Share

Mengusir Gea

Author: Suhadii90
last update Huling Na-update: 2025-02-14 23:14:49

“Sedang apa kau di sini?" Tanya Rean sinis, suaranya mengiris udara seperti pisau tajam.

Matanya yang membara tertuju pada tangan lentik Alisha yang dengan lembut menyentuh pria itu, jemarinya seolah-olah menari di atas kulit Neuro, meninggalkan jejak tak kasatmata yang membakar dada Rean.

Napasnya memburu, seolah oksigen di ruangan itu telah dirampas oleh amarah yang menggelegak. Bisakah Alisha berhenti?

Tidakkah dia tahu bahwa hatinya terasa seperti reruntuhan yang dilalap api setiap kali melihat jemari halusnya menyusuri setiap inci tubuh pria lain?

"Kenapa kau marah-marah pada tamuku, Rean?" Suara Alisha terdengar seperti angin yang berembus melewati dedaunan, lembut namun menyimpan ketegasan yang membuat dada Rean semakin sesak.

Matanya menelusuri wajah perempuan itu, mencari celah untuk menemukan jawaban, namun yang ia temukan hanyalah dinding kokoh ketidakpedulian.

Tangan Alisha kini berpaling, mendarat dengan ringan di lengan kekar Neuro. Sebuah gestur sederhana, namun bagi Re
Locked Chapter
Patuloy ang Pagbabasa sa GoodNovel
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Mencari Simpati Rean

    Ia terus menahan gerak Rean, mencoba menghalangi setiap gerakan pria itu saat memasukkan pakaiannya ke dalam koper.Situasi semakin kacau, pakaian berhamburan ke lantai, menciptakan kekacauan yang mencerminkan keputusasaan dalam hatinya."Jangan membuat ini semakin sulit, Gea! Tidak bisakah kau menurut saja?" suara Rean menekan, keras seperti batu karang yang diterpa gelombang."Bagaimana bisa aku diam saja saat kau berpikir untuk membuangku, Kak? Apa Kakak lupa seluruh janji kita? Kakak bilang Kakak mencintaiku?" suara Gea penuh kepedihan, tangannya mencengkram lengan Rean dengan erat, seolah takut kehilangan.Rean mendengus, sinis. "Dasar naif, kau percaya semua perkataanku? Aku melakukan itu hanya karena godaan nafsu sesaat. Dibandingkan dengan Alisha yang telah kucintai bertahun-tahun, kau tidak ada apa-apanya."Dada Gea bergemuruh, matanya memerah oleh air mata yang enggan jatuh. "Brengsek! Jadi itu cara Kakak membalas semua ketulusanku? Aku sangat mencintai Kakak, kenapa Kakak b

    Huling Na-update : 2025-02-14
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Aku akan Pergi

    Rean terpaku, pikirannya berkecamuk hebat, seakan ditarik oleh dua kutub yang berlawanan. Jika membiarkan Gea menggugurkan bayi ini, ia akan menjadi pembunuh darah dagingnya sendiri.Namun, jika ia bertanggung jawab, ia tahu Alisha akan membencinya lebih dari yang pernah ia bayangkan.Bahu Gea bergetar hebat saat melihat Rean tetap diam, bibirnya mengeluarkan isakan kecil yang terdengar memilukan. Air matanya bergulir perlahan, jatuh ke pipinya yang pucat."Jadi Kakak tetap ingin aku pergi dari sini?" Suaranya bergetar, memantulkan kekecewaan yang terlalu dalam untuk disembunyikan.Helaan napas panjang keluar dari bibir Gea, ia menatap Rean dengan sorot mata yang telah kehilangan harapan."Baik, aku akan pergi. Tenang saja, aku juga akan mencari tempat aborsi yang aman agar tidak ada siapapun yang mengetahui ini. Kakak tidak perlu khawatir."Rean membeku di tempatnya, merasa seperti tenggelam dalam lautan yang tak berujung. Setiap detik yang berlalu terasa seperti pisau yang mengiris

    Huling Na-update : 2025-02-14
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Lihat dan Saksikanlah Sendiri!

