Beranda / Rumah Tangga / Benih Terlarang Kakak Angkat / 4. Ternoda Karena Sebuah Kesalahan

Share

4. Ternoda Karena Sebuah Kesalahan

Penulis: Yurriansan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-18 17:55:07

Lenguhan wanita itu terdengar jelas.

"Ah, iya terus Sayang ...." Dengan rintihan tertahan dia meminta agar dipuaskan.

"Kamu nakal, ya. Hemh ....."

"Nggak nakal, Beb." Suaranya sangat menggoda, terdengar sensual. "Kamu yang bikin aku ketagihan."

"Yugo nggak bisa, 'kan, bikin kamu begini?"

"CK! Ngapain bahas Yugo di saat aku lagi gini?" Dia terdengar kesal. "Yugo tuh lemah. Aku ajak dia masa nggak mau. Bilangnya nanti nunggu nikah aja. Ya, kali aku ajak enak nggak mau! Apa coba, namanya kalau dia bukan gay?"

"Ya, mana tahu dia laki-laki baik." Lelaki itu berujar tidak jelas karena dia mulai mencecapi leher jenjang sang wanita.

"Ya kalau dia nggak nafsu sama cewek, aku yang sengsara nanti kalau dijadiin istri dia. Lagian, dia nyebelin karena nurut banget ke mamanya yang kayak Mak Lampir itu!"

"Udah ah, nggak usah ngomong terus. Mending lanjut." Wanita yang telah polos tanpa apa pun melingkarkan tangan di leher lelaki yang berada di atasnya.

Sang laki-laki pada akhirnya membuat wanita yang berada di bawahnya merintih penuh kenikmatan dalam beberapa menit kemudian.

Permainan mereka belum selesai, Yugo keluar dari lemari memergoki keduanya yang seperti hewan bergumul.

"Yugo?" Eveline nama perempuan itu terlonjak kaget. "Kke-napa kamu ada di sini?"

"Go, gue bisa jelasin." Albert laki-laki yang menjamah Eveline barusan tidak lain adalah sahabat Yugo sendiri. Mereka satu perkumpulan yang sering bersama.

"Berengsek!" Yugo menghajar laki-laki yang mengkhianatinya, tapi saat melihat mereka berdua sama-sama polos dan menikmati, Yugo tahu bahwa dia yang tolol selama ini.

Ya, laki-laki itu sering dengar kalau Eveline dan Albert sering bersama. Tapi, tidak pernah percaya karena mereka adalah orang yang dipercaya.

Hari ini Yugo, mengikuti saran orang yang mengenal mereka agar membuat karangan kalau dia haru ke luar negeri baru kembali minggu depan.

Yugo yang memang tahu sandi apartemen Eveline diam-diam datang, menunggu. Saat terdengar Eveline datang dia bersembunyi di dalam lemari.

Tadinya, Yugo berharap bahwa semua omongan itu bohong hingga dia bisa memberi kejutan dengan cincin tunangan yang disiapkan.

Nyatanya, dari pintu masuk saja mereka berdua telah berpagut bibir, melucuti pakaian tanpa ragu dan memuaskan diri di ranjang.

Eveline memakai bajunya asal kemudian bersujud di depan Yugo.

"Yugo, aku minta maaf. Aku salah nggak seharusnya aku begini."

Yugo yang jijik dengan keduanya malah menendang Eveline hingga terjungkal. "Wanita murahan, jangan pernah sentuh seujung kuku pun bagian tubuhku!"

"Yugo!" Eveline memanggil, tidak lagi dihiraukan.

*

Yugo mengamuk di mobil, dia memukul setir hingga tangannya sakit sendiri.

Berengsek! Semua orang berengsek! Selama ini dia telah berusaha menjadi orang baik, ternyata ada banyak orang tidak tahu diri yang justru memanfaatkan kebaikannya.

Dalam keadaan pusing, Yugo pergi ke bar memesan minuman, mabuk untuk melupakan masalah. Selesainya dia pulang ke rumah orang tuanya dalam keadaan setengah mabuk.

Sayangnya, sedang tidak ada orang. Junior seperti biasa sedang tidak pulang ke rumah, sementara Amarta dan Sudibja ada urusan di Eropa baru pulang minggu depan.

