Hans menatap Maya yang tertidur pulas di ranjang. Wanita itu tampak tenang dalam tidurnya. Ya, sepanjang malam Hans menjaga Maya. Pria itu tidur di sofa sedangkan Maya tidur di ranjang. Dalam benak Hans saat ini memikirkan tentang tadi malam. Kejadian di mana dirinya berciuman dengan Maya. Entah dia sendiri tidak mengerti. Kenapa dirinya sampai berani mencium bibir Maya. Tak menampik seperti ada magnet dalam hatinya yang mendorong dirinya mencium Maya. Otak Hans bekerja begitu cepat. Hingga kejadian tadi malam terjadi begitu saja. Alasan? Jika ditanya alasannya kenapa Hans mencium Maya maka jawabannya karena pikiran dan hatinya yang meminta untuk melakukan itu.Sejak mengenal Maya; Hans merasakan sesuatu yang berbeda. Seperti ada magnet yang menariknya agar lebih dekat dengan wanita itu. Semua sulit dijelaskan. Dulu, Hans tertarik pada Krystal. Tepatnya Hans jatuh cinta pada pandangan pertama pada Krystal. Di mata Hans, Krystal bukan hanya cantik tapi Krystal memiliki sifat lembut, da
Kini Hans dan Maya tengah dalam perjalanan pulang. Setelah seharian mereka menghabiskan waktu bersama, Hans langsung mengantar Maya pulang ke rumahnya. Ya, seharian ini mereka menghabiskan waktu bersama. Mulai dari menaiki wahana bermain, makan siang di pinggir jalan, semua hal-hal menyenangkan telah mereka lakukan. Bisa dilihat wajah Maya sumiringah bahagia menikmati harinya dengan Hans. Pun Hans juga bahagia melihat Maya yang tidak lagi muram. Tujuan Hans memang menghibur Maya. Awalnya Hans ingin mengajak Maya dinner di restoran mewah tapi sepertinya dinner adalah hal biasa. Itu kenapa Hans memutuskan mengajak Maya ke wahana bermain. Well, Hans pun sudah lama sekali tidak pergi ke wahana bermain. Hari ini pengalaman indah Hans bersama dengan Maya seolah memberikan warna baru di hidupnya. Sebuah warna yang telah terlukis, dan tak bisa terhapusnya.Sejenak, Maya mengalihkan pandangannya menatap Hans yang tengah melajuka mobil. Senyuman di wajah Maya terus terlukis menatap Hans. Dalam
“Mbak, apa kamu ingin mengantar kopi ke ruang kerja suamiku?”Suara Krystal bertanya kala berpapasan dengan sang pelayan yang membawakan nampan berisikan kopi. Ya, tentu dia menduga pelayan mengantarkan kopi ke ruang kerja sang suami karena hari ini Kaivan bekerja seharian di rumah. Suaminya itu tidak berangkat ke kantor.“Iya, Nyonya. Ini untuk Tuan Kaivan.” Sang pelayan menjawab dengan sopan pertanyaan dari krystal seraya menundukan kepalanya.Krystal tersenyum hangat. “Berikan saja padaku, biar aku yang mengantar kopi itu.”“Apa tidak merepotkan Anda, Nyonya? Saya takut kalau Tuan marah,” ucap sang pelayan pelan.“Tentu tidak merepotkan.” Krystal berucap lembut sambil tersenyum, dan mengambil nampan dari tangan pelayan itu. “Kamu boleh pergi sekarang. Aku juga ingin sekalian menemui suamiku.”“Baik, Nyonya.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan sang pelayan.Kini Krystal melanjutkan langkahnya menuju ruang kerja Kaivan. Tampak Krystal melukiskan sen
