Bab 60. Talak Tiga Untuk Alisya
======
Kini, tak ada sedikitpun rasa iba yang tersisa di hati gadis itu, meski Fajar adalah abang kandungnya, dan Desy adalah sepupunya.
Alisya melangkah mendekatinya. Mereka berbicara lewat tatapan. Bisu. Tak ada kalimat yang keluar dari mulut keduanya.
Alisya menghenyakkan tubuh di tikar pandan yang digelar di lantai ruangan sempit itu, persis di samping putrinya.
Memeluk gadis kecil itu dengan erat, seolah mencari tambahan
Bab 61. Memperalat Istri Mantan Bos========Fajar melangkah gontai keluar dari halaman rumah Alisya, berjalan terseok menuju ujung gang. Sebuah kedai kopi di depan gang sempit itu kini menjadi tujuan langkah kakinya. Setelah memesan segelas kopi, pria itu menghenyakkan tubuh di atas sebuah bangku yang menghadap tepat ke arah jalan.Mengeluarkan sebungkus rokok dari dalam kantong kemeja, pria itu mulai menyulut api rokoknya. Berkali menghisap dan mengeluarkan asap bernikotin itu, setelah mempermainkan asapnya di dalam mulu
Bab 62. Hanya Berbalut Handuk Sebatas Dada=======“Aku transfer sekarang, ya! Nomor rekening kamu masih yang dulu, kan?”“Eh, jangan, Sayang! Aku gak enak, lho!”Fajar pura-pura menolak, padahal sesunguhnya perasaan bahagia membuncah di hati sang durjana.“Gak apa-apa, Sayang! Aku transfer, nih! Kamu langsung ambil, kamu harus belanja malam ini juga! Beli pakaian yang terbaik untuk kamu pakai besok di persidangan kamu, ya! Aku mau kamu tampil tampan dan kelihatan mewah besok! Kan, aku
Bab 63. Deva Dibakar Cemburu===========Deru mobil lain terdengar lagi berhenti di depan rumah.“Lho, itu siapa lagi?” Intan ikut bingung.“Itu, itu pasti Mas Ardho! Dia yang nelpon tadi, kukira mas Ardho yang datang di awal tadi. Rupanya Pak Deva. Gawat! Kedua laki-laki itu telah ada di depan,” ceracau Alisya panik.“Apa? Mereka berdua ngapain datang ke sini?” sergah Intan ikut panik.“Mau jemput kita, Ntan!”
Bab 64. Pertengkaran Kecil Alisya dan Deva=============“Untung Intan dan Rena ada di situ, kalau tidak, mungkin sudah kubakar rumah itu!”“Apa maksud Bapak?”“Kamu nanya apa maksudku? Bagaimana bisa kamu janjian dengan Ardho, lalu kau menyambutnya hanya dengan tubuh berbalut handuk? Apakah itu sudah biasa kau lakukan, ha! Perempuan apa yang membukakan pintu untuk tamu dengan tubuh telanja*g?”Deva berteriak kencang. Teriakan itu memancing perhatian beberapa pengunjung pengadilan yang kebetulan melintas di areal parkir.
