*** Malam hari. Adam Levine berpakaian rapi untuk menemani Bella pergi ke pameran perhiasan. "Jaga rumah dan jangan buat keributan!" perintah Adam Levine kepada kedua kembar yang sedang bermain dengan Erick Stephen di ruang tamu. Lilica langsung berhenti bermain, kemudian berdiri dengan sebelah tangan memegang boneka. "Padahal aku mau ikut Daddy pergi," protes Lilica dengan mencebikkan bibir mungilnya. Saat Adam Levine akan bersuara. Ia tetiba di kagetkan oleh Shimon yang pulang dengan pakaian kotor dan rambut acak-acakan. "Permainan kali ini kalah," ucap Shimon yang masuk ke dalam rumah dengan wajah lesu. Lilica yang awalnya protes mau ikut. Kini mendadak tidak jadi protes lagi. "Kak Shimon," pekik Lilica yang mengejar langkah kaki Shimon ke atas Anak tangga. "Tunggu aku kak Shimon," ujar Lilica yang masih mengejar langkah kaki Shimon yang berjalan lebih cepat dari biasanya. Adam Levine mengerutkan keningnya, ia heran dengan permainan apa yang di mainkan oleh Shimon belakan
"iieehhh," cibir seorang wanita kelas atas yang menatapi Cintya dengan tatapan jijik. "Tidak punya uang, jangan sok kaya. Gini kan akhirnya," cibir seorang wanita yang juga menatap Cintya dengan tatapan sinis. Cintya yang malu akan sindiran panas tersebut, ia memilih pergi sembari mengumpat di sertai dengan kata-kata kasar kepada James Arthur. Brukkk Kedua wanita saling bertabrakan. "Apa kau tidak punya mata," seru Cintya yang salah tapi menyalahkan orang lain akan kekesalan di dalam hatinya. "Kau yang seharusnya minta maaf," balas pria yang itu dengan suara beratnya. Jika ia tidak ada di samping Bella. Sudah di pastikan Bella akan terjatuh dan kepalanya kena sudut meja. Cintya melihat wanita yang ia tabrak tadi, niatnya ingin mempermalukan wanita tersebut. Seketika wajahnya menjadi pucat. "Bella?" Bella menunjukkan tatapan datar kepada Cintya. Karena ia tidak sengaja melihat penyebab keributan tadi. "Kamu kenal wanita ini?" tanya Adam Levine heran melihat ke arah Bella lalu
Seakan tahu apa yang sulit di katakan oleh Bella sejak tadi. Adam Levine melayangkan satu kecupan manis di dahi Bella, kemudian mengusap pundak Bella secara lembut untuk memberikan sebuah ketenangan batin dan rasa nyaman. Sekaligus membuktikan ia adalah pria yang bertanggung jawab dan bisa menerima segala kekurangan dan masa lalu yang pahit. "Keselamatan anak-anak dan dirimu adalah prioritas utama dalam hidup aku," ucap Adam Levine yang masih tetap dalam pendirian untuk melindungi Bella dari orang yang di masa lalu. Terutama dari William Randolph yang kini hadir kembali dalam hidup Bella. "Tapi kamu akan kehilangan pekerjaan yang susah payah kamu bangun?" ujar Bella Saphira yang tidak ingin Adam Levine berkorban lagi untuk dirinya. Bella merasa ia tidak pantas menerima semua kebaikan dari pria sebaik Adam Levine. Adam Levine tertawa pelan mendengar perkataan Bella Saphira yang masih keras kepala. "Aku tidak perduli, lagian aku bekerja juga karena iseng. Biar tidak di curigai orang
"Perlihatkan keahlian mu," bisik Adam Levine secara sensual di telinga Bella. Bella mengigit bibirnya secara nakal, lalu jemarinya mengusap benda keras itu secara perlahan. Kemudian membebaskan dari sel. Jemari lentik itu begitu ahli mengosok batang yang mengeras itu berulang kali, hingga sang empuh mendesis kenikmatan. "Ahhhhh~" desah Bella secara merdu. Ketika ia memasuki benda keras itu kedalam tubuhnya. Secara perlahan tubuhnya bergerak naik turun di hadapan Adam Levine. Adam Levine menatapi Bella dengan tatapan penuh cinta. Tidak lupa ia mengeluarkan kata-kata memuja terhadap Bella sebagai bentuk penghargaan. "Ahhhhh," desah Bella yang selalu mendapat perlepasan karena milik Adam yang selalu menembus sampai dalam. Sedangkan Adam Levine yang belum mendapatkan perlepasan berusaha untuk mengerakkan dari bagian bawah tanpa melukai Bella. Berulang kali Bella menjerit histeris dengan kedua tangan menyentuh dada bidang Adam Levine. "Kamu cantik dan menggairahkan," puji Adam Levi
