Share

BAB 178

Penulis: Wijaya Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-04 21:19:24

Riana yang mendengar kabar dari Daren, Sang putra itu pun terdiam. Sama sekali tidak menyangka dia akan mendapati kabar yang sangat mengejutkan baginya. Tentu saja terkejut, Ara sang cucu saja terkejut apa lagi dia.

“Lalu apa yang jadi masalah sehingga Ara menjadi sedih seperti itu?” Tanya Riana bingung bahkan Sikap yang ditunjukkan oleh cucu perempuannya itu.

Bukankah seharusnya Ara bahagia, bisa bertemu dengan mommynya seperti harapannya selama ini anak itu lakukan setiap malam? Lalu, menatap anak itu pulang-pulang allah menjadi sedih.

Lalu apa yang buat cucunya seperti itu? Ah, wanita yang sudah tak muda namun tetap energik itu semakin bingung dengan tingkah cucu perempuannya itu.

“Ada anak kecil yang panggil wanita tadi Bunda. Sebab itulah, Ara menjadi sedih. Harapannya seolah pupus dengan kehadiran anak tadi.”

Daren menjelaskan kejadian sebenarnya pada sang mama. Berharap mamanya itu mengerti atas perubahan suasana hati yang terjadi pada putri kesayangannya itu.

“Anak kecil?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 179

    Sinar matahari pagi menembus celah tirai jendela, menerangi kamar Ara dan Aiden yang masih tertidur lelap. Data keranjangnya, Ara menggeliat tidak nyaman. Kedua kelopak matanya yang semula tertutup itu pun perlahan terbuka, menyeimbangkan sinar yang masuk menembus iris matanya. Ia menghela nafas panjang wajahnya tambah murung. Ingatannya melayang kembali pada kejadian yang sudah berhasil membuat suasana hatinya selalu berkabung.Ara menjadi malas untuk kembali lagi ke Singapura. Dia tidak langsung bangun dari atas ranjangnya, melainkan anak wanita itu memilih untuk bermalas-malasanDi. Tak lama, Ara mendengar suara pergerakan dari seseorang yang ia yakin jika itu adalah Aiden, saudaranya. Ara mengabaikan, anak wanita itu lebih memilih memandang kaca jendela yang masih tertutup kain korban dan nampak cahaya dari luar yang menerawang. “Kau sudah bangun. Kenapa kau tak bangunkan aku,” seru Aiden dengan Syara datarn seperti biasanya pada sang adik saat tahu, Ara yang sudah membuka mata

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 180

    Dengan tak membutuhkan kesulitan saat harus menangkap tubuh putri kecilnya yang sudah harum dengan aroma sabun bercampur dengan parfum anak-anak itu berhasil masuk ke dalam pelukannya. Dengan penuh kasih sayang, pria itu mencium gemas pipi mulus anak perempuannya. Ara yang mendapati perlakuan seperti ini dari sang Daddy itu pun tertawa cekikikan. Anak perempuan itu merasa geli dengan perlakuan yang dilakukan oleh Daren kepadanya itu. Tidak membutuhkan permintaan, anak perempuan itu pun langsung membalas ciuman sang ayah kemudian berujar kepadanya.“I love youtube more, Dad,” kata Ara pada sang ayah. Dengan sangat tulus, dia mengungkapkan kasih sayang ya besar-besarnya kepada sang Deddy yang selalu memberikan kasih sayang dan segala keinginan yang Ara mau.“Love you too, Princess. Harum sekali Princess-nya Daddy ini,” puji Daren pada Ara yang sudah sangat harum pagi ini. “Iya dong, Dad. Ara kan Princess. Jadi Ara harus tetap harum agar semua pangeran yang ingin mendapatkan Ara nant

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 181

    “Astaga! Ada aja kelakuan gadis kecilku itu,” kata Daren setelah Ara, putri kecilnya itu berlari semakin menjauh dari hadapannya. Riana yang mendapati kelakuan cucu perempuannya itu menggeleng pelan. Dia kembali menoleh pada sang putra dan cucu lelakinya yang kembali fokus menatap buku di tangannya. “Kalau itu foto copy-mu,” kata Riana pada putranya itu. “Dia anak Daren, Ma,” jawab Daren dengan nada yang begitu bangga atas apa yang dilakukan oleh putranya itu. Dia menjulurkan tangan dan mnegusap puncak kepala putranya itu penuh kelembutan dan begitu perhatian. Aiden yang mendapat perlakuan seperti itu dari sang ayah mengulas senyum tipis. Anak lelaki itu pun membuka suara pada sang ayah dan juga omah-nya. “Thank’s, Dad.” Aiden menjawab apa yang Daren katakan kepadanya itu. Anak lelaki yang lebih dewasa dari usianya itu pun menoleh pada sang nenek. Dia pun mengulas senyum tipis dan kembali membuka kalimatnya. “Thank’s juga buat Oma,” katanya lagi berterima kasih yang Riana sendir

