Share

Bab. 104.

Penulis: Sang_Dewi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Malam itu juga Aland memutuskan untuk kembali ke kota asal, tak perduli dengan kondisi Kiara yang bakal mabuk perjalanan.

Dua hari di luar negeri membuat dia susah bergerak bebas apa yang ingin dia lakukan.

Di dalam mobil mereka hanya diam sibuk dengan pikirannya masing-masing. Aland memicingkan matanya saat tak sengaja melirik pada ponsel yang di mainkan oleh Kiara dan mengatakan pada sang sopir...

"Pak, kita balik ke festival kembang api!" Kiara seketika mendongakkan wajahnya memandang Laki-Laki itu.

"Baik, Tuan."

"Bapak bilang malam ini juga kita akan kembali pulang? Tapi kenapa ...?" Beberapa detik tidak ada jawaban darinya.

"Besok pagi kita pulang!"

Sedikit banyaknya Kiara merasa senang karena tanpa harus dia mengatakan, Aland tau apa yang sedang dia inginkan.

Kiara menyembunyikan senyumnya saat menoleh ke samping dan berusaha mengatur reaksi wajahnya agar tidak terlihat gembira.

Namun rasa bahagi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 105.

    "Jadi sampai kapan aku harus menunggu jawaban darimu! Kiara, aku benar-benar mencintaimu! Dan aku berharap kamu akan menerimanya!" Kiara mengira kalau Aland sudah melupakan soal itu dan tidak akan membahasnya kembali, tapi ternyata dugaan dia salah. Dia hanya tidak mau kalau Aland kecewa setelah tau siapa laki-laki yang menghamilinya 8 tahun yang lalu.Apa yang harus dia jawab sekarang, menerima rasanya Kiara masih ragu walau di hatinya mengatakan kalau Aland-lah laki-laki yang cocok untuk jadi pelindungnya."Beri aku waktu untuk berfikir! Aku butuh waktu untuk menentukan jawaban itu."Aland hanya mengangguk mengerti mamang di posisi Kiara sekarang ini tidaklah mudah, wanita ini mungkin trawma dengan kenyataan yang sempat menyakitkan."Ok, aku akan tunggu sampai kamu siap mengatakan. Kita pulang sekarang!"Makanan enak itu mendadak tak membuatnya berselera. Bahkan keduanya berhenti saat mie ramen itu masih tersisa.Kemb

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 106.

    "Reza, ikut Pakde sekarang! Kita tinggal di rumah Pakde yang besar, yah. Dari pada tinggal di rumah kecil seperti ini.""Tapi Pakde! Reza harus izin Ibu dulu! Kalau tidak, Ibu pasti marah." pekik anak kecil itu."Sstt! Nggak usah, biar nanti Pakde yang izin dengan Ibumu, Kiara!"Berhasil meyakinkan Reza untuk tinggal bersamanya, Satya mulai berkemas.Dan saat itu juga bu Marwah datang berniat untuk menemui cucunya yang sedang bermain sendirian.Awalnya bu Marwah tidak menaruh curiga sedikit pun akan tetapi saat melihat Satya terlihat buru-buru bu Marwah mulai curiga."Satya sejak kapan kamu di sini? Apa yang sedang kamu lakukan di kamar Reza?" Bu Marwah memergoki Satya yang sedang mengemasi barang Reza ke dalam tas jinjing, tindakannya itu tentu menjadi pertanyaan untuk mertuanya."Aku mau mengajak Reza untuk tinggal bersamaku! Ayok Reza, kita pergi dari sini!"Degh!"Loh, kamu nggak bisa sepe

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 107.

    "Dia Ayahnya Reza!" Kepalan tangan Aland berhenti tepat di depan wajah Satya.Semuanya sontak terdiam seperti mendengar gelegar petir di siang hari."Apa, jadi selama ini...?" Begitu juga dengan Kezia yang sudah di belakang dan mendengar sendiri pengakuan adiknya.Banjir air mata mengiringi pengakuan Kiara yang membuat semuanya terkejut. Lengahnya dia membuat Satya berhasil membawa Reza pergi dari hadapannya."Bu, Ibu tau posisi aku kan? Ibu tidak marah padaku kan, Bu?" Tapi bu Marwah hanya diam sambil membalikkan badan dan pergi dari hadapan Kiara.Begitu juga dengan pak Susanto yang baru saja di lihat, dia tampak kecewa sekali pada Kiara.Putri yang selama ini dia banggakan ternyata menyembunyikan bangkai di dalam rumah."Yah!" Pak Susanto hanya mengangkat tangannya lalu pergi menyusul istrinya masuk.Kini hanya tinggal Aland yang masih berdiri shok dengan pengakuan Kiara.Perlahan Kiara menghampiri d

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 108.

