“Hati-hati, Papa. Jangan lupa makan, dan minum vitamin, ya.” Krystal berucap menirukan suara anak kecil sembari menggendong Kenard. Kini Krystal tengah berada di depan rumah bersama dengan suami dan anaknya. Setelah seharian kembarin bekerja di rumah, kali ini Kaivan harus berangkat ke kantor karena ada meeting penting.Kaivan tersenyum melihat Kenard tersenyum padanya. Kemudian, Kaivan memberikan kecupan di pipi istri dan anaknya. “Nanti kalau aku sudah di kantor aku akan menghubungimu. Dan hari ini aku akan meminta Doni menyiapkan villaku di sana. Aku jarang sekali menginap ke villaku yang di Puncak.”“Iya, Kai … aku percayakan semuanya padamu,” jawab Krystal begitu hangat, dan lembut.Kaivan mengecup bibir Krystal, dan memberikan kecupan di pipi bulat Kenard. Detik selanjutnya Kaivan melangkah masuk ke dalam mobilnya. Tak lama kemudian mobil Kaivan meninggalkan halaman parkir rumah. Krystal terus melambaikan tangannya sambil tersenyum pada mobil Kaivan yang melangkah pergi. Bukan h
Saat weekend tiba, Krystal tampak begitu bersemangat. Kini wanita itu tengah memastikan barang-barang pribadi miliknya, Kaivan, dan juga barang miliki Kenard. Sesekali Krystal melirik jam dinding—waktu menunjukan pukul tiga pagi. Ya, meski masih sedikit mengantuk tapi dia tetap begitu bersemangat, dan antusias. Hari ini adalah hari yang telah dinanti-nantikan Krystal. Di mana Krystal akan berlibur sebentar bersama dengan suami, anak, ipar, dan teman baiknya ke Puncak. Tak ada halangan apa pun. Aryan, Felicia, Hans, dan Maya semuanya menerima ajakannya. Pun Kaivan sudah menyiapkan villa untuk mereka menginap nanti. Tentunya ini yang membuat Krystal tampak senang. Paling tidak dia butuh sedikit liburan. Ditambah Puncak masih memiliki udara yang menyejukan. “Krys, apa kamu melihat jam tanganku?” tanya Kaivan seraya memasuki kamar, mendekat pada Krystal yang tengah memastikan barang-barang bawaan.“Jam tanganmu yang mana, Kai? Bukannya jam tanganmu selalu kamu letakan di tempatnya?” Krys
Langit cerah telah terganti dengan langit gelap. Cuaca di Puncak cukup dingin. Namun, meski dingin cuacanya sangatlah menyejukan. Kini Krystal membaringkan tubuh Kenard di ranjang. Ya, baru saja Krystal menyusui Kenard. Dan sekarang putranya itu sudah tertidur begitu lelap. Cuaca yang dingin membuat Krystal memakaikan pakaian hangat untuk putra kecilnya itu.“Kenard sudah tidur?” Kaivan melangkah masuk ke dalam kamar, mendekat pada istrinya itu. Tampak senyuman Kaivan terlukis melihat putra kecilnya tertidur dengan bibir yang masih seperti mengisap-isap. Rupanya dalam tidur pun Kenard masih bermimpi menyusu.“Kai?” Krystal mengalihkan pandangannya, menatap hangat sang suami. “Iya, Kenard sudah tidur. Dia baru saja selesai menyusu. Kamu sudah selesai menjawab telepon Papa?” tanyanya. Tadi baru saja Kaivan mendapatkan telepon dari ayah mertuanya.“Sudah.” Kaivan membawa tangannya, membelai rahang Krystal. “Tadi ayahku bilang lusa akan pergi ke Laos. Dia akan pergi bersama dengan ibuku k
Tiga hari sudah Krystal bersama dengan Kaivan, Felicia, Aryan, Hans, dan Maya berada di Puncak. Kini mereka harus kembali ke aktivitas mereka masing-masing. Selama berada di sini, Krystal menikmati masa liburan mereka. Ya, semua orang begitu menikmati liburan singkat ini. Liburan singkat memang mampu mengatasi semua orang yang jenuh pada kebosanan. Terutama tinggak di Kota. Setidaknya Puncak menyajikan pemandangan yang masih sanagt hijau. Udaranya pun masih cukup bersih. Jauh dari kota yang terkenal dengan macet. Selama berada di Puncak, Krystal ataupun Felicia masih memilih tutup mata tentang Hans dan Maya. Alasan kenapa Krystal atau Felicia tak bertanya pada Maya karena memang Hans dan Maya masih belum mau memublikasikan hubungan mereka. Tentu Krystal, Felicia, Kaivan, dan Aryan pun tak akan mungkin memaksa Hans atau Maya untuk bercerita. Terutama Kaivan yang benar-benar terlihat biasa saja. Karena memang Kaivan tak tertarik pada kehidupan orang lain.“Kak Kaivan, besok Papa dan M
