Bab 96 Mahar Untuk Pernikahan Alisya
===============
Deva tak menjawab. Pemuda itu fokus ke jalan raya. Tak peduli meski Alisya tengah menungu jawabannya. Alisya harus bersabar. Cinta telah begitu menjeratnya. Cinta yang membelenggu pikiran dan akal sehatnya.
Tak akan pernah ada protes darinya, meski seperti apapun watak sang kekasih. Tak ada manusia yang sempurna. Begitupun Deva yang kini menjadi pujaan hatinya. Alisya siap menerima segala kekurangannya. Siap menghadapi watak angkuh, protektif dan diktatornya. AWanita itu yakin, semua akan berubah perlahan,
Bab 97. Rencana Lamaran Deva=====“Mammmma …! Tepon! Mammmmmma tepon!” Rena berlari menghampiri Alisya yang tengah berbincang dengan orang tuanya di halaman belakang.“Iya, Sayang! Makasih!” Alisya menyambut uluran tangan putrinya.“Cama-cama?”Rena berlari kembali ke depan, bocah itu sedang bermain dengan Intan di halaman depan, di hari Sabtu pagi itu.Alisya menatap layar, Deva meneleponnya. Gundah langsung menyer
Bab 98. Permintaan Terakhir Fajar=============“Hallo!” ragu, Alisya mendekatakan benda itu di telinganya.“Sya ….”Alisya terkesiap. Suara Fajar terdengar serak dan berat. Sebenarnya dia sangat enggan mendengar suara laki-laki itu lagi. Tetapi, karena merasa tak enak kepada Intan, dan juga atas dukungan ibunya, Alisya terpaksa mendengarkan suara yang membuatnya muak itu.“Alisya?” Kembali suara serak itu memanggilnya.&ldq
Bab 99. Mantan Mertua Mengacau Acara Lamaran======“Saya tegaskan pada Tante! Saya bukan menantu Anda lagi. Saya bukan sapi perah Anda lagi! Sepertinya Anda begitu berat, ya, kehilangan sapi perahan? Maaf, saya minta Tante keluar dari rumah saya sekarang juga!” Pelan suara Alisya, tetapi begitu tegas.“Apa buktinya kau bukan istri Fajar lagi! Mana surat ceraimu, ha! Selama kau belum memegang surat cerai resmi dari pengadilan, kau tak boleh dilamar oleh siapapun! Lamaran ini batal!” Rahmi berteriak lantang.
Bab 100. Mantan Mertua Menjadi Gila========Dasar perempuan kampung! Hehehehe … Alisya nangis! Fajar …. Alisya nangis, hehehehe …. Kasihan! Makanya! Jangan ngelawan! Emang enak di tampar lakik?”Rahmi benar-benar telah kehilangan kontrol.“Mama! Mama kenapa? Sadar. Dong, Ma! Mama ….” Intan menepuk-nepuk pipi Ibunya. Tangisnya pecah seketika.“Intan, kamu kenapa tertawa. Eh, Fajar tadi ke mana, ya? Fajar! Fajar! Fajar tunggu, Jar! Kau mau ke mana, Nak! Fajar! Jangan bawa anakku! Tolong! Mereka membawa anakku!
Bab 101. Hanya Sentuhan di Wajah=========“Ante Niken, cembunyi ni cini, ya, Ma?” tanya Rena sibuk memeriksa seluruh kamar.“Engak ada, tuh, enggak ada siapa-siapa di sini.” Deva pura-pura ikut mencari.“Kalian main petak umpet sama Tante Niken, ya?” tanya Alisya lega. Kedua bocah ini telah menyelamatkannya kali ini.“Ya, Ma. Tadi sembunyi ke arah sini, ke mana, ya?” jawab Tasya melongokkan kepala ke bawah ranjang. 
Bab 102. Sentuhan Deva Tumbuhkan Dendam di Hati Ardho=========“Hem, gimana, ya. Aku takut kita melewati batas. Aku takut, kita lupa diri, Mas.”“Aku janji, gak akan meminta lebih. Tak akan meminta yang lain, hanya di wajah saja. Sumpah!”Alisya berdebar lagi. Tatapan mata elang Deva begitu menghiba. Gelisah itu terlihat jelas di sana. Entah apa yang dikhawatirkan pria ini. Sepertinya sesuatu yang begitu menakutinya akan terjadi. Deva begitu gelisah. Alisya tak tega.
Bab. 103. Signal Ancaman Dari Ardho======“Pak Pengacara sudah balik? Begaimana, gak ada masalah, kan?” Ayah Alisya langsung menyambut saat Ardho tiba di ruang keluarga.“Alhamdulillah, semua lancar, Pak. Bu Rahmi terpaksa di rawat di sana,” jawab Ardho sembari meletakkan tubuhnya di sofa yang paling sudut.“Jadi, kira-kira masih ada tidak kasus yang bisa menjerat Alisya, Pak Ardho. Mengingat mantan suaminya itu saat ini berada di dalam penjara. Saya khawatir, begitu keluar dari penjara kelak, dia datang 
Bab 104. Intan Terluka, Dendan Membara==========“Kakak, bisa aja, deh!”“Eh, Bos kamu, Mas Raja, kan? Mas Raja bakal jatuh cinta, nih?”“Kak Alisya, udah, dong, godainnya!”Intan semakin merona. Apa yang dikatakan oleh Alisya benar adanya. Pagi ini Intan sengaja bangun pagi-pagi sekali. Hari ini adalah hari pertama dia bekerja di kantor Raja. Pria yang sangat dia kagumi. Hampir satu jam dia mempersiapkan penampilan pertamanya ini. Berharap Raja akan menyukai kehadirannya, dan secepatnya bisa membalas rasa yang kian bergejolak di sanubarinya.