Melihat kedua orang di hadapannya mulai tergiur akan uang. Pria jelek itu semakin menambah jumlah uang di atas atas meja sebagai pancingan untuk membalas dendam atas apa yang di lakukan oleh Cintya dan James Arthur kepada para rekannya.James Arthur yang tergoda akan jumlah uang tersebut ia langsung menerima tawaran pria jelek tersebut tanpa memikirkan perasaan Cintya."James," pekik Cintya dengan suara tidak percaya atas sikap James Arthur yang lebih memilih uang daripada dirinya.James Arthur berusaha menenangkan Cintya dan juga mengatakan ia hanya mengambil 20% dari hasil tersebut. Sisanya terserah Cintya mau di apakah.Cintya terlihat berpikir sejenak atas apa yang di katakan oleh James Arthur. Karena selama ini ia selalu di hina oleh Bella Saphira. Jadi tidak ada salahnya mempunyai banyak uang dan untuk sekedar pamer kepada Bella Saphira."Baiklah," balas Cintya yang akhirnya setuju dengan ide James Arthur tanpa menyadari senyuman pria jelek itu semakin lebar.Pria tua itu langsu
Sedangkan pria jelek dan gemuk itu memasukkan miliknya ke dalam celah inti Cintya secara mendadak. Cintya yang tidak bisa melarikan diri ataupun melakukan perlawanan. Ia hanya bisa pasrah di lecehkan oleh empat pria secara bersamaan. Dua pria itu menghisap kedua dadanya secara bersamaan. Sedangkan keduanya bermain di bagian atas dan bawah. "Lihatlah bagaimana wanita mu di gilir malam ini," ucap dua pria kekar yang menahan tubuh James Arthur untuk tidak melakukan perlawanan. James Arthur berusaha melepaskan diri dan juga berteriak keras untuk meminta ke empat pria itu untuk tidak menyetubuhi Cintya lagi. Namun teriakan James Arthur di anggap angin lalu oleh keempatnya yang kini sibuk mencicipi kemolekan tubuh Cintya di atas meja judi. "Lihatlah bagaimana wanita mu di permainan kan oleh kami berempat," seru salah satu pria yang mengejek James Arthur yang kini di tekan oleh dua pria kekar. James Arthur berteriak berulang kali dan juga melakukan perlawanan. Namun hasilnya sia-sia. Ia
"Pasti ibunya lagi yang nyari drama hingga membuat James Arthur sulit untuk menghubungi aku," batin Bella Saphira yang menebak-nebak akan kondisi James Arthur saat ini yang di anggap sulit untuk menghubungi dirinya karena wanita tua itu banyak tingkah mBella Saphira yang tidak banyak curiga dengan James Arthur. Ia memilih pekerja seperti biasanya di klub malam Norm. Di sela-sela kesibukannya melayani tamu, Bella Saphira juga berapa kali melihat ke layar ponsel untuk memastikan ada pesan James Arthur atau tidak.Melihat tidak ada pesan masuk, Bella Saphira hanya bisa menghela nafas panjang dengan wajah kecewa. Kemudian memasukkan ponselnya ke dalam saku dress.Ricky yang sejak semula melihat kegelisahan Bella Saphira. Ia mendekati Bella dari arah belakang secara diam-diam."Sepertinya sedang menunggu seseorang?" goda Ricky yang sengaja memeluk tubuh Bella Saphira dari arah belakang. Lalu kedua tangannya meremas kedua dada Bella Saphira yang di balut oleh kemeja putih ketat."Dasar wan
