Share

BAB 199

Penulis: Wijaya Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-21 00:19:23

Danisa yang melihat keseriusan yang Daren tunjukkan padanya itu terdiam memaku di tempatnya berdiri. Hingga tak ada lagi kata yang keluar dari bibirnya, dengan tubuhnya yang sedang mematung di tempatnya.

Hingga tubuh tegap pria yang telah meninggalkan Danisa berdiri itu menghilang dari pandangan wanita tersebut, Danisa pun terkesan dengan panggilan Maya, adiknya.

“Mbak, aku berangkat dulu ya,” ujar Maya, berpamitan hendak pergi ke toko kue sebab banyak pesanan pagi ini yang harus segera dikirim.

“Eh, Iya.”

Danisa terkejut dengan kehadiran Maya yang tiba-tiba telah ada di sebelahnya itu. Maya yang mendapati sang Kakak terkejut itu pun menautkan kedua alisnya bingung dan tentu dia penasaran dengan apa yang terjadi.

“Mbak kenapa sih? Kok dari tadi bengong seperti orang bingung.” Maya menatap ke arah mobil yang baru saja meninggalkan halaman yayasan. Dan Maya kembali menatap Danisa yang tampak terkejut dengan kehadirannya itu.

“Memangnya Mbak kenal dengan orang tadi? Kok kayaknya a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
kamu gk hanya bikin Daren patah hati Danisa, tapi Ara juga.. dia yg paling semangat loh buat ketemu kamu..
goodnovel comment avatar
Eka Anggraini
waauuu bgsss kpn lagiii updatenyaaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 200

    Sepanjang malam, Danisa begitu sulit untuk terlelap dalam tidurnya. Dia masih kepikiran dengan wajah Ara yang seharian ini ditekuk mukanya. Bingung, apa yang harus dia katakan. Sebab siang tadi dia hanya sedang berusaha memberikan jawaban yang masuk akal menurutnya. Tidak ingin menyakiti perasaan dan hati putih du putri kecil yang sama-sama Danisa sayangi. Dan apa yang Danisa katakan pada Ara tetap tak mampu membuat anak itu kembali ceria seperti sedia kala. “Besok aku harus bicara pada Retu dan Claudia untuk tidak berbicara masalah ini pada orang lain,” gumam Danisa yang hanya mampu didengar oleh dirinya sendiri sebab tak ada orang lain lagi di dalam kamarnya itu. Danisa masih meminta waktu pada Restu dan ibunya. Soal lamaran yang Restu lakukan untuknya kemarin. Sebab, dia masih belum mampu menerima kehadiran pria lain dalam hidupnya. Terlebih saat munculnya kembali Daren dan kedua anak kembarnya yang ia yakin jika mereka itu adalah anak yang telah dikandungnya dulu. Langit pagi y

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 201

    Siang hari, seorang guru yang bertugas membersamai kelas Ara, Claudia terdengar sedang mengetuk pintu ruangan Danisa yang masih dilanda keresahan yang teramat itu. Danisa mempersilahkan karyawannya tersebut masuk menemui dirinya. “Maaf, saya sudah ganggu waktu Bunda,” kata Bu Sarah yang menjadi karyawan Danisa.Danisa tersenyum manis, dia mengulas senyum tipis diiringi dengan anggukan yang Danisa beri sebagai sapaan hangat yang biasa dia lakukan untuk siapapun. “Tidak apa. Ada apa Bu Sarah?” tanya Danisa ramah pada wanita tersebut. “Bu, ada wanita setengah baya yang jemput Ara dan Aiden ke sekolah. Saya tidak berani memberi izin pada Ara sebab ayahnya sebelumnya telah berpesan hanya dia yang bisa menjemput putri dan putranya.” Bu Sarah memberitahukan jika ada orang lain yang menjemput Ara dan Aiden. Danisa mengernyit bingung, memang Daren lah yang semula telah menyetujui surat perjanjian yang tertulis jika dia sendiri yang akan mengantar jemput anak-anaknya. Bahkan, suster Ara pu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 202