    "Kembalikan Reza padaku! Kembalikan! Kamu jahat, Mas! Kamu mengambil Reza tanpa seizinku!"Di dalam kamarnya Kiara terlihat kacau berantakan, dia bicara sendiri dengan tatapan kosong.Air matanya masih menetes melepas kepergian putranya yang selama ini dia sayang.Melihat kondisi putrinya yang sangat kehilangan membuat bu Marwah prihatin. Marah yang sempat dia rasakan mendadak hilang tergantikan dengan rasa kasihan."Kiara kamu yang sabar, yah! Reza pasti kembali. Satya pasti hanya meminjam sebentar setelah itu, pasti dia kembalikan." Bu Marwah berusaha menenangkannya."Tapi Bu! Reza Bu! Sedang apa dia di sana. Tentu dia terus memanggil namaku!"Suara Reza saat memanggil nama ibu seolah terdengar di telinga Kiara yang membuat dia tak bisa tenang."Reza pasti baik-baik saja! Kamu lupa kalau ada Kezia di sana? Kezia pasti bisa membuat dia nyaman. Sekarang lebih baik kamu beristirahat! Kamu pasti lelah setelah pulang dari k

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 109.

    "Sebenarnya apa yang terjadi dengan Aden, kenapa semenjak pulang dari luar negeri dia hanya mengurung diri di dalam kamar." Bik Inah merasa khawatir dengan keadaan majikannya itu.Pasalnya Aland tidak bercerita sama sekali kepadanya, padahal setiap ada masalah, dia selalu bercerita selayaknya anak dan seorang ibu, namun kali ini Aland seolah diam dan tak mau ada orang yang tau masalahnya.*****Sementara di kantor Kiara berangkat tak bersemangat, langkah kakinya malas serasa pasrah dengan apa yang akan bos-nya lakukan sekarang."Nona Kiara! Nona baik-baik saj?" tanya pak Bandi khawatir. Sedang Kiara hanya mengangguk pelan.Anggukan itu membuat pak Bandi curiga kalau masalah atasannya itu ada sangkut pautnya dengan wanita ini."Hari ini Pak Aland tidak datang ke kantor!" Pak Bandi sengaja memancing Kiara untuk bicara. Namun Kiara hanya mendongakkan wajahnya memandang."Iya, beliau kecelakaan kemaren! Sepulang dari Italia.

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 110.

    Kiara mengambil sebuah batu yang tergeletak di tanah dan mengambil ancang-ancang untuk melemparkan batu itu."Dalam hitungan ke tiga aku akan melemparkan batu ini! Satu, dua, tiga!"Prak!Suara gelegar pecahan beling saat batu yang Kiara lempar tepat mengenai jendela kaca kamar Satya. Semuanya sontak terkejut mendengar pecahan yang begitu nyaring itu.Semua orang sontak keluar dari dalam kamarnya dan berkumpul menjadi satu."Satya, ada apa itu di depan?" Bu Citra panik."Pasti Kiara yang melakukan ini, Mah!""Kiara?""Mas, keluar kamu! Kembalikan Reza padaku!" teriak Kiara dari luar."Ibu!" Mendengar teriakan ibunya dari luar membuat Reza berlari ingin menemuinya tapi saat itu juga Kezia muncul dari pintu dan menangkap tubuh mungil itu."Ada apa ini, Mas? Kenapa bunyi kaca pecah?" ucap Kezia sambil menangkap Reza yang terus meronta."Kamu jaga Reza, jangan biarkan dia keluar dari kamar

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 111.

