Home / Romansa / Benih Papa Sahabatku / Bab 48. Musibah Apa?

Share

Bab 48. Musibah Apa?

Author: Syatizha
last update Last Updated: 2024-12-28 16:51:32

"Seblaknya datang ...." ujar Evan setengah berteriak. Ia duduk di kursi teras rumah Daniel. Bianca yang sedari tadi menunggu kedatangan Evan, tersenyum sumringah.

"Wow, kalau dari aromanya sih, ini mantep banget."

"Oh iya dong. Apalagi kalau makannya sambil lihatin Babang Evan, beuh makin mantep." Candaan Evan ditanggapi cebikan Bianca.

"Kumat pedenya. Ya udah aku mau ambil wadahnya dulu. Tunggu!"

Bianca dengan riang masuk ke dalam rumah, menuju dapur. Mengambil dua mangkuk beserta alat makan lainnya dan juga menyuruh Bi Rusmi membawakan air es. Tadi Bianca pesan seblaknya level lima. Bisa dibayangkan bagaimana pedasnya.

"Sini, aku tuangin seblaknya di mangkuk." Bianca mengambil seblak yang masih dibungkus, lalu memindahkan ke mangkuk.

Diam-diam, Evan memerhatikan gerakan Bianca yang begitu cekatan. Evan menghela napas panjang melihat perubahan raut wajah gadis yang dicintaiya. Tadi Bianca terlihat sangat bersedih. Sekarang sudah riang bahagia.

"Ini buatmu. Ini seblaknya, ini seg
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Benih Papa Sahabatku   Bab 49A. Calon Istri

    "Van, aku mau ke dalam dulu ya? Mau rapihin ini." Ucapan Bianca memecah lamunan Evan. Lelaki itu sedikit salah tingkah. "Oh iya, biar aku bantu." Evan berdiri, membawa mangkuk bekas seblak."Janganlah, Van! Kamu duduk aja," sergah Bianca tidak enak hati."Enggak apa-apa." Evan membantu Bianca membawa mangkuk kotor ke dapur supaya bisa bertemu dengan Bi Rusmi. Ia ingin sekali bertanya tentang sosok Dania, adik kandung Daniel. Dalam hati, Evan berharap kalau Bi Rusmi mau bercerita tentang wanita yang membuatnya penasaran."Ya udah deh." Bianca mempersilakan Evan membawa wadah makan seblak. Mereka masuk ke dalam rumah beriringan. Kalau ada Daniel, Evan tidak akan berani masuk ke dalam rumah kecuali dipersilakan Daniel. Tapi, saat ini selain tidak ada Daniel, Evan juga sangat ingin tahu penyebab kematian Dania dari Bi Rusmi.Sampai di dapur, terlihat bi Rusmi sedang merapikan piring."Bi, geser dikit dong, aku mau cuci piring.""Biarin, Non. Bibi yang cuci mangkuknya." Bi Rusmi langsung

    Last Updated : 2024-12-29
  • Benih Papa Sahabatku   Bab 49B. Calon Istri

    Jantung Evan seolah berhenti berdetak mendengar papanya ada di masa lalu adiknya Daniel.Evan tidak menyangka sama sekali jika papahnya menikahi adik kandung Daniel. Otak Evan terus berpikir. Ia mengingat cerita Daniel dan cerita Bianca. Kalau papanya menikah sirri dengan Dania, berarti papanya selingkuh?"Maksud Bibi ... Pa-Papah saya selingkuh dengan Tante Dania?" Suara Evan bergetar. Hatinya seperti teriris sembilu mendengar cerita yang disampaikan asisten rumah tangga keluarga Bragastara. Bi Rusmi mengangukkan lemah. "I-Iya, Mas." Jawaban Bi Rusmi membuat kedua pundak Evan menurun. "Astaghfirullahalazim ...." lirih, Evan beristighfar. Sedikit pun ia tak menyangka jika papanya dulu pernah menikahi adik kandung Daniel Bragastara. Dia pikir, ibunya adalah wanita satu-satunya dalam hidup Yuda atau papanya. "Sebenarnya ... pernikahan orang tua Mas Evan dijodohkan. Mbak Dania dan Pak Yuda sudah menjalin kasih sebelum perjodohan itu terjadi. Hanya saja, Pak Yuda enggak berani berterus

