“Aku mengakui keberanianmu dalam mengambil keputusan, Kaivan. Project di Barcelona tidaklah main-main. Kamu harus mengeluarkan dana fantastis. Padahal akan ada kemungkinan kamu kalah. Banyak pesaing perusahaan games di Eropa. Bersaing dengan mereka tidaklah mudah. Aku rasa kamu tahu akan hal itu.”Aryan berujar seraya menyesap wine di tangannya. Tatapannya menatap Kaivan yang ada di hadapannya itu. Ya, kini Aryan berada di ruang kerja Kaivan. Dia dan Kaivan baru saja menyelesaikan meeting membahas project yang dia buat bersama dengan Kaivan, dan juga salah satu rekan bisnisnya dari Barcelona.Kaivan mengangkat bahunya tak acuh. Pun dia menyesap wine di tangannya seraya menyandarkan punggungnya di kursi kerjanya. “Dalam dunia bisnis keuntungan memang penting, tapi yang aku butuhkan saat ini pengalaman. Gagal atau berhasil selalu menjadi bagian dalam seorang pembisnis. Anggap saja kita sedang bermain dalam permainanan. Berusaha untuk menang, dan jangan sampai game over.”Alis Aryan tera
“Pagi, Krystal.” Jelita menyapa Krystal yang tengah duduk di taman tengah berjemur bersama dengan Kenard. Wanita itu langsung menghampiri Krystal, dan duduk di samping Krystal.“Pagi, Jelita. Maaf tadi aku dan Kaivan tidak bisa sarapan denganmu.” Krystal berujar dengan suara pelan, dan lembut. Ya, saat tadi Kaivan dan Krystal bangun pagi; mereka tidak bisa sarapan bersama di ruang makan karena Kaivan tiba-tiba mendapatkan telepon dari rekan bisnisnya yang ada di New York. Itu kenapa Kaivan sampai detik ini masih berada di ruang kerjanya. Sedangkan Krystal tadi harus menyusui Kenard. Pagi ini Kenard sedikit rewel tidak mau ditinggal olehnya.“Iya, tidak apa-apa, Krys. Aku mengerti. Kamu dan Kaivan juga pasti sibuk.” Jelita tersenyum seraya mengamati wajah Kenard. Dan didetik selanjutnya, tatapan Jelita teralih pada lengan Krystal yang terlihat jelas memiliki bekas luka bakar. Tampak raut wajah Jelita sedikit bingung. Selama ini memang Krystal sering memakai long dress berlengan pendek
“Kai?” Krystal tersenyum melihat Kaivan masuk ke dalam kamar. Dia tengah berbaring di ranjang sembari menyusui Kenard. Seharian ini Kenard tidak mau jauh darinya. Bahkan setiap kali digendong pengasuh pun Kenard selalu menangis. Hal itu yang membuat Krystal seharian ini memeluk putra kecilnya itu.Kaivan mendekat pada sang istri—lalu dia membaringkan tubuhnya di ranjang sambil melihat putra kecilnya itu yang tengah menyusu. Senyuman di wajah Kaivan pun terlukis melihat pemandangan indah itu. Ini adalah hal yang Kaivan sukai. Melihat istrinya itu tengah menyusui putra kecil mereka. Rasa haru bahagia selalu melingkupi Kaivan. Sejak hadirnya Kenard di kehidupan mereka, bayi mungil itu memang menjadi pelengkap kebahagiaannya dengan sang istri.“Hari ini aku dengar Kenard tidak mau jauh darimu.” Kaivan berucap sembari membelai pipi bulat Kenard serta memberikan kecupan di sana.Krystal mengangguk. Kemudian, dia menatap hangat putra kecilnya itu. “Iya, Papa. Kenard sedang rewel. Kenard hari
“Nona Jelita ini adalah Anika, sekretaris pertama Tuan Kaivan. List apa saja tugas Anda sudah ada di meja kerja Anda. Paling penting Anda harus memeriksa dokumen sebelum memberikannya pada Tuan Kaivan. Jika dokumen tersebut dalam menggunakan Bahasa Inggris, pastikan dokumen itu harus dalam Bahasa Inggris yang formal. Tuan Kaivan sangat teliti. Beliau akan sangat marah jika menemukan berkas dalam Bahasa Inggris yang tidak menggunakan bahasa formal. Meski itu hanya satu kalimat saja, Tuan Kaivan akan marah besar. Mungkin lebih banyaknya Anika akan memberitahu secara detail apa saja pekerjaan Anda. Apa sampai di sini ada hal yang ingin Anda tanyakan pada saya?”Suara Doni berujar memberi penjelasan singkat pada Jelita. Pun Doni sekaligus mengenalkan Anika—sekretaris pertama Kaivan. Ya, sebelumnya Doni sudah memperkenalkan Jelita pada para staff yang lainnya.“Aku sudah paham, Doni. Terima kasih banyak.” Jelita menjawab ucapan Doni dengan sopan, dan lembut. Dia sedikit menundukan kepala s