Mahes yang membukakan pintu ketika Yugo datang. Ini pukul sebelas malam, suasana rumah sedang sepi. Selain satpam penghuni yang lain sudah tidur.

"Mana mama sama papa?" Yugo sempoyongan ketika bertanya.

"Ibu sama bapak pergi, Kak."

"Kak?" Yugo tertawa getir. "Sejak kapan kamu aku anggap adik, hah!"

Mahes tertegun, dia juga tidak merasa dianggap adik. Hanya saja panggilan tadi adalah bentuk sopan santunnya.

Yugo berjalan, dia mau duduk di sofa. Tapi, belum sampai tubuhnya malah limbung lalu jatuh di lantai

Mahes yang melihatnya segera menolong. Dia heran kenapa Yugo bisa sempoyongan seperti ini, dari tubuhnya tercium mau alcohol yang sangat menyengat.

Tubuh mungil gadis itu kemudian memapah Yugo agar bisa duduk di sofa. Baru juga berhasil mendudukannya, Yugo muntah. Dia memang tidak terbiasa minum alkohol sehingga baru segini saja tubuhnya sudah terasa seperti tidak bisa dikendalikan.

Mahes kaget dengan apa yang terjadi, sampai bingung harus apa. Mau membangunkan Asih takutnya sudah pada istirahat, nanti mengganggu. Dengan amat sangat terpaksa dia menyiapkan kain pel membersihkan sisa muntah di lantai.

Baju Yugo kotor, dia merasa bau tidak enak segera membukanya.

"Ambil handuk!" Dia menyuruh Mahes karena mau membersihkan sisa muntah di badannya.

Mahes ke belakang mengambil handuk kecil dan baskom berisi air hangat. Dia taruh di meja. Ternyata, Yugo tertidur.

"Kak, ini air dengan handuknya." Mahes takut kalau dia tinggalkan begitu saja, Yugo bisa masuk angin dan dia yang disalahkan.

"Kak ...." Mahes membangunkan dengan menyentuh lengan Yugo.

Yugo membuka mata karena sentuhan itu, seketika kata-kata Eveline berputar di benaknya. Dia yang tidak sadar, kini mencengkeram erat tangan Mahes.

"Kamu pikir aku nggak bisa melakukan apa yang bajingan itu lakukan ke kamu!"

"A-pa?" Mahes melangkah mundur, takut Yugo menyakitinya.

"Kamu lihat sendiri kalau aku bisa juga!" Dia menyeret Mahes masuk ke kamar tamu yang kosong, melemparkannya ke tempat tidur.

Mahes bangun, hendak lari. Tapi, Yugo menangkapnya kemudian mengunci pintu, dia kembali melemparkan Mahes ke tempat tidur.

"Bi Asih!" Mahes berteriak, Yugo membekap mulutnya. Lantaran berisik dia mengambil kain kemudian mengikat mulut Mahes.

Mahes ingin teriak, tapi suaranya hanya bisa tertahan. Yugo menyentuhnya, dia memberontak.

"Kamu bisa mau dengan laki-laki yang nggak ada apa-apanya denganku, tapi pasrah dengan laki-laki berengsek kayak Albert!" Yugo yang tidak sadar bahwa di hadapannya bukan Eveline malah menampar Mahes berkali-kali hingga gadis itu lemas.

Yugo tertawa. Di matanya saat ini Eveline sedang pasrah padanya.

"Tunggu, aku akan buat kamu tahu kalau aku lebih gagah dari si Berengsek itu!"

Yugo melucuti pakaiannya, kemudian membuka lebar kaki Mahes.

Bab terkait

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   5. Pria Licik Mengatur Strategi

    Mahes hanya ingat dia dilecehkan berkali-kali hingga beberapa detik sebelum pingsan dia merasa ada sesuatu yang hangat masuk dalam tubuhnya.Pagi ini dia membuka mata dalam kondisi sudah berbaring di kamarnya, pakaian pun sudah diganti dengan yang lain. Apa, Yugo yang melakukannya untuk menghilangkan bukti?Asih, apa dia tahu apa yang terjadi antara Yugo dan Mahes semalam?"Mahes!" Junior pulang paginya ini sudah siang gadis itu belum juga keluar dari kamar. "Oi, bungsu pengganti gue, bangun, Kebo!"Mahes berbaring, seluruh tubuhnya terasa sakit apalagi hatinya. Kalau dia ceritakan apa yang terjadi, apa yang Yugo lakukan padanya apa ada orang yang akan percaya padanya?"Mahes, Kebo!" Junior masih memanggil. "Astaga lo kebo banget, deh. Ini udah jam tujuh belum bangun juga."Mahes menutup telinga, saat ini mendengar suara laki-laki siapa pun itu membuat dadanya seperti ditusuk ratusan jarum.Pintu dibuka, kebetulan tidak dikunci. Junior cuma bisa geleng-geleng lihat Mahes masih menutup