    "Kenapa kau berbicara seperti itu, Neuro?"Suara Alisha meluncur lirih, nyaris seperti angin yang berbisik di antara dedaunan musim gugur.Matanya, sepasang bintang yang meredup, menatap Neuro dengan kebingungan yang tak terselami.Neuro mengerjapkan mata, rona kebingungan berpendar di wajahnya yang tampan, seolah angin malam telah membelai pipinya dengan keraguan."Bicara apa?""Tadi, kau bicara pada Rean bahwa kau mencintaiku. Kau tidak perlu melakukan sejauh itu hanya untuk memprovokasinya."Neuro menarik napas, dadanya naik-turun dengan berat. Kata-kata Alisha, bagaikan belati tak kasatmata, menyayat keyakinannya tanpa ampun.Ia menatapnya, mencari sesuatu di wajah wanita itu—seberkas kepercayaan, mungkin, atau sekadar pemahaman. Namun, yang ia temukan hanyalah tembok es yang membentang di antara mereka."Aku tidak sedang memprovokasinya, Alisha. Aku hanya mengatakan apa yang kurasakan."Sesaat, Alisha terdiam. Cahaya temaram senja menari di irisnya, berpendar seperti percikan api

    Huling Na-update : 2025-02-15
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Menanyakan Alisha

    Saat tiba di Hotel Esperanza, langkah Rean terasa berat, seolah ada beban ribuan ton yang menggantung di pundaknya.Dari kejauhan, ia melihat siluet ibunya, Riana, berdiri dengan tangan melambai penuh semangat.Senyuman lebar menghiasi wajahnya, sedangkan ayahnya, Hendriawan, hanya tersenyum kecil dari samping.Rean menghela napas. Ia menarik napas panjang, menyiapkan sesuatu—senyuman palsu yang akan ia pakai sebagai topeng di hadapan mereka."Sayang!"Riana segera merengkuhnya dalam pelukan erat, aroma parfumnya yang familiar menyeruak di udara, membawa kenangan masa kecil yang dulu begitu hangat.Ayahnya kemudian menyusul, merentangkan tangan untuk memeluknya dalam keheningan yang penuh makna."Mama rindu sekali sama kamu," ujar Riana, suaranya menggetarkan udara dengan ketulusan yang tidak bisa disangkal.Rean tersenyum tipis. "Aku juga, Ma. Aku juga merindukan kalian."Hendriawan menepuk pundaknya pelan. "Padahal tadi Mama terus menggerutu, tapi sekarang sepertinya hatinya sudah t

    Huling Na-update : 2025-02-15
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Usir Saja

    "Hush, Ma!" Hendriawan menegur, suaranya lebih tegas. "Dengarkan penjelasan Rean dulu."Rean mengusap wajahnya dengan telapak tangan. Napasnya terasa berat, dadanya seperti dihempas gelombang pasang yang tak kunjung surut. Akhirnya, dengan suara hampir bergetar, ia mengakui kebenaran yang selama ini ia sembunyikan."Alisha memang sedang marah padaku," ia mengaku, menatap lurus ke lantai seakan di sanalah jawabannya terkubur. "Aku telah melakukan banyak kesalahan padanya akhir-akhir ini."Hendriawan terdiam, sementara Riana mendengus. "Kesalahan seperti apa? Apa sampai sebesar itu hingga dia meninggalkan suaminya?"Rean mengepalkan tangannya. Ini saatnya."Kesalahanku memang fatal," ucapnya pelan, tetapi cukup jelas untuk terdengar. Ia mengangkat wajahnya, menatap langsung ke arah kedua orang tuanya. "Aku mengkhianati pernikahan kami. Wajar jika sekarang Alisha marah dan enggan menemuiku."Keheningan menyergap ruangan itu seperti kabut tebal

    Huling Na-update : 2025-02-16
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Maafmu tidak Diterima!

    Namun, Evelyn tetap berdiri di tempatnya, tampak sedikit gelisah sebelum akhirnya melanjutkan, "Tapi, Sayang… dia tidak datang sendiri. Dia membawa Pak Hendriawan, ayah mertuamu."Dada Alisha seketika menghangat dengan perasaan yang bercampur aduk. Matanya melebar, sedikit terperangah."Ayah di sini? Kapan dia datang?" tanyanya, suaranya sedikit bergetar."Katanya baru kemarin tiba," jawab Evelyn lembut.Alisha mendesah, membiarkan kelelahan menekan pundaknya. Kenapa mertuanya harus datang di saat pernikahannya sedang terombang-ambing seperti ini?Kenapa Hendriawan, satu-satunya sosok dalam keluarga Rean yang benar-benar menganggapnya seperti anak sendiri, harus hadir di tengah kekacauan ini?Alisha mengepalkan tangannya, mencoba menahan getaran di dalam dirinya."Baiklah, aku akan menemui mereka," ucapnya akhirnya, dengan nada penuh keengganan.Evelyn mengangguk, lalu berjalan di sampingnya, berusaha menjadi perisai bag

    Huling Na-update : 2025-02-16
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Bukan Manusia

