Taman pinggiran kota,Swiss.Bola mata Jessica terlihat menatap kearah depan untuk beberapa waktu, menatap barisan anak-anak yang berlarian kesana-kemari diiringi oleh orang tua mereka, tidak sedikit yang bercanda ria di sudut taman kota tersebut.Jessica duduk disalah satu kursi taman, dia memilih ditempat teduh di bawah pohon 🌲 yang rindang, menyandarkan diri di kursi taman tersebut sambil membiarkan pikiran berkelana entah kemana. Dia merasa masih cukup marah dan kecewa atas apa yang terjadi pada kehidupannya, dan entahlah apakah dia benar-benar masih marah pada Yavuz saat ini tapi yang jelas dia belum siap untuk melihat wajah laki-laki tersebut. Jessica sengaja memilih bangun pagi-pagi sekali, menyiapkan semua kebutuhan Yavuz setelah itu dia pergi melarikan diri dari rumah tanpa pesan.Mungkin benar dia salah tapi entahlah dia hanya ingin melangkah pergi dari sana begitu saja, menenangkan pikiran nya untuk beberapa waktu. Mungkin dia butuh waktu khusus saat ini untuk menenangkan
The Hector mansion,Kamar tidur utama xxxxxxxxx.Didalam ruangan sebuah kamar mendominasi berwarna hitam yang menampilkan sisi suram nya, terlihat satu sosok tubuh tergeletak di atas kasur berukuran king size tidak berdaya. Sosok itu sama sekali tidak memiliki pergerakan entahlah sudah berapa lama hingga waktu terus berlalu. Sosok itu adalah Jessica, dia sama sekali tidak menampilkan sedikitpun pergerakan pada tubuhnya dan tenggelam dalam mimpi nya.Disisi kiri dimana Jessica tergelak dan terlelap, Hector tampak duduk di atas kursi sofa mendominasi berwarna hitam, menatap tajam tubuh perempuan yang tergeletak tersebut.Hector melirik kearah jam tangan nya sejak tadi, dia menunggu perempuan tersebut terjaga dari tidurnya."Perempuan pilihan Yavuz?," ucap Hector kemudian."Cihhhh," Hector berdecih, menatap wajah perempuan tersebut untuk beberapa waktu.Dia akui pilihan Yavuz cukup bagus, hanya saja dia pikir bagaimana bisa seorang Yavuz begitu cepat jatuh cinta dengan gadis dengan penam
Gadis itu menatap Hector penuh intimidasi, dia bergerak mendekati perempuan yang ada di atas kasur, memperhatikan wajahnya dengan seksama dan seketika saat melihat wajah sang pemilik tubuh bola mata gadis tersebut membulat sempurna.Dia tentu saja tahu siapa gadis yang dibawa oleh Hector, istri Yavuz."Dia pasti gila." Batin gadis tersebut didalam hatinya.Dia sengaja tidak bersuara, karena tidak ingin ketahuan jika dia mengenal Jessica. Dia pernah bertemu Jessica dalam pemeriksaan kandungan di rumah sakit bersama Yavuz. Jadi mana mungkin lupa pada perempuan dengan wajah polos dan cantik tersebut."Kau membawa perempuan hamil ke rumah? Apa bibi dan paman tahu?," Gadis itu bertanya sambil meletakkan tas kerjanya, dia mulai bergerak memeriksa Jessica."Periksa saja keadaan nya, jangan terlalu banyak ikut campur sisa lainnya." Hector menjawab dingin.Mereka seperti shaggy dan pussy, tepatnya sejak dulu seperti anjing dan kucing, tidak pernah satu ide dan satu jalan. Setiap bertemu menamp
Jessica jelas saja terkejut mendengar apa yang diucapkan dokter dihadapan nya tersebut, dia mengerutkan keningnya dan mencoba untuk memahami maksud dari ucapan gadis dihadapannya tersebut."Darurat bagaimana?," Tanya nya dengan khawatir kemudian Jessica menyentuh perutnya dengan cepat, dia pikir apakah ada sesuatu yang buruk terjadi pada bayi nya?."Dimana suami ku?," Dan satu-satunya yang dia ingat setelah itu adalah Yavuz, dimana laki-laki tersebut pikirnya."ini yang ingin aku bicarakan, kamu tahu kamu ada di mana sekarang?," Dan dokter perempuan tersebut bertanya kepada Jessica.Jessica jelas saja langsung menelisik seluruh ruangan yang ada di dalam sana dan dia tidak bisa menebak di mana dia berada saat ini, alih-alih menjawab dia lebih suka menggelengkan kepalanya tanda dia memang tidak tahu dia sedang berada di mana saat ini."ini adalah kediaman Hector." Oke dia mendengar kan ucapan perempuan di hadapannya tersebut. tapi siapa Hector? Dia tidak mengenal nya, dia bahkan belum