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-18
  • Benih Terlarang Kakak Angkat   6. Tidak ada yang Bisa Menjelaskan

    Mahes hanya ingat dia dilecehkan berkali-kali hingga beberapa detik sebelum pingsan dia merasa ada sesuatu yang hangat masuk dalam tubuhnya.Pagi ini dia membuka mata dalam kondisi sudah berbaring di kamarnya, pakaian pun sudah diganti dengan yang lain. Apa, Yugo yang melakukannya untuk menghilangkan bukti?Asih, apa dia tahu apa yang terjadi antara Yugo dan Mahes semalam?"Mahes!" Junior pulang paginya ini sudah siang gadis itu belum juga keluar dari kamar. "Oi, bungsu pengganti gue, bangun, Kebo!"Mahes berbaring, seluruh tubuhnya terasa sakit apalagi hatinya. Kalau dia ceritakan apa yang terjadi, apa yang Yugo lakukan padanya apa ada orang yang akan percaya padanya?"Mahes, Kebo!" Junior masih memanggil. "Astaga lo kebo banget, deh. Ini udah jam tujuh belum bangun juga."Mahes menutup telinga, saat ini mendengar suara laki-laki siapa pun itu membuat dadanya seperti ditusuk ratusan jarum.Pintu dibuka, kebetulan tidak dikunci. Junior cuma bisa geleng-geleng lihat Mahes masih menutup

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Benih Terlarang Kakak Angkat   7. Si Pembawa Masalah

    Satu minggu terlewati, Mahes tidak pernah mau bilang Apa yang sebenarnya terjadi padanya. Sampai Junior nekat datang ke sekolah Mahes melaporkan ke gurunya bahwa mungkin saja ada kekerasan di sekolah yang menyebabkan Mahes trauma.Guru memeriksa beberapa orang yang kenal dekat dengan Mahes satu per satu ditanyakan, apakahada di antara mereka yang melihat atau menjadi pelaku perundungan terhadap Mahes.Sayangnya, tidak satu pun yang mengatakan mengetahui kejadian itu mereka cuma bilang kalau tiga hari setelah Mahes tidak masuk sekolah saat datang kembali wajahnya sudah kelihatan lebam dan juga dia jauh lebih diam dari biasanya.Junior menunggu konfirmasi, dia hanya mendapat laporan bahwa tidak ada satu pun siswa di sekolah ini yang melakukan perisakan atau menyiksa Mahes seperti yang dituduhkan. Kalaupun ada, sudah pasti terekam CCTV ataupun seandainya dilakukan di luar sekolah, itu berarti di luar kendali para guru ataupun staf di sini. Yang jelas Junior sebagai keluarga harus memasti

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Benih Terlarang Kakak Angkat   8. Kebohongan Mahes

    Junior orang yang acak. Dia biasa melakukan apa-apa tidak teratur. Untuk mencari Mahes yang belum pulang, dia mulai menyusuri dari sekolah sampai mencari teman sekolahnya yang mungkin tahu di mana gadis itu berada.Beda dengan Yugo. Dia yang sudah jauh lebih dewasa berusaha untuk tenang dulu memikirkan kemungkinan terbesar di mana Mahes saat ini.Yugo tentu menyimpan alamat Mahes karena sebelum gadis itu masuk ke rumah dia sudah membicarakan ini dengan Sudibja.Seseorang yang tidak punya siapa-siapa dan tidak tahu mau ke mana, ke mana lagi kalau bukan pulang ke rumah lamanya.Ya, benar saja ketika dia ke sana Mahes tengah duduk sendiri di teras rumah, wajahnya pucat dia mungkin kelaparan.Yugo memberikan jaketnya. Mahes merangkak mundur, urat-urat di wajahnya menegang."Kamu mikirin apa?" Yugo bertanya dingin. "Jangan kamu kira kalau aku akan mengulangi kecerobohan yang kemarin!"Mahes menutup dirinya. Perempuan itu jengkel sendiri karena dia tidak punya kekuatan untuk memaki atau men