"Siapapun yang duluan juga tidak masalah," balas William Randolph yang menarik puncak dada Bella Saphira dengan sebelah tangan."Hmmmppp," pekik Bella Saphira dengan suara nyaring hingga tubuhnya melengkung karena gairah yang mengalir di dalam tubuhnya."Kalau begitu aku duluan," balas Ricky yang sudah tidak sabaran mencicipi tubuh Bella Saphira yang kini tidak berdaya sama sekali.Ricky menundukkan kepalanya, ia mengeluarkan lidahnya untuk mengoda bagian kecil dan lembut itu."Hmmmppp," Bella Saphira masih berjuang untuk berteriak dan tanpa sengaja mengoyangkan bokongnya yang ternyata memancing gairah William Randolph.Ricky menahan kedua kaki Bella Saphira yang berusaha menutup. Ia membuka lipatan demi lipatan dengan lidahnya. Kemudian menjulurkan lidahnya di dalam celah inti Bella Saphira yang sudah lembab."Hmmmppp," Bella Saphira mengoyakkan bokongnya semakin cepat, ia tidak tahan dengan lidah Ricky yang kini bermain di wilayah sensitif.Tidak hanya jilatan vdan hisapan yang di l
"Aku mohon jangan," pinta Bella Saphira memohon pilu kepada pria jelek dan gemuk yang berhasil menyetubuhinya dari arah belakang."Kau pikir aku perduli dengan permohonan mu itu," balas William Randolph yang menepuk-nepuk bokong Bella Saphira dengan tepukan kuat hingga meninggalkan cap lima jari di bokong yang putih mulus itu."Ahhh sakit," pekik Bella Saphira yang tidak tahan dengan pukulan William Randolph yang berulang kali ke arah bokongnya dengan tenaga kuat."Bersiaplah manis," ucap William Clanton yang mengusapkan badan rudalnya ke arah celah inti Bella Saphira yang masih terdapat cairan perlepasan."Jangan," pinta Bella Saphira kembali memohon pilu.William Clanton menulikan telinganya. Ia membuka lipatan demi lipatan. Kemudian memasukkan kepala rudalnya ke dalam celah inti Bella Saphira."Ahhh.." pekik Bella Saphira dengan air mata berlinang. Ketika merasakan kepala tumpul itu memasuki celah intinya."Sial," umpat William Randolph yang berhasil memasukkan setengah rudalnya ke
William Randolph yang di tendang keluar oleh Ricky. Ia duduk di tanah dengan wajah bodoh."Keparatt kau Ricky," seru William Randolph yang tidak terima dengan apa yang di lakukan oleh Ricky barusan kepada dirinya.Ricky menulikan telinga, ia langsung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi keluar dari kediaman Randolph.Sepanjang perjalanan pulang, Ricky terus mengumpat kepada saudara tirinya yang berusaha menjatuhkan dirinya dari perusahaan Leonard."Aku tidak akan membiarkan rencana kalian sukses," seru Ricky yang mencengkram stir mobil dengan jemari.Kuatnya cengkeraman jemari Ricky telah mengeluarkan suara perpaduan antara tulang jemari.***William Randolph yang memasuki rumah dengan sebelah tangan mengusap bokongnya. Tetiba ia melihat ayahnya sedang duduk dengan wajah hitam dan firasatnya mengatakan ini merupakan hal yang tidak baik sama sekali. Tepatnya akan bernasib seperti Ricky."Kemana saja kau ini?" tanya Robert Randolph dengan suara meninggi kepada William Randolph
"Sudah malam, ayo tidur. Jangan pikirkan tentang Bella Sapira dulu," nasehat James Arthur yang tidak ingin Cintya banyak berpikir dan juga ia tidak tahan menemani Cintya yang mempunyai sikap manja."Jika bukan karena cinta, sudah aku tinggalkan jauh-jauh hari. Daripada harus seperti ini," batin James Arthur yang tersiksa akan sikap Cintya."Ieeehhh..." gerutu Cintya dengan sikap manjanya sembari memukul dada bidang James Arthur berapa kali.James Arthur memilih untuk diam dengan menutup kedua mata. Karena ia sangat lelah menjaga Cintya semalaman di tambah lagi harus menghadapi sikap Cintya yang seperti ini. Benar-benar menguras tenaga bagi James Arthur yang mempunyai stock kesabaran tipis.Cintya masih mendengus kesal. Mau tidak mau ia melakukan apa yang di perintahkan oleh James Arthur padanya. Sebelum tidur, Cintya menatapi wajah tampan James Arthur yang nampak lelah dengan kedua kantong mata menghiasi bawah mata."Kau akan menjadi milik aku selamanya," batin Cintya yang tidak ingin
