Share

122

Penulis: ANGELA HIKARU
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
''Untuk apa berpikir yang tidak-tidak, kita bersenang-senang sampai puas. Kapan lagi bisa melakukan hal seperti ini lagi," ucap William Randolph yang masih rajin membujuk Ricky untuk sama-sama melecehkan Bella Saphira ke arah hubungan intim. Tepatnya mengajak Ricky untuk melakukan trisome bersama Bella Saphira sepanjang malam tanpa mengenal waktu istirahat.

Ricky menelan saliva dengan susah payah. Ketika membayangkan tubuh Bella Saphira yang mengairahkan dan tidak mengenakkan kain sehelai pun menutupi bagian atas dan bawah. Tapi kini kepala juga terisi dengan hal lain yang membuatnya tidak bisa fokus pada ajakkan William Randolph untuk mencari kesenangan semata.

Melihat Ricky yang diam sejak tadi. William Randolph kembali membujuk Ricky untuk kesekian kalinya dengan harapan Ricky mau menerima tawarannya.

"Ayo lah... Kapan lagi bisa melecehkan dia lagi?" lanjut William Randolph dengan hasutan untuk mengajak Ricky untuk sama-sama menikmati keindahan tubuh Bella Saphira.

Ricky yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Benci Berbuah Cinta   123

    Bella Saphira yang di atas ranjang, ia mundurkan tubuhnya ke arah belakang. Saat melihat William Randolph melepaskan baju satu demi satu. Lalu mengunakan ikat pinggang untuk mengikat kedua tangannya ke arah belakang. "Kau memang pria gila," seru Bella Saphira yang mengunakan kedua kakinya untuk menendang tubuh William Randolph yang bergerak ke arahnya. Tendangan kaki Bella Saphira tidak membuat perut William Randolph kesakitan, sebaliknya ia semakin senang menerima tendangan kaki dari Bella Saphira yang terasa nikmat. "Akan tunjukkan padamu apa itu pria gila," ucap William Randolph yang menarik salah satu kaki Bella Saphira. Lalu memaksa salah satu kakinya untuk terbuka lebar. Kemudian menghentakkan miliknya ke dalam berulang kali seperti orang kesetanan. "Ahhhhh," pekik Bella Saphira dengan suara nyaring. Karena tubuh bawahnya masih kering tapi di paksa menerima benda tumpul berukuran besar itu untuk kesekian kalinya setelah beberapa hari bebas dari pelecehan seksual yang di lak

  • Benci Berbuah Cinta   124

    "Bagaimana rasanya liangmu di obral Abrik dengan vibrator itu ini," ucap William Randolph dengan di sertai tawa jahat yang menghiasi wajah bejadnya. Sepanjang kegilaan William Randolph yang mengerakkan alat vibrator dengan kecepatan tinggi, Bella Saphira hanya bisa mendesah nyaring dan mengutuk tindakan William Randolph dalam hati. Tidak puas hanya mengerakkan vibrator tersebut, jemari William Randolph juga mengusap bagian lunak itu dengan usapan kuat. "Hent... Hentikan... Tolong hentikan...." pekik Bella Saphira dengan tubuh bergetar saat mendapatkan perlepasan berulang kali. "Aku akan menghentikannya setelah puas bermain dengan mu," balas William Randolph yang kini sibuk meremas kedua dada Bella Saphira secara bergantian. Lalu menarik puncaknya. "Ini kah yang kau harapkan selama ini dengan sengaja bekerja di klub malam," cibir William Randolph yang mengerakkan vibrator lebih cepat dan sebelah tangan mencengkeram erat salah satu dada Bella Saphira. Bella Saphira mengeluarkan tat

  • Benci Berbuah Cinta   125

    James Arthur memperlihatkan senyuman penuh arti di sertai dengan nafsu kepada Cintya yang sejak tadi mengoda dirinya dengan mengunakan jemari tangan untuk mengusap dadanya yang bidang di sertai dengan sentuhan lembut. "Kau sengaja memancing aku?" bisik James Arthur di dekat telinga Cintya. Wajah Cintya semakin merah merona akan sikap James Arthur yang terlalu intim terhadap dirinya. "Ehenmmmmm," Deep Arthur yang tidak suka dengan kelakuan Cintya yang di anggap tidak tahu etika ketika ada tamu. Dehem Deep Arthur menyadarkan Cintya dan James Arthur secara bersamaan. Keduanya duduk secara sopan di depan Deep Arthur seolah tidak terjadi apapun. Walau ujung mata keduanya saling melirik satu sama lain.Deep Arthur menatapi putra satu-satunya dengan tatapan rumit. Ia juga tidak punya pilihan. Selain menyerahkan perusahaan kepada James Arthur yang merupakan pewarisnya. "Aku harap kau tidak mengecewakan aku," ucap Deep Arthur dengan wajah datarnya. James Arthur menaikkan sebelah alisnya