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Benih Terlarang Kakak Angkat   9. Perhatian Junior

    Yugo mengambil alih situasi. Dia sudah menduga kalau memang Amarta akan marah besar padanya. Laki-laki itu memang tidak menyukai Mahes, tapi bukan berarti tidak punya hati nurani."Junior benar, Ma. Ini udah malam. Mama nggak perlu marahi dia sekarang.""Yugo, kamu kenapa sekarang ikut-ikutan adik dan papa kamu?"Yugo mengangkat bahu. Dia memeluk Amarta untuk berpamitan. "Aku capek, besok masih ada urusan.""Kamu mau pulang?""Hmh."Amarta mencebik. Dia pikir Mahes malam ini sangat beruntung karena baik Junior atau Yugo membelanya. Belum lagi Sudibja yang langsung menyuruh Mahes masuk dan istirahat.Yugo melintasi Junior."Tumben, lo bisa kompak dengan gue." Junior menyindir Yugo. Biasanya, apa pun yang dilakukan Junior akan bertolak belakang dengan pilihan Yugo. Itu sebabnya Amarta selalu menjadikan dia anak kebanggaan.Yugo menyipitkan mata. "Kamu nggak usah terlalu ikut campur dengan dia.""Lo nggak ada hak buat ngatur gue."Junior masuk menyusul Mahes. Menunggu sampai satu jam set

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Benih Terlarang Kakak Angkat   10. Perasaan Bersalah

    Mata Mahes terbuka perlahan, mengungkapkan lingkungan yang familiar; kamarnya. Namun, bukannya memberikan rasa nyaman, kesadaran ini justru membuatnya tersentak kaget. Dia duduk tegak di tempat tidur, merasa bingung dan linglung. "Lo sudah bangun?" suara Junior terdengar dari luar kamar. Dia mengintip melalui celah pintu, hati-hati memastikan tidak melanggar batas privasi Mahes. Meski dia adalah kakak angkat, tetap saja Mahes adalah perempuan dan Junior tahu betul dia tidak bisa sembarangan masuk ke kamarnya. Mahes belum merespon, dan itu cukup bagi Junior untuk menebak apa yang sedang dia pikirkan. Dengan ekspresi serius dan penuh kekhawatiran, Junior berdiri di ambang pintu, berusaha memberikan penjelasan yang masuk akal. "Lo jatuh ke kolam tadi, terus Bi Asih yang bantuin Lo ganti baju dan lainnya. Gue nggak lihat apa-apa, kok," kata Junior dengan nada meyakinkan. Dia berusaha menenangkan Mahes, meyakinkan gadis itu bahwa dia tidak melakukan apa-apa yang tidak pantas. "Suer!"

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Benih Terlarang Kakak Angkat   11. Junior Lagi yang Salah

    Bodoh, Yugo kenapa harus merasa gugup hanya karena ditanya Junior? Adiknya itu hanya pemuda yang tidak perlu dianggap serius kalau soal apa yang dibicarakan."Papa sama mama belum pulang?""Belum." Junior mengangkat bahu. "Lo jangan nggak jawab, tadi gue nanya kenapa Lo nyariin Mahes?"Yugo tersenyum miring. Dia pergi ke belakang untuk mengambil minum sendiri, sekalian mencari alasan supaya Junior tidak mengawasinya terus.Selesai minum, tidak mungkin juga Yugo berdiam diri di dapur, terpaksa harus kembali ke depan untuk duduk selayaknya tamu. Judnior duduk di depan Yugo, dia ingin mendapat jawaban kenapa kakaknya itu harus pulang ke rumah buru-buru hanya untuk mencari Mahes."Lo kayakya bubur-buru ke sini, Bang."Yugo mencebik. "Udahlah, kamu nggak perlu bahas hal yang nggak penting. Aku kesini cuma karena ada keperluan aja dan tadi itu kamu salah denagr. AKu bukan manggil Mahes!"Junior memicing matanya. "Gue nggak yakin sama omongan lo.""Terserah!" Yugo terus menghindar ketika di