    “Mama sangat tak percaya bisa melihat kamu lagi sekarang, Danisa. Mama pikir, Mama tidak akan lagi bisa menemuimu setelah kepergianmu tiba-tiba dalam hidup kami.” Seperti biasa, Riana yang selalu menunjukkan sikap ramahnya pada siapa pun. Ternyata sikap yang selalu Riana tunjukkan padanya selama ini tak berubah. Meski waktu telah terkikis banyak dan Danisa sudah meninggalkan kesan yang begitu buruk pada wanita yang sudah duduk di ruang kerjanya ini. Ara dan Aiden memilih untuk bermain di taman bermain yang ada di halaman bermain yayasan. Tentu saja semua itu atas bujukan Aiden yang mengerti jika Oma dan Bundanya itu membutuhkan waktu untuk bicara berdua yang bersifat privasi tentunya. Danisa yang mendengar setiap kata yang terdengar begitu bahagia dari wanita yang pernah menjadi mertua baginya itu hanya mampu meringis prihatin. Bagaimana bisa, Riana bukannya marah dengannya. Tapi sikap yang ditunjukkan itu malah sebaliknya. “Danisa juga, Ma. Danisa tak pernah menyangka akan bertem

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 203

    Daren yang sedang melakukan meeting bersama rekan kerjanya itu terganggu dengan beberapa notif pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Padahal, pria itu telah mengheningkan nada suara ponselnya. Tak ingin mematikan benda pipih yang dimilikinya itu, sebab dia yang harus terus bersiaga tentang kedua buah hatinya saat dia memberi kabar, jika pria itu tak bisa menjemput kedua buah hatinya di yayasan. Daren yang melihat notif pesan bertubi masuk ke dalam ponsel miliknya menjadi penasaran, berpikir jika kabar yang masuk melalui pesan ponselnya itu sesuatu penting tentang kedua buah hatinya. Baru saja dia hendak membuka pesan yang masuk, sebuah panggilan dari nomor yang pastinya dia kenal sebab pria itu telah menyimpan sebelumnya itu mengernyit heran. Untuk apa, nomor wanita yang pernah hadir dalam hidupnya itu menghubunginya. Apa ada sesuatu hal yang penting?Tidak menunggu lama, Daren pun segera mengangkat panggilan yang masuk. “Aku di depan kantormu,” kata wanita yang lima belas menit la

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 204

    Daren tidak langsung menjawab ajakan untuk kembali dari danisa untuknya itu. Pria itu diam, menatap datar ke arah wanita yang masih bersemayam dengan begitu baiknya di lubuk hati terdalamnya. Mencerna, apa yang Danisa maksudkan padanya. Daren bukan orang bodoh. Tentu dia tidak akan bertanya hal konyol baginya tidak cukup penting. Daren menyunggingkan senyum sinisnya, menatap remeh pada Danisa tentunya. “Jangan jadi wanita yang tidak memiliki harga diri. Itu sangat tidak cocok dengan pakain dan pekerjaanmu, Nona,” sindirnya.Sengaja Daren mengatakan itu langsung pada Danisa, sebab masa lalu wanitanya itu yang memang sungguh di luar nalar baginya. Danisa bungkam. Dia belum paham yang Daren maksudkan padanya itu. Danisa semakin mengikir jarak ke arah Daren, dia tidak akan menyerah begitu saja untuk kembali pada pria dan kedua buah hati yang telah dilahirkan olehnya dan berhasil membuat diri Danisa jauh lebih baik dari sebelumnya. “Apa maksudmu, Daren. Sepertinya aku tidak melakukan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 205

    Danisa merasa puas, saat melihat Daren yang seperti orang ketahuan saat hendak melakukan sesuatu. Tapi memang fakta yang terjadi seperti itu, Danisa yang tahu pribadi Daren tentu tahu jika pria yang berada dalam jarak yang cukup dekat dengannya itu tak akan mau untuk berterus terang kepadanya. Denisa sangat tahu, sikap kaku yang Daren miliki. Hingga dia, merasa berada alam situasi yang menang dan semakin yakin jika pria yang masih berstatus sah menjadi suaminya itu memang sedang cemburu dengan Restu. “Sekarang tidak ada alasan lagi, Pak Daren. Kita memang sudah ditakdirkan untuk bersatu, dan aku akan kembali pada anda dan juga dua buah hati kita,” kata Danisa pada Daren yang masih bungkam tak berkata sepatah kata pun. Danisa memberi jarak pada Daren, dia tersenyum manis pada Daren yang sedang mengalihkan tatapan kepadanya itu. “Aku tunggu di rumah. Mama Riana tadi belum kembali dengan anak-anak. Beliau bilang jika ingin berkunjung ke ibu dan ingin mendekatkan diri pada ibu. Jadi,