    Last Updated : 2024-12-29
  • Benih Papa Sahabatku   Bab 50A. Istri Pertama

    "Dih nyebelin. Ini kan fotoku, Van? Dasar!" Bianca mencebik, menyodorkan handphone ke d4da Evan. Lelaki itu tertawa renyah. Sangat suka jika melihat Bianca bersikap demikian. "Cantik, ya? Anak Pak Daniel emang cantik. Anak pak Daniel udah bikin anaknya Pak Yuda jatuh hati.""Evan lebay ih! Ngeselin tau!"Bianca beranjak lebih dulu, meninggalkan Evan yang tertawa lepas. Sepanjang jalan keluar rumah, Bianca mengulum senyum, wajahnya terasa panas karena malu dan bahagia. Duduk di kursi teras, ditemani Evan yang sedari tadi memandangnya. "Jangan lihatin aku terus, Evaaann ...." Sebelah tangan Bianca melengoskan pipi Evan ke arah lain. Lelaki itu tertawa. Ingin hati meng3cup p1pi Bianca, apalah daya belum halal."Cuma lihatin aja boleh dong, Bi. Kalau sentuh, baru dilarang."Evan semakin menggoda Bianca. Gadis itu manyun, menunjukkan ekspresi jelek, sejeleknya. "Aku jelek 'kan?" tanya Bianca. "Cantik," jawab Evan tanpa berkedip. "Jelek Evan ... orang muka kayak gini ..." Lagi, Bianca

    Last Updated : 2024-12-30
  • Benih Papa Sahabatku   Bab 50B. Istri Sirri Pertama

    Ferry sangat kesal, keinginannya tidak dikabulkan Hesti selaku istri sirri keduanya. Dia benar-benar kecewa. Hesti beralasan karena tidak ada uang. Mau tak mau, malam ini dia di rumah istri sirri pertamanya. Sama, masih tante-tante."Beb, tumben banget kamu udah di rumah? Enggak ada tugas kuliah?" tanya seorang wanita yang baru saja pulang dari kantor. Wanita itu bernama Mutiara Indah, wanita yang usianya mungkin sebaya dengan Hesti. Ferry menikah dengan Mutiara sekitar enam bulan lalu, sejak ia masih tinggal di Bandung. Pertemuan Mutiara dan Ferry ketika wanita itu ditugaskan keluar kota oleh Daniel. "Iya, Beb. Habisnya aku kangen banget sama kamu. Sini duduk dong! Di pangkvanku," kata Ferry menggoda Mutiara agar duduk di atas kedua p4hanya. "Nanti dulu deh, aku belum mandi, takut bau!" tolak Mutiara, beranjak meninggalkan berondongnya. Ferry tersenyum miring, mengeluarkan sebatang rok0k, memantik dan mengh1sapnya perlahan.Hampir 15 menit, Ferry menunggu Mutiara selesai membersihk

    Last Updated : 2024-12-30
  • Benih Papa Sahabatku   Bab 51. Kenyataan Pahit

    Ferry semakin tak mengerti kemana arah pembicaraan Mutiara. Lelaki itu mengubah posisi duduk, lebih menghadap wanita yang telah berstatus menjadi istrinya. "Rencana? Banyak uang? Beb, ceritakan yang jelas supaya aku lebih ngerti maksudmu. Ada apa?"Mutiara menarik napas panjang. Pandangannya lurus ke depan. Ia sebenarnya bingung, apakah berterus terang pada Ferry kalau ada lelaki lain di hatinya atau justru lebih baik dirahasiakan saja. "Ferry, aku punya rencana ingin mencvlik anak gadis bosku."Ferry terperanjak. Kaget mendengar rencana jahat yang diucapkan Mutiara. "Men-mencul1k anak bosmu? Buat apa, Beb?" Ferry tidak langsung mengiyakan ucapan Mutiara. Rencana sebelumnya saja gagal. Sewaktu Mutiara menyuruh Ferry dan teman-temannya membvnuh anak bosnya. Sekarang dia disuruh lagi? "Kamu gak mau?" Mutiara tak suka mendengar dua pertanyaan Ferry. "Bukan gak mau. Tapi, kamu tau sendiri kalau anak bosmu itu bukan gadis b0doh. Apa kamu lupa, waktu aku dan teman-teman menghadang mobi

