Share

9. Kamu yang Pertama

Penulis: Cathalea
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-22 15:58:49

KAMU YANG PERTAMA

Perasaan Hans campur aduk saat melihat Shenka berdiri di depan pintu kamar hotelnya.

'Ada apa ini? Apakah dia wanita yang akan menjadi partnerku malam ini? Shenka wanita semacam itu?' tanya Hans di dalam hati.

Senyum Shenka serta merta hilang saat melihat Hans.

"Eh, ini kamar 608, 'kan?" tanyanya gugup.

"Benar. Ini kamarku," jawab Hans. 

"Maaf, sepertinya aku salah kamar," cicit Shenka, lalu memutar tubuhnya untuk pergi, tetapi tangan Hans dengan cepat menahannya.

"Tidak. Karena kamu sudah ada di sini, berarti kamu tidak salah kamar," jawab Hans sambil menarik gadis itu masuk ke dalam kamarnya. 

Shenka terpekik, spontan berontak untuk melepaskan diri, tetapi percuma karena Hans sudah mengunci pintu kamar itu.

"A-apa yang ka-kamu lakukan?" tanya Shenka dengan wajah pucat.

Sungguh berduaan bersama pria di kamar hotel adalah pertama kali baginya. Tubuh Shenka menggigil membayangkan s

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Belenggu Hasrat Tuan Muda Adalrich   10. Kita Tidur Bersama Saja

    Tubuh Hans membeku mendengar pertanyaan Shenka. Untuk pertama kalinya ada orang lain yang mengajukan pertanyaan itu padanya, tak ayal itu membuat Hans merasa sangat terpojok. 'Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku berkata jujur pada gadis ini? Bagaimana jika dia menjauh setelah mengetahui fakta ini? Bagaimana jika dia membuka aib ini pada orang lain?' "Kenapa kamu diam? Apakah kata-kataku ada yang salah?" todong Shenka. "Tidak," jawab Hans lesu. "Tidak ... apanya yang tidak?" "Kata-katamu tidak salah, Shenka. Aku ... memang tidak normal," jawab Hans dengan suara yang semakin samar. Mata indahnya membesar. Ia yang tadi sudah bangkit, tiba-tiba duduk kembali karena kaget. "Kamu tidak bercanda, 'kan?" Sudut bibir Hans tertarik, tipis saja nyaris tidak terlihat, tetapi sorot matanya sedih. Hans seperti sedang menyembunyikan rahasia besar yang menentukan hidup matinya. "Untuk seorang pria dengan semua kelebihan seperti yang kamu katakan tadi, apakah aku akan bercanda untuk hal y

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-23
  • Belenggu Hasrat Tuan Muda Adalrich   11. Kita Tidak Bisa Bertemu Lagi

    Mobil yang Hans kendarai berhenti di area parkir apartemen. Ia mematikan mesin mobil, lalu melepas seatbelt."Kita sudah sampai, Shen," ujarnya, sambil menoleh pada Shenka yang ternyata ketiduran di bawah dashboard.Hans menggeleng-geleng melihat tingkah gadis itu. Padahal Hans sudah menyuruhnya untuk kembali duduk di jok, tapi dia bersikeras untuk tetap di sana dengan alasan yang Hans tidak bisa mengerti.Shenka membuka matanya yang terasa berat, mengedarkan pandangan ke kiri dan kanan, baru ia sadar jika dirinya duduk di lantai mobil Hans."Bisa-bisa kamu tidur pulas di sepanjang jalan. Memangnya enak ya duduk di bawah jok begitu?"Shenka menggeliat lalu menguap tanpa menjawab kata-kata Hans."Dimana ini? Sepertinya bukan parkiran hotel," tanya Shenka dengan ekspresi bingung."Memang bukan. Ini 'kan area parkir apartemenku. Ayo, keluar. Badanku pegal kelamaan nyetir," jawab Hans seraya membuka pintu di sebelah kanannya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-26
  • Belenggu Hasrat Tuan Muda Adalrich   12. Tamu Tak Diundang