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 182

    Riana yang mendengar keinginan dari cucunya itu pun hanya mampu menghela nafas beratnya. Sebab Dia sebagai seorang nenek tak bisa mengambil keputusan selain hanya membujuk Sang putra untuk mendukung keinginan dari cucu kesayangannya. Dia pun akhirnya memilih untuk memberi pengertian kepada Ara. “Omah akan bicarakan ini pada Daddy ya,” jawab Riana yang tak bisa memberikan keputusan untuk sendiri. Sebelum Riana berbicara kepada Darren atas keinginan yang diminta oleh Ara. Dia menoleh ke arah Aiden yang masih makan dengan sangat tenang. “Kalau kau bagaimana, Sayang?” Tanya Riana pada Aiden. Aiden menyelesaikan kunyah hanya terlebih dulu di dalam mulutnya sebelum memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan sang Omah untuknya.Aiden, anak lelaki itu akan selalu menatap lawan bicara jika sedang berbicara terhadap dirinya. Baik orang lain, maupun omahnya. “Aiden ikut keputusan Daddy dan Omah. Aiden tidak pernah mempermasalahkan dimanapun Aiden akan tinggal. Terpenting bagi Aiden a

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 183

    “Kau mau ke mana?” tanya Riana yang telah melihat putranya itu keluar dengan menyampirkan jaket di badannya. Nelson telah keluar beberapa saat lalu dari ruang kerjanya. Entah hke mana lagi perginya pria itu dan Daren memutuskan untuk pergi juga setelah anak buahnya itu pergi lebih dulu meninggalkan ruangannya.Daren menghentikan langkah ke rumah dia menoleh pada sang Mama yang telah bertanya kepadanya.Darn menatap mamanya, dia pun mengulas senyum yang tak biasa Dia lakukan pada orang lain.“Daren keluar sebentar, Ma.” Dia berkata dengan penuh ketenangan pada mamanya itu. Riana yang mendengar jika Daren akan keluar rumah itu pun mengernyitkan kening. Sebab sebelumnya putranya itu bilang tidak akan kemanapun akan tinggal di rumah dan bermain bersama kedua anaknya.“Bukankah tadi kau bilang jika tidak akan ke mana pun? Lalu, mengapa kau berubah pikiran seperti ini? Apa ada sesuatu yang membuat dirimu berubah pikiran dan memutuskan untuk pergi?” tanya Riana penuh selidik pada putrany

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-09
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 184

    Denisa merupakan tubuhnya di atas kasur, namun matanya tetap tak mampu bisa terpejam seperti saat-saat sebelum dia bertemu kembali dengan masa lalu yang susah payah ingin dilupakan.Bayang-bayang itu kembali muncul setelah pertemuan tak terduga itu terjadi dengan pria yang pernah menjadi suami kontrak dan dua anak yang ia yakin adalah anak-anak yang pernah dikandungnya.Isi kepalanya sangat penuh, terngiang dengan berbagai tanda tanya. Apakah Daren, suami kontraknya itu masih mengingatnya dalam keadaan dirinya yang sudah menggunakan penutup kepala.Atau mungkin, pria itu telah benar-benar melupakannya. Sebab, sejak dirinya hidup bersama dengan pria itu, Darren sama sekali tidak memberikan celah sedikitpun untuknya masuk ke dalam perlu hatinya.Pusara kegelisahan itu semakin tak tertahankan dengan berbagai pertanyaan yang terus muncul yang membuat dirinya terus menjadi gelisah.Apakah anak-anaknya itu mengenalnya? Atau bahkan sama sekali tidak mengenal siapa ibunya.Sesak rasa yang Dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 185