Bab 65. Ancaman Deva===========Deva masih sangat kesal ketika Alisya melangkah turun dari mobil. Pembicaraan mereka belum selesai. Deva masih butuh penjelasan. Dia sangat percaya, Alisya tak mungkin sengaja membukakan pintu buat Ardho hanya dengan balutan handuk di tubuh indahnya. Dia sangat yakin Alisya wanita baik-baik. Namun, dia masih saja dibakar api cemburu.Lelaki itu berjalan gontai memasuki ruang sidang. Lalu mencari posisi di sudut belakang, jauh dari posisi Alisya. Deva terkejut saat rombongan Fajar memasuki ruangan. Wanita dewas
Bab 66. Kehebohan di Ruang Sidang===============“Kalau begitu, kita impas, dong! Anda juga tidak lebih baik dari saya! Tetapi, saya akan menutup skandal Anda ini. Dengan catatan, Anda juga pura-pura tak tahu mengenai hubungan saya dengan Fajar, kekasih saya. Gimana Anda setuju, bukan?” usul Dara merasa menang.“Hebat sekali tawaran Anda, Nyonya! Cukup menggiurkan. Sayang sekali, saya tidak tertarik.”“Baik, mungkin berbagai sosial media dan halaman depan koran bisnis terbitan sore i
Bab 67. Permintaan Maaf Dari Deva==========Deva masih menggenggam tangan Alisya saat keluar dari ruang sidang Pengadilan Agama itu. Langkahnya panjang-panjang, Alisya kesulitan menjejeri langkahnya.“Maaf, Pak, saya bisa jalan sendiri!” Wanita itu mencoba melepaskan tangannya.“Oh, iya, maaf!” Deva melepasnya. Lalu berjalan gontai menuju areal parkir, di mana mobilnya berada.Alisya tetap mengikuti, meski sangat enggan. Ada rasa khawatir kalau Deva
Bab 68. Raja Mencuri Strart==========“Aku percaya kamu gak pernah lakuin itu pada Ardho. Aku yakin kamu selalu berpakaian sopan di depan laki-laki mana pun. Aku marah-marah gak jelas, karena aku kesal. Aku harap kamu tak pernah mengulangnya lagi. Jangan pernah teledor lagi! Kau bisa berjanji untuk itu?”Alisya mendesah kecewa. Bukan pernyataan seperti itu yang ingin dia dengar dari mulut Deva. Bukan tentang peraturan-peraturan yang ditentukan oleh pria
Bab 210. Para Benalu Bertaubat (Tamat)=============“Yang itu? Sepertinya itu Tante Niken sama siapa, ya, Ma? Ada dua oom oom juga.”“Kita ke sana, yuk Sayang! Biar nampak jelas.”Keduanya mempercepat langkah. Jarak beberapa meter, mereka berhenti. Alisya menahan langkah Tasya, dengan mencengkram lengan gadis kecil itu. Keduanya melongo menatap pemandangan yang mengejutkan di depan mereka. Supir peribadi Niken yang telah lama menghilang, kini ada di sana.Nanar mata Alisya menatap seorang pria satunya. Lelaki kurus, seolah tingggal kulit pembungkus tulang. Mata cekung&nb
Bab 209. Culik Aku, Mas!========“Kasihan Intan, Mas.”“Bagaimana dengan aku? Aku juga sudah berjuang melupakan kamu, tapi tetap gak bisa, gimana?”“Mas?”“Ya?”“Aku bingung!”“Kenapa bingung?”“Masih gak percaya dengan ucapan Intan tadi. Gak mungkin Mama setega itu sama kamu!”“Nyatanya seperti itu, Non! Bu Alina menyerahkan selembar cek untukku, agar aku pergi meningalkan kamu. Tapi aku tolak, karena cintaku tak ternila
Bab 208. Bukan Pagar Makan Tanaman=========“Stop! Stop! Kubilang stop! Kumohon berhenti! Jangan ikuti aku!” Niken berteriak.“Ok, kami berhenti. Tapi, kamu juga berhenti, Ken! Kenapa? Kenapa kamu mau pergi, setelah sekian lama kita tak berjumpa? Ok, aku pernah salah, aku pernah khilaf. Tapi, Mas Deva sudah memaafkan aku. Aku juga sudah menyasali perbuatanku. Aku sudah insyaf, Ken! Mas Deva dan Kak Alisya saja mau memaafkan kesalahanku, kenapa kamu tidak? Padahal kita udah sahabatan sejak kuliah semester satu. Empat tahun bukan waktu singkat untuk membina suatu hungan persahabatan, Niken!” Intan kini berurai air mata.“Sahab