    "Setelah hari ini, aku tidak bisa lagi menikmati masakanmu karena ... ini adalah pertemuan kita yang terakhir. Kita tidak akan bertemu lagi, Hans," ucap Shenka dengan sepasang mata yang menatap lurus menembus hati. Hans membeku, udara di sekitarnya mendadak terasa dingin sedingin hatinya yang patah. "Memangnya kamu mau ke mana?" "Aku ... akan pindah, pergi dari kota ini." "Kamu pasti bercanda, 'kan?" Hans bertanya sambil menahan kecewa di dalam dada. "Tidak, Hans. Aku berkata yang sebenarnya. Ini adalah pertemuan terakhir kita," jawab Shenka. Tiba-tiba Hans bangkit dari tempat duduknya, memegang kepalanya yang mendadak terasa pusing. Ia tahu, bukan haknya untuk mencegah Shenka, bahkan untuk bertanya alasannya pun ia tak pantas. Namun, Hans tidak bisa membohongi hatinya jika kata-kata Shenka terlalu mengejutkan. Hans bahkan sempat merasakan jantungnya seolah berhenti berdetak. "Aku tahu ... aku tak pantas menanyaka

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-30
  • Belenggu Hasrat Tuan Muda Adalrich   13. Sentuhan Pertama

    Hans berjalan mondar-mandir di depan pintu toilet. Ia bingung harus berbuat apa mendengar pengakuan Shenka yang begitu mengejutkan. Sebuah ide terlintas di kepalanya, Hans pun segera mengetuk pintu kamar mandi."Ya, ada apa?" tanya Shenka sambil menjulurkan kepala pada celah pintu yang terbuka."Itu ... kalau pakai tisu dulu bisa, gak? Maksudku ... kalau pakai tisu bisa tahan berapa lama?"Shenka menggaruk kepalanya yang tiba-tiba terasa gatal. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan Hans karena memang belum pernah menggunakan tisu sebagai pembalut. Namun, untuk menenangkan pria itu ia pun menjawab seadanya."Sepertinya menjelang besok pagi aku butuh tiga pack tisu, Hans. Sekali pakai setidaknya aku butuh sepuluh lembar biar ga tembus, dan itu pun harus diganti setiap lima belas menit.""Oh, tenang saja. Aku punya banyak tisu, berarti kamu bisa pakai itu dulu menjelang pagi."Terlihat kelegaan di wajahnya saat mengucapkan itu."Sudah, 'kan

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • Belenggu Hasrat Tuan Muda Adalrich   14. Morning Wood

    Suasana romantis begitu kental terasa di apartemen itu. Shenka yang awalnya terkesan dingin, sekarang justru terbawa arus permainan Hans yang terus memancing gairahnya. Ia bahkan tanpa sadar melentingkan tubuhnya memberi akses penuh pada Hans untuk mencumbu tubuhnya. Hingga pada satu titik, ketika tangan Hans bergerak turun Shenka pun tersadar, spontan mendorong tubuh Hans menjauh, sementara dirinya sendiri beringsut mundur."Maaf, Hans. Kita tidak bisa melakukannya," ucap Shenka dengan napas tersengal. Masih dengan debaran jantung yang sangat bising, Shenka berusaha menetralkan semua rasa yang bergejolak di tubuhnya.Hans mengusap wajahnya, berusaha untuk menenangkan diri agar bisa berpikir jernih. Awalnya ia bingung dengan penolakan Shenka, tetapi setelah beberapa saat ia baru ingat jika Shenka sedang mendapatkan tamu bulanannya. Jadi memang wajar jika Shenka bersikap begitu."Ah ... maaf, aku lupa. Kamu sedang haid, tentu saja kita tidak bisa melakukannya," u

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-04
  • Belenggu Hasrat Tuan Muda Adalrich   15. Ketahuan