    "Aden, ya Tuhan syukurlah Aden sudah mau keluar kamar! Mau Bibik buatin teh hangat untuk Aden?" Aland mengangguk.Setelah 3 hari mengurung diri di dalam kamar kini Aland sadar kalau dia hanya membuang waktu percuma.Dengan senang hati Bik Inah membuatkan teh hangat untuk majikannya yang kini duduk di meja makan."Ini tehnya Den." bik Inah menemani Aland duduk."Sebenarnya apa yang terjadi sama Aden? Kenapa Aden mengurung diri semenjak pulang dari italia?" Aland ragu untuk bercerita pada bik Inah.Dia hanya diam sambil menyeruput minuman itu."Kemaren Nona Kiara kemari. Tapi dia menolak saat Bibik menyuruhnya untuk masuk." Aland seketika terperangah mendengarnya."Kiara kemari?" Bik Inah yakin kalau ini ada hubungannya dengan wanita itu."Iya, Aden. Nona Kiara kemari, wajahnya terlihat pucat! Apa Nona Kiara baik-baik saja?" Lagi-lagi Aland hanya diam.Dia sontak bangun dari duduknya dan kembali masuk ke

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 112.

    "Pak Aland!" Kiara berlari menghampiri Aland yang kesulitan untuk bangun saat Reza masih menindih di atas tubuhnya.Susah payah dia bangun sambil memegangi lengan tangan yang kembali basah dengan darah gara-gara jahitan itu lepas kembali.Jas formal yang Aland kenakan basah dengan darah yang terus mengucur."Astaga, Pak Aland. Kita ke rumah sakit sekarang!" Satu tangan Kiara memapah tubuh Aland membawanya ke rumah sakit di seberang jalan, satu tangan yang lain menggandeng Reza begitu kencang seolah enggan untuk melepasnya."Dok, Dokter tolong Dok!" Perawat segera membawa Aland ke dalam untuk di tangani.Dari seberang jalan Satya dan Kezia memandang frustasi, meraka kesal dengan keadaan yang sepertinya sengaja mempermainkannya."Argh, sialan! Kenapa bisa kebetulan seperti ini!" Bugh!"Gerutu Satya kesal sambil memukul tembok begitu kencang."Sudahlah, Mas! Memang lebih baik kamu serahkan Reza pada Ibuny

Bab terbaru

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 140.

    Keesokkan harinya Kiara benar-benar tak menyangka kalau Aland benar-benar datang untuk menemui ke dua orang tuanya.Bahkan dengan beraninya Aland memanggil bu Marwah dan pak Susanto untuk duduk dalam satu meja di ruang tamu tanpa menunggu dua yang memanggil.Bu Marwah dan pak Susanto seketika menghampiri mereka di depan."Ada apa ya, Nak Aland memanggil kami? Apa ada yang bisa kami bantu?""Oh, tidak Om, Tante. Saya cuma mau mengatakan sesuatu pada kalian." Kedua orang tua itu duduk siap mendengarkan apa yang akan Aland sampaikan."Em, jadi begini, Om, Tante. Sebelumnya saya minta maaf kalau saya terlalu lancang memanggil kalian kesini. Kedatangan saya kemari untuk meminta restu dari kalian untuk memperistri Kiara menjadi milik'ku." Kedua orang tua itu tampak begitu bahagia mendengarnya."Semenjak aku mengenal Kiara, aku merasakan hal yang berbeda, aku memantapkan diri dan sekarang aku yakin kalau Kiara-lah yang cocok untuk menjadi pendamping hidupku.""Apa Nak Aland yakin? Nak Aland p

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 139.

    "Loh, Kakak mau kemana?" Malam itu Kezia begitu cantik mengenakan dress panjang berwarna coklat muda."Aku di minta Pak Sean untuk menemani di acara undangan klien bisnisnya. Kamu sendiri mau kemana Dek?" Sama halnya dengan Kiara yang tak kalah cantik dari kakaknya."Jangan bilang klien itu, Pak Dimas?""Loh, kok kamu tau, Dek? Jangan-jangan kamu mau ke tempat yang sama?""Astaga, Mas Aland juga mengajak'ku ke sana. Kebetulan sekali kita bisa pergi bersama." Tapi tidak menjamin pada diri Aland, apakah dia mau dekat kembali dengan Sean setelah apa yang dia lakukan padanya?Mereka terkekeh karena sama-sama tidak mengatakan sebelumnya. Kalau begitu Kakak pergi dulu, Dek. Pak Sean mengatakan aku jangan sampai terlambat sampai ke sana." Sementara Kiara masih menunggu kekasihnya datang menjemput. Tak berapa lama kemudian mobil Aland terlihat berhenti di depan rumah, dengan gagahnya pemuda itu turun."Kiara, apa kamu sudah sia

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 138.