  • Benci Berbuah Cinta   126

    "Ahhh Ahhh sakit," pekik Bella Saphira yang merasakan kesakitan yang luar biasa atas kekejaman yang di berikan oleh William Randolph pada tubuhnya. Untuk mengimbangi kekuatan hentakan William Randolph yang membabi buta, Bella Saphira menarik sprai secara kuat dengan kedua tangan. Sembari berharap rasa sakit dapat di salurkan kepada kain sprei yang ia tarik saat ini. Mendengar jeritan Bella Saphira yang di anggap di buat-buat, William Randolph mendadak merasa jijik dan mual. Ia pun mempercepat hentakannya dari sebelumnya. "Tolong... Tolong hentikan," ujar Bella Saphira yang memohon pilu dan masih mengikuti irama hentakan pria yang masih menyiksa intin tubuhnya. "Ini kan yang kamu inginkan selama ini dengan sengaja bekerja di klub malam dan mengoda para pria hidung belang," lanjut William Randolph dengan hentakan kuat dan kedua matanya menatapi dada Bella Saphira yang berayun-ayun. "Ahh, kau salah paham. A-ku," balas Bella Saphira yang berusaha untuk menjelaskan. Tapi tidak di tang

  • Benci Berbuah Cinta   127

    "Seharusnya kau berterima kasih padaku yang mau memberikan kamu pakaian," cibir William Randolph dengan kata sinisnya. Apa yang di katakan oleh William Randolph tidak di dengar oleh Bella Saphira yang tetiba mempunyai ide untuk melarikan diri dari kurungan William Randolph. Ia berusaha untuk berdiri dengan susah payah untuk mengambil paper bag yang tidak jauh dari posisinya sekarang. "Aku harus melarikan diri dari pria gila ini, pokoknya harus. Bagaimana pun caranya harus di coba," batin Bella Saphira yang membulatkan tekadnya di dalam hati untuk bisa kabur secepatnya. Kemudian membuat perhitungan dengan Cintya. "Aku yakin semua ini ada kaitannya dengan mu," lanjut batin Bella Saphira yang yakin Cintya terlibat dalam kasus penculikan yang di dalangi oleh William Randolph. Melihat Bella Saphira yang terdiam seolah sedang memikirkan sesuatu. Dahi William Randolph sempat mengerut dalam. Ia penasaran akan apa yang sedang di rencanakan oleh Bella Saphira. "Jangan bermimpi bisa melarika

  • Benci Berbuah Cinta   128

    Kedua mata William Randolph yang melirik tubuhnya, tetiba terasa tidak nyaman bagi Bella Saphira yang berdiri tanpa memakai baju dalaman terutama bagian bawah maupun bagian atas yang menampakkan kedua gundukkan yang semakin berisi dari hari ke hari."Tidak buruk juga," lanjut William Randolph dengan perkataannya yang kemudian mendapatkan tatapan sinis dari Bella Saphira."Aku tidak takut dengan tatapan mu dan juga tidak akan melukai hati aku," ucap William Randolph dengan naikkan kedua alis matanya yang berwarna hitam. Lalu mengusap rahangnya berulang kali, Seolah memperingat Bella Saphira untuk tidak melawan dirinya atau akibatnya akan sangat fatal.Mendengar apa yang di katakan oleh William Randolph dengan perkataan yang tidak ada rasa malunya, Bella Saphira semakin memperdalam tatapan matanya ke arah William Randolph dengan tatapan tajam dan mencemoh.Melihat sikap Bella Saphira yang masih angkuh dan tidak takut, William Randolph menaikkan sudut bibirnya sebagai balasan atas tatapa