“Hati-hati, Papa. Jangan lupa makan, dan minum vitamin, ya.” Krystal berucap menirukan suara anak kecil sembari menggendong Kenard. Kini Krystal tengah berada di depan rumah bersama dengan suami dan anaknya. Setelah seharian kembarin bekerja di rumah, kali ini Kaivan harus berangkat ke kantor karena ada meeting penting.Kaivan tersenyum melihat Kenard tersenyum padanya. Kemudian, Kaivan memberikan kecupan di pipi istri dan anaknya. “Nanti kalau aku sudah di kantor aku akan menghubungimu. Dan hari ini aku akan meminta Doni menyiapkan villaku di sana. Aku jarang sekali menginap ke villaku yang di Puncak.”“Iya, Kai … aku percayakan semuanya padamu,” jawab Krystal begitu hangat, dan lembut.Kaivan mengecup bibir Krystal, dan memberikan kecupan di pipi bulat Kenard. Detik selanjutnya Kaivan melangkah masuk ke dalam mobilnya. Tak lama kemudian mobil Kaivan meninggalkan halaman parkir rumah. Krystal terus melambaikan tangannya sambil tersenyum pada mobil Kaivan yang melangkah pergi. Bukan h
Saat weekend tiba, Krystal tampak begitu bersemangat. Kini wanita itu tengah memastikan barang-barang pribadi miliknya, Kaivan, dan juga barang miliki Kenard. Sesekali Krystal melirik jam dinding—waktu menunjukan pukul tiga pagi. Ya, meski masih sedikit mengantuk tapi dia tetap begitu bersemangat, dan antusias. Hari ini adalah hari yang telah dinanti-nantikan Krystal. Di mana Krystal akan berlibur sebentar bersama dengan suami, anak, ipar, dan teman baiknya ke Puncak. Tak ada halangan apa pun. Aryan, Felicia, Hans, dan Maya semuanya menerima ajakannya. Pun Kaivan sudah menyiapkan villa untuk mereka menginap nanti. Tentunya ini yang membuat Krystal tampak senang. Paling tidak dia butuh sedikit liburan. Ditambah Puncak masih memiliki udara yang menyejukan. “Krys, apa kamu melihat jam tanganku?” tanya Kaivan seraya memasuki kamar, mendekat pada Krystal yang tengah memastikan barang-barang bawaan.“Jam tanganmu yang mana, Kai? Bukannya jam tanganmu selalu kamu letakan di tempatnya?” Krys
Langit cerah telah terganti dengan langit gelap. Cuaca di Puncak cukup dingin. Namun, meski dingin cuacanya sangatlah menyejukan. Kini Krystal membaringkan tubuh Kenard di ranjang. Ya, baru saja Krystal menyusui Kenard. Dan sekarang putranya itu sudah tertidur begitu lelap. Cuaca yang dingin membuat Krystal memakaikan pakaian hangat untuk putra kecilnya itu.“Kenard sudah tidur?” Kaivan melangkah masuk ke dalam kamar, mendekat pada istrinya itu. Tampak senyuman Kaivan terlukis melihat putra kecilnya tertidur dengan bibir yang masih seperti mengisap-isap. Rupanya dalam tidur pun Kenard masih bermimpi menyusu.“Kai?” Krystal mengalihkan pandangannya, menatap hangat sang suami. “Iya, Kenard sudah tidur. Dia baru saja selesai menyusu. Kamu sudah selesai menjawab telepon Papa?” tanyanya. Tadi baru saja Kaivan mendapatkan telepon dari ayah mertuanya.“Sudah.” Kaivan membawa tangannya, membelai rahang Krystal. “Tadi ayahku bilang lusa akan pergi ke Laos. Dia akan pergi bersama dengan ibuku k
Tiga hari sudah Krystal bersama dengan Kaivan, Felicia, Aryan, Hans, dan Maya berada di Puncak. Kini mereka harus kembali ke aktivitas mereka masing-masing. Selama berada di sini, Krystal menikmati masa liburan mereka. Ya, semua orang begitu menikmati liburan singkat ini. Liburan singkat memang mampu mengatasi semua orang yang jenuh pada kebosanan. Terutama tinggak di Kota. Setidaknya Puncak menyajikan pemandangan yang masih sanagt hijau. Udaranya pun masih cukup bersih. Jauh dari kota yang terkenal dengan macet. Selama berada di Puncak, Krystal ataupun Felicia masih memilih tutup mata tentang Hans dan Maya. Alasan kenapa Krystal atau Felicia tak bertanya pada Maya karena memang Hans dan Maya masih belum mau memublikasikan hubungan mereka. Tentu Krystal, Felicia, Kaivan, dan Aryan pun tak akan mungkin memaksa Hans atau Maya untuk bercerita. Terutama Kaivan yang benar-benar terlihat biasa saja. Karena memang Kaivan tak tertarik pada kehidupan orang lain.“Kak Kaivan, besok Papa dan M