“Masa sisa secuil?” gumam William Randolph yang kaget melihat terongnya super pendek dan mini dengan tinggi tubuh 190cm.Jantung William Randolph berdetak lebih kencang dari biasanya. Kecemasan dan ketakutan menghantui hatinya. Di tambah lagi dengan perkataan Ricky yang selalu terngiang-ngiang di kepalanya belakang ini.Kedua mata William Clanton menatapi lemak di perut melalui samping kaca yang tergantung di dinding kamar mandi. Kemudian melihat ukuran tubuhnya yang lebih besar dua kali lipat dari tubuh Ricky.Syock berat, itulah yang di rasakan oleh William Randolph hari ini. Hingga otaknya terasa buntuh dan tidak bisa berpikir jernih.William Randolph menjambak rambutnya dengan kedua tangan. Ia mengerutu berapa kali dengan berjalan mondar-mandir di dalam kamar mandi. Kemudian kembali ke posisi semula. Di tataplah kaca yang memantulkan bentuk tubuhnya yang besar dan jelek."Sial jadi ini penyebab terong aku kurang panjang. Karena di tutupi lemak di perut," seru William Randolph men
Panggilan masuk itu berbunyi berulang kali. William Randolph yang sudah terkapar tidak sadar diri tidak menyadari bunyi ponsel yang tiada berhenti.Raisa Andriana yang sejak tadi menghubungi William Randolph. Wajah cantiknya kini terlihat menghitam setelah panggilan berpuluh-puluhan kali tidak di respon oleh William Randolph."Jangan bermimpi kau bisa kabur dari aku setelah mencampakkan aku seperti sampah," batin Raisa Andriana yang masih terobsesi kepada William Randolph serta kekayaan yang di miliki oleh William Randolph.Melihat hari sudah menunjukkan jam 5 pagi, Raisa Andriana memutuskan untuk makan sedikit di bandara untuk mengisi tenaga. Kemudian langsung pergi ke hotel mewah untuk istirahat.***Ujung mata Ricky menatapi kedua kembar yang keluar dari mobil mewah dan di temani oleh seorang pria yang tidak lain adalah Adam Levine."Daddy," seru kedua kembar yang nempel seperti prangko. Sebelum masuk ke dalam halaman sekolah."Belajar yang rajin," Adam Levine memeluk kedua kembar
Mendengar apa yang di katakan oleh pria tua di hadapannya, tawa Cindy semakin nyaring. Semua tamu yang hadir hanya bisa memandang satu sama lain. Mereka tanpa bersuara."Putri kata mu?" seru Cindy yang berusaha berdiri. Ia menatapi Bella dengan senyuman jahat, kemudian membuang ludah sebagai penghinaan.Erik Stephen mengerutkan dahi semakin dalam, ia tidak suka ada yang merusak acara ulang tahun kedua cucu kembar."Wanita jalang itu sudah tidur dengan banyak pria dan kini pria tua itu adalah simpan jalang itu," seru Cindy yang masih emosional dan ia tidak iklhas hidup Bella lebih baik dari dirinya.Bella yang kehabisan kesabaran, ia berjalan ke arah Cindy dengan menghadiahkan satu tamparan keras yang membuat semua tamu ternganga."Tutup mulut jahatmu, berani menghina ayah aku. Aku bersumpah kau tidak akan hidup dengan tenang."Apa yang di katakan oleh Bella mengaketkan semua tamu yang hadir. Termasuk Ricky dan Adam Leonard yang melihat Bella yang menjambak rambut pirang Cindy dengan