“Apa jadwalku setelah ini, Doni?”Suara Kaivan bertanya seraya membubuhkan tanda tangannya ke dokumen yang ada di hadapannya. Lalu dia memberikan dokumen yang dia sudah tanda tangani pada asistennya itu.“Anda memiliki meeting jam empat sore nanti dengan rekan bisnis Anda dari Dubai, Tuan.” Doni menjawab seraya menerima dokumen yang diberikan oleh KaivanMendengar ucapan Doni, membuat Kaivan melirik arlojinya sekilas—waktu menunjukan pukul satu siang. Artinya dia masih memiliki waktu. “Kamu boleh pergi sekarang. Aku ingin beristirahat sebentar,” ucapnya dingin dan datar.“Baik, Tuan.” Doni menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Kaivan.Kaivan menyandarkan punggungnya di kursi sembari memejamkan mata lelah. Pagi ini Kaivan memang penuh dengan jadwal meeting. Hal itu yang membuat Kaivan berangkat ke kantor lebih awal. Bahkan Kaivan meninggalkan rumah dalam keadaan Krystal yang nasi tertidur pulas. Biasanya jika Kenard bangun pagi maka Krystal juga akan bangun bersamaan
*Krystal, siang ini temui aku di kafe langganan kita. Aku ingin memberitahumu sesuatu. Jangan datang terlambat, ya. Aku menunggumu—Maya.*Krystal mengerutkan keningnya kala membaca pesan dari Maya. Tampak Krystal sedikit bingung karena pesan Maya mengatakan temannya itu ingin memberitahu sesuatu padanya. Membuat dirinya menjadi pensaran saja.“Sebenarnya Maya ingin memberitahu apa? Kenapa tidak langsung menulis di pesan saja?” gumam Krystal seraya mengembuskan napas panjang.Detik selanjutnya, tatapan Krystal teralih pada Kenard yang tengah tertidur pulas. Rasanya tak mungkin membawa Kenard yang tengah tertidur pulas seperti ini.“Lebih baik aku meminta pengasuh untuk menjaga Kenard,” gumam Krystal lagi. Ya, Krystal memutuskan untuk tidak membawa Kenard. Lagi pula dia tidak akan lama di luar. Pun persediaan ASI untuk Kenard masih banyak di kulkas. Jadi meninggalkan Kenard sebentar tidak akan masalah.“Nyonya?” Sang pelayan melangkah menghampiri Krystal yang berada di dalam kamar. Refl
Menjelang pernikahan Hans dan Maya, Krystal pun sibuk membantu persiapan pernikahan teman baiknya itu. Bukan hanya Krystal yang membantu persiapan pernikahan Hans dan Maya tetapi Felicia juga turut membantu. Well, tentunya jika berurusan dengan Felicia hal mudah akan menjadi sulit. Seperti contoh model gaun yang dipakai oleh Felicia harusnya bermodel kemben. Tapi tiba-tiba Felicia merubah model gaunnya ingin menjadi one of shoulder. Ya, dalam hal ini Krystal dan Maya sudah tidak lagi terkejut. Karena memang baik Krystal atau Maya sudah mengenal sifat Felicia. Terutama Krystal, dia sangat mengenal baik adik iparnya itu. Kejadian ini sama seperti Felicia menikah dengan Aryan. Dulu, Felicia sampai memesan banyak gaun pengantin akibat Felicia yang tiba-tiba merubah model gaun pengantinnya.“Nyonya Krystal.” Seorang pelayan menghampiri Krystal yang tengah sibuk pada iPad di tangannya. Pagi ini Krystal disibukan membaca email dari manager restoran. Selama ini memang yang memeriksa laporan k
Sebuah gaun berwarna pastel membalut tubuh Krystal tampak sangat indah dan memukau. Make up flawless di wajah Krystal membuatnya sangat cantik dan terlihat fresh. Ya, kini Krystal baru saja selesai dirias. Gaun yang membalut tubuhnya sangat anggun dan menawan. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang. Di mana hari ini Hans dan Maya akan melangsungkan pernikahan.Terkadang jodoh memang datang secara tiba-tiba dan tak disangka-sangka. Seperti kali ini Krystal tak menyangka kalau kejadian waktu di mana Kenard diculik—membuat Hans dan Maya semakin dekat. Hubungan Hans dan Maya masih terbilang baru. Tapi nyatanya Hans dan Maya ingin segera meresmikan hubungan mereka ke sebuah jenjang menuju kebersamaan masa depan. Tentu Krystal bahagia. Karena memang Krystal berharap Maya mendapatkan jodoh yang terbaik. Setelah luka yang didapatkan Maya pada akhirnya, takdir membawa Maya pada seorang pria yang baik dan bertanggung jawab. Dan Krystal bisa melihat dari mata Hans; pria itu