Share

117

Author: ANGELA HIKARU
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Aku punya kenalan seorang dokter, mungkin bisa membantumu untuk menyelesaikan masalah ini. Tapi bayaran yang di minta tidak murah dan apa kau sanggup untuk membayarnya?" tanya Ricky yang kini kembali ke tempat duduknya. Ia mengutuk kebodohan William Randolph yang hampir menjerumuskan dirinya ke arah ke hancuran.

William Randolph yang tidak punya pilihan lagi. Ia pun terpaksa harus mengeluarkan uang dalam jumlah banyak daripada bermasalah kedepannya.

"Berapa?" balas William Randolph yang terpaksa merogoh kocek lebih dalam lagi demi menyelamatkan status dan nyawanya dari hukuman mati. Sekaligus menyelamatkan muka ayahnya akibat kebodohan dirinya.

Ricky mencoba mengingat tarif yang pernah di minta oleh dokter itu berapa bulan lalu.

"Sekitar 10 sampai 100 juta, Tergantung situasi dan keandaan. Bisa lebih murah dan mahal," jelas Ricky yang tidak ingat persis harga yang pernah di minta oleh dokter itu.

Mendengar nominal angka yang di minta, William Randolph hanya bisa mendengus kesal. Ia s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Benci Berbuah Cinta   118

    Dokter itu memperlihatkan senyum jahat atas apa yang di katakan oleh William Randolph barusan."Kau kira aku gila uang hingga kau seenaknya memerintah seperti ini?" balas dokter itu dengan nada sinisnya.Rahang William Randolph langsung mengeras, ia sungguh benci akan sikap dokter yang di rekomendasikan oleh Ricky."Jika tidak tertarik ya sudah, memangnya dokter itu hanya kamu seorang?" seru William Randolph dengan suara murkah. Lalu menutup panggilan di sertai dengan umpatan yang semakin nyaring."Keparatt, memangnya dokter hanya kau seorang. Aku juga bisa menyari yang lain," lanjut William Randolph dengan ocehan panjang setelah mengakhiri panggilan.Lelah mengoceh, William Randolph memutuskan untuk membawa Bella Saphira ke rumah sakit yang jauh untuk menghindari mata-mata dari sang ayah.Sesampai di rumah sakit, William Randolph melirik kanan dan kiri. Lalu berjalan keluar dari dalam mobil dengan mengendong Bella Saphira.Seperti biasa, William Randolph mahir memainkan actingnya un

  • Benci Berbuah Cinta   119

    Bella Saphira terdiam. Ia mencoba mengingat apa yang ia alami terakhir kalinya. Tapi ingatan tersebut tidak begitu jelas. Perawat itu tidak ingin Bella Saphira melarikan diri, ia segera menyuntikkan obat tidur dosis rendah di selang cairan infus. Ujung mata Bella Saphira melirik jarum yang di gunakan oleh perawat tadi. Ada rasa curiga dengan gerak-gerik perawat itu. Perawat itu berusaha tenang setelah menyadari tatapan Bella Saphira barusan. "Apakah kamu butuh sesuatu atau ingin makan?" tanya perawat yang masih dengan sikap tenang. Lalu memberikan berapa tablet obat dan segelas air kepada Bella Saphira yang masih diam. Bella Saphira menatapi berapa tablet obat dan segelas air putih di hadapannya. "Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, lebih baik kau cepat sembuh dan tinggalkan rumah sakit ini. Maksud aku melarikan diri atau membalas apa yang di lakukan oleh orang itu padamu," jelas perawat itu yang tidak ingin mengawasi Bella Saphira dalam waktu y

  • Benci Berbuah Cinta   120

    Bella Saphira yang duduk termenung di atas bangsal dengan pikiran kemana-mana."Mungkin lebih baik aku tunggu sampai kondisi tubuh ini membaik 100%," batin Bella Saphira yang menyentuh bagian bawah dengan jemari tengah."Ah~" desah Bella Saphira dengan suara pelan, ketika bagian bawah merespon sentuhan jemari.Tanpa Bella Saphira sadari, seseorang sudah berdiri di depan pintu. Orang itu sudah mendengar semuanya dan juga melihat apa yang di lakukan oleh Bella Saphira sejak tadi."Aku sudah tidak sabar untuk menyetubuhi mu," batin William Randolph yang sudah terbakar api gairah ketika mendengar suara desahan Bella Saphira yang membangkitkan nafsu birahi di dalam tubuh.Menyadari ada yang menatapinya dengan tatapan tajam. Bella Saphira melihat ke arah tersebut. Seketika jantungnya berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Karena pria yang tidak ingin ia lihat, kini berdiri di tidak jauh dari bangsal."Mengapa kau ada di sini," ucap Bella Saphira dengan suara bergetar ketakutan. Ia berusaha