Bab 207. Kejutan Buat Niken===========“Rena! Cepat, dong! Ke mana lagi, sih?” Niken memanggil keponakannya.“Bentan, Ante!” teriak gadis kecil berseragam sekolah taman kanak-kanak itu berlari menuju halaman belakang sekolah.“Rena! Ayo, dong! Kak Tasya nanti kelamaan nunggunya, lho!” Niken berusaha mengejar.Hampir setiap hari Rena menuju tempat itu. Rumah penjaga sekolah. Entah apa yang menarik perhatian Rena di sana. Biasanya Dadang yang mengantar dan menjemput Rena. Pak Dadang hanya akan menunggu saja di mobil, di dekat gerbang, tapi hari ini dia 
Bab 206. Permintaan Alisya===========“Lakukan sesuatu, Mas! Kamu mau Niken seperti itu terus?” pinta Alisya menuntut Deva.“Apa yang bisa kuperbuat, Sya?”Deva menoleh ke arah Alisya. Wanita yang masih berbaring itu menatapnya dengan serius. Deva mendekat. “Aku bisa apa, coba? Mencari Hendra lalu menikahkannya dengan Niken? Lalu apa yang akan terjadi dengan Mama? Belum lagi Papa. Kamu tahu resikonya sangat berat, bukan?”“Ya. Tapi aku tidak tega melihat Niken makin terpuruk seperti itu.”“Aku paham. Aku akan usahakan yang terbaik buat mereka. Jika mereka berjodoh, aku yakin mereka pasti akan bersatu juga. Seperti kita.”“Ya.”“Bedanya, kamu bisa
Bab 205. Niken memilih Menjadi Perawan Tua=======“Gimana, dong?” Aisyah memilin ujung jilbabnya.“Siapa yang suruh merajuk-rajuk segala. Dipaksa nikah sama Mama, bingung, kan?”“Mas Raja, sih. Suka banget buat Ai cemburu!”“Ai, aku baik sama Alisya, hanya sebatas adik kepada kakaknya, gak lebih! Tolong kamu paham, dong, Ai. Aku, sih, ok aja, disuruh nikahi kamu, sekarang, pun aku mau. Tapi, kamu? Belum mau, kan? Nah sekarang siapa yang gak serius dengan hubungan ini?”“Ai serius, Mas. A
Bab 204. Kejutan Putri Bungsu Haga Wibawa==========“Siapa bilang Non Niken tidak punya kekasih, Buk?”“Buktinya, lihat! Hari-hari di rumah saja. Cowok yang datang main ke rumah ini juga tidak pernah ada, kan? kasihan dia, sepertinya kesepian.”“Ibuk salah. Justru Non Niken setiap hari berbunga-bunga. Tapi, saya gak berani bilang siapa orangnya, ya, Buk, jangan paksa saya bicara, ya!”“Siapa? Kamu kenal, Srik?”“Jangan tanya, Buk! Ampun! Ya, Alloh, kanapa mulutku nyeplos, sih! Anggap Ibuk gak pernah dengar apa-
Bab 203. Alisya Hamil, Aisyah Cemburu==========“Iya. Aku akan belajar untuk berubah. Sabar, ya, Sayang! Aku pasti bisa, meski perlahan.” Deva mengelinjang. Sentuhan Alisya membuatnya kian mengawang. Nalurinya kian menghentak, saat tangan Alisya melepas lilitan handuk di pinggang.“Aku khawatir, Sya! Kalau beneran sudah ada calon bayi kita di rahim kamu, aku takut dia terganggu, Sayang!”“Kamu bisa pelan-pelan, kan, Mas!”“Hem, bisa. Terima kasih, Sayang!”Alisya membuktikan rasa hati yang sesungguhnya. Ungkapan cintanya yang begitu besar yang hanya untuk Deva. Tak ada&nb
Bab 202. Perhatian Raja Membakar Cemburu Deva=========“Tidak, kita ke Dokter spesialis kandungan saja, Sayang! bentar aku pakai baju, dulu, ya! Ops, kamu di situ aja, nanti aku gendong ke mobil. Jangan bergerak, Sayang! Tolong jangan gerak, ya!” titahnya seraya bangkit dan berjalan menuju lemari pakian.“Aku bisa jalan sendiri, Mas! Gak usah berlebihan, deh! Aku gak manja, kok. Seperti yang kamu mau. Kamu kan gak suka perempuan manja!”“Sya?” Deva menatap lembut wajah istrinya. Pria itu urung membuka pintu lemari.Ponsel Alisya berdering.&nbs