Ricky merasa apa yang dilakukan oleh Adam Levine sangat lucu."Pria sampah seperti kau hanya bisa berlindung di belakang wanita," cibir Ricky dalam hati dengan membalas tatapan ancaman dari Adam Levine.Keduanya terlihat saling memperingati satu sama lain. Ricky yang tidak ingin topeng aslinya terbongkar di depan umum, Ia segera mengikuti sang ayah ke tempat lain.Adam Leonard ingin mewancari Ricky secara detail. Tapi melihat Ricky menguap berapa kali dan memijit kepala, niatnya terundur.Untuk menutupi kecurigaan sang ayah, Ricky sengaja meminta air putih kepada salah satu pelayan yang berjalan lalu lalang."Kau kenapa?" tanya Adam Leonard yang melihat Ricky menelan satu pil obat.“Sakit kepala,” balas Ricky yang melemparkan bungkusan obat kepada Adam Leonard yang duduk di depan.Adam Leonard menatapi bungkusan obat di atas meja depan wajah dengan tidak senang.“Mengapa ada yang bau badan di pesta ini?” dusta Ricky yang menutup hidung dengan sapu tangan dan sebelah tangan memijit dahi
melihat sikap Erick Stephen yang posesif kepada gadis kecil itu. Emosi Roberth Randolph seketika mendidih. Ia merasa terkalahkan dalam hal untuk memiliki sesuatu.Robert Randolph berdiri dari tempat duduknya. Ia tidak ingin Erick Stephen memonopoli Lilica seorang diri.Tanpa kata-kata, Erick Stephen memilih untuk pergi dari hadapan Robert Randolph dengan tujuan menjauhkan Lilica dari Robert Randolph.Robert Randolph yang ingin melangkahkan kakinya, namun ia terhalang oleh Anton Bachrul."Jangan gegabah tuan," saran Anton Bachrul yang tidak ingin Robert Randolph kena masalah. Mengingat latar belakang Erick Stephen yang terkenal di dunia hitam."Apakah tuhan membalas apa yang aku lakukan di masa lalu dengan cara seperti ini," Robert Randolph berusaha menahan kesedihan, kemarahan dan ketakutan menjadi satu di dalam hati.Anton Bachrul tidak mengerti apa yang di katakan oleh Robert Randolph, ia segera membawa Robert Randolph untuk segera kembali ke rumah utama.Di rumah utama, Robert Rand
"Apa katamu tua Bangka," seru Cindy yang tidak terima atas kata-kata Deep Arthur yang merupakan ayah mertua. "Tidak sopan," Deep Arthur yang tidak tahan dengan sikap Cindy yang kian hari kian kurang kurang ajar. Ia langsung menyiramkan satu ember air ke arah Cindy. Cindy melap wajahnya yang basah, ia berdiri dari tempat duduk dengan wajah hitam. Rasa marah dan sesak bercampur jadi satu di dalam hati. "Tua Bangka sialan, aku berharap kau cepat masuk tanah." Cindy meraih tas mewah, ia berlari dari ruang tamu dengan emosi membara sembari mengumpat berulang kali. Sedangkan Anne Arthur berusaha mengejar Cindy dari arah belakang. "Sekalian saja kau ikut wanita mandul itu pergi, maka tidak perlu kembali lagi ke sini!" tegas Deep Arthur yang membanting ember ke lantai. Langkah kaki Anne Arthur terhenti, ia tidak berani mengejar langkah kaki Cindy lagi. Ketika sebuah suara berat berupa ancaman terdengar nyaring. "Aku heran kenapa James bisa menikahi wanita ini," seru Deep Arthur yang lup
"Aku kan bercanda, lagian Adam pasti akan marah besar. Jika tau aku bekerja," Bella tertawa pelan. Kemudian menarik Erick Stephen keluar dari rumah.Kerutan di dahi Erick Stephen terlihat semakin dalam ketika melihat tingkah Bella hari ini."Temani aku jalan-jalan! Kita sudah lama tidak berjalan bersama sebagai ayah dan anak," Bella sedikit memaksa kehendaknya kepada Erick Stephen untuk keluar dari dalam rumah.Erick Stephen yang tidak ingin Bella stres. Ia pun setuju akan permintaan Bella hari ini.Di mall, Bella melirik barang mewah keluaran terbaru."Aku mau tas ini," ucap Bella dan seorang wanita secara bersamaan.Wanita itu terlihat tidak suka ada yang mengincar barang yang ia sukai. Sedangkan Bella masa bodoh."Aku pikir siapa, ternyata kau Bella. Oops wanita jalang," Cindy sengaja menyindir Bella untuk membalas sakit hati di pameran perhiasan di Paris."Oh ada pelakor," balas Bella dengan tatapan menyindir. Ia pun melap jari-jari dengan tissue basah anti kuman di depan Cindy.T
