Disisi lainnya,Ruang gelap pinggiran kota,Swiss.Di sebuah ruangan minim pencahayaan yang hanya diberikan sedikit pencahayaan lampu remang-remang dan juga sinar rembulan yang ada di ujung sana membuat ruangan mendominasi berwarna gelap tersebut terlihat begitu suram dan mencekam.Seseorang tampak bergerak berjalan dari arah ujung ruangan menyeret langkah menggunakan sebuah tongkat kayu di bagian tangan kanannya melangkah ke arah depan, di mana tongkat kayu tersebut saling beradu padahal lantai keramik mendominasi berwarna hitam yang ada di bawah kaki sang pemilik. Keadaan tersebut semakin membuat mencekam keadaan di dalam ruangan itu di mana seorang laki-laki berusia di atas kepala empat bergerak dan berjalan mendekati seorang laki-laki lainnya.Tidak terlihat sama sekali bagaimana rupa atau wajah laki-laki tersebut di mana ruangan minim pencahayaan itu menutup pandangan untuk melihat sosok sang laki-laki, iya terlihat hanya siluet dari arah pantulan cahaya rembulan menembus ke arah
Kembali ke sisi Yavuz dan Jessicamobil.Jessica terlalu kalut, gelisah setiap kali menatap bola mata Yavuz, seakan-akan tidak asing lagi melihat bola mata tersebut. Dia pernah melihatnya tapi takut menebak-nebak, dia pernah menatap nya, tidak sekali dua kali tapi meragu untuk menerka-nerka jika pemilik netra indah itu orang yang sama seperti yang dia pikirkan.Ditengah kegamangan dan kegalauan nya tiba-tiba saja Yavuz berdiri dari posisinya setelah merasakan jutaan kebahagiaan atas tendangan dari baby Yav didalam sana, laki-laki tersebut membantu membenahi posisi duduk Jessica secara perlahan dan memastikan gadis tersebut nyaman pada posisi duduk nya, setelah selesai laki-laki tersebut membenahi sabuk pengaman Jessica kemudian langsung menyentuh lembut ujung kepala Jessica begitu dia selesai hal tersebut membuat gadis tersebut sedikit memejamkan bola matanya, lantas Yavuz beringsut dan menutup pintu secara perlahan. Setelah itu laki-laki tersebut berjalan memutar dengan cepat, berger
Yah dia pikir sepertinya dia harus pergi ke dokter ahli jantung untuk tahu apa yang terjadi pada jantung nya saat ini, dia pikir sepertinya jantungnya cukup bermasalah, setiap kali dia melihat kelakuan Jessica atau bahkan mendengar gadis tersebut bicara, dia merasa detak jantungnya menjadi tidak normal seperti biasanya dan Yavuz merasa terlalu gelisah.Kepala nya tiba-tiba berdenyut-denyut saat ini, dimana dia mencoba untuk memijat-mijat kepalanya untuk beberapa waktu.Jessica terlihat mengabaikan Yavuz, dia mencoba menatap perut nya untuk beberapa waktu, gadis tersebut agak gelisah, dia pikir belakangan baby Jess begitu aktif di perut, setiap kali di ajak bicara baby nya selalu memberikan respon yang luar biasa, itu jelas saja membuat dia jadi bertanya-tanya apakah bayi memang seperti itu saat di ajak bicara?!.Maklum ini kehamilan pertama, dia belum punya sedikitpun pengalaman soal itu, bahkan saat pertama kali dia tahu hamil dia juga seperti orang bingung harus melakukan apa. Rasan
Jessica terlihat bergerak dengan lincah, mencoba mencari beberapa makanan yang ada di sekitar mereka sejak Yavuz menepikan mobilnya dan membawa gadis tersebut turun, Sesekali dia menghentikan langkahnya, menunggu Yavuz yang bergerak lamban dibelakang nya. Laki-laki tersebut seolah-olah berpikir berada ditempat tersebut rasanya begitu mengerikan, dia melirik kearah sisi kiri dan kanan nya, merasa terbebani oleh keadaan."Ini benar-benar tidak higienis," Batin laki-laki tersebut.Melihat beberapa tempat makanan yang hanya di letakkan di etalase kaca, bahkan ada beberapa lapak kaki lima yang makanan nya terbuka tanpa penutup dimana orang-orang berlalu lalang dan berbagai macam kendaraan disekitar membuat laki-laki tersebut benar-benar berpikir jika tempat tersebut bukan tempat yang pantas untuk dijadikan rekomendasi tempat makan baik dan sehat untuk Jessica dan bayi mereka."Haisshhhh ini benar-benar buruk," dia jelas saja mengerutkan keningnya.Jessica rupanya telah bergerak ke sisi kan