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Benih Terlarang Kakak Angkat   12. Kabar Mengerikan

    "Mama?"Junior kaget karena disentak barusan Amarta, dia tidak bisa menahan emosinya kemudian menarik si Bungsu menjauh dari Mahes. Dia menunjuk gadis itu memarahinya dengan begitu keji."Kamu sudah numpang di sini, bisa-bisanya keganjenan dengan anakku!" Amarta berteriak malam-malam. Tidak peduli Junior mencoba untuk menjelaskan atau Mahes yang berusaha menyangkal tuduhannya, tetap tidak didengarkan."Hes, kamu masuk aja. Biar gue yang jelasin ke mama."Mahes yang belum tahu harus melakukan apa memilih untuk mendengarkan Junior. Tapi, langkahnya kembali ditahan karena Amarta menyuruh dia untuk tetap di tempat."Ngapain kamu suruh dia masuk, Jun? Kamu nggak mau kalau anak itu Mama kasih tahu apa yang salah dari tindakannya saat ini?""Mama salah paham. Nggak perlu juga marah kayak gini untuk hal yang Mama nggak tahu apa kenyataannya.""Kenyaataan yang gimana yang kamu maksud, Jun? Kenyataan kalau kamu tadi asyik berdua dengan dia di sini hah!" Amarta jauh lebih garang dari yang sebelu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04

Bab terbaru

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   128. Jumpa di Pelaminan

    Angela yakin bahwa rencananya akan berjalan dengan sempurna. Dia telah merancang skenario yang cermat untuk memecah belah Yugo dan Andara, berharap bisa menghancurkan hubungan mereka. Tapi, realitas yang pahit harus dia hadapi. Angela gagal. Setelah segala usaha dan taktiknya, Angela harus mengakui bahwa dia tidak berhasil membuat Siena membenci Andara. Sebaliknya, Siena yang polos dan berhati baik, tetap menerima Andara dengan tangan terbuka. Siena, dengan kepolosannya, melihat Andara bukan sebagai musuh, tapi sebagai calon ibunya. Dia melihat kebaikan hati Andara dan cinta yang tulus dari Andara kepada ayahnya. Angela, yang selalu berusaha menanamkan keraguan dan kebencian pada hati Siena, harus menerima kenyataan bahwa dia tidak bisa mengubah pandangan Siena terhadap Andara. **** Hari itu, kantor tampak lebih sibuk dari biasanya. Telepon berdering tanpa henti, mesin fotokopi berbunyi keras, dan suara keyboard yang dipukul oleh jari-jari cepat menciptakan simfoni yang khas di r

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   127. Apa Kamu Setuju?

    Yugo mempersiapkan dirinya untuk menjemput Andara. Mobilnya, yang berkilauan bersih dan rapi, terasa seperti ekstensi dari dirinya sendiri, siap untuk mengambil peran penting dalam hari ini. Dia memeriksa jam tangan dan tersenyum puas. Tepat waktu.Dia memacu mobilnya melalui jalanan yang biasa dia lalui, tetapi kali ini dengan suasana hati yang berbeda. Dia menikmati setiap putaran, setiap lampu lalu lintas, dan setiap detik dalam perjalanan ini. Tiba di rumah Andara, dia melihat sosok yang sudah dinantikan berdiri di depan rumah, menunggu.Yugo memarkir mobilnya dengan hati-hati dan turun. Dia menutup pintu mobil dan berjalan menuju Andara. Dia menatapnya, membiarkan matanya meresap ke dalam kecantikan Andara yang mempesona. Sebuah pujian meluncur dari bibirnya, "Kamu cantik hari ini."Andara tersenyum, pipinya sedikit memerah. Dia berterima kasih dan membalas pujian Yugo, "Makasih, Mas Yugo. Kamu juga tampak tampan." Ada rona bahagia di wajahnya yang membuat Yugo merasa berharga.Y