  • Benci Berbuah Cinta   121

    "Kau memang wanita nakal yang mudah terangsang hanya dengan permainan jemari," cibir William Randolph yang menaikkan tempo permainan jemarinya, Lalu jempolnya mengusap bagian kecil yang membuat Bella Saphira semakin gila tidak karuan.Dalam hitungan detik, tubuh Bella Saphira menegang dan menyemburkan cairan bening."Sepertinya sudah waktunya," ucap William Randolph yang menarik keluar dua jemarinya, Lalu mengangkat sebelah kaki Bella Saphira secara paksa ke atas."Hmmmmppp..." pekik Bella Saphira dengan suara nyaring yang tidak bisa keluar. Saat bagian bawahnya di masuki oleh benda tumpul besar secara mendadak."Uh grrr," desis William Randolph yang merasakan rasa sempit yang luar biasa hingga bagian badan rudalnya terasa di himpit dengan benda berat dan hal ini memberikan kenikmatan yang luar biasa."Kau memang jalang berkualitas," puji William Randolph dengan mengerakkan bokongnya berulang kali untuk menikmati rasa nikmat di tubuh Bella Saphira yang kini menjadi candunya.Bella Sap

  • Benci Berbuah Cinta   122

    ''Untuk apa berpikir yang tidak-tidak, kita bersenang-senang sampai puas. Kapan lagi bisa melakukan hal seperti ini lagi," ucap William Randolph yang masih rajin membujuk Ricky untuk sama-sama melecehkan Bella Saphira ke arah hubungan intim. Tepatnya mengajak Ricky untuk melakukan trisome bersama Bella Saphira sepanjang malam tanpa mengenal waktu istirahat. Ricky menelan saliva dengan susah payah. Ketika membayangkan tubuh Bella Saphira yang mengairahkan dan tidak mengenakkan kain sehelai pun menutupi bagian atas dan bawah. Tapi kini kepala juga terisi dengan hal lain yang membuatnya tidak bisa fokus pada ajakkan William Randolph untuk mencari kesenangan semata. Melihat Ricky yang diam sejak tadi. William Randolph kembali membujuk Ricky untuk kesekian kalinya dengan harapan Ricky mau menerima tawarannya. "Ayo lah... Kapan lagi bisa melecehkan dia lagi?" lanjut William Randolph dengan hasutan untuk mengajak Ricky untuk sama-sama menikmati keindahan tubuh Bella Saphira. Ricky yang

  • Benci Berbuah Cinta   123

    Bella Saphira yang di atas ranjang, ia mundurkan tubuhnya ke arah belakang. Saat melihat William Randolph melepaskan baju satu demi satu. Lalu mengunakan ikat pinggang untuk mengikat kedua tangannya ke arah belakang. "Kau memang pria gila," seru Bella Saphira yang mengunakan kedua kakinya untuk menendang tubuh William Randolph yang bergerak ke arahnya. Tendangan kaki Bella Saphira tidak membuat perut William Randolph kesakitan, sebaliknya ia semakin senang menerima tendangan kaki dari Bella Saphira yang terasa nikmat. "Akan tunjukkan padamu apa itu pria gila," ucap William Randolph yang menarik salah satu kaki Bella Saphira. Lalu memaksa salah satu kakinya untuk terbuka lebar. Kemudian menghentakkan miliknya ke dalam berulang kali seperti orang kesetanan. "Ahhhhh," pekik Bella Saphira dengan suara nyaring. Karena tubuh bawahnya masih kering tapi di paksa menerima benda tumpul berukuran besar itu untuk kesekian kalinya setelah beberapa hari bebas dari pelecehan seksual yang di lak