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 206

    “Mama apa-apaan sih, ikut campur urusan ku dengan Danisa,” kesal Daren yang sudah berada di rumahnya sejak kembali di kantor. Sekarang, dia sedang berada di taman belakang rumah mewahnya. Tentu saja setelah memastikan kedua buah hatinya itu sudah terlelap dalam indahnya mimpi yang sedang mengantar keduanya menuju pagi hari yang sudah kembali berwarna dengan begitu indah. “Mama nggak mau ya, menunggu lama kayak kamu. Kamu itu jadi orang terlalu lelet untuk bertindak seperti itu. Kau belum juga tahu fakta yang sesungguhnya. Tapi, kau sudah mundur begitu saja dan sama sekali tidak berniat untuk membuat langkahmu itu semakin maju.” Riana merasa gemas dengan tingakh putranya. Bisa-bisanya, anak lelaki yang begitu mahir dalam bisnis itu begitu lambat dalam mengambil keputusan untuk perasaannya dan kedua buah hatinya. “Ck. Apa yang mama pikirkan. Apa yang Daren lakukan su—”“Apa? Kamu bahkan belum melakukan sesuatu, hanya karena kamu yang tak tahu kabar pasti yang sedang Danisa alami,” k

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 207

    “Cih, bahkan kau sudah mencuri kedua anak yang telah aku besarkan selama ini,” kesal Daren saat melihat perlakuan yang dilakukan oleh kedua buah hatinya itu pada Danisa. Danisa tak marah, saat mendapati sikap yang Daren tunjukkan kepadanya itu. Wanita yang berparas anggun dengan hijab segi empat yang dikenakan dengan rapi itu justru terkekeh mendapati Daren yang terlihat sedang kesal atas kebersamaan yang Ara tunjukkan kepadanya itu. “Habisnya kalau nunggu Daddy-nya yang kasih, tak akan kunjung aku dapatkan. Jadi, buat apa menunggu izin dari Daddy kakunya ini.”“Hai, aku ada di hadapanmu, Danis.” Daren menegur Danisa tidak terima saat wanita yang berada dalam jarak dekat dengannya itu secara terang-terangan memberikan sindiran untuknya. “Kenapa? Tidak salah juga kan, Pak Daren. Apa yang aku katakan itu benar adanya,” ujar Danisa tidak ingin disalahkan oleh pria yang masih berstatus sah menjadi suaminya secara hukum tersebut. “Ck. Kau ini. Selalu saja bersikap semaumu,” Danisa tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10

Bab terbaru

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 225

    Siang itu, mendadak suasana rumah sakit menjadi mencekam.Darren sudah keluar dari dalam ruang perawatan Rinaldi, ayahnya. Namun belum sempat Riana yang baru saja akan menghampiri putranya dan ingin bertanya tentang apa yang dilakukan Daren di dalam sana sudah dibuat terkejut dengan beberapa perawat yang saling berlari menuju ke ruang Reynaldi dengan tatapan mata yang terlihat panik.Bukan hanya Riana yang terkejut, Danisa pun ikut merasa panik dengan kejadian nyata yang saat ini dilihatnya.Lewat sorot matanya Ia pun bertanya pada Riana dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada Renaldi di dalam kamar perawatannya.Detak janur Riana berpacu kencang saat melihat para petugas medis berlarian yang tak lama diikuti oleh dokter pribadi Renaldi yang menangani langsung pria tua itu.“Apa yang terjadi?” Entah pada siapa Riana bertanya sebab Danisa dan Daren pun tidak mengerti dengan apa yang terjadi.Danisa mendekat ke arah Riana memeluk perempuan itu dengan maksud ingin menguatkan ji

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 224

    Suasana ruang yang didominasi oleh warna putih itu begitu hening. Sambutan yang kini didapat oleh seorang pengusaha muda yang bernama Daren Raynaldi. Ya, dia sangat membenci nama Reynaldi yang begitu sangat dirinya benci. Daren begitu membenci nama itu. Sebab nama tersebut adalah nama dari pria yang memiliki aliran darah sama dalam tubuhnya. Nama yang begitu sangat dibencinya, sebab pria yang tak lain adalah ayahnya sendiri telah menorehkan luka yang begitu dalam untuk dirinya selama ini. Kini, dia dapat melihat penderitaan dari pria yang tak ingin ditemui olehnya itu. Pria yang sangat dibenci oleh Daren, kini tergeletak lemah tak berdaya. Bahkan, dirinya yakin untuk sekedar membuka mata pria itu tak akan mampu melakukannya. Daren masih berdiri di tempatnya, setelah dirinya usai menutup pintu ruang perawatan khusus yang hanya ada satu ranjang beserta pasien serta seluruh alat yang menempel dalam tubuh pria yang sudah sangat lemah tak berdaya. Ya, pria angkuh dan sombong itu sudah

