Sengaja Andra pulang lebih awal agar tidak terjebak macet jam pulang kerja."Sayaaaang??” suara merdu Andra memanggil istrinya terdengar ketika sampai di rumah.Rena berlari kecil menyambut suaminya ke ruang tamu dengan senyum andalan dan satu kecupan dia dapatkan di kening."Mau langsung makan Mas?" tanya Rena yang sudah mengambil alih tas juga jas yang tadi suaminya sampirkan di lengan."Aku mandi dulu deh... gerah,” jawab Andra seraya melepaskan dasi yang melingkar di lehernya.Setelah keduanya sampai di kamar, dengan sigap Rena melakukan ritual rutinnya setiap Andra pulang kerja.Membukakan dasi, Jas dan kancing kemeja suaminya, merupakan hal sepele dan sebetulnya Andra bisa melakukannya sendiri tapi perhatian kecil itu sangat disukai oleh Andra.Beberapa menit kemudian Andra yang telah segar setelah membersihkan tubuhnya, menghampiri Rena yang tengah menyiapkan makan malam di meja makan.Seperti biasa Rena melayani Andra dengan baik mengambilkan makanan ke piring kosong j
“Mereka udah mau, tinggal ganti konsep aja biar sesuai dengan produk kita dan—“ Suara pintu terbuka menghentikan kalimat Monica ketika dirinya sedang berdiskusi bersama Andra juga Ricko.Ketiga orang di dalam ruang kerja itu langsung menoleh ke arah pintu dan mendapati Rena berdiri di sana dengan senyum manis memperlihat dua gigi seperti kelinci yang selalu membuat Andra gemas.“Masuk, sayang …,” terdengar suara lembut yang hanya Presdir tampan itu berikan hanya untuk sang istri tercinta.Jangan lupakan tatapan teduh Andra menyertai seolah memberi keyakinan kepada siapa saja yang melihat kalau cinta Andra hanya untuk Rena.“Lanjutin aja, aku tunggu di luar ya Mas,” kata Rena yang masih berdiri di ambang pintu, enggan menginjakan kakinya masuk lebih dalam.Entah enggan karena telah mengintrupsi meeting di antara ketiga petinggi perusahaan tersebut atau enggan karena dosa kebohongan kepada Monica beberapa waktu lalu.“Masuk aja, sini!” Ricko berseru meyakinkan Rena kalau tak apa b
“Aku enggak bisa Ren, terimakasih atas semua usaha kamu tapi aku minta tolong berhenti, aku enggak bisa sama Edward.” Monica melirih dengan ekspresi memohon begitu dalam.Baru kali ini Rena melihat ekpresi lemah yang ditunjukan Monica, biasanya wanita itu terlihat angkuh dan percaya diri.“kenapa enggak bisa? Kak Edward itu orang baik dan dia sangat mencintai kamu! Kamu tau, beberapa minggu ini dia terus menganggu suami aku hanya untuk menanyakan keadaan kamu…kak Edward enggak akan kaya gitu kalau enggak cinta sama kamu!” Rena berseru dengan nada tinggi menyadarkan Monica yang begitu keras kepala.“Karena itu Rena, karena dia terlalu baik untuk aku…sedangkan aku….” Monica mengalihkan tatapan ke penjuru ruangan tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.“Sedangkan kamu apa? Kamu wanita karir, lajang yang sukses dengan agensi milik sendiri! Itu yang aku tau dari kamu…kalau kak Edward sendiri menerima dan bersedia melupakan semua masa lalu kamu kenapa kamu masih betah berada di masa lalu?