    "Mau apa lagi kau ke sini? Udah nggak ada hubungan lagi kamu dengan keluarga ini, Mas!""Kiara, Kiara tunggu!" Kiara berhenti sejenak memberi sedikit Satya waktu untuk bicara."Aku ..., aku ke sini untuk minta maaf. Tolong maafkan semua kesalahanku! Mana Kakakmu? Aku mau minta maaf pada Kezia." Laki-laki itu sudah seperti memohon untuk ketemu dengan kakaknya."Nggak ada! Kak Kezia lagi pergi. Dia sudah tidak mau melihat kamu lagi," jawab Kiara ketus, dia melanjutkan langkahnya kembali, tetapi Satya kembali mengejarnya."Kiara, kamu tidak bisa seperti ini! Izinkan aku bicara dulu dengan Kezia!""Sudahlah Mas. Lebih baik kamu lupakan Kak Kezia. Biarkan dia bahagia dalam kesendiriannya!" Namun sepertinya laki-laki itu kekeh ingin bertemu mantan istrinya.Dia menerobos masuk walau Kiara sudah melarangnya."Kezia, Kezia dimana kamu. Kezia, Sayang dimana kamu?" "Mas, apa yang kamu lakukan? Tolong jangan buat keributa

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 137.

    "Syukurlah kamu sudah boleh pulang, Sayang. Ibu senang mendengarnya. Sebentar lagi Om tampan datang menjemput kita.""Benarkah Om tampan akan menjemput kita, Ibu? Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya."Setelah di rawat dua hari di rumah sakit kini dokter menyatakan kalau Reza sudah di perbolehkan untuk pulang."Iya, Sayang. Om Aland mengatakan hari ini akan mengantar kita pulang.""Hore, pulang dengan Om tampan." Reza begitu antusiasnya.Dadi tempat yang berbeda Aland berjalan begitu cepat berjalan sambil mengangkat teleponnya, dia begitu buru-buru keluar dari kantor untuk menepati janjinya bahwa hari ini dia yang akan mengantar pulang.Aland tidak mau sampai Kiara dan Reza kecewa karena menunggu dia yang tak kunjung datang.*****"Lebih baik Ibu berkemas sambil menunggu Om Aland datang. Sayang, kamu duduk saja di sini, jangan kemana-mana.""Baik, Ibu."Reza menurut untuk duduk di atas

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 136.

    "Hari ini aku mulai bekerja, aku harus semangat." Kezia duduk di ruang kerjanya yang beru dengan penuh semangat. Pengalam kerja yang dulu dia peroleh menjadi bekal untuk di perusahaan barunya.Beberapa dokumen penting tertumpuk di atas meja. Walau tumpukan itu serasa bikin pusing kepalanya namun dia harus mengerjakannya dengan semangat.Satu persatu tugas itu dia kerjakan sampai siang hari namun belum sepenuhnya selesai. Masih banyak lagi tugas yang harus dia kerjakan selanjutnya."File ini sudah selesai dari setengahnya. Lebih baik aku bawa ke Pak Sean untuk di tanda tangani."Sesaat sebelum beranjak ke ruang direktur, Kezia membereskan sisa pekerjaannya terlebih dahulu.Tok!Tok!"Permisi, Pak.""Iya masuk," jawab Sean dari dalam ruangannya.Begitu pintu di buka, Kezia mendapati Sean sedang menelepon seseorang, samar-samar dia mendengar seseorang mengatakan kalau ada perusahaan yang akan di lelang sua

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 135.