“Apa jadwalku setelah ini, Doni?”Suara Kaivan bertanya seraya membubuhkan tanda tangannya ke dokumen yang ada di hadapannya. Lalu dia memberikan dokumen yang dia sudah tanda tangani pada asistennya itu.“Anda memiliki meeting jam empat sore nanti dengan rekan bisnis Anda dari Dubai, Tuan.” Doni menjawab seraya menerima dokumen yang diberikan oleh KaivanMendengar ucapan Doni, membuat Kaivan melirik arlojinya sekilas—waktu menunjukan pukul satu siang. Artinya dia masih memiliki waktu. “Kamu boleh pergi sekarang. Aku ingin beristirahat sebentar,” ucapnya dingin dan datar.“Baik, Tuan.” Doni menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Kaivan.Kaivan menyandarkan punggungnya di kursi sembari memejamkan mata lelah. Pagi ini Kaivan memang penuh dengan jadwal meeting. Hal itu yang membuat Kaivan berangkat ke kantor lebih awal. Bahkan Kaivan meninggalkan rumah dalam keadaan Krystal yang nasi tertidur pulas. Biasanya jika Kenard bangun pagi maka Krystal juga akan bangun bersamaan
Beberapa bulan kemudian … Madrid, Spain. Krystal melangkah menelusuri kota Madrid bersama dengan sang suami yang selalu ada di sisinya. Tampak tatapan Krystal dan Kaivan menatap Kenard dan Kaindra yang tengah berlari-lari menikmati keindahan kita Madrid. Ya, usia kandungan Krystal saat ini memasuki minggu ke dua puluh sembilan. Perutnya kian membuncit. Dia bersama dengan suami sekaligus anak-anaknya tengah menikmati liburan sekaligus babymoon di Madrid. Kandungan Krystal sehat bahkan sangat sehat. Dokter pun mengizinkan Krystal untuk berpergian ke luar negeri. Itu yang membuat Kaivan membawa istri dan anak-anaknya pergi berlibur.“Kai … Kenard dan Kaindra senang sekali setiap kali kita ajak mereka berlibur,” ujar Krystal seraya memeluk lengan sang suami. Sesaat Krystal memejamkan matanya kala embusan angin menyentuh kulitnya.Kaivan tersenyum kala mendengar ucapan sang istri. “Aku juga senang jika melihat anak-anak kita menikmati liburan mereka.”Krystal mengalihkan pandangannya, me
“Papa … Mama … hari ini kita mau ke mana?” Suara Kenard dan Kaindra bertanya seraya menatap Kaivan dan Krystal. Tampak kedua bocah laki-laki itu sudah tampan dan rapi. Celana pendek dan kaus berwarna hitam dengan logo LV membuat Kenard dan Kaindra begitu menggemaskan.“Hari ini kalian akan melihat adik kalian, Sayang. Apa kalian mau?” Krystal mengelus lembut kedua pipi Kenard dan Kaindra. Ya, hari ini adalah hari di mana Krystal sudah dijadwalkan memeriksa kandungannya. Tentu Krystal sudah tak sabar ingin tahu bayi yang ada di kandungannya itu laki-laki atau perempuan. Sebenarnya Krystal hanya penasaran saja. Mengingat selama ini Kaivan begitu yakin kalau bayi yang ada di kandungannya ini adalah perempuan. Fokus utama Krystal memeriksakan kandungannya karena memang dirinya ingin tahu tumbuh kembang bayinya. Dan apa pun jenis kelamin anaknya nanti tetap membuat Krystal bersyukur.“Hari ini kami melihat adik?” Kenard dan Kaindra bertanya dengan kompak. Kedua bocah laki-laki itu begitu b
