Bab 58. Desy Melabrak Alisya
=======
“Tolong pahami semuanya!”
Hanya itu kalimat yang keluar dari mulut Deva. Pria itu Lalu melepas genggamannya. Alisya membisu. Kemudian mengendurkan pelukan di tubuh Tasya. Pintu mobil dia tutup perlahan.
“Pulang, ya, Sayang!” lirihnya pelan.
“Dadah … Mama! Dadah … Tante Intan! Dadah … Rena!” Tasya melambaikan tangan mungilnya, yang dibalas segera oleh ketiga wanita yang ditinggalkannya.
Mobil itu mulai melaju perlahan, lalu hilang di  
Bab 59. Tawaran Dari Calon Mantan Suami=======Tangan Desy melayang ke udara hendak menampar Intan, cepat ditahan oleh Alisya. Sekuat tenaga wanita itu melawan Desy yang sedang terbakar emosi.“Bawa Rena masuk, Tan!” titah Alisya.Dia tahu, pertengkaran ini akan berlanjut. Alisya tak ingin putrinya melihat tindakan kekerasan di depan mata kanak-kanaknya. Itu akan melukai jiwa Rena.“Baik, Kak.” Intan menggendong Rena masuk ke dalam rumah, lalu menut
Bab 60. Talak Tiga Untuk Alisya======Kini, tak ada sedikitpun rasa iba yang tersisa di hati gadis itu, meski Fajar adalah abang kandungnya, dan Desy adalah sepupunya.Alisya melangkah mendekatinya. Mereka berbicara lewat tatapan. Bisu. Tak ada kalimat yang keluar dari mulut keduanya.Alisya menghenyakkan tubuh di tikar pandan yang digelar di lantai ruangan sempit itu, persis di samping putrinya.Memeluk gadis kecil itu dengan erat, seolah mencari tambahan
Bab 61. Memperalat Istri Mantan Bos========Fajar melangkah gontai keluar dari halaman rumah Alisya, berjalan terseok menuju ujung gang. Sebuah kedai kopi di depan gang sempit itu kini menjadi tujuan langkah kakinya. Setelah memesan segelas kopi, pria itu menghenyakkan tubuh di atas sebuah bangku yang menghadap tepat ke arah jalan.Mengeluarkan sebungkus rokok dari dalam kantong kemeja, pria itu mulai menyulut api rokoknya. Berkali menghisap dan mengeluarkan asap bernikotin itu, setelah mempermainkan asapnya di dalam mulu
Bab 62. Hanya Berbalut Handuk Sebatas Dada=======“Aku transfer sekarang, ya! Nomor rekening kamu masih yang dulu, kan?”“Eh, jangan, Sayang! Aku gak enak, lho!”Fajar pura-pura menolak, padahal sesunguhnya perasaan bahagia membuncah di hati sang durjana.“Gak apa-apa, Sayang! Aku transfer, nih! Kamu langsung ambil, kamu harus belanja malam ini juga! Beli pakaian yang terbaik untuk kamu pakai besok di persidangan kamu, ya! Aku mau kamu tampil tampan dan kelihatan mewah besok! Kan, aku
Bab 63. Deva Dibakar Cemburu===========Deru mobil lain terdengar lagi berhenti di depan rumah.“Lho, itu siapa lagi?” Intan ikut bingung.“Itu, itu pasti Mas Ardho! Dia yang nelpon tadi, kukira mas Ardho yang datang di awal tadi. Rupanya Pak Deva. Gawat! Kedua laki-laki itu telah ada di depan,” ceracau Alisya panik.“Apa? Mereka berdua ngapain datang ke sini?” sergah Intan ikut panik.“Mau jemput kita, Ntan!”
Bab 64. Pertengkaran Kecil Alisya dan Deva=============“Untung Intan dan Rena ada di situ, kalau tidak, mungkin sudah kubakar rumah itu!”“Apa maksud Bapak?”“Kamu nanya apa maksudku? Bagaimana bisa kamu janjian dengan Ardho, lalu kau menyambutnya hanya dengan tubuh berbalut handuk? Apakah itu sudah biasa kau lakukan, ha! Perempuan apa yang membukakan pintu untuk tamu dengan tubuh telanja*g?”Deva berteriak kencang. Teriakan itu memancing perhatian beberapa pengunjung pengadilan yang kebetulan melintas di areal parkir.
Bab 65. Ancaman Deva===========Deva masih sangat kesal ketika Alisya melangkah turun dari mobil. Pembicaraan mereka belum selesai. Deva masih butuh penjelasan. Dia sangat percaya, Alisya tak mungkin sengaja membukakan pintu buat Ardho hanya dengan balutan handuk di tubuh indahnya. Dia sangat yakin Alisya wanita baik-baik. Namun, dia masih saja dibakar api cemburu.Lelaki itu berjalan gontai memasuki ruang sidang. Lalu mencari posisi di sudut belakang, jauh dari posisi Alisya. Deva terkejut saat rombongan Fajar memasuki ruangan. Wanita dewas
Bab 66. Kehebohan di Ruang Sidang===============“Kalau begitu, kita impas, dong! Anda juga tidak lebih baik dari saya! Tetapi, saya akan menutup skandal Anda ini. Dengan catatan, Anda juga pura-pura tak tahu mengenai hubungan saya dengan Fajar, kekasih saya. Gimana Anda setuju, bukan?” usul Dara merasa menang.“Hebat sekali tawaran Anda, Nyonya! Cukup menggiurkan. Sayang sekali, saya tidak tertarik.”“Baik, mungkin berbagai sosial media dan halaman depan koran bisnis terbitan sore i