  • Benci Berbuah Cinta   129

    Jijik, itulah yang di rasakan oleh Bella Saphira. Ia sungguh jijik atas apa yang di lakukan oleh William Randolph terhadap dirinya saat ini.Melihat tingkah Bella Saphira yang di anggap merendahkan dirinya. Kesabaran William Randolp mulai menipis. "Keparat," umpat William Randolph di dalam hati ketika melihat Bella Saphira masih saja dengan posisi semula. Seolah ia seperti orang bodoh yang memuaskan wanita bernafsu di atas ranjang atau tepatnya pria miskin di bayar oleh wanita tua yang kaya raya untuk mendapatkan sebuah kesenangan di atas ranjang. "Tatap aku!" perintah William Randolph yang sejak tadi melihat Bella Saphira memalingkan wajah berulang kali untuk menghindari tatapan matanya. Daripada menuruti perkataan William Randolph yang suka main perintah, Bella Saphira memilih untuk memalingkan wajahnya ke arah lain dengan bibir mengeluarkan suara desahan merdu setiap kali William Randolph menghentakkan miliknya dengan tempo kuat seperti tembakkan peluru yang menembus kulit. "Si

  • Benci Berbuah Cinta   130

    "Melepaskanmu, Jangan mimpi?" seru William Randolph yang masih rajin menghentakkan rudalnya hingga menembus bibir rahim Bella Saphira berulang kali. "Tolong.... Hentikan... Ahhh," pekik Bella Saphira dengan suara nyaring. Tapi masih di tulikan oleh William Randolph yang kini tidak berperasaan. Melihat William Randolph tidak ada niat untuk melepaskan dirinya, Bella Saphira hanya bisa pasrah dengan perasaan sedih yang semakin mengeroti tubuhnya. "Ahhh... Tolong hentikan," pekik Bella Saphira untuk kesekian kalinya. "Untuk apa di hentikan," balas William Randolph yang masih rajin bergoyang pinggang untuk menikmati celah sempit itu yang kini memanjakan rudalnya. Buk Buk Buk Buk Buk Suara perpaduan di bagian bawah terdengar jelas di telinga keduanya yang sedang sibuk dengan persetubuhan panas. Bella Saphira yang malu mendengar percikkan suara bagian itu dan juga berusaha menahan rasa sakit di bagian bawah. Ia akhirnya memilih untuk mengigit bibir bagian bawahnya secara mati-mati

Bab terbaru

  • Benci Berbuah Cinta   182

    Panggilan masuk itu berbunyi berulang kali. William Randolph yang sudah terkapar tidak sadar diri tidak menyadari bunyi ponsel yang tiada berhenti.Raisa Andriana yang sejak tadi menghubungi William Randolph. Wajah cantiknya kini terlihat menghitam setelah panggilan berpuluh-puluhan kali tidak di respon oleh William Randolph."Jangan bermimpi kau bisa kabur dari aku setelah mencampakkan aku seperti sampah," batin Raisa Andriana yang masih terobsesi kepada William Randolph serta kekayaan yang di miliki oleh William Randolph.Melihat hari sudah menunjukkan jam 5 pagi, Raisa Andriana memutuskan untuk makan sedikit di bandara untuk mengisi tenaga. Kemudian langsung pergi ke hotel mewah untuk istirahat.***Ujung mata Ricky menatapi kedua kembar yang keluar dari mobil mewah dan di temani oleh seorang pria yang tidak lain adalah Adam Levine."Daddy," seru kedua kembar yang nempel seperti prangko. Sebelum masuk ke dalam halaman sekolah."Belajar yang rajin," Adam Levine memeluk kedua kembar

  • Benci Berbuah Cinta   181

    Mendengar apa yang di katakan oleh pria tua di hadapannya, tawa Cindy semakin nyaring. Semua tamu yang hadir hanya bisa memandang satu sama lain. Mereka tanpa bersuara."Putri kata mu?" seru Cindy yang berusaha berdiri. Ia menatapi Bella dengan senyuman jahat, kemudian membuang ludah sebagai penghinaan.Erik Stephen mengerutkan dahi semakin dalam, ia tidak suka ada yang merusak acara ulang tahun kedua cucu kembar."Wanita jalang itu sudah tidur dengan banyak pria dan kini pria tua itu adalah simpan jalang itu," seru Cindy yang masih emosional dan ia tidak iklhas hidup Bella lebih baik dari dirinya.Bella yang kehabisan kesabaran, ia berjalan ke arah Cindy dengan menghadiahkan satu tamparan keras yang membuat semua tamu ternganga."Tutup mulut jahatmu, berani menghina ayah aku. Aku bersumpah kau tidak akan hidup dengan tenang."Apa yang di katakan oleh Bella mengaketkan semua tamu yang hadir. Termasuk Ricky dan Adam Leonard yang melihat Bella yang menjambak rambut pirang Cindy dengan