Barcelona, Spain. Suara tangis bocah perempuan sontak membuat Maya yang baru saja menuruni tangga—dan langsung mempercepat langkahnya menghampiri putrinya yang ada di taman. Tampak wajah Maya panik mendengar tangis putrinya yang keras.“Rania? Sayang kamu kenapa?” Maya menghampiri putrinya yang duduk di taman sambil menangis.“Nyonya.” Sang pengasuh menyapa Maya dengan sopan.“Ada apa dengan putriku? Kenapa Rania menangis seperti ini?” Maya bertanya seraya duduk di samping putrinya yang masih terus menangis. Maya pun segera memeluk erat putri kecilnya itu.“Maaf, Nyonya. Nona Rania menangis karena tangannya digigit semut. Tapi saya sudah memberikan minyak kayu putih di tangan Nona Rania, Nyonya,” ujar sang pengasuh sopan.Maya mengembuskan napas panjang kala mendengar ucapan sang pengasuh. “Kamu boleh pergi sekarang. Biar aku yang menenangkan putriku.”“Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Maya.“Mama … sakit,
Pantai Matira, Pulau Bora-bora “Darwin … Daisy … berenangnya jangan jauh-jauh, Sayang. Pelan-pelan, Nak.”Suara Felicia menegur kedua anak-anaknya itu yang berenang semakin jauh darinya. Tampak Felicia mulai mendengkus sebal. Kedua anak-anaknya itu sangat keras kepala. Seperti saat ini ketika Felicia mengatakan jangan berenang jauh malah kedua anak-anaknya itu berenang semakin jauh. Sungguh, setiap hari Felicia harus memiliki stock kesabaran yang banyak.“Sayang … biarkan Darwin dan Daisy berenang. Mereka hebat dalam berenang. Kamu tidak perlu khawatir, Sayang.” Arya merengkuh bahu Felicia sembari memberikan kecupan di puncak kepela istrinya itu.Ya, kini Aryan dan Felicia tengah berlibur ke Pantai Matira, Pulau Bora-bora. Mereka berdua berenang bersama dengan kedua anak-anak mereka. Felicia yang memakai bikini seksi dan Aryan bertelanjang dada. Mereka berdua berjemur di bawah sinar matahari sekaligus berendam di air.Darwin Mahendra Dwitama adalah anak laki-laki pertama Aryan dan Fe
Lima tahun berlalu … “Mama … itu Papa … yeay! Papa ada di televisi. Papa … Papa … Papa …”Suara Kenard dan Kaindra memekik kegirangan melihat Kaivan tengah di wawancarai. Tampak kedua bocah laki-laki itu begitu bangga sekaligus senang setiap kali melihat ayah mereka berada di televisi.Ya, Kenard Bastian Mehendra anak pertama laki-laki Kaivan dan Krystal ini kini berusia enam tahun. Sedangkan Kaindra Bastian Mehendra anak kedua laki-laki Kaivan dan Krystal berusia tiga tahun. Well, tak hanya itu saja tapi saat ini Krystal pun tengah hamil lima belas minggu. Bagi Krystal kehamilan yang ketiga merupakan kecolongan. Pasalnya Krystal hanya menginginkan dua anak saja tapi kenyataannya Krystal kecolongan hamil anak ketiga. Alasan bisa kecolongan karena Krystal lupa minum pil KB. Pun Kaivan selama ini setiap kali melakukan hubungan suami istri dengannya tidak pernah memakai pengaman. Kaivan selalu bilang kalau pria itu tidak melarat jadi tidak masalah memiliki anak banyak. Sedangkan Krystal
Beberapa bulan kemudian …“Makanan apa ini? Kenapa membuatku mual sekali?” Suara Felicia berseru kala baru saja memakan udang bakar—yang dia minta pelayan untuk membuatnya.“Nyonya, ini menu udang bakar yang biasa Anda makan. Bumbunya masih tetap sama, Nyonya. Tidak ada yang saya ganti,” jawab sang pelayan dengan sopan.Felicia menyingkirkan piring yang berisikan udang bakar itu. “Aromanya membuatku mual. Kamu pasti menambahkan bumbu yang berbeda.”Sang pelayan menggarukan kepalanya tak gatal. Tampak wajah sang pelayan menjadi bingung. Pasalnya dia tidak menambahkan bumbu yang berbeda. Udang bakar yang dia sajikan adalah udang bakar yang sama seperti biasa disajikan.“Ada apa ini?” Aryan melangkah masuk ke dalam kamar. Pria itu mendengar seperti suara sang istri tengah kesal.“Tuan.” Sang pelayan segera menundukan kepalanya kala melihat Aryan datang.Felicia mengalihkan pandangannya, menatap Aryan yang baru saja datang. “Sayang, pelayan ini memberikanku udang bakar dengan bumbu berbed