    "Jangan berkata apa pun lagi padaku atau aku akan kembali ke rumah Tante," ancam Alisha kembali.Rean meremas rambutnya kasar mendengar perkataan Alisha. Apa yang harus ia lakukan?Rean menghela napas berat. Alisha benar-benar menginginkan Gea pergi dari sini, tapi bagaimana ia bisa mengusir Gea saat gadis itu mengandung anaknya?Apa reaksi Alisha jika tahu Gea sedang mengandung darah dagingnya? Alisha pasti benar-benar akan pergi darinya.Hatinya terasa seperti labirin kusut yang tak berujung, penuh sesak oleh penyesalan dan ketakutan.Bayangan Alisha yang dulu hangat dan penuh cinta kini telah memudar menjadi sosok yang dingin, membeku dalam jarak yang tak terjangkau.Setiap tatapan matanya yang dulu bagai matahari pagi, kini menjadi duri tajam yang menggoreskan rasa bersalah di relung hati terdalam.Ia mencoba kembali menggapai tangan Alisha, namun Alisha segera menjauh.Seolah ada dinding tak kasat mata di antara mereka, memisahkan hati yang dulu bersatu. Kehangatan yang pernah me

    Huling Na-update : 2025-02-18
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Lusa Kita akan Menikah

    Dalam keheningan yang menyiksa, Alisha dapat mendengar deru napas Rean yang menghela napas panjang melihatnya berpura-pura tertidur.Sorot mata penuh dendam kembali ia tampilkan di wajahnya. Lihat saja Rean, ia berjanji ini adalah kali terakhir pria itu merasa lega.Setelah melakukan hal sekejam ini padanya, Alisha tidak akan membiarkan mereka merasa tenang di masa hidupnya.Dendam itu membara di dadanya, bersemayam dalam gelap yang tak akan pernah pudar. Ia akan menjadi badai yang menumbangkan segalanya.Alisha menatap jas yang akan dipakai Rean hari ini. Ia mengambil alat penyadap suara berbentuk pena yang pernah ia dapatkan dari Neuro waktu itu.Setelah sekian lama Neuro memberi alat itu, tidak ia sangka ia akan menggunakan alat ini sekarang. Bergegas Alisha menghampiri Rean lalu membawa jas beserta penanya.Rean terlihat mengangkat alisnya bingung, ia tidak menyangka jika Alisha masih memperhatikannya bahkan ketika wanita itu tengah dilanda amarah."Sayang?" "Aku melakukan ini kar

    Huling Na-update : 2025-02-18

Pinakabagong kabanata

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Menusuk dari Belakang

    Rean mendesah panjang, namun kemudian ia menegakkan tubuhnya. "Baik, ada apa?""Sepertinya Robert Corporation menarik kerja samanya dengan kita.""Apa?" Kepala Rean terasa sakit mendengar ucapan Mona."Kenapa? Kenapa mereka ingin menarik kerja sama dengan kita?" tanya Rean berang."Mereka tidak menjelaskan secara spesifik, tapi mereka hanya berkata bahwa produk kita tidak memiliki kualisifikasi yang memenuhi untuk masuk pasar internasional.”Rean memijat kepalanya yang semakin pening mendengar penuturan Mona. Tidak bisa, ia tidak bisa kehilangan kerja sama ini.la sudah bekerja sangat keras untuk mencapai kesepakatan ini. Bagaimana bisa mereka membatalkannya setelah kesuksesannya di depan mata?"Aku akan pergi menemui Tuan Robert," Rean segera bangkit berdiri.la mengambil kunci mobilnya yang berada di atas meja kerjanya lalu bergegas pergi ke perusahaan Robert Corporation. Tuan Robert harus bisa menjelaskan alasannya membatalkan kerja sama ini."Kenapa aku tidak bisa menemuinya?" Rea

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Ada Hal Penting

    Saat mendengar nama Alisha, Riana ikut bergegas ke arah pintu. Darahnya seketika naik melihat menantu yang ia benci berdiri disana tanpa takut."Mau apa kau ke sini?" Riana bertanya dengan nada sinis, dadanya terlihat naik turun menahan segala desakan gejolak amarah yang ia rasakan saat bertemu kembali dengan Alisha.Gara-gara Alisha, hubungannya dengan Hendriawan mengalami perang dingin. Hendriawan bahkan memilih pergi dari rumah untuk menghindari ia dan Gea sekarang."Mau apa lagi kau dari kami? Mau mengacaukan hari tenang dan kebahagiaan baru kami di rumah ini, begitu?" Tanya Gea dengan berkacak pinggang.Alisha tersenyum miring melihat tingkah Gea, "Wah Gea, sekarang setelah menjadi istri Rean, tingkat percaya dirimu semakin bertambah. Kau bahkan melupakan nada bicara sopanmu padaku.”Gea mendengus keras. "Untuk apa lagi aku bersikap sopan padamu? Hubungan kekerabatan kita sudah usai. Aku tidak memiliki kewajiban untuk memanggilmu Kakak seperti biasa.”"Ah, kau benar, setelah semu

