“Widiiiih…gantengnya suami aku!” Rena berseru menggoda sang suami ketika baru saja keluar dari walk in closet dengan kemeja batik yang sama percis dengan kain yang melilit bagian bawah tubuhnya.Kain batik tersebut merupakan sarimbit yang diberikan Dio dan Mia untuk acara ngunduh mantu atau dalam adat betawi disebut pulang tiga hari hanya saja acara ini dilakukan setelah dua bulan mereka menikah karena terbentur satu dan lain hal maka hari ini acara tersebut akan di gelar di salah satu restoran di Jakarta.Andra mendengus kesal sambil menyisir rambutnya didepan cermin tidak merasa tersanjung sedikit pun dengan pujian sang istri pasalnya selain dirinya memang tampan, ia juga tengah kesal karena Rena yang memohon selama seminggu ini untuk mendatangi pesta ngunduh mantu yang diadakan pihak keluarga Dio.Menurut Andra karena dahulu mereka pernah datang pada akad nikah yang dilakukan di kampungnya Mia maka tidak perlu lah hari ini mereka juga harus datang ke acara ngunduh mantu.Tapi deng
“Ka…Ka Mia cantik ya!” pancing Lia ketika mereka mengantri untuk bersalaman kepada kedua mempelai pengantin.“Cantikan kamu, apalagi hamil kaya gini! Makin cinta deh!” balas Ricko menggombal, tidak terpancing dengan segala macam cara karena dirinya lebih berpengalaman menghadapi wanita.“Iiih…Gomball!” Lia mendengus sambil membuang tatapannya karena tidak ingin sang suami melihatnya sedang merona.Lia yang begitu polos selalu saja termakan segala bujuk rayuan gombal seorang Ricko yang merupakan perayu ulung, hatinya selalu menolak untuk tidak percaya maka setiap kesalahan Ricko pasti langsung dimaafkannya karena pria itu selalu bisa membuat hatinya berbunga-bunga.“Selamat ya Bro! Gue ga bisa dateng kemaren! Istri gue lagi hamil…” ucap Ricko kepada Dio sekaligus memberi kesan kepada Mia kalau dirinya telah move on bahkan sang istri tengah hamil buah cinta mereka.Masalah kehamilan Lia hasil dari hubungan terlarangnya dengan Adrian hanya keluarga saja yang tau, maka dengan begitu perca
Mobil Ricko dan Andra berhenti tepat di depan IGD, keduanya berlari kalang kabut untuk memanggil petugas medis agar segera memberikan pertolongan kepada istri mereka.Maka dengan sigap beberapa orang perawat membawa tempat tidur beroda memburu kedua wanita hamil yang masih berada didalam mobil.Setelah melakukan beberapa pengecekan, akhirnya Rena dan Lia langsung dimasukan keruangan bersalin yang bersebelahan.Andra dan Ricko masih menyelesaikan administrasi ketika Ibu dan Bapak juga Om Salim dan Tante Mery memasuki loby Rumah Sakit.Seperti biasa Tante Mery dengan kericuhannya berhamburan memburu Andra dan Ricko.“Dimana anak-anak Tante?” Tante Mery langsung bertanya sambil mengguncang tubuh Andra dan Ricko bergantian.“Di ruang bersalin Tan…” Ricko menyaut sedangkan Andra masih menegang kaku dengan segala pikiran di benaknya.Tante Mery langsung memutar tubuhnya untuk menghampiri kedua besan yang berjalan mendekat kemudian menggiring mereka menuju ruang bersalin.Didepan ruang bersa
Ruang Berasalin RenaRena tidak banyak mengeluh, hanya erangan dan desahan kecil yang lolos dari bibir ketika rasa sakit menggempur tubuhnya.Dokter dan para suster dibuat takjub dengan kesabaran pasiennya tersebut.Mungkin bila diadakan kontes, Rena mendapat predikat pasien Ibu hamil tersabar of the month."Ayo dorong bu.... " sang dokter mulai memandu persalinan Rena."Emmhhhh.... " Rena mengeden sekuat tenaga.Satu tangannya mencengkram jemari Andra dan satu tangannya lagi perpegangan pada sisi tempat tidur.Andra merasakan tenggorakannya seperti tercekat, tidak sanggup mengeluarkan sepatah kata dan dirinya hanya bisa mengusap kepala Rena sambil merasakan genggaman tangan sang istri mengencang setiap kali mendorong, pertanda istrinya merasakan sakit yang luar biasa."Ayo,Bu! Sekali lagi.. Dorong!!" perintah dokter lagi ketika kepala bayi sudah menyembul keluar .Ruang bersalin Lia"Aaarrggghhh.... Sakiiit... Sakiiit Kak Rickoo! " Teriak Lia membuat dokter dan suster menggelengkan k