Suara tepuk tangan riuh terdengar di ballroom hotel. Tampak para tamu undangan semuanya menatap Hans dan Maya yang tengah berciuman di altar. Ya, kini Hans dan Maya telah resmi menjadi sepasang suami istri. Semua keluarga serta para tamu undangan pun turut berbahagia atas pernikahan Hans dan Maya.Kilat kamera memenuh ballroom hotel. Menyorot pada dua insan yang tengah berbahagia. Tak hanya menyorot pada Hans dan Maya saja tetapi juga menyorot pada Aryan dan Felicia serta, Kaivan dan Krystal. Lebih tepatnya para wartawan itu begitu banyak menyorot Kaivan dan Krystal. Pasalnya, sejak tadi memang Kaivan dan Krystal banyak mengundang perhatian para wartawan. Terutama Kenard yang berada digendongan Kaivan. Tentu, tak heran jika Kenard menjadi sorotan. Pasalnya pernikahan Kaivan dan Krystal banyak sekali memiliki masalah sampai menjadikan mereka berdua menjadi sebuah berita yang hangat diperbincangkan.Pernikahan Hans dan Maya terbilang sangat mewah dan meriah. Beberapa rekan bisnis Hans d
Sebuah gaun berwarna pastel membalut tubuh Krystal tampak sangat indah dan memukau. Make up flawless di wajah Krystal membuatnya sangat cantik dan terlihat fresh. Ya, kini Krystal baru saja selesai dirias. Gaun yang membalut tubuhnya sangat anggun dan menawan. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang. Di mana hari ini Hans dan Maya akan melangsungkan pernikahan.Terkadang jodoh memang datang secara tiba-tiba dan tak disangka-sangka. Seperti kali ini Krystal tak menyangka kalau kejadian waktu di mana Kenard diculik—membuat Hans dan Maya semakin dekat. Hubungan Hans dan Maya masih terbilang baru. Tapi nyatanya Hans dan Maya ingin segera meresmikan hubungan mereka ke sebuah jenjang menuju kebersamaan masa depan. Tentu Krystal bahagia. Karena memang Krystal berharap Maya mendapatkan jodoh yang terbaik. Setelah luka yang didapatkan Maya pada akhirnya, takdir membawa Maya pada seorang pria yang baik dan bertanggung jawab. Dan Krystal bisa melihat dari mata Hans; pria itu
Menjelang pernikahan Hans dan Maya, Krystal pun sibuk membantu persiapan pernikahan teman baiknya itu. Bukan hanya Krystal yang membantu persiapan pernikahan Hans dan Maya tetapi Felicia juga turut membantu. Well, tentunya jika berurusan dengan Felicia hal mudah akan menjadi sulit. Seperti contoh model gaun yang dipakai oleh Felicia harusnya bermodel kemben. Tapi tiba-tiba Felicia merubah model gaunnya ingin menjadi one of shoulder. Ya, dalam hal ini Krystal dan Maya sudah tidak lagi terkejut. Karena memang baik Krystal atau Maya sudah mengenal sifat Felicia. Terutama Krystal, dia sangat mengenal baik adik iparnya itu. Kejadian ini sama seperti Felicia menikah dengan Aryan. Dulu, Felicia sampai memesan banyak gaun pengantin akibat Felicia yang tiba-tiba merubah model gaun pengantinnya.“Nyonya Krystal.” Seorang pelayan menghampiri Krystal yang tengah sibuk pada iPad di tangannya. Pagi ini Krystal disibukan membaca email dari manager restoran. Selama ini memang yang memeriksa laporan k