"Issi....apa ada yang salah dari ucapan ku?" Yavuz terlihat panik, berusaha bicara sambil menatap makanan yang ada di tangan nya.Dengan gelagapan laki-laki tersebut mencoba meletakkan makanan nya di sembarang tempat, dia mencoba untuk meraih Jessica, karena bingung harus menyentuh Jessica pada bagian mana, wajah, tangan, bahu atau yang mana nya. Hingga akhirnya saking bingung nya dia mencoba meraih kedua belah pipi gadis dihadapannya tersebut, dia menahan nya dengan kedua belah telapak tangan nya. Gadis tersebut terus menangis terisak, rasanya seolah-olah ada jutaan kesedihan yang menghantam Jessica, Yavuz pikir separah itukah Jessica menanggapi penolakan nya atas ketidak inginan nya menyentuh makanan kaki 5."Please, baiklah...aku akan memakan nya, jangan menangis seperti ini," dia benar-benar terlihat serba salah, berusaha mengambil makanan yang ada di tangan Jessica, menggenggam telapak tangan Jessica yang masih memegang makanan ditangan nya dan membiarkan makanan tersebut masuk k
Yavuz membiarkan dirinya duduk bertempuh dengan kedua belah kakinya menghadap pada Jessica yang duduk di atas kursi yang ada di salah satu pinggiran jajanan kaki lima, kursi panjang yang terbuat dari besi ukir tersebut mampu menampung beberapa orang tapi tidak ada yang berani mendekati laki-laki tersebut di mana Yavuz menatap Jessica dengan tatapan yang begitu dalam sembari dia sedikit mendongakkan kepalanya.sisa air mata gadis tersebut masih terlihat di mana bola matanya masih memerah setelah menangis untuk waktu cukup lama di dalam pelukannya tadi, hingga saat ini Yavuz masih tidak paham kenapa Jessica menangis, dia pikir itu adalah persoalan karena dia menolak makanan yang diberikan oleh gadis tersebut tapi Jessica berkata bukan itu yang membuatnya menangis."katakan padaku ada apa?" laki-laki tersebut bertanya sembari menelisik bola mata Jessica, Yavuz menatap dalam bola mata gadis dihadapannya itu dan ingin tahu apa yang membuat gadis itu menangis tadi.Alih-alih menjawab pertan
"Kau....?" dan seketika bola mata Yavuz bertemu dengan bola mata laki-laki yang ada di sampingnya tersebut, di mana laki-laki itu juga ikut menoleh ke arah Yavuz. Mereka menatap antara satu dengan yang lainnya dalam keterkejutan, jangan ditanya bagaimana perasaan Yavuz begitu juga sosok tersebut."Gustave Dru De Pearl," Yavuz terlihat mendengus tidak percaya.Setelah sekian lama dia tidak melihat laki-laki yang pernah bergelut pada dunia hitam tersebut dimana lalu pada akhirnya dia bertemu dengan laki-laki tersebut di sini, ya cukup mengejutkan baginya saat melihat laki-laki itu tengah bersama seorang Perempuan."Aku cukup terkejut melihatmu di sini, Yav," ucap laki-laki bernama Dru tersebut pada akhirnya.Dia adalah suami Tiffany, saudara perempuan Jessica, Gustave Dru De Pearl. Terlalu kebetulan mereka bertemu di sana, perempuan disamping Yavuz adalah saudara perempuan Jessica."Kebetulan ingin datang kemari untuk membeli sesuatu," Yavuz menjawab ucapan Dru tapi dia menghentikan kat
Disisi lain.Nyonya Ayana terlihat menahan tangisannya, dia menatap kearah putri kecil nya yang di rawat nya selama bertahun-tahun sejak dulu hingga beberapa bulan terakhir yang lalu, gadis polos yang tidak banyak tingkah nya, selalu patuh pada ucapan nya dan mendengar kan apapun yang di minta nya kini berdiri di ujung sana bersama seorang laki-laki yang usia nya tidak jauh dari menantu nya, Dru.Dia melihat perut Jessica sudah mulai membesar, dibandingkan kali terakhir dia melihat gadis itu, perut Jessica masih belum besar seperti itu, masih cukup terlihat kempes dan gadis itu masih mampu menggunakan pakaian yang jauh lebih kecil daripada yang dia gunakan saat ini. Meskipun perutnya terlihat besar nyatanya tubuh gadis itu tetaplah kecil seperti dulu hanya saja samar-samar dia bisa melihat wajah pucat Jessica dari kejauhan mungkin akibat daripada kehamilannya.Bisa dia lihat gadis tersebut menikmati es krim sambil bergerak berjalan menuju kearah sisi Utara, berjalan beriringan dengan