    Ketika pagi hari Aland terlihat sampai di kantor dia mendapati pak Bandi yang tengah sibuk mengurus sesuatu.Dia melepas pekerjaannya sebentar untuk menyapa bos-nya datang."Selamat pagi, Pak Aland.""Pagi. Apa yang sedang Pak Bandi lakukan?""Ini, Pak menyiapkan berkas Pak Aland untuk meeting nanti siang." Aland memicingkan matanya."Kemana Kiara? Kenapa Pak Bandi yang menyiapkan semuanya?" Padahal Aland berharap sesampainya dia di kantor, orang yang pertama dia lihat adalah Kiara. Namun pada kenyataannya wanita itu justru kini tidak ada di tempat."Saya tidak tau, Pak. Mungkin Nona Kiara cuti hari ini.""Cuti?" Aland rasa sepertinya tidak mungkin karena kemaren dia tidak mengatakan apa-apa tentang pekerjaan.Untuk menjawab rasa penasarannya maka Aland mengambil ponsel dan menghubungi Kiara yang kini masih di rumahnya.Ponsel Kiara yang tergeletak di atas meja, mendadak berdering. Sudah Kiara

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 134.

    Di samping kolam renang rumahnya Aland berjalan pelan sambil senyum-senyum sendiri.Betapa senangnya dia bisa membuat Kiara dan Reza begitu bahagia. Bayangan ketika dia membopong tubuh sintal itu masih kian terasa berat di pundaknya, lucunya saat Reza berlari mengejar seolah tidak terima ibunya di culik pun membuat Aland ingin sekali tertawa lepas.Tapi dia tahan sebisa mungkin. Apa kata mereka jika melihat dia tertawa sendiri. Mungkin bik Inah dan teman-teman seperti pak sopir mengira kalau Aland sudah tidak waras lagi."Kalian memang lucu. Kalian bisa membuat aku senang, membuat aku bahagia dan membuat hidupku lebih berwarna.""Kiara. Aku tidak salah memilihmu untuk jadi pendamping hidupku. Akan aku pertahankan sebisa mungkin apapun rintangannya, karena aku sudah terlanjur jatuh cinta padamu.""Cie, yang sedang jatuh cinta." Tiba-tiba bik Inah bersuara dari belakang yang membuat Aland kaget. Rupanya dia mendengar semua yang dia katakan

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 133.

    Puas berwisata, sore hari mereka pulang membawa lelah tapi juga bahagia.Reza yang begitu antusias kini tidur di dekapan ibunya saat di dalam perjalanan. Menyusuri jalan yang sama saat mereka berangkat, Kiara menoleh kembali pada apa yang dia lihat tadi."Ah, sudah tidak ada. Semoga aja apa yang aku lihat itu salah," gumamnya dalam hati.Sampai tiba di rumah, Aland turun lebih dulu yang menggantikan posisi Kiara untuk membawa Reza masuk.Tindakannya itu seperti ayah yang membopong anaknya sendiri. Tidak ada ragu dalam diri Aland sedikit pun pada Reza."Ya ampun, Reza tidur?" Aland hanya tersenyum saat bu Marwah menyapanya.Namun Kiara yang menjawab dengan lirih sengaja agar putranya itu tidak bangun.Aland membaringkan tubuh mungil itu di atas tempat tidur susun yang bermotif Doraemon.Tak lupa dia mencium pipi chubby si anak kecil."Sepertinya dia lelah sekali, dan kamu juga pasti lelah, isti

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 131.

    "Nggak, nggak ada apa-apa." Merasa belum yakin dengan apa yang dia lihat maka Kiara lebih baik mengatakan tidak ada apa-apa.Aland hanya menjawab singkat. "Oh."Mobil terus melaju ke tempat tujuan dan berhenti di sebuah wisata alam bernuansa pantai."Kita sudah sampai." Begitu riangnya Reza meloncat turun dari mobil dan berlari ke pinggiran pantai."Reza hati-hati, Sayang." teriak Kiara khawatir.Dan yang membuat Kiara bangga terhadap Aland, dia menghampiri Reza untuk memastikan kalau dia aman."Mas Aland begitu perhatian pada Reza, aku berharap dia sosok yang selama ini aku cari."Dari kejauhan terlihat Meraka berbisik sambil menunjuk ke arahnya. Tak lama setelah itu Reza berlari menghampiri ibunya da menarik tangan Kiara."Ibu, ayok kita ke sana. Kita ke pinggir pantai di sana, Ibu!""Eh, nggak. Ibu tunggu di sini aja, kamu mainlah sama Om tampan." Tapi Reza terus saja menarik tangannya.Mau

DMCA.com Protection Status