  • Benci Berbuah Cinta   180

    Ricky merasa apa yang dilakukan oleh Adam Levine sangat lucu."Pria sampah seperti kau hanya bisa berlindung di belakang wanita," cibir Ricky dalam hati dengan membalas tatapan ancaman dari Adam Levine.Keduanya terlihat saling memperingati satu sama lain. Ricky yang tidak ingin topeng aslinya terbongkar di depan umum, Ia segera mengikuti sang ayah ke tempat lain.Adam Leonard ingin mewancari Ricky secara detail. Tapi melihat Ricky menguap berapa kali dan memijit kepala, niatnya terundur.Untuk menutupi kecurigaan sang ayah, Ricky sengaja meminta air putih kepada salah satu pelayan yang berjalan lalu lalang."Kau kenapa?" tanya Adam Leonard yang melihat Ricky menelan satu pil obat.“Sakit kepala,” balas Ricky yang melemparkan bungkusan obat kepada Adam Leonard yang duduk di depan.Adam Leonard menatapi bungkusan obat di atas meja depan wajah dengan tidak senang.“Mengapa ada yang bau badan di pesta ini?” dusta Ricky yang menutup hidung dengan sapu tangan dan sebelah tangan memijit dahi

  • Benci Berbuah Cinta   179

    melihat sikap Erick Stephen yang posesif kepada gadis kecil itu. Emosi Roberth Randolph seketika mendidih. Ia merasa terkalahkan dalam hal untuk memiliki sesuatu.Robert Randolph berdiri dari tempat duduknya. Ia tidak ingin Erick Stephen memonopoli Lilica seorang diri.Tanpa kata-kata, Erick Stephen memilih untuk pergi dari hadapan Robert Randolph dengan tujuan menjauhkan Lilica dari Robert Randolph.Robert Randolph yang ingin melangkahkan kakinya, namun ia terhalang oleh Anton Bachrul."Jangan gegabah tuan," saran Anton Bachrul yang tidak ingin Robert Randolph kena masalah. Mengingat latar belakang Erick Stephen yang terkenal di dunia hitam."Apakah tuhan membalas apa yang aku lakukan di masa lalu dengan cara seperti ini," Robert Randolph berusaha menahan kesedihan, kemarahan dan ketakutan menjadi satu di dalam hati.Anton Bachrul tidak mengerti apa yang di katakan oleh Robert Randolph, ia segera membawa Robert Randolph untuk segera kembali ke rumah utama.Di rumah utama, Robert Rand

  • Benci Berbuah Cinta   178

    "Apa katamu tua Bangka," seru Cindy yang tidak terima atas kata-kata Deep Arthur yang merupakan ayah mertua. "Tidak sopan," Deep Arthur yang tidak tahan dengan sikap Cindy yang kian hari kian kurang kurang ajar. Ia langsung menyiramkan satu ember air ke arah Cindy. Cindy melap wajahnya yang basah, ia berdiri dari tempat duduk dengan wajah hitam. Rasa marah dan sesak bercampur jadi satu di dalam hati. "Tua Bangka sialan, aku berharap kau cepat masuk tanah." Cindy meraih tas mewah, ia berlari dari ruang tamu dengan emosi membara sembari mengumpat berulang kali. Sedangkan Anne Arthur berusaha mengejar Cindy dari arah belakang. "Sekalian saja kau ikut wanita mandul itu pergi, maka tidak perlu kembali lagi ke sini!" tegas Deep Arthur yang membanting ember ke lantai. Langkah kaki Anne Arthur terhenti, ia tidak berani mengejar langkah kaki Cindy lagi. Ketika sebuah suara berat berupa ancaman terdengar nyaring. "Aku heran kenapa James bisa menikahi wanita ini," seru Deep Arthur yang lup