Adam Levine menatapi Leo dengan tatapan kasih sayang. Ia juga tidak berani mengatakan sejujurnya bahwa ia adalah dokter tidak baik di masa lalu. Tapi sebisa mungkin Adam Levine berjuang untuk menutupinya dan kini berusaha memberikan kesan baik kepada Leo sebagai seorang ayah. "Daddy akan menyekolahkan mu di sekolah tahun depan. Jika nilai mu bagus tahun ini," ucap Adam Levine yang ingin Leo meningkatkan kemampuan dan bakat serta bisa loncat secepatnya. Maka ia tidak akan sayang uang untuk membiayai sekolah Leo lebih tinggi agar Leo mempunyai masa depan yang jelas. "Tapi..." ragu Leo, karena biaya sekolah medis sangat mahal dan ia juga kasihan melihat Adam Levine yang selalu lembur kerja demi biaya pendidikannya. Adam Levine meraih tubuh mungil itu untuk duduk di atas pangkuannya. Kemudian mengecup kening Leo. "Daddy maih punya uang dan kamu bisa pakai biaya siswa sebagai siswa jenius," jelas Adam Levine yang menghibur Leo serta memeluknya secara erat. Shimon yang kini beranjak r
"Kitakan bestfriend bro," Ricky sengaja mengatakan kalimat tersebut untuk menghibur William Randolph yang kini dalam masalah besar. William Randolph hanya bisa mendengus kesal dan sekaligus terbantu akan keberadaan Ricky yang kadang seenak hati. Mendengar suara dengusan William Randolph yang kasar, Ricky tertawa terbahak-bahak. Ia tahu William Randolph pasti menderita belakang ini atas kebodohan yang di lakukan tanpa sadar. "Kenapa tidak cari wanita jalang untuk melepaskan emosimu?" tanya Ricky dengan sebelah alis terangkat dan sekaligus menghina William Randolph yang tidak menyentuh wanita lain selain Bella Saphira. William Randolph memutar kedua mata secara malas akan pertanyaan Ricky yang di anggap menyebalkan dan juga menyindir. "Maunya seperti itu, tapi mata-mata pak tua menyebalkan ada di mana-mana." Tawa Ricky semakin nyaring. Ia tahu rasanya bagaimana tidak berhubungan intim selama itu. "Oya, aku sudah mendapatkan alamat rumah Bella Saphira. Tapi sepertinya tidak mudah u
"Wanita jalang sepertimu harus di berikan pelajaran lebih menyakitkan dari sebelumnya, jika perlu aku akan membuat mu menyesal dari sebelumnya," batin jahat William Randolph yang masih dendam kesumat kepada Bella Saphira yang berani melahirkan anak tanpa seizin dirinya. Bella Saphira yang berbaring tanpa busana, tetiba ia teringat belum membalas pesan Adam Levine yang mengantar Leo ke sekolah. Sebagai seorang ibu yang mengkawatir keselamatan anak yang tidak ia harapkan. Bella meraih kain tipis untuk menutupi tubuh. Kemudian berjalan ke arah baju yang di titipkan untuk mencari keberadaan ponsel. Sedangkan William Randolph masuk ke dalam ruangan dengan rahang mengeras, ketika mendapatkan keberadaan Bella Saphira tidak ada di dalam ruangan. Ia pun berjalan ke arah ruangan lain untuk mencari keberadaan Bella Saphira sembari mengumpat dalam hati dengan banyak kata-kata kasar. "Pelayan sialan, berani sekali membohongi aku. Apa sudah bosan hidup?" umpat Willia
"Bel... Ini demi kebaikan kita semua," Erick Stephen kembali bersuara. Ia mengusap wajah Bella yang terdapat sisa air mata.Erick Stephen tahu Bella saat ini tidak bisa mengambil keputusan, sehingga sabar ia hanya bisa sabar dan perlahan-lahan memberikan pengertian kepada Bella.Bella menatapi wajah tua Erick Stephen sesaat. Kemudian menundukkan kepala dan tidak bisa mengeluarkan suara, ia masih ketakutan dan tubuhnya tidak berhenti bergetar sejak tadi. Karena bayang-bayangan tersebut masih menghantui dirinya sampai saat ini.Memastikan Bella tidak melakukan hal nekat, Erick Stephen kembali mengemudikan mobil ke arah rumah sakit dengan perasaan marah dan emosi bercampur di dalam hati."Kenapa pria sialan itu harus kembali kehidupan Bella?" batin Erick Stephen yang mengoceh dalam hati."Aku tidak akan membiarkan pria sialan itu mengambil kedua cucu aku," lanjut batin Erick Stephen yang berjuang untuk mempertahankan hak asuh anak ada di tangan Bella atau Adam Levine.***Puas melakukan