Beberapa minggu terakhir Rena sibuk membantu mempersiapkan pernikahan Mia dengan Dio.Pernikahan kedua orang sahabatnya itu mungkin tidak semegah pernikahannya namun akan diadakan di dua kota hanya berselang satu bulan.Yang pertama, akad nikah dan resepsi akan dilangsungkan dikediaman orang tua Mia di Yogyakarta kemudian bulan berikutnya ngunduh mantu akan diadakan di salah satu gedung di Jakarta karena Dio asli betawi.Begitu senangnya Rena membantu pernikahan Mia dengan Dio hingga tanpa sadar telah menyita waktu dan tenaganya. DPerutnya yang sudah semakin membesar membuat dia tidak bisa bergerak leluasa, kadang kala harus menopang perutnya menggunakan telapak tangan seolah perut itu akan jatuh bila tidak di tahan dari bawah.Malam hari ketika Andra pulang kerja, pria itu tengah mendapati istrinya telah tertidur di atas ranjang berukuran king size yang berada di tengah kamar mereka.Bedcover berwarna kecoklatan senada dengan seprei dan headboard tempat tidur membalut tubuh Re
“Kamu ikut juga?” Monica bertanya kepada sosok wanita yang berada di belakang mantan kekasihnya.Andra diikuti Rena baru saja masuk ke dalam privat jet milik AG Group di mana Monica sudah menanti di dalamnya.“Hem…enggak mungkin aku enggak ikut sementara suami aku pergi keluar kota sama mantan pacarnya,” jawab Rena posesif padahal semua tau kalau wanita hamil itu ingin mengikuti prosesi akad nikah sahabatnya.Maka jawaban Rena tadi tidak menyinggung sedikit pun perasaan Monica, malah wanita itu tersenyum dan Andra dengan ekpresi kesalnya mendelik tajam ke arah sang istri.Cengiran yang meunjukan dua gigi kelinci, Rena layangkan kepada sang suami untuk membalas delikan tajam yang dianggapnya sebagai delikan penuh cinta.Monica menggelengkan kepala samar sambil tersenyum geli, mengenal lebih jauh istri dari mantan pancarnya itu membuat Monica tertular perasaan hangat dan bahagia yang wanita itu selalu tunjukan.Di hari sabtu pagi yang cerah, privat jet berlogo AG Group terbang di
Setelah mengucapkan terimakasih dan memberikan beberapa lembar uang seratus ribu dan dibalas rentetan doa terbaik dari dua pria berkemeja batik itu, Andra dan Rena memasuki tenda menuju pelaminan.Tidak lupa Rena membubuhkan tanda tangannya di buku tamu dan ternyata kedatangan mereka bertepatan dengan akad nikah yang sedang berlangsung.Terlihat binar bahagia di wajah cantik istrinya ketika menyaksikan prosesi akad nikah sang sahabat dan emosi Andra terbayar karena berganti kebahagian hanya karena melihat istrinya bahagia.Untuk apa lagi Tuhan menginjinkannya hidup di dunia ini dan menjadikannya suami Rena kalau bukan untuk membahagiakan wanita itu, bukan?Akad nikah pun selesai dilaksanakan, setelah beberapa acara adat terselenggara akhirnya Rena berkesempatan bertemu langsung dengan mempelai pengantin.Suara teriakan menggema di udara membuat semua tamu juga kerabat mengalihkan pandangannya pada Rena dan Mia yang sedang berpelukan.Untuk menutupi rasa malu karena tatapan semua
“Mau makan apa?” Andra bertanya pada sang istri yang baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan tubuhnya.“Pengen kuliner Jogja Mas, kita makan di luar aja ya?” jawab Rena dengan wajah memelas.Padahal tidak perlu memelas pun akan suaminya kabulkan tapi kondisi keadaan Rena yang tengah berbadan dua lah yang membuat Andra selalu diliputi kekhawatiran.“Ya udah…cepet pake baju, keburu malem.” Andra akhirnya setuju. Bergegas Rena mengenakan pakaiannya, babydoll dress tanpa lengan yang kini telah membalut tubuhnya dipadankan dengan cardigan tipis karena udara malam ini cukup panas.Setelah siap, mereka pamit kepada pak Sugeng untuk makan malam di luar.“Maass….” Rena berbisik ketika langkahnya bersama Andra mendekati mobil yang telah menunggu dengan driver di belakang kemudi.“Hum?” Andra balas bergumam sambil menoleh.“Enggak mau naik mobil, pake becak motor itu aja!” kata Rena seraya mengangkat telunjuknya ke arah deretan becak yang terparkir disebrang rumah Andra.
“Mas, Monica nginep di mana tadi malem?” tanya Rena, dirinya baru ingat dengan mantan dari suaminya itu.Terakhir mereka berpisah dengan Monica di Bandara, setelah itu Monica tidak terlihat lagi hingga kini.“Di hotel mungkin,” jawab Andra santai yang sedang merapihkan jasnya.Rena berdandan cantik, gaun panjang membalut tubuhnya yang memamerkan sebagian besar punggung putih nan mulus itu berwarna senada dengan jas yang dikenakan Andra, makeup flawless dan naturalnya selalu bisa membuat Rena tampil segar dan tampak lebih muda.“Kenapa enggak disuruh nginep di sini?” Rena kembali bertanya sambil memasangkan antingnya di depan cermin.“Ngapain?” balas Andra balik bertanya dengan eskpresi datar dan kalau sudah seperti ini maka Rena malas melanjutkan komunikasi mereka.Andra menyikukan lengan agar Rena melingkarkan tangannya di sana dan mereka pun melangkah keluar dari rumah mewah eyang Kung setelah berpamitan kepada Pak Sugeng dan istri karena setelah menghadiri pesta nanti, keduan