    Danisa terburu-buru berlari ke arah pintu keluar rumahnya. Maya yang melihat sang kakaknya meminum teh hangat yang dibuatkan olehnya itu pun menoleh cepat, sebab Danisa belum menyentuh sarapan yang sudah dia siapkan bersama si mbak yang sudah memasakkannya.“Mbak, nggak sarapan dulu to?” Tanya Maya, sang adik dengan sedikit menaikkan intonasi nada suaranya saat melihat Danisa semakin menjauh darinya tersebut. Tanpa menghentikan pergerakan dirinya yang sedang mengambil sepatu untuk dikenakan olehnya di ruang tamu itu pun dan bisa menjawab teriakan yang dilakukan oleh Maya, adiknya.“Nanti saja, Dek. Mbak sedang terburu-buru,” jawabnya. Danisa langsung meninggalkan rumah, berlalu menuju ke yayasan yang takbjauh dari tempat tinggalnya itu. Di halaman rumah, langkah Danisa harus kembali terhenti saat mendapati sang ibu yang berjalan menuju ke arah rumahnya itu.Denisa menghampiri ibunya untuk berpamitan kepadanya. “Danis kesiangan, Bu. Danis verangkat dulu ya,” pamitnya.Dia mengambi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 186

    Mendapati nama Restu disebut membuat Danisa pun bertanya pada sang ibu.“Ibu bertemu Restu?” tanyanya penasaran pada ibunya.“Iya, tadi pagi setelah mengantar Claudia, Nak Restu kembali lagi dan memberikan ibu buah-buahan,” terang sang ibu menyampaikan jika Restu datang dan mengantar buah-buahan lagi untuk ibunya. Danisa terdiam, dia jadi tahu sebab Restu tahu jika dirinya belum sempat sarapan karena kesiangan bangun. “Restu?” tanya Danisa dengan rasa penasaran yang terjadi padanya. Dia pun mendekat ke arah dimana sang ibu yang sedang duduk bermain dengan Claudia dan anak asuhnya yang lain itu. Sang ibu mendongak, menatap dan tersenyum lembut ke arah putri sulungnya itu. “Ya, tadi Nak Restu datang dan lihat ibu mau siapkan makan untukmu. Dan dia bilang, biar dia saja yang kirim makanan untukmu. Jadi, ibu ya nggak jadi siapkan,” jawab ibunya dengan enteng. Tak ada kecanggungan sedikitpun yang terjadi pada wanita renta itu, sebab dia berpikir jika yang Restu lakukan akan memberikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-17

Bab terbaru

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 225

    Siang itu, mendadak suasana rumah sakit menjadi mencekam.Darren sudah keluar dari dalam ruang perawatan Rinaldi, ayahnya. Namun belum sempat Riana yang baru saja akan menghampiri putranya dan ingin bertanya tentang apa yang dilakukan Daren di dalam sana sudah dibuat terkejut dengan beberapa perawat yang saling berlari menuju ke ruang Reynaldi dengan tatapan mata yang terlihat panik.Bukan hanya Riana yang terkejut, Danisa pun ikut merasa panik dengan kejadian nyata yang saat ini dilihatnya.Lewat sorot matanya Ia pun bertanya pada Riana dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada Renaldi di dalam kamar perawatannya.Detak janur Riana berpacu kencang saat melihat para petugas medis berlarian yang tak lama diikuti oleh dokter pribadi Renaldi yang menangani langsung pria tua itu.“Apa yang terjadi?” Entah pada siapa Riana bertanya sebab Danisa dan Daren pun tidak mengerti dengan apa yang terjadi.Danisa mendekat ke arah Riana memeluk perempuan itu dengan maksud ingin menguatkan ji

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 224

    Suasana ruang yang didominasi oleh warna putih itu begitu hening. Sambutan yang kini didapat oleh seorang pengusaha muda yang bernama Daren Raynaldi. Ya, dia sangat membenci nama Reynaldi yang begitu sangat dirinya benci. Daren begitu membenci nama itu. Sebab nama tersebut adalah nama dari pria yang memiliki aliran darah sama dalam tubuhnya. Nama yang begitu sangat dibencinya, sebab pria yang tak lain adalah ayahnya sendiri telah menorehkan luka yang begitu dalam untuk dirinya selama ini. Kini, dia dapat melihat penderitaan dari pria yang tak ingin ditemui olehnya itu. Pria yang sangat dibenci oleh Daren, kini tergeletak lemah tak berdaya. Bahkan, dirinya yakin untuk sekedar membuka mata pria itu tak akan mampu melakukannya. Daren masih berdiri di tempatnya, setelah dirinya usai menutup pintu ruang perawatan khusus yang hanya ada satu ranjang beserta pasien serta seluruh alat yang menempel dalam tubuh pria yang sudah sangat lemah tak berdaya. Ya, pria angkuh dan sombong itu sudah