    Masih dalam posisi berbaring Shenka mengamati paket berukuran besar itu sebelum membukanya. Untungnya paket itu tidak dilapisi banyak plastik pembungkus, jadi dalam satu sentakan saja ia berhasil melepaskan perekatnya. Shenka membuka paket itu, dan langsung tertawa terbahak saat melihat isinya. Ada berbagai macam pembalut berbagai merek dan tipe, juga beberapa set pakaian dalam, serta pakaian wanita, mulai dari piyama, baju rumahan, dan beberapa lembar tunik."Kamu mau membuka toko, Hans? Banyak banget belanjaannya?" "Aku cuma asal memasukkan ke keranjang. Aku 'kan tidak tahu kamu pakai merek apa. Mana tipenya banyak banget, pake sayap, tanpa sayap, fragrance, no fragrance. Tau ah, pusing. Mending aku beli aja semua, kamu pilih sendiri mana yang mau dipakai," jawab Hans.Shenka mengangguk. Dia menghargai usaha pria itu. Untung saja dia terpikir untuk membeli online pagi ini, jika tidak Shenka tidak tah harus bagaimana saat bangun nanti. Saat ini

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-07
  • Belenggu Hasrat Tuan Muda Adalrich   16. Shenka Diculik

    "Apa kamu bilang? Shenka bersama Tuan Muda Adalrich? Bagaimana bisa?" Kali ini adalah suara Adhiwan yang meradang. Bagaimana dia tidak marah saat tahu cucu kesayangannya bersama dengan cucu musuh bebuyutannya.Bianca yang melihat kemarahan Adhiwan cepat-cepat menenangkannya kembali. "Masih dikonfirmasi, Pa. Tenanglah, jangan emosi. Ingat kesehatan Papa.""Konfirmasi apa lagi? Cepat beritahu aku alamatnya, biar aku sendiri yang menjemputnya dari sarang penyamun itu!""Baik, Pa. Nanti aku kirimkan alamatnya."Adhiwan pergi membawa amarahnya yang membara. Sementara itu Bianca bergegas menghubungi orang kepercayaannya kembali. Dia harus mendahului Adhiwan menemui Shenka. Sebisa mungkin ia harus mencegah anak tirinya itu kembali ke rumah. 'Mita yang berkerja keras, kenapa anak itu yang menikmati hasilnya? Tidak akan aku biarkan dia kembali. Bila perlu, akan aku habisi dia agar tak muncul lagi di hadapan Adrian dan kakeknya.'***Sesuai rencana mereka saat sarapan tadi, siangnya Hans men

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-21
  • Belenggu Hasrat Tuan Muda Adalrich   17. Tamu Tak Disangka

    Kediaman keluarga Zeny gempar. Penyebabnya adalah sebuah panggilan misterius yang mengaku telah menculik Shenka, dan mereka meminta sejumlah tebusan jika keluar Zeny ingin Shenka selamat.Adrian yang mempercayakan urusan Shenka pada Bianca pun menjadi murka. "Dasar tidak becus! Mengurus seorang anak perempuan saja kau tak bisa. Aku tidak mau tau, Bianca. Apa pun caranya, kau harus membawa Shenka pulang dengan selamat," titah Adrian dengan wajah merah padam.Bianca yang telah merencanakan hal ini dengan piawainya memasang wajah cemas di hadapan Adrian. "Apa yang harus aku lakukan, Suamiku? Mereka meminta sejumlah uang. Haruskah kita membayarnya? Bagaimana kalau mereka berbohong?""Itu yang harus kau cari tahu terlebih dahulu, Bianca! Jangan coba-coba menggunakan uang habis sia-sia. Kau harus pastikan Shenka memang bersama mereka atau tidak.""Huh! Dasar pelit. Untuk anak sendiri pun perhitungan," cibir Bianca di dalam hati."Bagaimana kalau kita lapor polisi saja, Sayang?""Kau ingin