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   126. Hampir Ketahuan

    Keramaian kantor dipenuhi oleh suara keyboard yang berdenting dan bisikan-bisikan dari rekan-rekan kerja yang saling berkomunikasi. Di tengah kebisingan itu, Andara mendengar suara lembut namanya dipanggil melalui sistem interkom. Yugo meminta Andara untuk datang ke ruangannya, ada hal penting yang ingin dibicarakannya.Andara berjalan menuju ruangan Yugo dengan berbagai pikiran yang berkecamuk di kepalanya. Mungkinkah ada tugas tambahan yang harus dikerjakan? Atau mungkin ada proyek baru yang perlu dibahas? Namun, ketika dia membuka pintu ruangan Yugo, suasana yang ia temui tidak sesuai dengan apa yang ia perkirakan. Yugo, dengan serius, malah membicarakan soal kehidupan pribadi mereka."Umh, Siena ingin mengajakmu makan malam di rumah," kata Yugo tiba-tiba, tanpa adanya pembukaan pembicaraan.Andara tampak tercengang, merasa kikuk. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa penasaran dan sedikit bingung yang terpampang di wajahnya. "Kamu mau ajak aku makan malam?" tanyanya, dengan suara yan

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   125. Siena Setuju

    Andara menatap Yugo dengan rasa penasaran yang mendalam. Matanya menyapu kontur wajah Yugo, mencari-cari sesuatu yang berbeda. Dia merasa ada yang tidak biasa tentang Yugo hari ini."Kamu kenapa?" tanya Yugo, mencoba meraba-raba apa yang mungkin terjadi.Andara menatap balik Yugo, matanya bersinar dengan semacam ketidaknyamanan yang sulit diartikulasikan. "Nggak kenapa-napa," jawabnya, seringai paksa menghiasi wajahnya.Yugo merasa seperti ada sesuatu yang disembunyikan Andara."Apa tempat ini kurang nyaman buatmu?" tanya Yugo, mencoba mencari tahu apa yang membuat Andara merasa tidak nyaman.Andara menatap sekeliling, memperhatikan suasana sekitar mereka. "Nyaman, kok, Pak," jawabnya, mencoba menenangkan Yugo. Sayangnya, dia menggunakan panggilan yang salah untuk kekasihnya itu hingga membuat dia memberengut.Sadar akan kesalahannya, Andara segera meralat panggilannya. "Oh, oke, akj nggak panggil 'Pak'. Aku akan panggil kamu Mas. Oke?" ujar Andara dengan nada yang lebih ringan, menco

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   124. Angela Tidak Akan Membiarkannya

    Yugo hari ini mengantarkan Siena ke rumah Angela. Selain karena memang hari ini jatahnya untuk bersama ibunya, dia juga ada acara dengan Andara. Tidak enak kalau Siena diajak. Ini pasti akan membuat tidak nyaman baik antara Siena ataupun Andara."Aku titip Siena."Angela mendengkus. Yugo ini sungguh bersikap tidak pantas dengan berkata seperti itu pada sosok wanita yang merupakan ibu kandungnya Siena."Aku ini ibunya, kamu nggak perlu cemas." Angela merangkul pundak Siena, menunjukkan keakraban di antara mereka.Yugo merotasi mata. Angela itu bukan ibu yang bisa dipercaya. Buktinya saja, saat acara ulang tahun Siena, dia malah memilih untuk buru-buru pergi."Papa akan jemput nanti malam," ujar Yugo kepada Siena."Iya, Pa," jawab Siena dengan senyum manisnya. Yugo pergi meninggalkan rumah besar tersebut. Mobil hitamnya menghilang di belokan jalan, meninggalkan debu putih yang berterbangan di udara.Sementara itu, Angela mengajak Siena masuk ke dalam rumah dan menuju taman belakang yan

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   123. Jadwal Kencan

    Hari ini adalah hari yang cukup sibuk bagi Yugo. Dia memiliki urusan di luar kantor yang harus diselesaikan. Untungnya, sekretarisnya, Irena, telah menyiapkan segalanya dengan baik. Dari jadwal pertemuan hingga dokumen-dokumen yang diperlukan. Sehingga, semua berjalan lancar dan tidak ada masalah yang muncul.Tapi, meski segala sesuatunya tampak berjalan baik-baik saja, Irena merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ekspresi wajah Yugo tampak berbeda dari biasanya. Biasanya dia tampak tenang dan percaya diri tetapi hari ini ada kerutan di dahi dan matanya terlihat lelah seolah-olah sedang memikirkan sesuatu yang serius.Irena merasa curiga dan mulai bertanya-tanya dalam hati apakah dia telah melakukan kesalahan atau ada sesuatu yang belum ia selesaikan dengan baik sehingga membuat bosnya itu tampak gelisah. "Pak," tanyanya ketika mereka dalam perjalanan kembali ke kantor setelah menyelesaikan urusan di luar tadi. Suaranya dipenuhi kekhawatiran.Yugo menoleh padanya, tanpa menjawab langsung