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 223

    Seperti yang Darren katakan kepada Danisa yang meminta untuk ditemani. Kini, keduanya sedang berada di dalam mobil menuju ke sebuah tempat yang Danisa sendiri pun belum mengetahui. Iya, Danisa belum bertanya pada sang suami sebab setelah darah mengajak dia harus disibukkan dengan mengurus kedua buah hatinya yang kemudian mengantar Ara dan Aiden menuju ke tempat sang nenek.Setiba di sana, kedua anak kembar itu pun langsung turun dari mobil. Sebab tak sabar untuk bermain bersama nenek dan tantenya.“Mom dan daddy nggak usah anterin arah ke dalam. Nanti biar Ara yang bilang sama nenek jika Mommy dan Deddy akan pergi.”Ara yang sudah tidak sabar itu meminta ayah dan sang ibu untuk segera berlalu dari kediaman sang nenek. Tetapi Danisa tak langsung mengiyakan, sebab dia pun ingin bertemu dengan sang Ibu dan meminta izin untuk menitip kedua buah hatinya di sini.“Mommy mau bertemu nenek dulu, Princess. Nanti setelah ketemu nenek baru Mommy dan Deddy akan berangkat.”Danisa tersenyum lembut

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 222

    “Apa kamu sibuk hari ini?” tanya Daren tiba-tiba saat subuh dan keduanya sedang berada di atas ranjang saling berpelukan satu sama lain. Danisa yang berada dalam dekapan hangat suaminya itu mendongak. Menatap penuh tanya pada sang suami akan maksud yang hendak Daren katakan kepadanya itu. “Kenapa?” tanya Danisa, balik bertanya ingin memastikan jika Daren ingin mengajaknya pergi ke suatu tempat. Daren membalas tatapan sang istri. Memberikan usapan lembut ke lengan Danisa setelah aktivitas panas malamnya telah berlangsung. Keduanya tak langsung tidur setelah melakukan ibadah subuhnya. Saling mendekatkan diri, dan Danisa tak ingin banyak tanya atau berbicara kecuali jika itu urusan kedua buah hatinya. “Temani aku,’ ucap Daren singkat, tak langsung memberitahukan tujuannya ke mana akan pergi mengajak wanitanya. “Aku akan temani, jika kamu butuh aku. Tak perlu bertanya,” jawab Danisa, merekahkan senyum manisnya dan kembali mengeratkan dekapan hangat yang Daren berikan untuknya. Daren

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 221

    “Jangan bicara begitu sama mama,” kata Danisa minta agar Daren mampu meredam emosi pada sang mama.DADanisa tak ingin melihat hubungan ibu dan anak itu menjadi renggang. Sebab, dia tahu seberapa besar rasa sayang dan pengorbanan Riana yang begitu besar dalam membesarkan Daren dulu. Daren tak menjawab, pria itu masih diam merasakan sentuhan lembut dari Danisa yang memeluk dirinya dari belakang tubuh tegapnya itu. “Mama akan sedih, jika kamu berkata kasar padanya. Bukankah selama ini kau selalu memperjuangkan kebahagiaan mama,” lanjut Danisa mengingatkan pada suaminya. Perjuangan yang Daren lakukan untuk mamanya begitu besar. Hingga dia mampu melawan ego menikah demi bisa memberikan cucu yang selalu dituntut oleh mamanya dulu. Daren menarik nafasnya dalam-dalam. Kemudian membuangnya secara kasar sebelum akhirnya membuka suara menjawab setiap kalimat yang terucap dari wanitanya itu. “Kau tak mengerti,” jawab Daren singkat. “Aku tahu, Daren,” bela Danisa untuk dirinya sendiri, yang