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-22

Bab terbaru

  • Belenggu Hasrat Tuan Muda Adalrich   23. Kejutan untuk Hans

    Fajar baru saja menyingsing di ufuk timur, tetapi Hans sudah tampak gagah dalam balutan setelan kemeja dan denim mahal berwarna hitam. Wajahnya yang tampan telah dicukur rapi, menyisakan bayangan kebiruan di bagian dagu dan rahang yang membuat ketampanannya bertambah dua kali lipat.Ia menyisir rapi rambut bergelombangnya yang dipangkas pendek, tak lupa membubuhkan sedikit pomade agar tatanan rambutnya tetap rapi dan berkilau meski beraktivitas seharian.Hans membuka laci kaca yang berisi puluhan jam tangan dari brand-brand ternama. Ia mengambil satu jam tangan merek R bertali hitam. Usai menyemprotkan parfum mahal ke kedua sisi leher dan bagian dalam pergelangan tangannya, Hans pun tersenyum."Perfect! Today is yours, Hans. Bersenang-senanglah."Cahaya matahari telah merambat di sela-sela gorden, Hans meraih kunci lalu bergegas menuju mobilnya yang terparkir di basement. Sejak semalam ia bertekad akan mengunjungi kediaman keluarga Zeny jika Shenka tidak juga meneleponnya.Dan sekaran

  • Belenggu Hasrat Tuan Muda Adalrich   22. Hasrat Terpendam

    Adrian jelas bukan pria kemarin sore. Separuh usianya mungkin sudah dihabiskan untuk bercinta. Dia adalah pria dewasa yang sudah sangat berpengalaman dalam banyak hal, termasuk dalam hubungan intim antara pria dan wanita. Baginya mencumbu wanita selain sang istri adalah hobi yang telah ia tinggalkan sejak menikahi Bianca. Namun, ciuman Shelomita mampu membuat tubuhnya bergetar hingga ke tulang. "She-shelo ... jangan begini, ingat aku adalah suami ibumu," ucap Adrian seraya mendorong pelan tubuh Shelomita. Ia masih mencoba mempertahankan kewarasannya meskipun sempat terlena oleh permainan lidah sang anak tiri.Shelomita melepaskan tautan bibirnya, tetapi kedua tangannya masih melingkar di leher Adrian."Aku tahu ... kau adalah suami ibuku. Itu sebabnya aku ingin kau menceraikannya karena dia tidak layak mendapatkan pria hebat sepertimu. Ibuku bukan wanita yang setia, Adrian. Aku yakin kau pasti sudah tahu apa yang dilakukannya dengan sahabat baikmu itu." Dengan tatapan penuh percaya d

  • Belenggu Hasrat Tuan Muda Adalrich   21. Harapan Terselubung

    Meski luar biasa galau dengan perasaannya, tetapi Shelomita berhasil menepati janjinya membawa Shenka pulang dengan selamat ke kediaman keluarga Zeny."Shenka cucuku, akhirnya kamu pulang juga, Sayang. Kamu tega meninggalkan Kakek tanpa kabar. Kamu tidak sayang Kakek lagi? Mau Kakek cepat mati?" Adhiwan menyongsong kedatangan Shenka dengan pelukan hangat dari atas kursi rodanya."Maafkan aku, Kek. Tentu saja aku sangat menyayangi Kakek, tapi saat itu aku benar-benar ingin sendiri, Kek. Aku ingin hidup tenang dan bebas, bukan dipenjara oleh berbagai macam aturan."Shenka membalas pelukan Adhiwan dengan erat, tak lupa melabuhkan kecupan sayang di kedua pipi sang Kakek."Kakek 'kan sudah bilang. Kalau kamu tidak betah di rumah ini, tinggallah bersama Kakek. Rumah nenekmu tidak ada yang menghuni, kita bisa tinggal di sana berdua."Shenka menggeleng. "Rumah nenek terlalu jauh dari kota, Kek. Sementara kesehatan Kakek sudah tak seperti dulu lagi. Sewaktu-waktu kondisi Kakek bisa drop, dan p