Di salah satu ruangan, Adam Levine mendudukan kedua kembar. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kedua kembar."Mengapa kalian menagis, apa karena dad dan mom tidak ikut kalian pergi main ke pantai?" Adam Levine berusaha menghibur kedua kembar tersebut."Rumah kita terbakar habis," Shimon yang mengambil ahli untuk menjawab pertanyaan yang tidak bisa di jawab oleh kedua kembar yang masih sibuk menagis.Wajah Adam Levine memperlihatkan sedikit ketakutan, apa yang ia takutkan menjadi kenyataan."Itu hanya rumah sementara untuk di tempati, sekarang kita semua balik ke Italia. Liburan sudah selesai," timpal Erick Stephen yang ingin menjauhkan kedua kembar dari ayah biologis."Baiklah," kedua kembar menjawab perkataan Erick Stephen secara bersamaan. Karena mereka tahu keegoisan telah menyebabkan banyak hal terjadi. Sedangkan Adam Levine hanya bisa diam tanpa protes atau apapun.Shimon merasa semua ini tidak sederhana, ia yakin ada yang sengaja membakar rumah sebagai peringatan u
"Mau apa kau menghubungi aku," William Randolph menaikkan volume suara lebih tinggi dari biasanya saat berbicara dengan Ricky di balik ponsel."Dasar bodoh, apa yang kau lakukan di sana. Otak udangmu itu di pakai sedikit bisa tidak? Karena kebodohan mu itu telah menyebabkan banyak masalah di banyak pihak,"William Randolph menaikkan sebelah alisnya. Ia merasa semua ini pantas di dapatkan oleh para pecundang seperti Adam Levine dan Erick Stephen.Ricky yang di balik ponsel hanya menghela nafas panjang. Ia tidak bisa membantu banyak atas kebodohan yang di sebabkan oleh William Randolph.Seorang pria tua berdiri di hadapan Ricky. Ia menunjukkan sikap tidak senang.Sadar posisi dalam bahaya, Ricky memutuskan panggilan dengan William Randolph saat itu juga."Berapa kali aku katakan padamu untuk tidak berteman dengan bajingan itu yang bisa menghancurkan karir dan nama keluarga kita!" ucap pria tua itu yang tak lain adalah Adam Leonard.Ricky menghela nafas panjang, ia beralasan orang yang i
"Sial, terkutuk kau...." William Randolph melampiaskan kekesalan di dalam hati ke arah salah satu kaki meja. "Sial..sial.." tidak puas mengumpat, William Randolph membanting meja tersebut dengan sekuat tenaga untuk melampiaskan kekesalan di dalam hati yang masih ada api yang kebencian yang membara kian tinggi. Tidak puas melampiaskan kekesalannya itu, William Randolph memilih untuk keluar dari dalam rumah. Ia memutuskan untuk mencari Erick Stephen atau Adam Levine untuk membuat perhitungan karena selama ini berani menyembunyikan keberadaan Bella Saphira tanpa seizinnya. "Wanita sialan itu harus diberikan pelajaran berlipat-lipat dari sebelumnya," batin William Randolph yang masih penuh amarah kepada Adam Levine dan Erick Stephen. Sehingga melupakan nasehat Ricky. Pintu rumah di buka secara tiba-tiba oleh William Randolph. Seketika dahi William Randolph berkerut dalam saat melihat siapa yang ada di hadapannya. Wanita itu menampilkan senyuman manis dengan bagian dada yang hampir te