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 220

    Riana menghentikan langkah kakinya saat Daren menyebut kata ‘tua bangka’. Riana berpikir, mengapa Daren bisa mengetahui rahasia yang masih dijaga olehnya dengan begitu baik. Dia pun berpaling, menatap Daren yang sedang berusaha menahan amarah. Riana tahu, jika Daren tidak akan meluapkan amarahnya di hadapan anak-anaknya. Riana sudah menyiapkan segala sesuatu untuk segala kemungkinan yang akan terjadi jika Daren akan marah kepada dirinya. “Kau tak boleh bicara seperti itu Daren,” tegur Riana dengan nada rendahnya sebab tak ingin menunjukkan perdebatan yang akan berlanjut kemarahan putranya tersebut. Daren diam, tak langsung menjawab apa yang dikatakan oleh ibunya itu kepadanya. “Sejak kapan Mama berhubungan lagi dengannya?” tanya Daren dengan suara dinginnya. “Dan untuk apa mama menemui tua bangka itu lagi. Itu sebabnya mama tak mau kembali lagi ke Singapura dan memilih menetap di sini.” Daren masih tak menunjukkan sikap ramahnya. Danisa yang semula bersiap menghidangkan sarapan d

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 219

    Pagi di kediaman rumah Daren terasa begitu berbeda seperti hari-hari biasanya. Danisa pagi-pagi sudah bangun dari tidurnya membantu pelayan yang bekerja di rumah mewah Daren itu untuk menyiapkan sarapan keluarga kecilnya.Beberapa kali pelayan meminta agar Danisa beristirahat. Tentu saja mereka tahu jika pengantin baru harus memiliki banyak waktu luang dan kebersamaan terlebih rumah tangga mereka yang terpisah lumayan lama.Akan tetapi, larangan yang dilakukan oleh pelayan untuk Danisa itu diabaikan oleh Danisa. Dia ingin sekali menyiapkan sarapan untuk kedua buah hatinya dan juga suaminya, maka dari itulah dia menyempatkan untuk pergi ke dapur dan membuatkan sarapan khusus untuk keluarga kecilnya.“Saya khawatir jika tuan dari nanti bangun akan menegur kami, Bu,” tutur wanita yang usianya jauh lebih tua dari pelayan lain yang bertugas menjadi ketua pelayan di rumah mewah itu.Indonesia menoleh, dia tersenyum hangat kepada wanita paruh baya yang begitu ramah sejak kedatangannya di rum

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 218

    “Mama pergi dulu ya, kalian lanjutkan dulu sarapannya.” Riana mengakhiri sarapan paginya, di saat anggota keluarganya yang lain pun baru saja akan memulai.Kemudian dia beralih menatap kepada Ara yang sedang menggigit roti di tangannya.“Princess, Oma. Nanti kamu berangkatnya sama Mommy saja ya. Oma minta maaf, sebab tadi sudah janji akan antar Ara ke sekolah pagi ini seperti kemarin,” lanjut Riana berkata kepada Ara sebab dirinya tak bisa mengantarkan sang cucu sebelumnya. Sejak Daren tidak ada di rumah dan tak bisa mengantarkan kedua buah hatinya untuk bersekolah. Sejak saat itulah Riana yang selalu antar jemput bersama suster Ara dan juga sopir yang memang ditugaskan untuk mengantar jemput kedua buah hati Daren dan Danisa tersebut.“Ara nggak mau sekolah. Ara Mau di rumah saja bersama Mommy. Ara rindu sekali dengan Mommy. Hari ini, maka Ara akan menghabiskan waktu bersama Mommy. Dan Ara tak akan membiarkan Daddy mengganggu waktu kami.”Anak perempuan itu seperti sedang balas den

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 217

    “Mommy!”Suara melengking yang Ara lakukan itu berhasil menusuk indera pendengaran Danisa dan Daren yang baru saja melangkah masuk ke dalam rumah setelah dua hari mereka memutuskan untuk menginap sebab tidak ingin mendapat gangguan dari kedua buah hatinya. Ara berlari, menuju ke arah kedatangan sang Mommy dan Daddy-nya. Anak perempuan itu begitu tak sabar untuk berjumpa dengan sang ibu. Bahkan, saat mobil yang Daren kendarai baru saja berhenti di area halaman rumah dan pelayan yang menyampaikan jika Daren dan Danisa telah kembali itu membuat anak perempuan yang baru saja akan menuju ke meja makan itu tak menunggu lama. Dia langsung berlari menuju ke luar rumah untuk menemui sang Mommy yang sudah sangat dia rindukan beberapa hari ini.Tanpa menunggu, Ara segera memeluk Danisa penuh Kerinduan. Sedangkan Daren hanya menggeleng dengan tingkah yang dilakukan oleh putrinya itu. “Mommy rindu sekali dengan putri mommy yang cantik ini,” kata Danisa memeluk hangat Ara dipekannya. Ara yang m

DMCA.com Protection Status