Ricko memilih Restoran mewah di daerah Dago atas untuk makan malam mereka kali ini.Sebelumnya pria itu melakukan reservasi ruangan privat agar keluarganya merasa nyaman. Sebelah selatan ruangan tersebut terdapat dinding kaca besar dan pintu yang menuju ke balkon sehingga mereka bisa merasakan udara sejuk kota Bandung daerah Dago malam itu, dari sana mereka juga dapat melihat pemandangan lampu-lampu kota Bandung yang indah.Makan malam mulai disajikan, pelayan silih berganti keluar masuk ruangan membawa nampan berisi makanan.Rena tampak canggung dan salah tingkah, berbagai pikiran berkecamuk di kepalanya. Belum lagi Edward yang menatap Rena dengan intens. Pria itu seperti sulit mengalihkan pandangannya dari mantan kekasih yang masih sangat dia cintai. Rena tidak bisa mengartikan tatapan Edward tersebut, tanpa kabar berita selama beberapa tahun dan sekarang mantan kekasih terindahnya itu muncul di saat dirinya telah menyandang status sebagai seorang istri dari pria lain.Sebis
"Jadi itu mantan kamu ...." Andra bertanya tapi tampak acuh, pria itu baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan wajah menggunakan handuk.Rena melirik Andra sekilas, pria itu terlihat segar setelah mencuci wajahnya, walau memakai kaos polos rumahan dan celana pendek tapi tidak sedikitpun mengurangi ketampanannya. "Iya,” jawab Rena singkat sembari menepuk-nepukan skincare di wajahnya dengan lembut."Kamu udah move on belum?” Andra kembali bertanya, kini pertanyaan pria itu sudah naik tingkat kesulitannya.Rena termenung beberapa saat memandang bayangannya sendiri di cermin, dia bingung kenapa Andra sangat peduli dengan perasaannya kepada Edward?Dan yang lebih membingungkan lagi, Rena tidak mengerti bagaimana perasaannya kini untuk Edward sehingga dia tidak tau harus menjawab apa.”Kenapa sih mas Andra harus nanya? Itu ‘kan masalah pribadi aku.” Rena bersungut-sungut di dalam hati.Rena menghirup nafas dalam kemudian menghembuskanya perlahan, berusaha memilih kata y
Setelah malam itu hubungan keduanya sangat baik, Rena sudah tidak pernah mendengar Andra berkata ketus lagi kepadanya bahkan pria itu sering mengirimi pesan untuk menanyakan apa yang sedang dilakukan Rena. Rena dan Andra masih bingung dengan perasaannya masing-masing tapi Rena tidak berani membahasnya dengan Andra dan Andra sebagai pria tidak tau bagaimana caranya menjelaskan perasaannya kepada Rena.Yang pasti, akhir-akhir ini Andra sulit menyingkirkan Rena dari pikirannya, seolah bayangan Rena ikut ke manapun Andra pergi.Presdir tampan itu pernah kepergok tersenyum sendiri sambil menatap pesan di ponselnya yang dikirim Rena ketika rapat berlangsung, para Direktur dan Manager di bawah pimpinannya dibuat bingung dan Ricko hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum samar.Setelah makan malam Andra pamit untuk menyelesaikan tugasnya di ruang kerja, dia harus memeriksa laporan terkait salah satu cabangnya yang berada di Surabaya.Cabang tersebut menyita perhatiannya beberapa
“Terimakasih atas jamuannya Om … saya sangat menghargainya,” kata Andra tulus.“Jangan sungkan Nak Andra, sudah seharusnya Om selaku Kakak dari bapaknya Rena menjamu Nak Andra selama disini tapi baru ini Om bisa lakukan karena Nak Andra sendiri menolak untuk tinggal di rumah Om,” balas om Rizal dengan diakhiri tawa renyah.“Saya enggak mau merepotkan, Om … dan lebih efektif bila saya tinggal di hotel karena selain jaraknya yang dekat dengan kantor, saya juga tidak akan mengganggu bila harus pulang malam.” Andra menanggapi dengan sopan. “Rena apakabar, Mas Andra?” tanya Anita basa-basi.“Rena baik, dia lagi sibuk belajar untuk tes promosi di tempat kerjanya.” Andra menjawab singkat.“Oh Rena masih bekerja? Aku pikir kalau sudah menikah dengan orang kaya dia akan berhenti bekerja.” Arista menimpali terdengar tidak elegan.Andra paling tidak suka dengan gadis cantik yang tidak mempunyai tata karma seperti itu.“Istri saya itu seorang wanita yang mandiri dan cerdas, dia tidak bi