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   122. Ketika Yugo Mulai Posesif

    Pagi itu, Yugo terlihat terenyum sendiri. Cahaya matahari pagi yang hangat menyinari wajahnya yang tampak bersemu. Dia duduk di meja makan dengan secangkir kopi di tangannya, matanya menatap jauh ke luar jendela.Sementara itu, Siena, putri kecil Yugo, sedang memperhatikan ayahnya dari ujung meja. Matanya yang bulat besar tampak penuh rasa penasaran dan bingung. "Papa kenapa?" tanya Siena dengan nada polos. Yugo menoleh dan melihat Siena dengan senyum lembut di wajahnya. "Papa nggak kenapa-napa," jawabnya sambil mengelus kepala Siena lembut. "Tapi aku lihat Papa senyum terus dari tadi," sahut Siena sambil mengerucutkan bibirnya, seolah tidak percaya dengan jawaban ayahnya. Yugo hanya tertawa mendengar perkataan putrinya tersebut. "Itu cuma perasaanmu," balas Yugo sambil kembali menyeruput kopinya.Namun dalam hati, Yugo merasa bahagia, senyumannya adalah refleksi dari perasaan bahagianya karena Andara telah membalas cintanya. Setelah menyelesaikan kopinya, Yugo bangkit dari kurs

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   121. Boleh Lagi?

    Yugo tidak bisa mengelak dari pertanyaan yang diajukan oleh Andara. Dia merasa terjepit dan sadar bahwa kebenaran harus dihadapi. Dengan senang hati Yugo mengangguk sebagai tanggapan atas pertanyaan Andara."Kamu menyadarinya?" tanya Yugo dengan suara yang lemah.Andara mengiyakan. Dia telah menyadari kebenaran yang tersembunyi sejak awal melihat fitur-fitur wajah anak itu dan langsung tahu kemiripannya dengan Yugo. "Sejak awal saya bertemu dengannya, wajah anak itu terlihat familiar, dan saya langsung sadar bahwa itu adalah fitur-fitur wajah Bapak."Yugo menipiskan bibirnya. Dia tahu bahwa masa lalu kelamnya telah mempengaruhi kehidupan orang-orang di sekitarnya, termasuk putra yang tidak pernah mengetahui hubungan biologis mereka."Itu masa lalu, Pak," kata Andara dengan lembut. Dia ingin Yugo tahu, meskipun masa lalu kelam itu ada di sana, Andara ingin memastikan bahwa mereka bisa melanjutkan hidup dan menciptakan masa depan yang lebih baik.Yugo tersenyum hangat saat mendengar ka

  • Benih Terlarang Kakak Angkat   120. Sangat Buruk, Bukan?

    Andara merasakan wajahnya memerah, panas oleh rasa malu yang menghampiri. Dia membungkukkan badan, meminta maaf pada Yugo."Maaf, Pak." Andara merasa benar-benar kikuk dan napasnya juga tidak beraturan."Andara!" Yugo sedikit menyentak karena dia tidak mau wanita itu merasa bersalah. Yugo memegang bahunya, mencoba membuat dia tenang. "Tenanglah," ujarnya pelan.Andara merasa seolah-olah oksigen di sekitarnya semakin habis. Rasa cemas dan takutnya membuatnya sulit bernapas secara normal.Yugo menarik sudut bibirnya membentuk senyuman tipis. Dia berbahagia sekaligus mencoba mengerti dan simpati. Dia tahu betul bahwa Andara sedang mengalami tekanan emosional yang besar dan dia berusaha sebaik mungkin untuk menjadi penenang baginya."Jangan masuk dulu," ucap Yugo sambil bersandar di mobil, matanya menatap langit yang gelap. Ada sesuatu yang membuatnya terpesona dan terpikirkan. Andara merasa ragu, tapi dia memutuskan untuk mengikuti apa yang Yugo lakukan.Dia bergabung dengan Yugo, men

DMCA.com Protection Status