  • Benci Berbuah Cinta   124

    "Bagaimana rasanya liangmu di obral Abrik dengan vibrator itu ini," ucap William Randolph dengan di sertai tawa jahat yang menghiasi wajah bejadnya. Sepanjang kegilaan William Randolph yang mengerakkan alat vibrator dengan kecepatan tinggi, Bella Saphira hanya bisa mendesah nyaring dan mengutuk tindakan William Randolph dalam hati. Tidak puas hanya mengerakkan vibrator tersebut, jemari William Randolph juga mengusap bagian lunak itu dengan usapan kuat. "Hent... Hentikan... Tolong hentikan...." pekik Bella Saphira dengan tubuh bergetar saat mendapatkan perlepasan berulang kali. "Aku akan menghentikannya setelah puas bermain dengan mu," balas William Randolph yang kini sibuk meremas kedua dada Bella Saphira secara bergantian. Lalu menarik puncaknya. "Ini kah yang kau harapkan selama ini dengan sengaja bekerja di klub malam," cibir William Randolph yang mengerakkan vibrator lebih cepat dan sebelah tangan mencengkeram erat salah satu dada Bella Saphira. Bella Saphira mengeluarkan tat

  • Benci Berbuah Cinta   125

    James Arthur memperlihatkan senyuman penuh arti di sertai dengan nafsu kepada Cintya yang sejak tadi mengoda dirinya dengan mengunakan jemari tangan untuk mengusap dadanya yang bidang di sertai dengan sentuhan lembut. "Kau sengaja memancing aku?" bisik James Arthur di dekat telinga Cintya. Wajah Cintya semakin merah merona akan sikap James Arthur yang terlalu intim terhadap dirinya. "Ehenmmmmm," Deep Arthur yang tidak suka dengan kelakuan Cintya yang di anggap tidak tahu etika ketika ada tamu. Dehem Deep Arthur menyadarkan Cintya dan James Arthur secara bersamaan. Keduanya duduk secara sopan di depan Deep Arthur seolah tidak terjadi apapun. Walau ujung mata keduanya saling melirik satu sama lain.Deep Arthur menatapi putra satu-satunya dengan tatapan rumit. Ia juga tidak punya pilihan. Selain menyerahkan perusahaan kepada James Arthur yang merupakan pewarisnya. "Aku harap kau tidak mengecewakan aku," ucap Deep Arthur dengan wajah datarnya. James Arthur menaikkan sebelah alisnya

Latest chapter

  • Benci Berbuah Cinta   182

    Panggilan masuk itu berbunyi berulang kali. William Randolph yang sudah terkapar tidak sadar diri tidak menyadari bunyi ponsel yang tiada berhenti.Raisa Andriana yang sejak tadi menghubungi William Randolph. Wajah cantiknya kini terlihat menghitam setelah panggilan berpuluh-puluhan kali tidak di respon oleh William Randolph."Jangan bermimpi kau bisa kabur dari aku setelah mencampakkan aku seperti sampah," batin Raisa Andriana yang masih terobsesi kepada William Randolph serta kekayaan yang di miliki oleh William Randolph.Melihat hari sudah menunjukkan jam 5 pagi, Raisa Andriana memutuskan untuk makan sedikit di bandara untuk mengisi tenaga. Kemudian langsung pergi ke hotel mewah untuk istirahat.***Ujung mata Ricky menatapi kedua kembar yang keluar dari mobil mewah dan di temani oleh seorang pria yang tidak lain adalah Adam Levine."Daddy," seru kedua kembar yang nempel seperti prangko. Sebelum masuk ke dalam halaman sekolah."Belajar yang rajin," Adam Levine memeluk kedua kembar

  • Benci Berbuah Cinta   181

    Mendengar apa yang di katakan oleh pria tua di hadapannya, tawa Cindy semakin nyaring. Semua tamu yang hadir hanya bisa memandang satu sama lain. Mereka tanpa bersuara."Putri kata mu?" seru Cindy yang berusaha berdiri. Ia menatapi Bella dengan senyuman jahat, kemudian membuang ludah sebagai penghinaan.Erik Stephen mengerutkan dahi semakin dalam, ia tidak suka ada yang merusak acara ulang tahun kedua cucu kembar."Wanita jalang itu sudah tidur dengan banyak pria dan kini pria tua itu adalah simpan jalang itu," seru Cindy yang masih emosional dan ia tidak iklhas hidup Bella lebih baik dari dirinya.Bella yang kehabisan kesabaran, ia berjalan ke arah Cindy dengan menghadiahkan satu tamparan keras yang membuat semua tamu ternganga."Tutup mulut jahatmu, berani menghina ayah aku. Aku bersumpah kau tidak akan hidup dengan tenang."Apa yang di katakan oleh Bella mengaketkan semua tamu yang hadir. Termasuk Ricky dan Adam Leonard yang melihat Bella yang menjambak rambut pirang Cindy dengan