    Last Updated : 2024-12-30
  • Benih Papa Sahabatku   Bab 52A. Kecelakaan

    Mutiara bergegas menuju ruang penjengukkan n4rapidana. Setelah menjalankan prosedur penjengukkan, Mutiara dipersilakan menunggu di salah satu ruangan. Mutiara ingin bercerita banyak hal pada Ferdi. Tidak berselang lama, lelaki yang rambutnya ditumbuhi banyak uban menghampiri. Wanita yang dulu pernah menjadi s3lingkuhannya itu memamerkan senyum yang menurutnya sangat manis. "Senyumanmu menjij1kan, J4lang. Cuih!" cibir Ferdi Darmantyo, m3ludah ke lantai. Lelaki itu sebenarnya sudah sangat mvak dengan kedatangan Mutiara yang mengingatkan perihal keb0dohannya. Mutiara tidak sakit hati, justru tersenyum tipis. "Aku kangen kamu, Ferdi." Mutiara hendak meraih kedua telapak tangan Ferdi namun ditepis kasar oleh ayah kandung Ferry. "Ada apa kamu ke sini? Jangan basa-basi! Aku enggak suka," hardik Ferdi sangat muak melihat Mutiara. Lelaki itu dalam hatinya hanya ada kebencian, amarah dan dendam pada Mutiara. Gara-gara wanita licik itu dia sekarang mendekam di dalam penjara. Dulu mema

    Last Updated : 2025-01-01
  • Benih Papa Sahabatku   Bab 52B. Kecelakaan

    Keesokan harinya, Daniel dan Namira sangat bahagia, pagi ini Namira sudah diperbolehkan pulang oleh dokter."Serius, Pah? Mamih udah diizinin pulang?" Bianca sangat antusias mendengar Namira akan kembali ke rumah lewat sambungan telepon."Iya. Sekarang papah lagi mengemasi barang dan menyelesaikan administrasi rumah sakit.""Oke, Pah. Sekarang aku jemput ke rumah sakit, ya?""Jangan sendirian! Ajak Evan. Suruh dia yang menyetir." Perintah Daniel kali ini membuat hati Bianca sangat gembira. Dia juga ingin selalu bersama dengan lelaki yang mungkin sudah membuatnya jatuh hati. "Iya, Pah. Nanti aku telepon Evan dulu.""Iya."Sambungan telepon sudah terputus. Bianca lantas menelepon anak tunggal Yuda itu. "Hallo, Bian?""Van, kamu kok belum dateng ke rumah sih?" tanya Bianca kesal. Bibirnya merengut. "Lho, katamu kemarin, hari ini enggak ke kampus. Enggak kemana-mana, mau di rumah aja. Makanya aku gak ke sana. Emangnya ada apa?"Bianca tersinggung mendengar pertanyaan Evan."Ya udah, ga

    Last Updated : 2025-01-01
  • Benih Papa Sahabatku   Bab 53A. Aku Mohon

    "Mas Ayang ... jangan pergi dooongg ... aku maunya dipeyuukkk teyuusss ...." Namira menggamit lengan suaminya yang hendak beranjak ke toilet. Daniel tersenyum melihat tingkah manja Namira. Gadis ini benar-benar membuatnya kembali berjiwa muda. Setiap hari, setiap melihat senyum Namira, hati Daniel selalu bahagia. "Aku gak kemana-mana. Cuma mau ke toilet," jawab Daniel membelai pipi Namira yang menempel pada lengannya. "Enggak mau. Aku maunya, Mas Ayang duduk di sini. Peyuk aku ...." rengek Namira cemberut, memandang wajah lelaki yang usianya sudah tidak lagi muda. "Aku mau buang air kecil dulu. Mau ikut?""Mau."Daniel terkekeh mendengar jawaban singkat Namira tapi menurutnya lucu. "Cuma buang air kecil sebentar aja, Sayang. Tunggu, ya?" Daniel meng3cup kening Namira, melepaskan tangan Namira dari lengannya lalu berjalan ke toilet. Namira merebahkan tubuh ke atas pembaringan. Bibirnya masih saja cemberut. Melirik handphone di atas nakas, Namira meraihnya, hendak menghubungi Bian

