Salim dengan menahan nada suaranya serendah mungkin.Kekesalannya sudah sampai ubun-ubun tapi dirinya harus berpikir jernih menghadapi masalah ini terlebih Om Salim adalah pengganti orang tuanya yang harus dihormati.Kemudian ia beralih kepada Om Bimo, “Apa ini hanya rekayasa, Om?” tanyanya kemudian.“Andra, Om juga sama sekali ga tau masalah ini...Om sama Tante kamu ga pernah dititipkan mengenai masalah perjodohan kamu denggan Cinthya,
“Pak Rizal?” tanya gadis yang berpakaian seragam rapih berupa blazer dan rok span kepada seorang pria ojeg online. “Betul, Kak!” Pria itu menyahut membuat sang gadis naik ke kursi belakang di motornya dengan posisi duduk menyamping. Gadis cantik dengan bulu mata lebat nan lentik itu bernama Shareena Azmi Zaina atau kerap disapa Rena. Senin hingga jum'at keseharian Rena hanya berkisar antara kossan dan tempat kerjanya di kantor Cabang sebuah Bank BUMN. Rena yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara adalah tulang punggung keluarga, dia mengorbankan masa mudanya untuk bekerja keras di kota besar menopang perekonomian keluarga. Jam di pergelangan tangan Rena telah menunjukan pukul tujuh pagi, Rena yang sedang dalam masa penilaian agar bisa menjalani tes promosi kenaikan level di kantornya itu tidak ingin datang terlambat. Dia harus tiba di kantor sebelum Kepala Cabangnya sampai. Bapak ojol mengemudikan motornya cukup kencang sampai Rena berulang kali meremat sisi jaket pria
"Selamat siang Pak, saya Rena dari Bank BUMN, mau minta tanda tangan Pak Andra untuk permohonan payroll," ucap Rena diakhiri senyum manis.Andra yang sedang fokus menatap layar laptop dan sesekali membaca sambil menandatangani berkas yang ada di tangannya hanya berucap, "Masuk!!! Duduk!!" Tanpa melihat kearah Rena.Rena mengikuti perintah pria itu dengan duduk di sofa yang ada di tengah-tengah ruangan dan menunggu.10 menit...20 menit...Rena masih sabar duduk menunggu sang Presdir tampan menyelesaikan hal yang sepertinya sangat penting sampai memerlukan perhatian lebih dari pria itu.Sesekali Rena mencuri pandang kearah pria yang di mejanya terdapat papan nama bertuliskan Kallandra Arion Gunadhya, tapi pria dengan nama panggilan Andra itu seolah tenggelam dalam dunianya sendiri.Sementara jam sudah menunjukan waktu makan siang, cacing dalam perut Rena mulai meronta minta diberi makan, tadi pagi Rena hanya sarapan susu dalam kemasan saja karena tidak ingin terlambat.Keingina
“Mah ... Telepon Andra sama Ricko, ajak mereka makan malam di sini, ada yang mau Papa bicarakan sama mereka,” pinta Salim lembut kepada sang istri yang sedang bersamanya duduk di teras samping sambil meminun secangkir wedang jahe."Kenapa enggak Papa aja? Berantem lagi sama Andra?" Mery memicingkan matanya penuh selidik, pasalnya sang suami sering beradu argumen dengan keponakannya itu mengenai bisnis walau sekarang Andra telah mandiri membangun bisnisnya kembali dari nol.Salim mengembalikan pandangannya ke depan dengan raut sendu. "Pa... Andra itu sudah dewasa enggak bisa Papa atur paling Papa kasih saran, biar dia yang menentukan, Papa jangan paksa-paksa nanti dia enggak mau ketemu kita,” tambahnya lagi memberi saran. Salim Gunadhya adalah adik dari Sonny Gunadhya-ayah kandung Andra, setelah kedua orang tua Andra meninggal, Salim dan Mery lah yang merawat Andra dan mengajarkan bisnis kepadanya.Mery tidak bisa mempunyai anak sehingga Mery dan Salim sangat menyayangi Andra se
"Ndra … masih sore, kita clubbing yuk! Gue janjian sama Weny disana!" Ricko memelaskan wajah berharap sang sahabat mau menemaninya."Terserah lo lah!” sahut Andra ketus.Dengan hati riang gembira Ricko memutar kemudi menuju sebuah night club termewah di Jakarta.Tidak lama mereka pun sampai disambut petugas Valet.Suara musik kencang menyambut mereka begitu masuk ke dalam gedung.Mereka diarahkan petugas untuk duduk di salah satu meja, keduanya memiliki akses VIP sehingga tidak sulit menemukan meja kosong.Pelayan datang untuk menuliskan pesanan mereka dan setelah gadis cantik dengan rok super pendek itu pergi tiba-tiba Ricko menggebrag meja membuat Andra terkejut hingga spontan mengalihkan pandangan ke arah Ricko yang sebelumnya sedang mematuti layar ponsel mengecek email masuk."Gue ada ide!!" teriak Ricko mencoba mengalahkan dentuman suara yang DJ mainkan."Ide apaan?" Andra menjawab ketus lalu memalingkan kembali wajahnya pada ponsel tidak terlalu tertarik dengan apapun id