  • Benci Berbuah Cinta   180

    Ricky merasa apa yang dilakukan oleh Adam Levine sangat lucu."Pria sampah seperti kau hanya bisa berlindung di belakang wanita," cibir Ricky dalam hati dengan membalas tatapan ancaman dari Adam Levine.Keduanya terlihat saling memperingati satu sama lain. Ricky yang tidak ingin topeng aslinya terbongkar di depan umum, Ia segera mengikuti sang ayah ke tempat lain.Adam Leonard ingin mewancari Ricky secara detail. Tapi melihat Ricky menguap berapa kali dan memijit kepala, niatnya terundur.Untuk menutupi kecurigaan sang ayah, Ricky sengaja meminta air putih kepada salah satu pelayan yang berjalan lalu lalang."Kau kenapa?" tanya Adam Leonard yang melihat Ricky menelan satu pil obat.“Sakit kepala,” balas Ricky yang melemparkan bungkusan obat kepada Adam Leonard yang duduk di depan.Adam Leonard menatapi bungkusan obat di atas meja depan wajah dengan tidak senang.“Mengapa ada yang bau badan di pesta ini?” dusta Ricky yang menutup hidung dengan sapu tangan dan sebelah tangan memijit dahi

  • Benci Berbuah Cinta   179

    melihat sikap Erick Stephen yang posesif kepada gadis kecil itu. Emosi Roberth Randolph seketika mendidih. Ia merasa terkalahkan dalam hal untuk memiliki sesuatu.Robert Randolph berdiri dari tempat duduknya. Ia tidak ingin Erick Stephen memonopoli Lilica seorang diri.Tanpa kata-kata, Erick Stephen memilih untuk pergi dari hadapan Robert Randolph dengan tujuan menjauhkan Lilica dari Robert Randolph.Robert Randolph yang ingin melangkahkan kakinya, namun ia terhalang oleh Anton Bachrul."Jangan gegabah tuan," saran Anton Bachrul yang tidak ingin Robert Randolph kena masalah. Mengingat latar belakang Erick Stephen yang terkenal di dunia hitam."Apakah tuhan membalas apa yang aku lakukan di masa lalu dengan cara seperti ini," Robert Randolph berusaha menahan kesedihan, kemarahan dan ketakutan menjadi satu di dalam hati.Anton Bachrul tidak mengerti apa yang di katakan oleh Robert Randolph, ia segera membawa Robert Randolph untuk segera kembali ke rumah utama.Di rumah utama, Robert Rand

  • Benci Berbuah Cinta   178

    "Apa katamu tua Bangka," seru Cindy yang tidak terima atas kata-kata Deep Arthur yang merupakan ayah mertua. "Tidak sopan," Deep Arthur yang tidak tahan dengan sikap Cindy yang kian hari kian kurang kurang ajar. Ia langsung menyiramkan satu ember air ke arah Cindy. Cindy melap wajahnya yang basah, ia berdiri dari tempat duduk dengan wajah hitam. Rasa marah dan sesak bercampur jadi satu di dalam hati. "Tua Bangka sialan, aku berharap kau cepat masuk tanah." Cindy meraih tas mewah, ia berlari dari ruang tamu dengan emosi membara sembari mengumpat berulang kali. Sedangkan Anne Arthur berusaha mengejar Cindy dari arah belakang. "Sekalian saja kau ikut wanita mandul itu pergi, maka tidak perlu kembali lagi ke sini!" tegas Deep Arthur yang membanting ember ke lantai. Langkah kaki Anne Arthur terhenti, ia tidak berani mengejar langkah kaki Cindy lagi. Ketika sebuah suara berat berupa ancaman terdengar nyaring. "Aku heran kenapa James bisa menikahi wanita ini," seru Deep Arthur yang lup