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Menggugat Rean

    Netra Alisha melebar mendengar ucapan Neuro. Sebelum Alisha dapat mencegahnya, Neuro sudah merangsek masuk ke dalam kamar mandi."Aku benar-benar hanya akan mandi, depresiku tidak mungkin muncul lagi pagi ini," kilah Alisha sambil mengibaskan tangan mengusir Neuro."Tidak mau!” Neuro bersikeras lalu menghampiri Alisha.Alisha menelan ludah, lagi-lagi godaan tubuh polos Neuro kembali menggodanya, membuat hormon dopaminnya naik seketika. Sial.Netra Alisha mengerjap tidak ingin semakin larut dalam godaan indah itu. la memutuskan mendorong tubuh Neuro untuk menjauh, namun perbandingan kekuatan yang cukup jauh diantara mereka membuat tubuh mereka malah semakin menempel. Shit!Alisha merutuk saat tonjolan-tonjolan di dada Neuro menyentuh kulitnya yang basah."Nona...."Suara serak yang terdengar dari mulut Neuro membuat Alisha kembali merasakan gelenyar aneh di tubuhnya.Alisha hanya bisa menunduk, mengalihkan pandangannya kemana pun asal jangan ke arah Neuro.Dalam hati ia kembali merutuk

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Mau Mandi Bersama?

    Neuro bangkit, membuka lemarinya lalu mencari-cari sesuatu yang bisa Alisha pakai. Neuro menemukan kemeja putih yang sepertinya akan cocok di badan Alisha yang mungil lalu menariknya keluar.la kembali menghampiri Alisha yang kini terduduk diam. Neuro mulai membuka resleting gaun Alisha. Gerakan tangannya tiba-tiba terhenti saat Alisha mengecup bibirnya lembut.Netra Neuro melebar sempurna saat bibir gadis itu mulai menyapu area bibirnya beberapa kali.Neuro mulai mengatur pemikirannya lagi, memberikan pengarahan pada tubuhnya agar membuat gadis itu merasa nyaman.Neuro mulai mengikuti permainan yang Alisha lakukan. Namun, permainan kali ini Neuro membuat ritmenya lebih lembut dan teratur agar kenyamanan Alisha tidak terusik.Tidak banyak yang bisa mereka katakan, hanya sorot mata yang berbicara betapa dalamnya perasaan yang tengah Neuro salurkan.Alisha harus tahu bahwa ia sungguh-sungguh dalam setiap tindakannya, ia sungguh-sungguh akan mengangkat gadis itu ke dasar melupakan seluru

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Akan Menggantikan Bajumu

    "Kau tidak keberatan jika aku membawamu ke sini?" tanya Neuro saat mereka telah sampai di depan pintu apartemennya.Alisha terlihat mengangguk lemah. Tatapan nanar dan raut wajah putus asanya tidak juga berubah sejak mereka meninggalkan area pesta pernikahan.Alisha terlihat seperti mayat hidup yang berjalan tak tahu arah. Raganya mungkin ada disini, namun jiwanya melayang entah kemana.Neuro hanya bisa mendesah melihat pemandangan menyakitkan ini. Kesakitan Alisha hari ini pasti terlalu berat untuk gadis itu terima.Alisha berubah menjadi sangat pendiam, dia bahkan tidak protes saat Neuro mengajaknya ke apartemen pribadinya. Atau mungkin Alisha bahkan tidak sadar kemana Neuro sudah membawanya.Melihat keadaan Alisha yang kacau seperti ini membuat Neuro tidak bisa meninggalkan gadis itu sendirian.Dengan keadaannya yang seperti ini, Alisha pasti tidak akan pergi ke rumah Tante Evelyn karena tidak ingin membuatnya khawatir.Neuro memilih hal ini karena ini satu-satunya cara ia bisa mem