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 223

    Seperti yang Darren katakan kepada Danisa yang meminta untuk ditemani. Kini, keduanya sedang berada di dalam mobil menuju ke sebuah tempat yang Danisa sendiri pun belum mengetahui. Iya, Danisa belum bertanya pada sang suami sebab setelah darah mengajak dia harus disibukkan dengan mengurus kedua buah hatinya yang kemudian mengantar Ara dan Aiden menuju ke tempat sang nenek.Setiba di sana, kedua anak kembar itu pun langsung turun dari mobil. Sebab tak sabar untuk bermain bersama nenek dan tantenya.“Mom dan daddy nggak usah anterin arah ke dalam. Nanti biar Ara yang bilang sama nenek jika Mommy dan Deddy akan pergi.”Ara yang sudah tidak sabar itu meminta ayah dan sang ibu untuk segera berlalu dari kediaman sang nenek. Tetapi Danisa tak langsung mengiyakan, sebab dia pun ingin bertemu dengan sang Ibu dan meminta izin untuk menitip kedua buah hatinya di sini.“Mommy mau bertemu nenek dulu, Princess. Nanti setelah ketemu nenek baru Mommy dan Deddy akan berangkat.”Danisa tersenyum lembut

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 222

    “Apa kamu sibuk hari ini?” tanya Daren tiba-tiba saat subuh dan keduanya sedang berada di atas ranjang saling berpelukan satu sama lain. Danisa yang berada dalam dekapan hangat suaminya itu mendongak. Menatap penuh tanya pada sang suami akan maksud yang hendak Daren katakan kepadanya itu. “Kenapa?” tanya Danisa, balik bertanya ingin memastikan jika Daren ingin mengajaknya pergi ke suatu tempat. Daren membalas tatapan sang istri. Memberikan usapan lembut ke lengan Danisa setelah aktivitas panas malamnya telah berlangsung. Keduanya tak langsung tidur setelah melakukan ibadah subuhnya. Saling mendekatkan diri, dan Danisa tak ingin banyak tanya atau berbicara kecuali jika itu urusan kedua buah hatinya. “Temani aku,’ ucap Daren singkat, tak langsung memberitahukan tujuannya ke mana akan pergi mengajak wanitanya. “Aku akan temani, jika kamu butuh aku. Tak perlu bertanya,” jawab Danisa, merekahkan senyum manisnya dan kembali mengeratkan dekapan hangat yang Daren berikan untuknya. Daren

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 221

    “Jangan bicara begitu sama mama,” kata Danisa minta agar Daren mampu meredam emosi pada sang mama.DADanisa tak ingin melihat hubungan ibu dan anak itu menjadi renggang. Sebab, dia tahu seberapa besar rasa sayang dan pengorbanan Riana yang begitu besar dalam membesarkan Daren dulu. Daren tak menjawab, pria itu masih diam merasakan sentuhan lembut dari Danisa yang memeluk dirinya dari belakang tubuh tegapnya itu. “Mama akan sedih, jika kamu berkata kasar padanya. Bukankah selama ini kau selalu memperjuangkan kebahagiaan mama,” lanjut Danisa mengingatkan pada suaminya. Perjuangan yang Daren lakukan untuk mamanya begitu besar. Hingga dia mampu melawan ego menikah demi bisa memberikan cucu yang selalu dituntut oleh mamanya dulu. Daren menarik nafasnya dalam-dalam. Kemudian membuangnya secara kasar sebelum akhirnya membuka suara menjawab setiap kalimat yang terucap dari wanitanya itu. “Kau tak mengerti,” jawab Daren singkat. “Aku tahu, Daren,” bela Danisa untuk dirinya sendiri, yang