  • Belenggu Hasrat Tuan Muda Adalrich   20. Permintaan Shelomita

    "She-shelo ...," ucap Shenka terbata. Ia masih sulit mempercayai pemandangan yang ada di hadapannya saat ini. Apakah semua ini nyata atau bagian dari rencana busuk ibu tirinya?*Flashback dua jam yang lalu*Shelomita baru saja kembali dari pabrik setelah melakukan sejumlah pemeriksaan bersama tim terkait. Ia sudah mengantongi beberapa masalah yang akan didiskusikan dengan para eksekutif di kantor nanti. Langkah kakinya kian lebar saat melihat mobil Adrian memasuki halaman parkir. Ia tidak ingin ayah tirinya itu mendapati meja kerjanya kosong meskipun dirinya sedang mengerjakan pekerjaan lain.Demi menghindari pertemuan dengan Adrian, Shelomita sengaja tidak menaiki lift, memilih melewati tangga darurat untuk kembali ke ruangannya yang berada di lantai lima."Nona Shelomita?"Sebuah suara bariton yang sangat berwibawa berhasil menghentikan langkah Shelomita yang baru saja keluar dari pintu tangga darurat. Ia menoleh ke sumber suara, mendapati seorang pria berparas sangat tampan muncul d

  • Belenggu Hasrat Tuan Muda Adalrich   19. Meregang Nyawa

    Di sebuah rumah besar di pinggir kota, Shenka duduk sendiri di ruangan yang nyaris gelap gulita. Hanya ada sedikit cahaya yang berasal dari lampu pijar lima Watt yang tergantung di langit-langit kamar. Tangan dan kakinya terikat, sementara mulutnya ditutup lakban hitam. Ia sudah berada di dalam posisi itu selama berjam-jam tanpa tahu apa-apa. Hanya satu yang Shenka tahu bahwa dirinya sedang diculik. Namun, sejak tadi ia tak melihat satu pun wajah pelaku. Dari posturnya saja Shenka tahu pelakunya adalah pria berjumlah empat orang, berbadan tegap, dan mereka beraksi tanpa suara. Hal itu membuat Shenka semakin yakin kalau penculikannya sudah direncanakan dengan sangat matang.Shenka tidak tahu sekarang pukul berapa. Namun, dari lamanya waktu yang sudah berlalu, ia bisa menebak saat itu sudah malam. Ditambah lagi dengan lambungnya yang terasa perih, ia pun semakin yakin kalau hari sudah malam. Tenggorokannya juga terasa kering karena sudah berjam-jam dirinya tidak minum."Hmmmph ... hmmm

  • Belenggu Hasrat Tuan Muda Adalrich   18. Konspirasi Besar

    Adrian tidak percaya dengan perkataan pelayannya itu, tetapi mana mungkin juga pelayannya berani berbohong. Akan tetapi, kalau memang orang itu adalah Tuan Muda Adalrich, ada urusan apa dia ke sini? Selama berpuluh-puluh tahun belum pernah kejadian aksi saling mengunjungi di antara keluarga Zeny dan Adalrich karena permusuhan keluarga mereka yang telah berlangsung selama dua generasi. Tak ingin menanggung rasa penasaran lebih lama, Adrian pun bergegas keluar dari ruang kerjanya. Lelaki paruh baya yang masih terlihat muda itu langsung menuju ruang tamu di mana Hans menunggu."Ternyata benar yang orang-orang katakan. Tuan Muda Adalrich ternyata lebih tampan jika dilihat secara langsung." Adrian langsung menyapa Hans dengan cirinya yang khas saat melihat pria tampan itu sedang mematut lukisan besar yang terpajang di dinding rumahnya.Beberapa detik Hans terkesiap, tetapi ia segera mengendalikan diri karena sadar saat ini sedang berhadapan dengan Adrian Zeny, ayah Shenka, wanita yang ia c