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Penyesalan

    Tubuh Gea bergetar. Bibirnya ingin mengatakan sesuatu, ingin membela diri, tetapi tidak ada suara yang keluar.Matanya memanas, penglihatannya mulai kabur oleh air mata yang menggenang. Ini bukan yang ia bayangkan. Ini bukan pernikahan yang ia impikan.Melihat Gea menangis dan Rean yang terluka, Riana segera pasang badan. Ia maju selangkah, berdiri di antara suami dan anaknya. Matanya menyala dengan perlawanan."Pa, cukup!" suaranya menggema, berusaha menandingi kemarahan Hendriawan."Apa Papa tahu semua ini tidak akan terjadi jika Alisha tidak menyebarluaskan video itu? Mama yakin, ini pasti ada sangkut pautnya dengan Alisha! Seharusnya Papa menyalahkan Alisha, bukan Rean atau Gea! Mereka hanya menikah!"Hendriawan mendengus sinis. "Mama benar-benar buta dengan kebencian Mama sendiri," katanya dengan suara dingin yang mampu membekukan darah."Ini tidak akan terjadi jika Rean menjaga kesetiaannya. Dan lebih dari itu, ini tidak akan terjadi jika Mama tidak ikut campur dalam urusan anak

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Menantuku hanya Alisha!

    "Astaga, jadi kau menyalahkan aku atas semua perbuatanmu? Begitu, Gea?""Diam!"Rean dan Gea seketika berhenti lalu menatap Riana yang datang dengan wajah murka."Seharusnya kalian bahagia saat ini, kenapa malah berdebat dan saling melempar kesalahan?"Tangisan Gea membuncah, seketika ia berlari ke arah Riana lalu memeluknya erat."Seharusnya kamu tunjukkan kepada Alisha bahwa kamu bahagia dengan pilihanmu ini, Rean. Kenapa kamu malah memarahi Gea?""Tapi Ma, aku tidak mau kehilangan Alisha. Aku tidak rela melihatnya pergi dan berpaling kepada Neuro. Alisha itu istriku, dia adalah wanita yang paling aku cintai,""Dia sudah membuangmu, Rean. Sadarlah!" ucap Riana dengan penekanan yang kuat.Rean hanya bisa terduduk pasrah mendengar ucapan Riana. Ucapan ibunya memang benar—dia telah dibuang oleh Alisha.Dia telah menghina kita hari ini. Acara kita menjadi bahan perbincangan di sepanjang pesta, menjadi gunjingan di antara para tamu yang menatap kita dengan sorot mata penuh ejekan.Mama m

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Acara Pernikahan Tak Sesuai Ekspektasi

    Air mata haru menggenang di sudut matanya. Ini adalah momen yang telah ia tunggu-tunggu. Tuhan telah menjawab doanya.Namun, kebahagiaan yang baru saja ia genggam seketika terhenti ketika sebuah suara menggelegar dari sudut ruangan."Kenapa kalian tidak mengundang istri pertama ke pernikahan ini? Wah, aku tidak menyangka jika suamiku telah berhasil direbut olehmu, Gea."Suasana di aula berubah seketika. Desas-desus memenuhi udara, membentuk gelombang kebingungan dan keterkejutan. Gea membeku di tempatnya.Matanya membelalak saat sosok yang dikenalnya berdiri di bawah panggung dengan senyum menantang.Alisha.Dengan gaun putih mewah yang membalut tubuhnya, serta wajahnya yang dipoles riasan lembut, ia terlihat tak kalah anggun.Para tamu yang awalnya terfokus pada Gea dan Rean kini mengalihkan perhatian mereka ke sosok Alisha, yang berdiri tegak dengan aura yang begitu kuat.Senyum yang ia layangkan bukan senyum bahagia, melainkan senyum penuh makna, seolah ia adalah badai yang siap me

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Sangat Membenci Alisha

    Alisha mencoba mempertahankan raut wajah datarnya lalu mengembalikan ponsel Rean.Jemarinya yang ramping melayang sejenak sebelum benar-benar melepaskan benda itu, seakan ingin mengabadikan sensasi dingin logam di kulitnya—sebuah kemenangan kecil yang hanya ia sendiri yang tahu.Di dalam dada, sebuah kepuasan mekar, semanis racun yang perlahan-lahan menjalar ke seluruh tubuh. Ia telah berhasil memasang aplikasi pelacak tanpa dicurigai. Siapa sangka kecemburuan Rean terhadap Neuro justru menjadi senjatanya?"Kenapa kau diam saja? Bagaimana? Sekarang kau percaya perkataanku bahwa hubunganku dengan Gea sudah berakhir, bukan?" Suara Rean bergetar, mengandung harapan yang nyaris putus asa.Alisha menggeleng perlahan, seperti angin musim gugur yang dengan lembut menolak jatuhnya daun terakhir. "Tidak."Tatapan Rean menegang. Sejenak, mata itu memancarkan keputusasaan sebelum kembali tajam, mencoba membaca sesuatu di wajah Alisha. "Apa? Memangnya ada hal aneh di dalam ponselku itu?""Tidak a

I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status