Rena mengerjap ketika kilasan matahari dari tirai yang terbuka menyapa matanya, menarik dirinya dari tidur lelap dan memaksanya untuk membuka mata.Keningnya berkerut ketika menyadari bahwa kamar tempatnya berada telah terang benderang, dijamah oleh sulur cahaya matahari yang seolah tak sabar menyapa berpadu dengan cahaya lampu di ruangan tersebut.Seingatnya tadi malam sebelum Andra memeluknya di ranjang ini, pria itu mematikan hampir seluruh lampu.Dan…dimana dia sekarang? Tanpa sadar Rena memegang perutnya yang telah rata.“Ah, bayi…dimana bayinya?” Rena memekik dalam hati.Suara pintu kamar mandi yang terbuka membuat ia menoleh, sang suami sepertinya baru selesai membersihkan diri karena aroma mint dari shampoo yang digunakannya seketika menyeruak memenuhi udara kamar.Pria itu berjalan menghampirinya sambil mengeringkan rambut yang basah dengan handuk kecil.“Udah bangun?” sapanya dengan senyum.Rena mengangguk, “Bayi kita Mas?” “Bayi kita lagi dijemur sama semua Kakek Neneknya
“De, jangan gitu donk…Kasian Nafeesa, ASI kamu juga sampe rembes tuh…” Ricko mencoba merayu istrinya yang mendadak mogok menyusui.Padahal sebelumnya Lia begitu rajin memijat dua bagian didadanya sesuai saran suster agar ASI dapat keluar namun setelah sumber kehidupan bagi anaknya itu menghasilkan banyak ASI, Lia malah menolak untuk menyusui.Lia juga selalu menutup telinganya ketika sang anak menangis.“Liaaa….” Ricko mengesah memanggil nama istrinya, ia tidak mengerti apa yang harus dilakukan karena sejak tadi bayi yang ada didalam gendongannya menangis.“Kasih suster Kak, aku ga bisa!!” ucapnya dengan tubuh membelakangi suami dan sang anak.Ricko menghembuskan nafas kasarnya, sudah tidak mampu berdebat dengan Lia maka ia pun meminta suster untuk membawa Nafeesa kembali keruang bayi.“Maafin Bunda kamu ya sayang, nanti Ayah yang bujuk biar mau menyusui..Ayah janji, oke?!” bisik Ricko kepada sang bayi dan entah kenapa, Nafeesa kemudian berhenti menangis lalu menatap Ricko lekat kem
Seminggu Berlalu,Tante Merry dan Om Salim kembali menggelar perhelatan besar menyambut kelahiran penerus Gunadhya tanpa melupakan Nafeesa didalamnya.Kali ini perayaan tersebut di gelar di hotel berbeda dengan konsep yang sama yaitu megah dan luar biasa mewah.Berita tersebut mampu menghebohkan social media bahkan hingga majalah bisnis diluar negri sana, pasalnya seorang Kallandra yang kadung terkenal karena pengaruhnya dalam dunia bisnis, akhirnya memiliki keturunan seorang bayi laki-laki diusianya yang memasuki kepala tiga.Tante Mery dan Om Salim terlihat sibuk malam itu menyambut tamu dan juga mendapat ucapan selamat dari para koleganya sama halnya dengan Ricko dan Andra yang sedang berbincang dengan para pengusaha muda yang turut hadir dalam acara tersebut.Sementara Ibu dan Bapak nampak berada ditengah-tengah keluarga menceritakan secara detail detik-detik ketika cucu-cucu mereka akan lahir kedunia. Berbeda dengan Rena dan Lia yang kini tengah duduk ditempat yang dikhususkan u
Ternyata Rena dan Lia salah mendapatkan musuh, wanita paruh baya yang beberapa waktu lalu sempat menghina mereka dan mendapat balasan telak dari Monica adalah istri dari Direktur Utama salah satu stasiun televisi.Maka acara gossip yang tayang setiap pagi itu menyiarkan berita mengenai latar belakang Lia dan Rena tidak seperti di stasiun televisi lain yang hanya menyoroti tentang pesta beberapa malam lalu dan keberhasilan-keberhasilan Andra juga Ricko dalam bisnis.Bapak yang pagi itu tengah sarapan pagi bersama Lia dan Ricko hampir saja menjatuhkan kopinya bila saja Ibu tidak sigap menangkap gelas kopi tersebut.Bagaimana tidak, kehidupan Rena dan Lia juga keluarganya seperti ditelanjangi.Entah dari mana mereka mendapatkan info-info tersebut hingga menggiring opini publik yang menyebutkan kalau keluarga Rena dari kalangan bawah dengan segala aib yang baru saja terbongkar membuat wanita itu tidak pantas untuk menjadi menantu Gunadhya.Sebetulnya berita ini pernah muncul ketika Andra