  • Belenggu Hasrat Tuan Muda Adalrich   17. Tamu Tak Disangka

    Kediaman keluarga Zeny gempar. Penyebabnya adalah sebuah panggilan misterius yang mengaku telah menculik Shenka, dan mereka meminta sejumlah tebusan jika keluar Zeny ingin Shenka selamat.Adrian yang mempercayakan urusan Shenka pada Bianca pun menjadi murka. "Dasar tidak becus! Mengurus seorang anak perempuan saja kau tak bisa. Aku tidak mau tau, Bianca. Apa pun caranya, kau harus membawa Shenka pulang dengan selamat," titah Adrian dengan wajah merah padam.Bianca yang telah merencanakan hal ini dengan piawainya memasang wajah cemas di hadapan Adrian. "Apa yang harus aku lakukan, Suamiku? Mereka meminta sejumlah uang. Haruskah kita membayarnya? Bagaimana kalau mereka berbohong?""Itu yang harus kau cari tahu terlebih dahulu, Bianca! Jangan coba-coba menggunakan uang habis sia-sia. Kau harus pastikan Shenka memang bersama mereka atau tidak.""Huh! Dasar pelit. Untuk anak sendiri pun perhitungan," cibir Bianca di dalam hati."Bagaimana kalau kita lapor polisi saja, Sayang?""Kau ingin

  • Belenggu Hasrat Tuan Muda Adalrich   16. Shenka Diculik

    "Apa kamu bilang? Shenka bersama Tuan Muda Adalrich? Bagaimana bisa?" Kali ini adalah suara Adhiwan yang meradang. Bagaimana dia tidak marah saat tahu cucu kesayangannya bersama dengan cucu musuh bebuyutannya.Bianca yang melihat kemarahan Adhiwan cepat-cepat menenangkannya kembali. "Masih dikonfirmasi, Pa. Tenanglah, jangan emosi. Ingat kesehatan Papa.""Konfirmasi apa lagi? Cepat beritahu aku alamatnya, biar aku sendiri yang menjemputnya dari sarang penyamun itu!""Baik, Pa. Nanti aku kirimkan alamatnya."Adhiwan pergi membawa amarahnya yang membara. Sementara itu Bianca bergegas menghubungi orang kepercayaannya kembali. Dia harus mendahului Adhiwan menemui Shenka. Sebisa mungkin ia harus mencegah anak tirinya itu kembali ke rumah. 'Mita yang berkerja keras, kenapa anak itu yang menikmati hasilnya? Tidak akan aku biarkan dia kembali. Bila perlu, akan aku habisi dia agar tak muncul lagi di hadapan Adrian dan kakeknya.'***Sesuai rencana mereka saat sarapan tadi, siangnya Hans men

  • Belenggu Hasrat Tuan Muda Adalrich   15. Ketahuan

    Masih dalam posisi berbaring Shenka mengamati paket berukuran besar itu sebelum membukanya. Untungnya paket itu tidak dilapisi banyak plastik pembungkus, jadi dalam satu sentakan saja ia berhasil melepaskan perekatnya. Shenka membuka paket itu, dan langsung tertawa terbahak saat melihat isinya. Ada berbagai macam pembalut berbagai merek dan tipe, juga beberapa set pakaian dalam, serta pakaian wanita, mulai dari piyama, baju rumahan, dan beberapa lembar tunik."Kamu mau membuka toko, Hans? Banyak banget belanjaannya?" "Aku cuma asal memasukkan ke keranjang. Aku 'kan tidak tahu kamu pakai merek apa. Mana tipenya banyak banget, pake sayap, tanpa sayap, fragrance, no fragrance. Tau ah, pusing. Mending aku beli aja semua, kamu pilih sendiri mana yang mau dipakai," jawab Hans.Shenka mengangguk. Dia menghargai usaha pria itu. Untung saja dia terpikir untuk membeli online pagi ini, jika tidak Shenka tidak tah harus bagaimana saat bangun nanti. Saat ini

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status