  • Benci Berbuah Cinta   177

    "Aku kan bercanda, lagian Adam pasti akan marah besar. Jika tau aku bekerja," Bella tertawa pelan. Kemudian menarik Erick Stephen keluar dari rumah.Kerutan di dahi Erick Stephen terlihat semakin dalam ketika melihat tingkah Bella hari ini."Temani aku jalan-jalan! Kita sudah lama tidak berjalan bersama sebagai ayah dan anak," Bella sedikit memaksa kehendaknya kepada Erick Stephen untuk keluar dari dalam rumah.Erick Stephen yang tidak ingin Bella stres. Ia pun setuju akan permintaan Bella hari ini.Di mall, Bella melirik barang mewah keluaran terbaru."Aku mau tas ini," ucap Bella dan seorang wanita secara bersamaan.Wanita itu terlihat tidak suka ada yang mengincar barang yang ia sukai. Sedangkan Bella masa bodoh."Aku pikir siapa, ternyata kau Bella. Oops wanita jalang," Cindy sengaja menyindir Bella untuk membalas sakit hati di pameran perhiasan di Paris."Oh ada pelakor," balas Bella dengan tatapan menyindir. Ia pun melap jari-jari dengan tissue basah anti kuman di depan Cindy.T

  • Benci Berbuah Cinta   176

    Di salah satu ruangan, Adam Levine mendudukan kedua kembar. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kedua kembar."Mengapa kalian menagis, apa karena dad dan mom tidak ikut kalian pergi main ke pantai?" Adam Levine berusaha menghibur kedua kembar tersebut."Rumah kita terbakar habis," Shimon yang mengambil ahli untuk menjawab pertanyaan yang tidak bisa di jawab oleh kedua kembar yang masih sibuk menagis.Wajah Adam Levine memperlihatkan sedikit ketakutan, apa yang ia takutkan menjadi kenyataan."Itu hanya rumah sementara untuk di tempati, sekarang kita semua balik ke Italia. Liburan sudah selesai," timpal Erick Stephen yang ingin menjauhkan kedua kembar dari ayah biologis."Baiklah," kedua kembar menjawab perkataan Erick Stephen secara bersamaan. Karena mereka tahu keegoisan telah menyebabkan banyak hal terjadi. Sedangkan Adam Levine hanya bisa diam tanpa protes atau apapun.Shimon merasa semua ini tidak sederhana, ia yakin ada yang sengaja membakar rumah sebagai peringatan u

  • Benci Berbuah Cinta   175

    "Mau apa kau menghubungi aku," William Randolph menaikkan volume suara lebih tinggi dari biasanya saat berbicara dengan Ricky di balik ponsel."Dasar bodoh, apa yang kau lakukan di sana. Otak udangmu itu di pakai sedikit bisa tidak? Karena kebodohan mu itu telah menyebabkan banyak masalah di banyak pihak,"William Randolph menaikkan sebelah alisnya. Ia merasa semua ini pantas di dapatkan oleh para pecundang seperti Adam Levine dan Erick Stephen.Ricky yang di balik ponsel hanya menghela nafas panjang. Ia tidak bisa membantu banyak atas kebodohan yang di sebabkan oleh William Randolph.Seorang pria tua berdiri di hadapan Ricky. Ia menunjukkan sikap tidak senang.Sadar posisi dalam bahaya, Ricky memutuskan panggilan dengan William Randolph saat itu juga."Berapa kali aku katakan padamu untuk tidak berteman dengan bajingan itu yang bisa menghancurkan karir dan nama keluarga kita!" ucap pria tua itu yang tak lain adalah Adam Leonard.Ricky menghela nafas panjang, ia beralasan orang yang i

  • Benci Berbuah Cinta   174

    "Sial, terkutuk kau...." William Randolph melampiaskan kekesalan di dalam hati ke arah salah satu kaki meja. "Sial..sial.." tidak puas mengumpat, William Randolph membanting meja tersebut dengan sekuat tenaga untuk melampiaskan kekesalan di dalam hati yang masih ada api yang kebencian yang membara kian tinggi. Tidak puas melampiaskan kekesalannya itu, William Randolph memilih untuk keluar dari dalam rumah. Ia memutuskan untuk mencari Erick Stephen atau Adam Levine untuk membuat perhitungan karena selama ini berani menyembunyikan keberadaan Bella Saphira tanpa seizinnya. "Wanita sialan itu harus diberikan pelajaran berlipat-lipat dari sebelumnya," batin William Randolph yang masih penuh amarah kepada Adam Levine dan Erick Stephen. Sehingga melupakan nasehat Ricky. Pintu rumah di buka secara tiba-tiba oleh William Randolph. Seketika dahi William Randolph berkerut dalam saat melihat siapa yang ada di hadapannya. Wanita itu menampilkan senyuman manis dengan bagian dada yang hampir te

DMCA.com Protection Status