    Last Updated : 2025-01-01

Latest chapter

  • Benih Papa Sahabatku   Bab 80. Jujur

    "Bener. Dia sering minta pendapatku, cari kamu kemana lagi? Om kamu masih sangat yakin kalau anak kandung adiknya dan Om Yuda masih hidup. Om kamu juga berjanji akan mengajakmu tinggal di sini bersama Om kamu, bersama aku, dan bersama Bianca."Lagi, Nida semakin penasaran kenapa dia harus tinggal bersama Daniel bukan bersama Yuda dan mamanya?"Kak, tolong ceritakan sebenarnya. Oke, aku janji. Aku enggak akan pernah pergi dari sini. Aku akan tetap tinggal di sini bersama kalian. Tapi, tolong ... saat ini Mamahku lagi ada di mana? Di mana, Kak? Aku mohon katakan yang sejujurnya. Aku hanya ingin ketemu mamah. Tolong Kak ...." Nida mengiba, menggenggam telapak tanga Namira. Istri Daniel menghela napas berat. Hatinya tak tega melihat raut wajah Nida. "Kak, aku mohon di mana Mamahku sekarang? Di mana, Kak ...."Nida menangis histeris sambil menggenggam telapak tangan Namira. "Nida, sebenarnya ... hm ... sebenarnya mamah kamu udah meninggal dunia, Nida ...."Hancur sudah harapan Nida yang

  • Benih Papa Sahabatku   Bab 79B. Keceplosan

    "Udah. Tadi di kantor. Sekarang mereka lagi di ruang tamu. Sayang, tadi itu ... Nida nanyain Dania terus. Aku yakin, dia juga pasti akan tanya soal Mamanya ke kamu.""Kalau dia nanya ke aku, aku harus jawab apa? Berbohong kalau ibunya masih hidup?" Namira ingin menguji suaminya. Apakah ia akan menyuruhnya berbohong atau sebaliknya. "Jangan bohong, katakan saja sejujurnya tapi ... aku harap kamu bicaranya baik-baik. Mungkin dia akan sedih, tapi aku yakin ... istriku yang cantik dan baik hati ini akan mampu membuat Nida tenang."Namira senyum tersipu malu. Bibirnya pura-pura dimanyunkan. "Mas Ayang mah ... bikin aku malu terus tau ...." timpal Namira manja, sembari menggamit lengan suaminya. Daniel sangat menyukai prilaku Namira yang malu-malu seperti ini. Sangat menggemaskan. Tiba di ruang tamu, langkah kaki Namira terhenti melihat sosok gadis yang tengah tertawa bersama Yuda. "Mas Ayang ... ka-kamu benar, dia ... dia mirip Dania yang difoto itu ...." bisik Namira di depan telinga

  • Benih Papa Sahabatku   Bab 79A. Keceplosan

    Sepanjang jalan, Nida terus saja bercerita tentang pengalaman indah dan manis di sekolah meski kenyataannya, lebih banyak penderitaan yang dialami Nida ketimbang bahagia bersama teman-temannya. Hingga saat ini, Nida tidak punya teman dekat atau sahabat satu pun. Semuanya seperti membenci Nida karena kedua orang tuanya tak pernah ada. Tak pernah datang ke sekolah bilamana ada rapat atau penerimaan raport. Daniel memerhatikan obrolan Yuda dan Nida lewat kaca spion depan. Keduanya sangat bahagia. Mereka pada akhirnya telah ditemukan. Entah bagaimana caranya, Nida bisa menemukan alamat perusahaan Daniel. Pasti ada orang yang memberikan alamat perusahaannya supaya Nida bertemu dengan keluarga kandungnya. Dalam hati, Daniel berdoa untuk orang yang telah menyuruh Nida datang ke perusahaan, menemui Daniel. Memasuki halaman rumah megah nan mewah, Nida sempat terpana. Mulutnya tanpa ia sadari menganga lebar. Takjub, akan kebesaran dan kemegahan rumah keluarga Bragastara. "Kita turun, Nak," a