  • Benci Berbuah Cinta   177

    "Aku kan bercanda, lagian Adam pasti akan marah besar. Jika tau aku bekerja," Bella tertawa pelan. Kemudian menarik Erick Stephen keluar dari rumah.Kerutan di dahi Erick Stephen terlihat semakin dalam ketika melihat tingkah Bella hari ini."Temani aku jalan-jalan! Kita sudah lama tidak berjalan bersama sebagai ayah dan anak," Bella sedikit memaksa kehendaknya kepada Erick Stephen untuk keluar dari dalam rumah.Erick Stephen yang tidak ingin Bella stres. Ia pun setuju akan permintaan Bella hari ini.Di mall, Bella melirik barang mewah keluaran terbaru."Aku mau tas ini," ucap Bella dan seorang wanita secara bersamaan.Wanita itu terlihat tidak suka ada yang mengincar barang yang ia sukai. Sedangkan Bella masa bodoh."Aku pikir siapa, ternyata kau Bella. Oops wanita jalang," Cindy sengaja menyindir Bella untuk membalas sakit hati di pameran perhiasan di Paris."Oh ada pelakor," balas Bella dengan tatapan menyindir. Ia pun melap jari-jari dengan tissue basah anti kuman di depan Cindy.T

  • Benci Berbuah Cinta   176

    Di salah satu ruangan, Adam Levine mendudukan kedua kembar. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kedua kembar."Mengapa kalian menagis, apa karena dad dan mom tidak ikut kalian pergi main ke pantai?" Adam Levine berusaha menghibur kedua kembar tersebut."Rumah kita terbakar habis," Shimon yang mengambil ahli untuk menjawab pertanyaan yang tidak bisa di jawab oleh kedua kembar yang masih sibuk menagis.Wajah Adam Levine memperlihatkan sedikit ketakutan, apa yang ia takutkan menjadi kenyataan."Itu hanya rumah sementara untuk di tempati, sekarang kita semua balik ke Italia. Liburan sudah selesai," timpal Erick Stephen yang ingin menjauhkan kedua kembar dari ayah biologis."Baiklah," kedua kembar menjawab perkataan Erick Stephen secara bersamaan. Karena mereka tahu keegoisan telah menyebabkan banyak hal terjadi. Sedangkan Adam Levine hanya bisa diam tanpa protes atau apapun.Shimon merasa semua ini tidak sederhana, ia yakin ada yang sengaja membakar rumah sebagai peringatan u

  • Benci Berbuah Cinta   175

    "Mau apa kau menghubungi aku," William Randolph menaikkan volume suara lebih tinggi dari biasanya saat berbicara dengan Ricky di balik ponsel."Dasar bodoh, apa yang kau lakukan di sana. Otak udangmu itu di pakai sedikit bisa tidak? Karena kebodohan mu itu telah menyebabkan banyak masalah di banyak pihak,"William Randolph menaikkan sebelah alisnya. Ia merasa semua ini pantas di dapatkan oleh para pecundang seperti Adam Levine dan Erick Stephen.Ricky yang di balik ponsel hanya menghela nafas panjang. Ia tidak bisa membantu banyak atas kebodohan yang di sebabkan oleh William Randolph.Seorang pria tua berdiri di hadapan Ricky. Ia menunjukkan sikap tidak senang.Sadar posisi dalam bahaya, Ricky memutuskan panggilan dengan William Randolph saat itu juga."Berapa kali aku katakan padamu untuk tidak berteman dengan bajingan itu yang bisa menghancurkan karir dan nama keluarga kita!" ucap pria tua itu yang tak lain adalah Adam Leonard.Ricky menghela nafas panjang, ia beralasan orang yang i

  • Benci Berbuah Cinta   174

    "Sial, terkutuk kau...." William Randolph melampiaskan kekesalan di dalam hati ke arah salah satu kaki meja. "Sial..sial.." tidak puas mengumpat, William Randolph membanting meja tersebut dengan sekuat tenaga untuk melampiaskan kekesalan di dalam hati yang masih ada api yang kebencian yang membara kian tinggi. Tidak puas melampiaskan kekesalannya itu, William Randolph memilih untuk keluar dari dalam rumah. Ia memutuskan untuk mencari Erick Stephen atau Adam Levine untuk membuat perhitungan karena selama ini berani menyembunyikan keberadaan Bella Saphira tanpa seizinnya. "Wanita sialan itu harus diberikan pelajaran berlipat-lipat dari sebelumnya," batin William Randolph yang masih penuh amarah kepada Adam Levine dan Erick Stephen. Sehingga melupakan nasehat Ricky. Pintu rumah di buka secara tiba-tiba oleh William Randolph. Seketika dahi William Randolph berkerut dalam saat melihat siapa yang ada di hadapannya. Wanita itu menampilkan senyuman manis dengan bagian dada yang hampir te

DMCA.com Protection Status