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 220

    Riana menghentikan langkah kakinya saat Daren menyebut kata ‘tua bangka’. Riana berpikir, mengapa Daren bisa mengetahui rahasia yang masih dijaga olehnya dengan begitu baik. Dia pun berpaling, menatap Daren yang sedang berusaha menahan amarah. Riana tahu, jika Daren tidak akan meluapkan amarahnya di hadapan anak-anaknya. Riana sudah menyiapkan segala sesuatu untuk segala kemungkinan yang akan terjadi jika Daren akan marah kepada dirinya. “Kau tak boleh bicara seperti itu Daren,” tegur Riana dengan nada rendahnya sebab tak ingin menunjukkan perdebatan yang akan berlanjut kemarahan putranya tersebut. Daren diam, tak langsung menjawab apa yang dikatakan oleh ibunya itu kepadanya. “Sejak kapan Mama berhubungan lagi dengannya?” tanya Daren dengan suara dinginnya. “Dan untuk apa mama menemui tua bangka itu lagi. Itu sebabnya mama tak mau kembali lagi ke Singapura dan memilih menetap di sini.” Daren masih tak menunjukkan sikap ramahnya. Danisa yang semula bersiap menghidangkan sarapan d

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 219

    Pagi di kediaman rumah Daren terasa begitu berbeda seperti hari-hari biasanya. Danisa pagi-pagi sudah bangun dari tidurnya membantu pelayan yang bekerja di rumah mewah Daren itu untuk menyiapkan sarapan keluarga kecilnya.Beberapa kali pelayan meminta agar Danisa beristirahat. Tentu saja mereka tahu jika pengantin baru harus memiliki banyak waktu luang dan kebersamaan terlebih rumah tangga mereka yang terpisah lumayan lama.Akan tetapi, larangan yang dilakukan oleh pelayan untuk Danisa itu diabaikan oleh Danisa. Dia ingin sekali menyiapkan sarapan untuk kedua buah hatinya dan juga suaminya, maka dari itulah dia menyempatkan untuk pergi ke dapur dan membuatkan sarapan khusus untuk keluarga kecilnya.“Saya khawatir jika tuan dari nanti bangun akan menegur kami, Bu,” tutur wanita yang usianya jauh lebih tua dari pelayan lain yang bertugas menjadi ketua pelayan di rumah mewah itu.Indonesia menoleh, dia tersenyum hangat kepada wanita paruh baya yang begitu ramah sejak kedatangannya di rum

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 218

    “Mama pergi dulu ya, kalian lanjutkan dulu sarapannya.” Riana mengakhiri sarapan paginya, di saat anggota keluarganya yang lain pun baru saja akan memulai.Kemudian dia beralih menatap kepada Ara yang sedang menggigit roti di tangannya.“Princess, Oma. Nanti kamu berangkatnya sama Mommy saja ya. Oma minta maaf, sebab tadi sudah janji akan antar Ara ke sekolah pagi ini seperti kemarin,” lanjut Riana berkata kepada Ara sebab dirinya tak bisa mengantarkan sang cucu sebelumnya. Sejak Daren tidak ada di rumah dan tak bisa mengantarkan kedua buah hatinya untuk bersekolah. Sejak saat itulah Riana yang selalu antar jemput bersama suster Ara dan juga sopir yang memang ditugaskan untuk mengantar jemput kedua buah hati Daren dan Danisa tersebut.“Ara nggak mau sekolah. Ara Mau di rumah saja bersama Mommy. Ara rindu sekali dengan Mommy. Hari ini, maka Ara akan menghabiskan waktu bersama Mommy. Dan Ara tak akan membiarkan Daddy mengganggu waktu kami.”Anak perempuan itu seperti sedang balas den

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 217

    “Mommy!”Suara melengking yang Ara lakukan itu berhasil menusuk indera pendengaran Danisa dan Daren yang baru saja melangkah masuk ke dalam rumah setelah dua hari mereka memutuskan untuk menginap sebab tidak ingin mendapat gangguan dari kedua buah hatinya. Ara berlari, menuju ke arah kedatangan sang Mommy dan Daddy-nya. Anak perempuan itu begitu tak sabar untuk berjumpa dengan sang ibu. Bahkan, saat mobil yang Daren kendarai baru saja berhenti di area halaman rumah dan pelayan yang menyampaikan jika Daren dan Danisa telah kembali itu membuat anak perempuan yang baru saja akan menuju ke meja makan itu tak menunggu lama. Dia langsung berlari menuju ke luar rumah untuk menemui sang Mommy yang sudah sangat dia rindukan beberapa hari ini.Tanpa menunggu, Ara segera memeluk Danisa penuh Kerinduan. Sedangkan Daren hanya menggeleng dengan tingkah yang dilakukan oleh putrinya itu. “Mommy rindu sekali dengan putri mommy yang cantik ini,” kata Danisa memeluk hangat Ara dipekannya. Ara yang m

DMCA.com Protection Status