  • Benih Papa Sahabatku   Bab 78B. Sangat Bangga

    Daniel yang menyaksikan itu menghela napas lega. Menyeka lelehan air matanya yang tak kunjung berhenti. Daniel benar-benar bersyukur karena Allah telah mengantarkan Nida ke tempatnya. Sesuatu hal yang sangat tak terduga. "Hei, sudah ... kalian jangan menangis lagi. Mari, kita duduk." Daniel mengajak Yuda dan Nida berdiri, duduk di sofa yang sebelumnya ditempati Nida. Ayah dan anak itu masih larut dalam kebahagiaan dan rasa haru. Mereka seperti sedang bermimpi. Pertemuan yang sama sekali tidak Yuda bayangkan. Yuda bahkan sempat berpikir kalau dia tidak mungkin bisa bertemu dengan anak kandungnya dari Dania. "Hm, Nida ... Om dan Papahmu sekarang ada meeting. Kamu pulang ke rumah Om saja," ucap Daniel pada gadis berusia 17 tahun itu. "Ke rumah Om? Apakah mamahku ada di sana?" tanya Nida antusias. Binar kebahagiaan jelas terlihat di raut wajah. Pertanyaan Nida membuat Daniel dan Yuda tersentak. Mereka lupa mengatakan yang sebenarnya tentang ibu kandung Nida. Yuda menoleh pada Daniel.

  • Benih Papa Sahabatku   Bab 78A. Sangat Bangga

    Daniel sangat penasaran dengan orang yang menjelek-jelekkan Dania dan Yuda. Menganggap Nida bukan anak yang diinginkan. Daniel sangat yakin kalau orang yang menyebarkan kebohongan itu pasti orang terdekat mereka. Tetapi siapa?Nida tak langsung menjawab. Hatinya sangat sedih karena selama ini ia selalu berpikir buruk tentang kedua orang tuanya. Meski demikian, Nida tetap ingin bertemu dan tidak ada kebencian di hatinya. "Katakan sama Om. Siapa nama orang itu, Nida? Kamu jangan takut. Sekarang kamu udah punya Om. Kalau dia macam-macam sama kamu, Om akan bertindak langsung," ucap Daniel meyakinkan Nida yang tampak ragu menyebutkan nama orang tersebut. "Benarkah? Om akan ... akan melindungiku?""Tentu saja, Nida. Kamu keponakan Om satu-satunya. Sekarang bilang, siapa nama orang itu?""Nama orang itu tan---"Tok, tok, tok!Ucapan Nida menggantung ketika mendengar suara ketukan pintu. Daniel dan Nida menoleh ke pintu ruangan. Daniel melirik arloji di pergelangan, ternyata sebentar lagi m

  • Benih Papa Sahabatku   Bab 77B. Siapa yang Bilang?

    Nida kembali mendongak, menatap lelaki yang wajahnya sudah basah oleh air mata. "Sekarang kita ke ruangan, Om. Om akan ceritakan semuanya."Beruntung, para karyawan sedang sibuk. Hanya Shella yang menyaksikan pertemuan yang telah didambakan Daniel bertahun-tahun lamanya. Shella yang telah mengetahui masa lalu keluarga Bragastara menangis. Membayangkan kebahagiaan seorang Daniel yang telah bertemu dengan anak kandung adiknya. "Om, mamah di mana? Papah di mana? Mereka masih hidup kan, Om?" Pertanyaan Nida lagi-lagi membuat Daniel meneteskan air mata. Mereka kini duduk di sofa ruangan Daniel. Lelaki itu merangkul pundak Nida. Menangis kembali. Bayangan Dania berkelebat. Daniel seperti melihat Dania yang duduk manis di kursi sambil memerhatikan mereka. "Om ... aku pengen ketemu mamah ... aku pengen ketemu papah ... aku pengen ... pengen kayak teman-temanku punya keluarga yang utuh ... A-aku ingin buktikan pada mereka kalau aku ... a-aku bukan anak haram.""Bukan, Nida ... kamu bukan an

  • Benih Papa Sahabatku   Bab 77A. Siapa Gadis Itu?