Jessica jelas saja cukup menegang mendengar ucapan gadis dihadapannya, bola mata Jessica menatap sang dokter untuk beberapa waktu dalam keheningan, dia pada akhirnya ingin bicara tapi belum sempat dia bicara tiba-tiba saja pintu depan terbuka.Dua orang tersebut langsung menoleh kearah pintu secara spontan."Bagaimana keadaan nya?." Dan itu adalah Hector.Jessica Ingat dengan wajah laki-laki dihadapan itu yang kini bergerak mendekati mereka, laki-laki yang bicara dengan nya di taman.Sang dokter menyentuh lembut tangan Jessica, mencoba mengeluarkan senyuman terbaiknya."Aku akan datang lagi besok." Dia menjanjikan diri jika esok Jessica sudah bisa keluar dari sana dengan caranya menyampaikan pada Yavuz tentang keberadaan perempuan tersebut."Tidak begitu baik." Gadis itu menjawab dengan cepat."Apa dia kekasih mu?," dan sang dokter bicara pura-pura bodoh, menatap tajam kearah Hector untuk beberapa waktu, dia bergetar sambil berkacak pinggang."Cihhhh sejak kapan urusan ku menjadi urus
"Ba-jingan." Umpat Yavuz dengan kesal.Yavuz jelas saja marah total saat dia tahu Hector membawa Jessica dan menyekap nya."Emraan....," Laki-laki tersebut berteriak dalam kemarahan nya, dia memanggil sang tangan kanannya.Cukup lama dia menunggu hingga pada akhirnya seorang laki-laki muda bergerak dengan cepat mendekati dirinya dengan tergesa-gesa, laki-laki yang dipanggil Emraan mengerutkan keningnya saat melihat bagaimana ekspresi sang tuannya saat ini. Dia menundukkan kepalanya secara perlahan kemudian laki-laki tersebut berkata."Ya tuan?," Dia bertanya dan menunggu perintah, laki-laki tersebut pikir ini pasti kurang baik."Kembali ke markas sekarang juga," tiba-tiba saja laki-laki tersebut bicara seperti itu pada anak buahnya."Lacak keberadaan Hector, siapkan orang-orang kita dan mari pergi ke kediaman bajingan itu." Perintah Yavuz kemudian.Dia tidak peduli apa yang akan terjadi kedepannya yang dia pedulikan dia harus mendapatkan istrinya bagaimanapun caranya, Jessica adalah d
kembali ke kediaman utama keluarga Orlando family."Apa?," Bayangkan bagaimana ekspresi tuan Orlando saat mendengar ucapan pelayan dihadapan nya."Kau bilang apa?," Dia terus bertanya dan menatap ke arah wanita yang ada di hadapannya tersebut dengan bibir bergetar dalam balutan wajah tuanya, apa yang diucapkan oleh sang pelayan membuat dia terkejut setengah mati.Tuan Orlando mencoba untuk menajamkan pendengarannya dan mendengarkan kembali apa yang diucapkan oleh wanita paruh baya yang ada di hadapannya tersebut."Nona muda yang menghilang telah kembali." Pelayan tersebut kembali mengucapkan kalimat yang telah diucapkan tadi, dengan bola mata berkaca-kaca pada sang tuan besar nya.Wanita tersebut bahagia, saking bahagianya dia tidak bisa meluapkan perasaannya dengan cara tertawa dan lain sebagainya melainkan pada akhirnya dia menangis meneteskan air matanya begitu saja, mereka mencari bocah kecil itu sejak puluhan tahun yang lalu, menghilang di suatu tempat ketika tuan nya melakukan l
Bayangkan bagaimana terkejut nya Hector saat dia mendengar perintah ayah nya soal perempuan milik Yavuz, Jessica."Tes DNA?," Siapa yang tidak mengernyitkan keningnya saat mendengar soal tes DNA."Apa maksud daddy?," Pertanyaan tersebut jelas memutar di atas kepala nya, ingin tahu maksud dari ucapan ayah nya tersebut."Apa kau tidak melihat nya? Apa kau tidak menyadari nya? Dia adik mu yang menghilang puluhan tahun yang lalu." Tuan Orlando bicara dengan cepat."Apa?," Sekali lagi Hector terlalu terkejut atas apa yang diucapkan oleh ayah nya tersebut."Itu mungkin akan memakan waktu yang cukup lama, mereka butuh 1 bulan lebih untuk mengeluarkan hasilnya, tuan." Dan tiba-tiba saja laki-laki yang diberikan perintah mencoba mengingatkan tuan nya."Aku tidak yakin ini akan mempermudah kita, mungkin sebaiknya kita menggunakan jalur berbeda lebih dulu sembari menunggu hasil tes nya benar-benar keluar secara penuh." Lanjut laki-laki tersebut lagi kemudian.Tuan Orlando terlihat mengerutkan ke