“Apa jadwalku setelah ini, Doni?”Suara Kaivan bertanya dengan nada yang begitu dingin, dan tegas. Pria itu kini tengah membaca dokumen yang baru saja diberikan Doni itu. Dan ketika Kaivan sudah yakin bahwa dokumen itu adalah benar, dia langsung membubuhkan tanda tangan ke dokumen tersebut—lalu memberikannya kembali pada Doni.“Tuan, malam ini Anda harus meeting dengan Tuan Khafi, rekan bisnis Anda dari Dubai. Sebelumnya beliau meminta maaf karena harus bertemu dengannya di malam hari. Beliau besok pagi harus ke London, Tuan. Itu kenapa beliau meminta meeting dengan Anda di malam hari. Apa Anda keberatan dalam hal ini, Tuan? Kalau Anda keberatan saya akan segera reschedule meeting Anda dengan beliau.” Doni berujar memberitahu Kaivan kalau aka nada meeting di malam hari. Namun, tentu Doni harus memastikan apa Kaivan mau meeting dengan rekan bisnisnya di malam hari atau tidak. Mengingat belakangan ini Kaivan selalu berusaha pulang tepat waktu. Tentu Doni paham karena putra Tuannya itu b
Jelita tersenyum melihat artikel yang dia baca dari laptop. Ya, kini di depan Jelita adalah artikel mengenai kehidupan Kaivan dan Krystal. Jelita harus bersusah payah menemukan artikel ini. Pasalnya beberapa situs telah diblokir yang memberitakan hal-hal buruk tentang Kaivan Bastian Mahendra. Meski bukan dari kalangan artis tapi rupanya banyak orang yang mengenal sosok pewaris dari Mahendra Group—yang mana menjadi salah satu perusahaan terbesar di Asia. Hal yang banyak menyita perhatian publik adalah skandal Kaivan yang menikah lagi padahal pria itu masih memiliki seorang istri.Di artikel yang Jelita baca saat ini adalah Krystal yang merupakan orang ketiga di rumah tangga Kaivan dan Livia. Pun di artikel itu juga membahas tentang perselingkuhan Livia dengan seorang pengusaha ternama bernama Liam Baskara. Rumah tangga Kaivan dan Livia begitu rumit. Perselingkuhan, skandal, pernikahan bisnis. Tiga hal yang menyelimuti kehidupan rumah tangga Kaivan dan Livia.Senyuman di wajah Jelita pu
Dengan raut wajah dingin, dan menahan kesal—Kaivan melangkah masuk ke dalam kamar. Sejenak, Kaivan terdiam kala melihat Krystal yang tertidur pulas di ranjang. Pun Kenard tertidur pulas di samping istrinya itu. Rasa kesal dalam dirinya menyurut melihat istri dan anaknya. Pemandangan di depan Kaivan saat ini sangat indah. Kaivan mendekat, dan langsung memberikan kecupan di kening Krysral. Detik selanjutnya, Kaivan memutuskan untuk segera membersihkan tubuhnya sebelum membaringkan tubuh di samping istri, dan anaknya itu.Saat Kaivan sudah berada di dalam kamar mandi, suara tangis Kenard terdengar. Krystal yang tadinya tengah tertidur pulas langsung terbangun karena suara tangis putranya itu.“Sayang…” Krystal buru-buru membuka kancing piyama, dan menyusui putra kecilnya itu. Hingga perlahan tangis Kenard pun sudah mereda. Pun Krystal hendak kembali memejamkan mata. Namun, tiba-tiba Krystal mendengar ada suara gemericik air dari dalam kamar mandi.“Kai sudah pulang,” gumam Krystal dengan
“Kaivan.”Suara lembut, dan hangat Jelita memanggil Kaivan yang menuruni tangga. Tampak senyuman di wajah Jelita terlukis begitu merekah manis melihat Kaivan di hadapannya. Wanita itu memberikan sebuah senyuman hangat yang menunjukan jelas ketulusannya. Namun tentu semua itu demi menarik perhatian Kaivan.Kaivan menatap dingin Jelita yang memanggilnya itu. Sepasang sorot mata Kaivan begitu tegas, pada aura wajah yang seperti tak memedulikan orang sekitar.“Ada apa?” tanya Kaivan datar, dan acuh.“Kaivan … aku minta maaf untuk kejadian kemarin. Sungguh, Kaivan … aku tidak bermaksud buruk. Kamu adalah suami dari sepupuku sendiri. Aku tidak mungkin bernait merusak rumah tanggamu, dan Krystal. Tadi malam aku terlalu lelah sampai ketiduran di mobil. Kalau ada yang aku lakukan padamu, itu pastu semuanya dalam bentuk ketidaksengajaan, Kaivan. Maafkan aku,” ujar Jelita yang terdengar seakan-akan tulus. Dia menatap Kaivan dengan tatapan penuh harap agar Kaivan mau memaafkannya.“Lupakan,” ucap