    Seketika, Daniel terkejut mendengar jawaban Shella. Pikirannya langsung tertuju pada anak kandung Dania dan Yuda. Apa mungkin Nida yang ingin menemuinya Nida anak kandung Dania dan Yuda?"Di mana gadis itu?" tanya Daniel."Di luar, Pak."Daniel keluar ruangan lebih dulu dari pada Shella. Tergesa-gesa ingin memastikan siapa gadis yang datang ingin menemuinya. Shella merasa heran dengan perubahan yang terjadi pada sikap Daniel."Kenapa Pak Daniel seperti mengenal gadis itu? Sebenarnya siapa gadis bernama Nida?" gumam Shella sambil menutup pintu ruangan bos-nya. Nida meremas kedua telapak tangannya. Ia dipersilakan menunggu di kursi depan ruangan Shella. Dirinya sangat gugup membayangkan bertemu dengan kedua orang tuanya. Kedua orang tua yang hampir setiap malam ia rindukan. Nida berharap kalau hari ini akan bertemu dengan mamah papah. Nida ingin sekali setiap hari atau setiap saat memanggil, "Mah, aku pulang." Atau Nida mengadu. "Pah, hari ini si Jhoni jahil banget. Suka gangguin aku.

  • Benih Papa Sahabatku   Bab 76B. Seorang Gadis

    Pagi di dalam salah satu kamar rumah Bragastara, terdengar percakapan riang. "Sayang, perutmu mulai terlihat membuncit," ucap Daniel ketika melihat Namira tengah berdiri di depan lemari pakaian usai membersihkan diri. Namira merunduk, memerhatikan perutnya. Ia tersenyum bahagia. Daniel menghampiri, mengelus perut Namira. Lalu, menempelkan telinga di depan perut yang mengandung buah hatinya. "Mas Ayang, ngapain?" tanya Namira terkekeh geli melihat tingkah suaminya. Daniel menegakkan tubuh, menangkupkan wajah Namira dengan kedua tangan. "Aku pengen dengar, pergerakan calon anak kita.""Emang kedengeran?""Belum, heheeh ....""Kirain.""Kamu pake baju. Aku harus secepatnya ke kantor, setelah itu mau ke kantor polisi lagi, mau tanya kapan jadwal persidangan kasus Hesti," ujar Daniel mengenakan dasi."Iya, Mas."Usai Namira mengenakan pakaiannya. Menghampiri Daniel yang merapikan berkas-berkas di meja kerja yang ada di dalam kamar. Namira membantu Daniel mengenakan jas hitam. "Mas Ayan

  • Benih Papa Sahabatku   Bab 76A. Seorang Gadis

    "Gimana, Ferry? Apa mereka mengabulkan permintaanmu?" tanya Hesti antusias, mereka duduk di sofa ruang keluarga. Ferry menatap iba wanita yang telah dinikahinya itu. Lantas, Ferry menggenggam telapak tangan Hesti. "Apapun nanti yang akan kamu alami, kamu harus hadapi. Jangan melarikan diri!"Sontak, Hesti melepaskan genggaman tangan suaminya. Tatapannya nanar pada Ferry. "Apa mereka tetap ingin melanjutkan kasus itu?" Suara Hesti terdengar bergetar. Hatinya berdetak lebih cepat, membayangkan menjalani hari di dalam penj4ra. Hesti pikir, Ferry yang berbicara, mereka akan mengabulkan. Ternyata tetap sama saja. Daniel dan Bianca sangat tega, sangat kejam. "Iya, Sayang. Enggak apa-apa. Pak Daniel bilang, nanti dia akan minta keringanan untuk hukumanmu.""Bohong! Dia pasti bohong! Mana mungkin Daniel mau meminta keringan untuk hukuman yang aku jalani? Mereka kej4m, sangat egois, Ferry!" Tangisan Hesti pecah, ia menangis meraung-raung. Ferry tak tega, ia memeluk tubuh wanita yang usianya

DMCA.com Protection Status