Untuk pertama kali Rena menginjakan kaki di Bali setelah dua puluh lima tahun hidupnya, perjalanan udara yang tidak sampai dua jam itu sudah berhasil Rena tempuh walau sempat delay hingga tiga jam di Bandara Soekarno Hatta.Setau Rena, sang suami memiliki privat jet yang bisa mengantarnya ke mana pun tapi entah kenapa kali ini Ricko membawanya repot-repot menaiki pesawat komersial?Mungkin karena status Rena hanya sebagai istri kontrak menjadikannya tidak pantas menaiki privat jet milik pria itu.Rena selalu overthinking dan selalu menghubungkan sikap Andra dengan kontrak pernikahan mereka. Atau karena kedatangannya tanpa sepengetahuan Andra, yang pasti pikirannya sudah lelah menerka dibarengi tubuh yang ikut lelah karena tertahan selama beberapa jam di Bandara tadi. Rena menarik kopernya dengan malas menuju pintu kedatangan, wajah lesunya langsung berubah ketika netranya menangkap sosok Andra berdiri tepat di depan pintu kedatangan menggunakan pakaian casual.Jangan lupakan s
Setelah makan siang, Ricko membawa keluarga Rena dan teman-temannya menuju destinasi wisata terkenal di Bali.Hanya Om Rizal saja yang saat itu mau bergabung dengan keluarga Rena, Istri dan kedua anaknya memilih untuk menghabiskan waktu di Mall di sekitaran Kuta.Kebahagiaan terpancar di wajah Rena juga keluarganya dan mulai menulari Andra yang selalu tersenyum ditengah-tengah kehangatan bersama keluarga Rena. “Ren … Arista itu sepupu kamu ya?” Mia bertanya saat mereka sedang berada di ruang ganti untuk mengganti pakaian menggunakan pakaian selam, siang ini mereka akan melakukan sea walking di Tanjung Benoa.“Iya … kenapa, Mia?” Rena menaikan kedua alisnya.“Dia genit banget loh sama pak Andra, murka aku liatnya … untung pak Andra bukan pria genit, kamu harus hati-hati Ren,” kata Mia sewot. “Aku percaya sama mas Andra,” balas Rena penuh keyakinan.“Kamu beruntung Ren, punya suami udah tampan, tajir, sayang lagi sama kamu ... Aku bahagia Ren, akhirnya kamu bisa bahagia sama pa
Melihat sang istri memejamkan mata yang diartikannya sebgai kode untuknya bisa berbuat lebih, Andra tidak membuang kesempatan itu dan langsung menyambar bibir candu milik Rena. Rena kembali merasakan sesuatu yang lembut dan hangat menyentuh bibirnya, mengulum lembut bibir bawahnya dan menyecap manis setiap jengkal bibirnya.Rena tidak bisa untuk tidak menyambut ciuman yang memabukan itu dan membuka bibirnya membiarkan lidahnya saling membelit di dalam sana.Tapi Semakin lama ciuman itu semakin panas dan menuntut saat tangan Andra menekan tengkuk Rena untuk memperdalam ciuman. Rena mengerang sambil mengacak rambut belakang Andra menggunakan jemarinya.Andra mendorong tubuh Rena pelan hingga merapat ke dinding kayu, tangan satunya meraih satu pangkal paha Rena lalu melingkarkannya di pinggang. Seketika mini dress Rena tersingkap dan dia bisa merasakan sesuatu yang keras menekan bagian intinya yang hanya dilapisi kain tipis.“Aaaahhhh … Maaasss.” Rena mendesah saat Andra mendoron
Malam itu Rena sudah tertidur lelap saat Andra pulang, beberapa hari ini Rena sedang melakukan tes untuk promosinya.Sedangkan Andra sibuk dengan salah satu proyek barunya bersama Justin, pria itu seperti ingin sekali menjauhkannya dari Rena.Tiba-tiba memajukan meeting sehingga Andra tidak sempat sarapan bersama sang istri, atau memundurkan meeting hingga Andra harus pulang larut malam.Tapi malam ini Andra tidak memiliki janji meeting dengan JustinSetelah mengganti pakaian dan membersihkan diri, Andra naik ke atas ranjang dan membawa Rena dalam pelukannya. Rena menggeliat lalu membenamkan wajah di leher Andra, posisi yang nyaman untuk keduanya agar bisa terlelap.Pagi harinya saat Rena keluar dari kamar mandi hendak menyimpan baju kotor di keranjang cucian, dia melihat noda lipstick cap bibir di kerah kemeja Andra di dalam keranjang cucian tersebut.Tangannya terjulur mengambil kemeja sang suami dengan dahi mengernyit. "Cap bibir siapa ini? Kok bisa ada di kerah baju mas An